Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2005-2008

SKRIPSI

Oleh :

DORI HANDAYANI H.S NIM. 041000136

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2005-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

DORI HANDAYANI H.S NIM. 041000136

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2005-2008

Yang telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh : DORI HANDAYANI H.S

NIM. 041000136

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada tanggal 18 Maret 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes

NIP. 130365296 NIP. 390009523

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Drs. Jemadi, M.kes

NIP. 130702002 NIP. 131996168

Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 131124053


(4)

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan pada perempuan terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2005 terdapat 12,3 % penderita kanker serviks yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dan lebih dari 70% penderita datang dalam stadium lanjut.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita kanker serviks dengan besar sampel yaitu 69 data diambil secara total sampling.

Proporsi sosiodemografi tertinggi : umur 45-55 tahun 58,0%; suku Batak 66,7%; agama Kristen Protestan 53,6%; ibu rumah tangga 61,0%; status kawin 97,2%; dan daerah tempat tinggal Kota Medan 53,6%. Umur rata-rata 49,58 tahun. Proporsi riwayat dan keadaan penderita tertinggi : Keluhan perdarahan pervaginam (sensitivitas) 84,1%; stadium klinik lanjut (IIB-IVB) 65,2%; penatalaksanaan medis Radioterapi 47,8%; lama rawatan rata-rata 7,87 hari dan pulang berobat jalan 63,8%. CFR tertinggi tahun 2008 20,0%. CFR berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi operasi+radioterapi 50,0%. Penderita meninggal dunia stadium awal 14,3% dengan penatalaksanaan operasi+radioterapi dan adanya komplikasi dengan penyakit lain.

Tidak ada perbedaan umur penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik (p=0,250); Tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik (p=0,568)

Perlunya dilakukan pemeriksaan tes Pap pada umur ≥45 tahun dan pemeriksaan sesegera mungkin pada keluhan perdarahan pervaginam atau perdarahan postkoital, pelayanan RS. lebih baik sehingga tidak ada pasien meninggal dunia pada stadium awal serta perlu anamnesa variabel pendidikan dan paritas penderita kanker serviks secara lengkap pada rekam medis.


(5)

ABSTRACT

Cervical cancer is one of the health problems in women, especially in developing countries including Indonesia. In 2005 there were 12,3% patient of cervical cancer hospitalized in Indonesia and more than 70% of them were at severe and late stage.

In order to know the characteristics of cervical cancer patients who are hospitalized in Elisabeth Hospital Medan, descriptive study has been done by using case series design. The population was all of cervical cancer patients and sample size were 69 patient, by total sampling.

Socio-demographically, the highest proportion: age 45-55 years 58,0%, Batak ethnic 66,7%, Christian 53,6%. The average age is 49,58 years. Based on medical history and condition, the highest proportion are: vaginal bleeding (sensitivity) 84,1%, severe stage (IIB-IVB) 65,2%, Radiotherapy 47,8%, average length of stay 7,87 days and discharged with routine controlling 63,8%. The highest CFR 20,0% in 2008. The highest CFR for combination of surgical procedure and radiotherapy 50,0%. Patient died at the early stage after taking surgical treatment + radiotherapy and had medical complication 14,3%.

There is no differences between age and clinical stage (p=0,250), there is no differences between average length of stay and clinical stage (p=0,568).

It is strongly recommended to take early detection or Pap’s smear test for women at age ≥45 years or if there is non-periodic vaginal bleeding or post-coital bleeding, Hospital is recommend to provide a better medical service so that no patient will die at the early stage of disease. Information regarding education and parity are strongly to be put in medical record.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dori Handayani Hipasmauli Siregar Tempat/Tanggal lahir : Sidoarjo, 17-04-1986

Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang

Alamat Rumah : Jln. Menteng VII Gg. Era Baru No.11-A Riwayat Pendidikan : 1. 1992-1998 SDN Bareng VIII Malang

2. 1998-2001 SLTPN 03 Sawahlunto 3. 2001-2004 SMAN 02 Sawahlunto

4. 2004-2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI dengan Judul KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2005-2008.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung penulisan Skripsi ini, yaitu:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku Dosen Penasehat Akademik dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga SKRIPSI ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen Epidemiologi FKM USU dan selaku Dosen Penguji yang telah memberi pengarahan dan masukan dalam penulisan SKRIPSI ini.

4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga SKRIPSI ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan pengarahan dalam penulisan SKRIPSI ini.

