25 tertentu serta hasil akhirnya tidak selalu berbentuk opini, melainkan dapat
pula berbentuk saran-saran atau management latter
3. Opini Audit
Menurut Petronela 2004:46, auditor sebagai pihak yang
independen dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Laporan
penting sekali dalam suatu audit karena laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan
yang diperolehnya. Petronela 2004:47, menyatakan bahwa opini audit diberikan oleh
auditor dalam beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Arens, Beaslly, Elder 2010:46, mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan
demikian, auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut IAI dalam SPAP 2001:150.1 dalam proses audit terdapat 3 standar yang harus dipenuhi dalam rangka menjalankan standar
profesionalnya yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, adapun penjelasan ketiga standar tersebut sebagai
berikut:
26 1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungn dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan mementukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. 3. Standar Pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
27 b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor. Menurut IAI 2001:110.1 dalam Standar Profesional Akuntan Publik
SPAP SA seksi 110, tujuan audit atas Laporan Keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran dalam semua hal yang material, posisi Keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Menurut IAI 2001:508.6 dalam Standar Profesional Akuntan Publik
SPAP SA Seksi 508; paragraph 10 Terkait dengan standar pelaporan, maka opini auditor opini audit merupakan tanggung jawab auditor dalam tahap
28 akhir pekerjaan audit. terdapat lima tipe opini auditor, yaitu pendapat wajar
tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan
pernyataan tidak memberikan pendapat. Adapun penjelasan dari kelima tipe opini auditor adalah sebagai berikut:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified . Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified dinyatakan bila menurut
pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan didalamnya tidak terdapat salah saji material yang akan mempengaruhi para pengguna dari laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan keuangan auditor bentuk baku unqualified withexplanatiry paragraph
. 3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified
Pendapat wajar dengan pengecualian qualified dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material. Posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia,
kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
29 Pendapat ini dinyatakan bila mana:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat
paragraph 22 s.d. 34. b. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak
menyatakan pendapat tidak wajar paragraph 35 s.d. 57. 4. Pendapat Tidak Wajar Adverse
Pendapat tidak wajar adverse dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer. Pernyataan tidak menyatkan pendapat disclaimer menyatakan bahwa
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau
tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan subtantif yang mendukung pernyataannya
tersebut. Dalam keadaan auditor menghadapi keraguan signifikan tentang
30 kelangsungan hidup entitas going concern issues auditor dapat tidak
memberikan pendapat. Dari beberapa pengertian mengenai opini audit, maka dapat
disimpulkan bahwa opini audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor dan pengeluaran opini harus didasarkan atas hasil temuan-temuan
auditor selama proses audit berlangsung, juga harus berdasarkan standar auditing.
B. Going concern
1. Pengertian going concern