Stadium Pemeriksaan Klinis Payudara

24 2 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kiri dan kanan berhubungan dengan perubahan kulit, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan metastasis jauh. 3 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dapat berupa pemeriksaan radiodiagnostikimaging dilakukan untuk diagnostik dengan menggunakan USG ultrasonografi payudara dan mammografi dan untuk menentukan stadium dengan menggunakan foto thoraks, USG abdomen dan scan tulang. Selain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan histopatologik yang diambil melalui biopsy untuk tumor ≤ 2 cm maupun untuk tumor 2 cm dan Biopsi Jarum Halus BJAH.

2.6. Stadium

27 Menurut Portman , stadium kanker payudara terdiri dari : Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasiinfiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya otot. Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Stadium II : Sama dengan stadium I, hanya besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening KGB aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Stadium IIIA : Tumor sudah meluas dalam payudara 5-10 cm tapi masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain. Universitas Sumatera Utara 25 Stadium IIIB : Tumor sudah meluas dalam payudara 5-10 cm, melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan edema lebih dari 13 permukaan kulit payudara, ulserasi dan nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastatis jauh. Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain stadium I,II dan III, tetapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila, supraklavika dan metastatis lebih jauh lainnya. Dalam menilai tindakan bedah kuratif kita berpegang pada stadium klinik klasifikasi Portman yang disesuaikan dengan klasifikasi TNM dari AJCC, yaitu: PORTMAN TNM AJCC Stadium 0 : T 1a, N 0, M Stadium I : T 1a -b-c, N 0, M Stadium IIA : T 0-1 N 1, M T 2, N 0, M Stadium IIB : T 2, N 1, M T 3, N 0, M Stadium IIIA: T 1-2 N 2 M T 3 N 1-2 M Stadium IIIB: T 4, N 0-3, M T 1-4, N 2, M Stadium IV : Setiap T, setiap N dengan M 1. Universitas Sumatera Utara 26 2.7. Pencegahan Kanker Payudara 2.7.1 Pencegahan Primordial 2 Upaya ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan program berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi kesehatan yang ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.

2.7.2 Pencegahan Primer

19,20,24,28 Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko. Beberapa cara yang dilakukan adalah : a. Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker. b. Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis kanker, dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara. c. Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan feses. Universitas Sumatera Utara 27 d. Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati fitoestrogen. Estrogen nabati iini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker. e. Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan nitrit. Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogen aktif. f. Hindari alkohol dan rokok. g . Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi resiko terkena kanker payudara. h. Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya hidup yang sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan olahraga teratur. i. Hindari stress. Kaum perempuan harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudaranya. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang disebut SADARI atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh hormonal estrogen progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Langkah-langkah SADARI tersebut dapat dilakukan seperti pada gambar 2.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 28 Gambar 2.2 Langkah –langkah pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dengan 2 posisi yaitu: Posisi berdiri di depan cermin 1. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan, apakah ada kelainan pada kedua payudara 2. Kedua tangan diangkat ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan Pada kedua payudara atau puting. 3. Kedua tangan diletakakkan di pinggang. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau putting 4. Puting susu dipijat. Periksa, apakah ada cairan atau darah yang keluar. Universitas Sumatera Utara 29 Posisi berbaring. 1. Letakkan bantal di bawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan anda di atas kepala. 1.Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah putting atau gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk melakukan perubahan.

2.7.3 Pencegahan Sekunder

20 Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dini dapat dilakukan dengan : Universitas Sumatera Utara 30

a. Pemeriksaan Klinis Payudara

1 Mencari benjolan atau kelainan lainnya. Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkinsetelah menstruasi ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. 2 Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka. 3 Posisi tegak duduk. 4 Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi.

b. Inspeksi pandangan