6. Bapak Direktur Balai Pelayanan Kesehatan RS St. Elisabeth Medan, Suster Kepala Bagian Rekam Medik beserta seluruh pegawai di bagian rekam medik


(8)

RS St. Elisabeth Medan yang telah memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

7. Bapak/ Ibu Dosen yang telah memberikan pengajaran selama penulis mengikuti proses perkuliahan di Fakultas Kesehtan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, beserta seluruh pegawai.

8. Orangtuaku tercinta (A Siregar dan H Simanungkalit) yang selalu mendoakan, mendidik, memberi motivasi dalam menyelesaikan penulisan SKRIPSI ini. 9. Saudara-saudaraku (Dona dan B’Doar) buat doa motivasi dan kasih

sayangnya.

10.Sahabat dan juga sebagai saudara-saudaraku KK “AGAPE” (K’ Judika, Lasma, Monica, Eka, Desy) buat doa, motivasi, kasih sayang dan kebersamaannya.

11.Teman-teman peminatan Epidemiologi (Imelda, Juminah, Rospida, Rahmi, Futry, B’Ginting, Heny, Gifani, Safrida, dll) buat kebersamaan dan motivasi. 12.Rekan-rekan mahasiswa FKM-USU angkatan 2004, buat kebersamaannnya

selama mengikuti pendidikan di FKM-USU.

13.Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu penulis dalam menyelesaikan SKRIPSI ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan SKRIPSI ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan SKRIPSI ini. Semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2009 Penulis


(9)

DAFTAR ISI Halaman Persetujuan

Abstrak

Daftar Riwayat Hidup

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 3

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum... ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus... .. 4

1.3.3. Manfaat Penelitian... .. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... .... 6

2.1. Definisi Kanker Serviks... .. 6

2.2. Epidemiologi Kanker Serviks... .. 6

2.2.1. Distribusi Kanker Serviks... .. 6

2.2.2. Faktor Determinan Terjadinya Kanker Serviks... .. 8

2.3. Gambaran Invasi Kanker Serviks... .... 12

2.3.1. Displasia Serviks... .... 12

2.3.2. Karsinoma Mikroinvasif……… ... 13

2.3.3. Karsinoma Skuamosa Invasif……… .... 13

2.4. Gejala Klinik……… ... 13

2.5. Stadium Klinik………. ... 14

2.6. Diagnosis Kanker Serviks……… ... 16

2.7. Faktor Prognosis……….. .... 18

2.8. Pencegahan Kanker Serviks………. ... 19

2.8.1. Pencegahan Primer………. ... 19

2.8.2. Pencegahan Sekunder……… .... 20

2.8.2.1. Early Diagnosis……… ... 20

2.8.2.2. Prompt Treatment………. ... 20

2.9.3. Pencegahan Tersier………. .. 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP………... ... 23

3.1. Kerangka Konsep………. ... 23

3.2. Definisi Operasional………. ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN……… .... 27

4.1. Jenis Penelitian……….. .. 27


(10)

4.3. Populasi dan Sampel………. .. 27

4.3.1. Populasi………... .. 27

4.3.2. Sampel……….…….... .. 27

4.4. Metode Pengumpulan Data……….……….. .. 28

4.5. Pengolahan dan Analisis Data……….……… 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Sosiodemografi... 29

5.1.1. Umur Rata-Rata... 31

5.2. Riwayat dan Keadaan Penderita... 31

5.2.1. Proporsi Keluhan Utama... 31

5.2.2. Proporsi Stadium Klinik... 32

5.2.3. Proporsi Penatalaksanaan Medis... 32

5.2.4. Lama Rawatan Rata-Rata... 33

5.2.5. Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang ... 34

5.2.6. CFR Penderita Kanker Serviks... 35

5.2.7. CFR Berdasarkan Penatalaksanaan Medis... 35

5.3. Analisa Statistik... 36

5.3.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik... 36

5.3.2. Pekerjaan Berdasarkan Stadium Kliinik... 37

5.3.3. Status Perkawinan Berdasarkan Stadium Klinik... 38

5.3.4. Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinik... ... 39

5.3.5. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik... 40

5.3.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik... 41

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinik... 41

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi Penderita Kanker Serviks... 43

