72 bahwa mayoritas perusahaan yang menerima opini going concern
memiliki modal kerja negatif dan laba negatif.
4. Pertumbuhan Perusahaan
Pada variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan laba, baik pada perusahaan yang mengalami going concern
maupun yang non going concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba yang positif dari tahun ketahunnya dengan total 82 laporan keuangan.
Tabel 4.7 Tabel Frekuensi Pertumbuhan Laba
Keterangan Going
Concern Non Going
Concern Total
Pertumbuhan Laba Positif
14 68
82 57
Pertumbuhan Laba Negatif
25 38
63 43
Total
145 100
Sumber: data sekunder yang diolah
Peningkatan laba yang terlihat pada tabel diatas mengartikan bahwa faktor pertumbuhan laba pada perusahaan tidak mempengaruhi
pemberian opini going concern dan non going concern pada perusahaan oleh auditor. Pada perusahaan manufaktur, Pertumbuhan laba ditentukan
salah satunya oleh faktor penjualan yang dihasilkan perusahaan, dan penjualan pada perusahaan manufaktur adalah faktor yang dipengaruhi
oleh siklus, dianalogikan pada penjualan jas hujan atau payung yang meningkat pada musim hujan maka sebaliknya akan menurun pada musim
kemarau dan peningkatan penjualan sirup meningkat pada bulan ramadhan atau menjelang hari raya dan cenderung flat pada saat bukan bulan
73 ramadhan atau pada saat hari raya, sehingga peningkatan penjualan juga
akan meningkatkan laba perusahaan. Penyebab inilah yang tidak bisa dikatakan bahwa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan laba
negatif adalah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan atau dalam keadaan sehat dengan catatan bahwa perusahaan tidak dapat
menghasilkan cash flow positif yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasinya kedepan.
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan sampel. Berikut ini tabel yang menyajikan
statistik deskriptif ukuran perusahaan antara perusahaan yang menerima opini audit going concer dan non going concern.
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif
NGCAO Min
Max Mean
Std Deviasi X1
12 102
73.68 16.435
X2 1
.09 .294
X3 .0000
9.0000 .905660
1.5948029 X4
-13.0000 2.3426
2.2410 2.2751065
X5 23.0000
30.0000 2.7169
1.2147 Total
GCAO Min
Max Mean
Std Deviasi X1
33 91
79.69 11.197
X2 1
.92 .270
X3 -460000
9.0000 -2.0000
8.0262726 X4
-77.0000 641.0000
1.3820 103.8865454
X5 23.0000
30.0000 2.7307
1.489504 Total
Sumber: data sekunder yang diolah, 2011
74 Dalam tabel 4.8, variabel ukuran perusahaan X5 pada perusahaan
yang going concern memiliki nilai rata-rata 2.7307, sedangkan pada perusahaan yang non going concern memiliki nilai rata-rata 2.7169. hasil
ini sama dengan penelitian Ramadhany 2004 dan Santosa 2007 yang menyatakan bahwa nilai rata-rata perusahaan hampir sama sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang menerima opini going concern dan yang tidak menerima opini going concern secara rata-rata dapat
dikatakan sama.
C. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh audit lag, opini audit tahun
sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi α 5
persen 5.
2. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi