Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

3. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan menggunakan alat soxhlet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infundasi Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 o C selama 15 menit. 5. Dekok Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 o C semala 30 menit.

2.6 Kromatografi

Cara-cara kromatografi dapat dikelompokkan berdasarkan fase gerak dan fase diam yang digunakan Sastrohamidjojo, 1985 yaitu : 1. Fase gerak zat cair-fasa diam padat kromatografi serapan - Kromatografi lapis tipis 2. Fasa gerak gas-fasa diam padat - Kromatografi gas padat 3. Fasa gerak cair-fasa diam cair - Kromatografi kertas 4. Fasa gerak gas-fasa diam cair - Kromatografi gas cair

2.6.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi serapan dimana fasa diam berupa zat padat yang disebut adsorben penyerap dan fasa gerak berupa zat cair Universitas Sumatera Utara yang disebut larutan pengembang Gritter. dkk, 1991. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak. Setelah plat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok fasa gerak, pemisahan terjadi selama perambatan kapiler pengembangan. Selanjutnya, senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan dideteksi Stahl, 1985. Deteksi Terdapat berbagai kemungkinan untuk deteksi senyawa tanwarna pada kromatogram. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan di daerah UV gelombang pendek radiasi utama pada kira-kira 254 nm atau jika senyawa itu dapat dideteksi ke fluoresensi radiasi UV gelombang panjang 365 nm. Jika dengan kedua cara itu senyawa tidak dapat dideteksi, harus dicoba dengan reaksi kimia ; pertama tanpa dipanaskan, kemudian bila perlu dipanaskan. Deteksi biologi pada beberapa kasus dapat dilakukan Stahl, 1985. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapis tipis yang juga mempengaruhi harga Rf, yaitu : 1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan. 2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifasinya. Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga Rf, meskipun menggunakan fasa gerak yang sama. 3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap. 4. Pelarut derajat kemurnian fase gerak 5. Derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan yang dilakukan. 6. Teknik percobaan. Universitas Sumatera Utara 7. Jumlah cuplikan yang digunakan. 8. Suhu. 9. Kesetimbangan.

2.6.2 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi lapis tipis preparatif merupakan salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan yang paling murah dan menggunakan peralatan sederhana yaitu kromatografi lapis tipis preparatif KLTP. Ketebalan penyerap yang sering dipakai adalah 0,5-2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20x20 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Penyerap yang paling umum digunakan ialah silika gel dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofilik maupun campuran senyawa hidrofilik. Penotolan cuplikan dilakukan berupa pita dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut. Cuplikan ditotolkan berupa pita dengan jarak sesempit mungkin karena pemisahan bergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan pipet tetapi lebih baik dengan penotol otomatis. Pelarut yang baik untuk melarutkan cuplikan adalah pelarut yang atsiri heksan, diklormetan, etil asetat dan konsentrasi cuplikan harus sekitar 5-10. Kebanyakan penjerap KLTP mengandung indikator fluoresensi yang membantu mendeteksi kedudukan pita yang terpisah sepanjang senyawa yang dipisahkan menyerap sinar UV. Untuk senyawa yang tidak menyerap sinar UV, ada beberapa pilihan: a menyemprot dengan air misalnya saponin Universitas Sumatera Utara b menutup plat dengan sepotong kaca menyemprot salah satu sisi dengan pereaksi semprot c menambahkan senyawa pembanding Hostettmann, 1995. Setelah pita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak maka senyawa yang tak berwarna dengan penjerap dikerok dari plat kaca. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran beberapa senyawa hingga diperoleh senyawa murni Gritter dkk, 1991.

2.7 Spektrofotometri Ultra Violet