6.1.1. Proporsi Umur... 43

6.1.2. Proporsi Suku... 44

6.1.3. Proporsi Agama... 45

6.1.4. Proporsi Pekerjaan... 46

6.1.5. Proporsi Status Perkawinan... 47

6.1.6. Proporsi Daerah Tempat Tinggal... 49

6.1.7. Umur Rata-Rata... 50

6.2. Riwayat dan Keadaan Penderita... 50

6.2.1. Keluhan Utama ... 50

6.2.2. Stadium Klinik... 51

6.2.3. Penatalaksanaan Medis... 53

6.2.4. Lama Rawatan Rata-Rata... 54

6.2.5. Keadaan Sewaktu Pulang ... 55

6.2.6. CFR Penderita Kanker Serviks Tahun 2005-2008... 56

6.3. Analisa Statistik... 57

6.3.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik... 57


(11)

6.3.3. Status Perkawinan Berdasarkan Stadium Klinik... 59

6.3.4. Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinik... 60

6.3.5. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik... 61

6.3.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik... 63

6.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Stadium Klinik... 64

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan... 65

7.2. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Pengolahan Statistik Lampiran 2 : Master Data Sekunder Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Sosiodemografi di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...29 Tabel 5.2. Umur Rata-Rata Penderita Kanker Serviks Rawat Inap di RS. Santa

Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...31 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Keluhan

Utama di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...32 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium

Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...32 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...33 Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Serviks Rawat Inap

Di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... ...33 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008....34 Tabel 5.8. CFR Penderita Kanker Serviks Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth

Medan Tahun 2005-2008...35 Tabel 5.9. CFR Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Rawat Inap di RS. Santa

Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...35 Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...36 Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...37 Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Status Perkawinan Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...38 Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Keluhan Utama Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 39


(13)

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...40 Tabel 5.15. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...41 Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Umur di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...43 Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Suku di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...44 Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Agama di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008... 45 Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Pekerjaan di RS.Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...46 Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Status Perkawinan di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...47 Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... ...49 Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Keluhan Utama di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...50 Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Stadiun Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008... 52 Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS. Santa Elisabeth Medan

Tahun 2005-2008...53 Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 55 Gambar 6.11. Diagram Bar CFR Penderita Kanker Serviks Rawat Inap di


(15)

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 57 Gambar 6.13. Diagram Bar Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Kanker Serviks

Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 58 Gambar 6.14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Perkawinan Penderita Kanker

Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 59 Gambar 6.15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keluhan Utama Penderita Kanker

Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...60 Gambar 6.16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita

Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 61 Gambar 6.17. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa

Elisabeth Medan Tahun 2005-2008... 63 Gambar 6.18. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita

Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008...64


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena masih banyak kasus belum terselesaikan, dilain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta penyakit-penyakit degeneratif.

Penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes melitus, penyakit paru kronik obstruktif di banyak negara, terutama di negara berkembang telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan Proportional Mortality Ratio (PMR) pada tahun 2020 PTM sebesar 73% dan insidens sebesar 60% di dunia.1

Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2002, di dunia kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara dari seluruh kanker yang terjadi pada perempuan. Insidens rate kanker serviks 16 per 100.000 perempuan dimana terdapat 493.243 kasus dengan proporsi 9,7% dari seluruh kasus kanker pada perempuan dan PMR 9,3% dari seluruh kematian akibat kanker pada perempuan. Insidens rate kanker payudara 38 per 100.000 perempuan dengan proporsi kejadian 22,7% dari seluruh kasus kanker pada perempuan dan PMR 14% dari seluruh kematian akibat kanker pada perempuan. 2


(17)

Di negara maju angka kejadian kanker serviks dapat ditekan dengan menemukan kelainan pada leher rahim, terutama pada tingkat prakanker (stadium 0) melalui deteksi dini secara aktif. Di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker terbanyak, salah satu alasan semakin meningkatnya temuan kanker tersebut disebabkan oleh tingginya cakupan deteksi dini atau skrinning.3

Di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 menurut data dari Departemen Kesehatan RI (2003), dengan insidens 100 per 100.000 penduduk per tahunnya.4 Tahun 2002 berdasarkan IARC insidens kanker di Indonesia yang tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara 23,3 per 100.000 perempuan, disusul kanker serviks uteri (leher rahim) 13,9 per 100.000 perempuan dan kanker kolon dan rektum 8,8 per 100.000 perempuan.2

Kanker serviks masih merupakan salah satu masalah utama kesehatan perempuan di Indonesia dimana terdapat 7.566 kematian akibat kanker serviks dengan Case Fatality Rate (CFR) 12,8%. Sebagian besar kasus kejadian dan kematian terjadi pada kelompok umur 45-54 tahun dengan Age Spesific death Rate (ASDR) 29,05 per 100.000 perempuan.2

