Pandangan Masyarakat Desa Cijurey tentang Pernikahan Melangkahi

fasaid yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal manusia tapi berlawanan dengan hukum Islam Abdul wahab khallaf, ilmu ushul fiqh, jakarta, majlis al-a’ala. 1972, h.89 hal tersebut dianggap telah mempersulit dan menentang salah satu perintah allah swt. Sebagaimana firman allah dalam surat Al-Hajj ayat 78 dan surat Al-Baqarah ayat 185. i ﺡ GQ J 79 , _- EE 3 |u 6 Artinya : “Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan ”. Q.S Al-Haj22:78 Q N7 F 7 Q F9 7 G7 PQ = 7lﺕ 7 Q] , P E 3 4us 6 Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ”. Q.S. Al-baqarah2:185

D. Pandangan Masyarakat Desa Cijurey tentang Pernikahan Melangkahi

Kakak Dalam perkembangannya, tradisi pernikahan melangkahi kakak kandung sudah mulai agak ditinggalkan, karena sudah tidak relevan lagi untuk diaplikasikan pada masa sekarang, hal ini bisa dilihat dari mulai adanya perbedaan pendapat dikalangan masyarakat Desa Cijurey, ada sebagian masyarakat yang masih setia dan menjalani tradisi tersebut, namun ada juga sebagian masyarakat yang tidak menghiraukan dan tetap melaksanakan pernikahan seperti biasa. Bagi mereka yang masih menjalani tradisi tersebut, para masyarakat itu masih sangat percaya apabila seorang kakak yang belum menikah harus dilangkahi menikah oleh sang adik, maka kehidupan sang kakak tidak akan bagus untuk kedepannya, baik untuk masalah jodoh ataupun karir, karena alasan itulah kadang ada orang tua yang tidak mengizinkan apabila ada anak yang lebih tua harus dilangkahi menikah oleh sang adik, terutama apabila sang kakak itu perempuan, mereka tidak akan mengizinkan sang adik untuk melakukan pernikahan kecuali sang adik dapat memberikan persyaratan yang diberikan oleh kakaknya, baik berupa barang ataupun uang. Sedangkan apabila sang adik belum bisa memberikan persyaratan dari sang kakak, maka hal tersebut kembali kepada kesepakatan antara sang kakak dan adiknya Sedangkan untuk yang tidak setuju atau sudah tidak mengikuti adat istiadat tersebut, apabila sang adik ingin menikah, maka orang tua ataupun sang kakak akan dengan senang hati menerima kabar baik tersebut. Menurut mereka hal tersebut jauh lebih baik daripada harus melarang sang adik menikah yang nantinya justru akan mendatangkan hal yang tidak baik untuk adiknya. Seperti contoh sang adik yang ingin melangsungkan pernikahan namun harus dilarang, maka imbasnya adalah, sang adik dapat melakukan zina ataupun kawin lari, oleh karenanya mereka akan dengan senang hati untuk mengizinkannya. 53

E. Analisis Penulis