Spektrofotometri Ultra Violet Spektofotometri Infra Merah

b menutup plat dengan sepotong kaca menyemprot salah satu sisi dengan pereaksi semprot c menambahkan senyawa pembanding Hostettmann, 1995. Setelah pita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak maka senyawa yang tak berwarna dengan penjerap dikerok dari plat kaca. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran beberapa senyawa hingga diperoleh senyawa murni Gritter dkk, 1991.

2.7 Spektrofotometri Ultra Violet

Spektrofotometri ultra violet merupakan suatu teknik analisis yang berdasarkan atas pengukuran serapan suatu larutan yang dilalui radiasi monokromatis ultra ungu. Serapan molekul di daerah ultra violet bergantung kepada struktur elektronik dari molekul dan penyerapan sejumlah energi akan menyebabkan elektron pada tingkat dasar tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi Silverstein dkk, 1981. Panjang gelombang di dalam ultra violet biasanya dinyatakan dalam nanometer 1 nm = 10 -9 m. Spektrum serapan yabg lebih kecil dari 200 nm disebut spektrometri ultra violet jauh hampa udara. Bagian ultra violet ultra violet dekat dari spektrum elektromagnetik terentang dari 200-400 nm Silverstein dkk,1981. Beberapa istilah yang digunakan di dalam pembahasan spektrum elektronik meliputi: a kromofor, suatu gugus kovalen tidak jenuh yang bertanggung jawab untuk serapan elektronik sebagai contoh C=C, C=O,NO 2 . Universitas Sumatera Utara b Auksokrom, suatu gugus jenuh dengan elektron tidak terikat dimana bila tersubstitusi pada suatu kromofor, akan menyebabakan perubahan panjang gelombang dan intensitas serapansebagai contoh OH, NH 2 , dan Cl. c Geseran batokromik, geseran dari serapan ke panjang gelombang yang lebih panjang karena substitusi auksokrom atau pengaruh pelarut geseran merah. d Geseran hipsokromik, geseran dari serapan ke panjang gelombang yang lebih pendek karena hilangnya auksokrom atau pengaruh pelarut geseran biru. e Hiperkromik, suatu kenaikan dari intensitas serapan. f Hipokromik, suatu penurunan dari intensitas serapan Silverstein dkk, 1986. Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi sumber tenaga radiasi yang stabil, sistim yang terdiri atas lensa-lensa, cermin, celah-celah dan lain-lain, monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen-komponen panjang gelombang tunggal, tempat cuplikan yang transparan, dan detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter dan pencatat Sastrohamidjojo, 1991.

2.8 Spektofotometri Infra Merah

Pancaran infra merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnetik yang terletak diantara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya terbatas di antara 4000 cm -1 dan 666 cm -1 atau 2,5 – 15,0 μm Silverstein dkk, 1986. Bila sinar infra merah dilewatkan melalui cuplikan senyawa organik, maka sejumlah frekuensi diserap sedang frekuensi yang lain diteruskanditransmisikan Universitas Sumatera Utara tanpa diserap. Jika kita menggambarkan antara persen absorbansi atau persen transmitansi lawan frekuensi maka akan dihasilkan suatu spektrum infra merah Sastrohamidjojo, 1991. Cara menganalisis spektrofotometri infra merah perhatian dipusatkan pada penentuan ada atau tidaknya beberapa gugus fungsional utama seperti C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, C=N. Berikut ini langkah umum untuk menganalisis pita-pita yang penting 1. Gugus karbonil C=O Gugus C=O terdapat pada daerah 1820 – 1600 cm -1 5,6 – 6,1 μm. Puncak ini biasanya yang terkuat dengan lebar medium dalam spektrum. Serapan tersebut sangat karakteristik. Bila gugus C=O ada, ujilah gugus fungsi berikut a Asam dapat dilihat pada serapan melebar didekat 3400 – 2400 cm -1 biasanya tumpang tindih dengan C-H. b Amida adanya gugus NH Serapan medium didekat 3500 cm -1 2,85 μm kadang-kadang puncak rangkap c Ester adanya C-O Serapan kuat didekat 1300 – 1000 cm -1 7,7 – 10 μm. d Anhidrida mempunyai dua serapan C=O didekat 1810 dan 1760 cm -1 5,5 dan 5,7 μm. e Aldehida adanya CH aldehid Dua serapan lemah didekat 2850 dan 2750 cm -1 3,50 dan 3,65 μm, yaitu disebelah kanan serapan CH. Universitas Sumatera Utara f Keton bila kelima kemungkinan di atas tidak ada 2. Bila gugus C=O tidak ada maka ujilah gugus fungsi berikut a Alkohol OH dengan munculnya serapan melebar didekat 3600 sampai 3300 cm -1 2,6 – 3,0 μm. Pembuktian selanjutnya yaitu adanya serapan C-O didekat 1300-1000 cm -1 7,7- 10 μm. b Amida NH dengan munculnya serapan medium didekat 3500 cm -1 2,85 μm. c Eter dengan melihat serapan C-O serapan OH tidak ada didekat 1300 sampai 1000 cm -1 7,7- 10 μm. 3. Ikatan rangkap dua dan cincin aromatik a Ikatan rangkap dua C=C memiliki serapan lemah didekat 1650 cm -1 6,1 μm. b Serapan medium tinggi kuat pada daerah 1650 – 1450 cm -1 6,7 μm sering menunjukkan cincin aromatik. c Kemungkinan adanya gugus tersebut diatas dapat dibuktikan dengan memperhatikan serapan di daerah CH. Aromatik dan vinil CH terdapat di atas daerah 3000 cm -1 3,3 μm. Sedangkan CH alifatik terjadi dibawah daerah tersebut. 4. Ikatan rangkap tiga a Ikatan rangkap tiga C≡N memiliki serapan medium dan tajam didekat 2250 cm -1 4,5 μm. b Ikatan rangkap tiga C ≡C memiliki serapan lemah t api tajam di dekat 2150 cm -1 4,65 μm. Ujilah CH asetilenik didekat 3300 cm -1 3,30 μm. Universitas Sumatera Utara 5. Gugus nitro Adanya gugus nitro muncul dua serapan kuat pada 1600-1500 cm -1 6,25- 6,67 μm dan 1690-1300 cm -1 7,2- 7,7 μm. 6. Hidrokarbon a Bila keempat serapan gugus fungsi tersebut di atas tidak ada. b Serapan utama untuk CH didekat 3000 cm -1 3,3 μm c Spektrumnya sangat sangat sederhana, hanya terdapat serapan lain-lain didekat 1450 cm -1 6,90 μm dan 1375 cm -1 7,27 μm Sastrohamidjojo, 1991.

2.9 Spektrometri Massa