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2005, jumlah kunjungan pasien kanker perempuan di instalasi rawat inap seluruh rumah sakit di Indonesia tertinggi adalah kanker payudara sebanyak 5.196 pasien (16,8%), kanker serviks uteri sebanyak 3.818 pasien (12,3%) dengan CFR masing-masing 7,06% dan 5,06%.1


(18)

Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais, pasien yang menderita kanker serviks yang datang ke Instalasi Radioterapi pada tahun 1995-2000 sebanyak 998 kasus dengan proporsi 30,2% dari sepuluh besar jenis kanker terbanyak yaitu 3269 kasus.5 Data Rumah sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2002 sekitar 70% penderita datang dalam stadium lanjut (IIB-IV) dan 30% dalam stadium dini.6

Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2004), kasus penyakit kanker yang ditemukan 8.182 kasus dan 2.780 diantaranya kanker serviks dengan proporsi 33,98%. Kasus tertinggi kanker serviks adalah di kota Semarang yaitu 1.416 kasus dengan proporsi 50,93% dari keseluruhan kanker Serviks di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Kebumen yaitu sebesar 473 kasus dengan proposi 17,01%.7

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Evi Irianti di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2003 ditemukan sebanyak 802 kasus kanker ginekologik selama periode tahun 1998-2002 dimana 421 kasus diantaranya didiagnosa kanker serviks dengan proporsi 52,5%.8 Di rumah sakit Santa Elisabeth Medan yang dilakukan oleh Betty Lawolo pada periode tahun 1998-2004 di ditemukan 1.672 penderita kanker dimana 195 kasus kanker serviks.9

Berdasarkan data di RS. Santa Elisabeth jumlah kasus penderita kanker serviks yang dirawat inap pada tahun 2005-2007 sebanyak 64 kasus. Dari uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita kanker serviks rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008.


(19)

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker serviks di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008 menurut sosio demografi yaitu : umur, suku, agama, pekerjaan penderita, status perkawinan, daerah tempat tinggal. b. Untuk Mengetahui umur rata-rata penderita kanker serviks di RS. Santa

Elisabeth Medan tahun 2005-2008.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker serviks di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008 menurut riwayat keadaan penderita yaitu : keluhan utama, stadium klinik, penatalaksanaan medis, keadaan sewaktu pulang.

d. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker serviks di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008.

e. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) penderita kanker serviks.

f. Untuk mengetahui Case Fatality Rate (CFR) penderita kanker serviks berdasarkan penatalaksanaan medis.


(20)

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan stadium klinik. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi pekerjaan berdasarkan stadium klinik. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi status perkawinan berdasarkan stadium

klinik.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi keluhan utama berdasarkan stadium klinik.

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik.

l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik.

m. Untuk mengetahui distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan stadium klinik.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dalam rangka meningkatkan fasilitas serta pelayanan bagi penderita kanker serviks yang berobat di RS. Santa Elisabeth.

1.4.2. Dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini.

1.4.3. Bagi peneliti menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Tahap awal munculnya kanker serviks dimulai dengan terjadinya mutasi sel secara bertahap, tetapi progresif dan akhirnya berkembang menjadi karsinoma yang dapat menyebar melalui pembuluh darah, pembuluh limfa, atau langsung ke organ vital lain seperti parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum.10

Kanker serviks tidak terjadi secara tiba-tiba. Bermula dari kelainan sel yang mengalami mutasi, lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Klasifikasi terbaru menggunakan nama Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS) yang dimulai dari NIS I (Displasia ringan), NIS II (Displasia sedang), NIS III (Displasi berat) dan akhirnya Karsinoma In-situ (KIS), baru kelainan tersebut berkembang menjadi Karsinoma Invasif. Tingkat NIS dan karsinoma In-situ disebut kelainan pra-kanker. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi Karsinoma In-situ berkisar 1-7 tahun, sedangkan dari Karsinoma In-situ menjadi kelainan Invasif berkisar 3-20 tahun.11

2.2. Epidemiologi Kanker Serviks

2.2.1. Distribusi Frekuensi Kanker Serviks

Pada perempuan angka kejadian akibat kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh


(22)

Globocan 2002, diperkirakan terdapat 493.243 kasus kanker serviks di dunia dengan CFR 55,45%.2 Beberapa wilayah dunia yang memiliki insidens tertinggi antara lain : Karibia 32,7 per 100.000 perempuan, Afrika bagian Selatan 30,2 per 100.000 perempuan, Amerika Selatan 26,9 per 100.000 perempuan, Melanesia 26,0 per 100.000 perempuan, Afrika Timur 25,7 per 100.000 perempuan, Amerika Tengah 24,4 per 100.000 perempuan. 12

Pada tahun 2003 insidens kanker serviks di Amerika sekitar 8,1 dari 100.000 perempuan dengan 11.820 kasus baru. Umur tersering yang didiagnosis sebagai kanker serviks adalah umur 47 tahun.13 Pada perempuan Asia yang memiliki insidens tertinggi untuk terjadinya kanker serviks adalah perempuan Kamboja 25,3 dari 100.000 perempuan dan India 26,2 dari 100.000 perempuan.12

Di Indonesia (2005), jumlah perempuan yang berumur 15-64 tahun adalah 65 juta dan prevalensi kanker serviks adalah 50 per 100.000 perempuan. Ini berarti jumlah penderita kanker serviks adalah sekitar 32.500 penderita. Dari sejumlah data diatas, penderita dengan stadium Ia sebanyak 7% atau 2.275, stadium Ib-IIa sebanyak 28% atau 9.100, dan stadium IIb-IV a sebanyak 65% atau 21.125 penderita.13

Berdasarkan penelitian Soeripto, dkk di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1970-1982) umur penderita antara 30-60 tahun dan terbanyak pada umur 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif sekitar 10 tahun, hanya 9% dari perempuan berumur kurang dari 35 tahun yang menunjukkan keganasan serviks uteri yang invasif pada saat didiagnosis, sedangkan 53% dari karsinoma in situ terdapat pada perempuan dibawah umur 35 tahun.14


(23)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwipoyono di rumah sakit kanker Dharmais (1993-1997) bila dilihat dari umur penderita, jenis sel adenokarsinoma lebih banyak didapatkan pada usia lebih muda dari 40 tahun, disusul dengan kelompok penderita berusia lebih dari 60 tahun, dan paling sedikit dijumpai pada kelompok usia 40-60 tahun. Jenis histopatologik skuamos karsinoma kejadiannya meningkat sesuai dengan makin tingginya stadium. Penderita kanker serviks terbanyak adalah dalam kelompok umur 40-60 tahun untuk kedua jenis histopatologik tersebut.15

2.2.2. Faktor Determinan terjadinya kanker serviks a. Umur

Menurut Synder dkk (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah hubungan seks terjadi. Selang waktu antara seks pertama dengan menemukan NIS adalah 2-33 tahun, untuk NIS 1 selang waktu rata-rata ialah 12,2 tahun, NIS 2 13,9 tahun, dan NIS 3 11,7 tahun. Menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975) menyebutkan NIS akan berkembang dengan bertambahnya usia. Sehingga NIS pada usia lebih dari 50 tahun sudah sedikit, sedangkan kanker infiltratif meningkat dua kali. Menurut Herbeck GM (1977) melaporkan bahwa NIS lebih cenderung pada usia kurang dari 30 tahun.16

b. Perilaku Seksual

Berdasarkan beberapa hasil penelitian dengan desain kasus kontrol yang dikutip oleh Azis (1985) Risiko meningkat (OR=1,7) bila berhubungan seks ≥ 2 pasangan seksual.17 Menurut Marrow CP, Curtin JP, Townsend DE yang dikutip oleh Rasjidi, laki-laki yang mengidap penyakit Kondiloma akuminatum atau memiliki


(24)

genital warts memiliki resiko relatif 3,2 kali menyebabkan pada pasangan seksual mengidap kanker serviks dibandingkan dengan tidak ada genital warts .18

c. Merokok

Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret maupun yang dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic amine yang sangat karsinogen dan mutagen, sedangkan bila dikunyah ia menghasilkan nitrosamines. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada getah serviks perempuan perokok dan dapat menjadi kokarsinogenik infeksi virus. Zat-zat tersebut bahkan dapat menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga mengakibatkan neoplasma serviks.18

Menurut Castle, dkk menemukan perempuan dengan Human Papilloma Virus (HPV) Positive yang merokok sekurangnya satu pak per hari diperkirakan 4 kali beresiko kanker serviks dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.19

d. Perubahan Sistem Imun

Perubahan sistem imun dihubungkan dengan meningkatnya risiko terjadinya karsinoma serviks invasif. Hal ini dihubungkan dengan penderita yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) meningkatkan angka kejadian kanker serviks prainvasif dan invasif.18

Menurut United State Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perbandingan perempuan penderita AIDS beresiko 5 kali terkena kanker serviks, dengan pertambahan resiko dari waktu ke waktu dibandingkan dengan perempuan tanpa menderita AIDS.19


(25)

e. Infeksi Virus

Dua virus diduga berperan sebagai infectious agent kanker serviks: i. Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2)

Antibodi HSV-2 ada dengan persentase tinggi pada pasien karsinoma serviks bila dibandingkan dengan kontrol. Namun insidensi karsinoma serviks pada pasien yang terinfeksi virus HSV-2 adalah rendah, menunjukan bahwa potensi karsinogenik virus tersebut tidak besar. Jika virus HSV-2 terlibat, virus tersebut dianggap hanya memainkan peran pendorong minor.20

ii. Human Papilloma Virus (HPV)

HPV termasuk golongan Papovavirus yang merupakan virus DNA yang dapat bersifat memicu terjadinya perubahan genetik. Setelah terjadi infeksi HPV pertama, perkembangan ke arah kanker serviks bergantung pada jenis HPV-nya. HPV resiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut lesi pra-kanker. Tipe HPV beresiko rendah (tipe 6 dan 11) hampir tidak beresiko menjadi kanker serviks, tetapi dapat menimbulkan genital warts dan sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh. Infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe-tipe HPV yang beresiko tinggi seperti tipe-tipe 16 atau 18 akan mengarah pada kanker serviks. Data yang diperoleh RS. dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang dikutip oleh Rasjidi menunjukkan bahwa HPV 16 hampir sama banyak dengan jenis HPV 18 pada kanker serviks yaitu untuk HPV 16 sebesar 41,9% dan untuk HPV 18 sebesar 37,8%.13


(26)

f. Umur pertama kali melakukan aktivitas seksual

Umur pertama kali melakukan hubungan seksual yang relatif muda (dibawah 20 tahun), dikatakan bahwa pada umur muda epitel serviks uteri belum bisa menerima rangsangan spermatozoa. Makin muda umur pertama kali melakukan hubungan seksual, maka makin tinggi resiko mendapatkan serviks uteri (patogonek). Menurut Rotkin (1973), NIS cenderung timbul jika usia pertama kali melakukan hubungan seksual kurang dari 17 tahun sedangkan Luthra dkk (1976), Pauli (1978), dan Lambert dkk (1979) resiko tinggi jika melakukan hubungan seksual saat usia kurang dari 19 tahun.16

Hasil penelitian Surbakti di Rumah Sakit Pirngadi Medan (2003) dengan rancangan kasus kontrol menunjukkan ada hubungan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95% pada variabel umur pertama kali melakukan hubungan seksual kurang dari 20 tahun dengan OR = 4,375.21

g. Tingkat Pendidikan

Antara tingkat pendidikan dengan NIS terdapat korelasi yang kuat. NIS cenderung lebih banyak timbul pada wanita yang tidak berpendidikan dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan (88,9% dibanding 55,9%). Biasanya tinggi rendahnya pendidikan berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kehidupan seksual dan kebersihan.16

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anna di RS. Kanker Dharmais sebagian besar penderita berpendidikan sedang (sampai 9 tahun) sebesar 46,7 % disusul dengan penderita yang tidak pernah duduk di bangku sekolah sebesar 18,5% dan yang berpendidikan >12 tahun (tamat SLTA) hanya 7,6 %.22


(27)

h. Sosial Ekonomi

Menurut Luthra dkk., dan Lambert dkk. Tingkat sosial ekonomi lemah merupakan faktor yang mempengaruhi timbulnya NIS. Pada tingkat sosial ekonomi lemah, hubungan seks pertama biasanya terjadi usia yang lebih muda dan pergantian pasangan meningkat pula.16

i. Jumlah Paritas

Dalam berbagai penelitian jumlah paritas dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Mekanisme dasar yang menghubungkannya antara lain trauma pada serviks yakni trauma yang terjadi karena persalinan yang berulang kali, perubahan hormonal akibat kehamilan, adanya infeksi dan iritasi menahun.11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lawolo di RS. Santa Elisabeth (1998-2004) penderita yang paling banyak adalah yang mempunyai anak (paritas) 3-5 orang, kemudian disusul dengan yang mempunyai anak > 5 orang dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai anak ≤ 2 anak.9

j. Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko kanker serviks 1,5-2,5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari empat tahun.11 WHO melaporkan risiko relatif sebesar 1,2 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.23 2.3. Gambaran Invasi Kanker Serviks

2.3.1 Displasia Serviks

Sebagian besar kanker serviks terjadi pada epitel skuamosa bertingkat yang menunjukan perubahan prakanker. Displasia diketahui dengan adanya kelainan sitologik pada apusan serviks dan dipastikan melalui biopsi serviks. Perubahan


(28)

sitologik meliputi peningkatan ukuran inti, peningkatan rasio inti sitoplasma, hiperkromatisme, penyebaran kromatin abnornal, dan kelainan membran inti.

Luas perubahan ini memungkinkan klasifikasi (dalam urutan peningkatan keparahan) sebagai displasia ringan, sedang, berat, dan karsinoma in-situ. Displasia merupakan lesi yang dapat pulih kembali, tetapi semakin berat derajat displasianya semakin sedikit kecendrungan pulih. Rentang waktu untuk perkembangan displasia bervariasi. Median waktu timbulnya karsinoma adalah 7 tahun untuk displasia ringan dan 1 tahun untuk displasia berat.

Istilah neoplasia intraepitel serviks (cervical intraephitelial neoplasia, CIN) sering disebut digunakan dan memiliki denotasi yang sama dengan displasia. CIN I setara dengan minimal, CIN II dengan displasia sedang, dan CIN III dengan displasia berat dan karsinoma in-situ.20

2.3.2. Karsinoma Mikroinvasif

Karsinoma mikroinvasif serviks didefinisikan sebagai karsinoma serviks dengan kedalaman invasi total kurang dari 5 mm dari membran basal.20 Merupakan diagnosis dari stadium Ia1 atau Ia2 hanya bisa ditegakkan berdasarkan biopsi konus dengan batas negatif.18

2.3.3. Karsinoma Skuamosa Invasif

Karsinoma Invasif didefinisikan karsinoma yang menginfiltrasi hingga kedalaman lebih dari 5 mm dari membran basal. Hal tersebut paling sering terjadi pada kelompok usia 30 tahun sampai 50 tahun. Karsinoma serviks invasif bermanisfestasi sebagai uterus abnormal seperti perdarahan menstruasi hebat dan iregular atau perdarahan pascamenopause) atau sekret vagina.20


(29)

2.4. Gejala Klinik

Pada stadium dini, kanker leher rahim sering tidak menunjukkan tanda-tanda yang khas atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga sulit diketahui.24 Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama atau disebut sebagai perdarahan kontak merupakan gejala kanker serviks.

Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih sering terjadi, juga di luar senggama (perdarahan spontan). Perdarahan spontan umumya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut ( II atau III). Pada wanita usia lanjut yang sudah mati haid (menopause) dapat terjadi perdarahan spontan saat defekasi, adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi, perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma serviks lanjut, bau busuk yang khas juga memperkuat dugaan adanya karsinoma.

Timbulnya gejala kekurangan darah (anemia) sebagai akibat perdarahan pervaginam yang berulang, kemudian rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. Gejala lain yang dapat timbul ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum tingkat akhir, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal (Chronic Renal Failure=CRF) akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih yang menyebabkan obstruksi total.14

2.5. Stadium Klinik25

Stadium klinik kanker serviks dijabarkan sesuai dengan pembagian menurut (Federation International of Gynecology) FIGO 1995 sebagai berikut:


(30)

Stadium 0 : Displasia II-III, Neoplasma Intraepitel tanpa invasi membran basal

Stadium I : Karsinoma terbatas pada daerah serviks uteri

Stadium I.A : Mikro invasi membran basal tidak lebih dari 5.0 mm lebarnya kurang dari 7.0 mm. Lebih dari ini tergolong stadium I.B

Stadium I.A.1 : Mikro invasi kurang dari 5.00 mm dalam lebar kurang dari 7.0 mm

Stadium I.A.2 : Invasi ke dalam antara 3.0-5.0 mm dan lebar kurang dari 7.0 mm. Invasi ke pembuluh darah atau kelenjar limfe, tidak dimasukkan ke dalam stadium tetapi akan mempengaruhi terapi yang akan direncanakan

Stadium I.B : Perlukaan pada serviks uteri lebih dari ketetapan I.A

Stadium I.B.1 : Perlukaan menurut gambaran klinik tidak lebih dari 4.0 mm Stadium I.B.2 : Perlukaan menurut gambaran klinik lebih dari 4.0 mm

Stadium II : Karsinoma telah menyebar- meluas di luar serviks uteri, tetapi belum mencapai dinding pelvis. Menyebar ke vagina, tetapi hanya 1/3 bagian atas

Stadium II.A : Tidak nyata menyebar ke parametrium Stadium II.B : Nyata menyebar ke parametrium

Stadium III : Karsinoma telah menyebar ke dinding pelvis. Pada pemeriksaan rektal tidak terdapat FCS. Penyebaran perkontinuitatum telah mencapai vagina bagian bawah. Kemungkinan terdapat hidroneprosis


(31)

Stadium III.A : Tidak terjadi penyebaran ke dinding pelvis

Stadium III.B : Menyebar ke dinding pelvis disertai hidronefrosis atau sudah ada kegagalan ginjal

Stadium IV : Penyebaran di luar pelvis minor. Menyebar atau mengenai mukosa rektum dan vesika urinaria. Terdapat edema karena gangguan sirkulasi

Stadium IV.A : Menyebar ke organ sekitarnya di pelvis minor

Stadium IV.B : Terjadi metastase jauh pada organ, di luar pelvis minor. 2.6. Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks pada stadium lanjut tidak begitu sulit dibandingkan dengan mendiagnosis tingkat yang lebih awal seperti tingkat pra-invasif. Diagnosis dini merupakan langkah awal, paling depan, paling penting dalam pencegahan kanker.26

Beberapa upaya diagnosis kanker serviks antara lain: 2.6.1 Tes Pap-Smear (Papaniculou Smear)

Tes Pap merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya sel yang tidak normal pada serviks sedini mungkin. Pemeriksaan ini sederhana, cepat dan tidak sakit.26 Pap-smear tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu dilakukan secara berkala. American College of Obstetrician and Gynecologists (ACOG), American Cancer Society (ACS) dan US Preventive Task Force (USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa wanita seharusnya melakukan tes Pap untuk skrining kanker mulut rahim saat 3 tahun pertama dimulainya aktivitas seksual atau saat usia 21 tahun.13


(32)

2.6.2. Anamnesa

Bertujuan untuk mencari faktor predisposisi dan keluhan penderita. Keputihan dan perdarahan abnormal pervaginam merupakan keluhan utama pasien yang dicurigai menderita kanker serviks invasif.18

2.6.3. Pemeriksaan fisik

Termasuk pemeriksaan ginekologis dan pemeriksaan kelenjar inguinal.18 2.6.4. Pemeriksaan penunjang

Seperti foto thoraks, BNO-IVP, sistoskopi, rektoskopi, Computed Tomography (CT)-scan optional, MRI, serta bone survei terutama jika menentukan jauhnya metastase.18

2.6.5. Biopsi14

Agar hasil pemeriksaan histologik memuaskan, biopsi harus terarah (target biopsy). Biopsi dilakukan dengan memindahkan sedikit jaringan serviks dibawah pengawasan seorang kolposkop.

2.6.6. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)27

Pemeriksaan IVA dilakukan dengan cara mengolesi serviks dengan cairan asam cuka menggunakan kapas, untuk melihat apakah ada kelainan di daerah tersebut. Hasil pemeriksaan dapat dilihat dalam waktu lebih kurang 1 menit setelah pengolesan. Adanya bercak putih yang disebut aceto white epithelium (WE) disimpulkan bahwa tes IVA positif sedangkan jika tidak terjadi perubaan tes IVA negatif .

Keuntungan pemeriksaan IVA antara lain: Sederhana, artinya cukup dengan hanya mengoleskan asam cuka pada leher rahim lalu mengamati perubahannya, lesi prakanker dapat dideteksi bila terlihat bercak putih. Murah, karena hanya


(33)

memerlukan biaya ± Rp.5000,-/pasien. Nyaman, karena prosedurnya tidak rumit, tidak memerlukan persiapan, dan tidak menyakitkan. Praktis, artinya dapat dilakukan dimana saja, tidak memerlukan sarana khusus, cukup tempat tidur sederhana yang representatif, spekulum dan lampu. Mudah, karena dapat dilakukan oleh bidan dan perawat yang terlatih.

2.6.7. Kolposkopi14

Kolposkopi terdiri atas dua alat pembesar optik (loupe) yang ditempatkan pada penyangga (standard) yang terbuat dari besi. Penerangan diperoleh dari lampu khusus, diikutsertakan dengan kolposkop.

Keuntungan alat ini ialah pemeriksa dapat melihat binokular lebih jelas, dapat mempelajari porsio dan epitelnya lebih baik serta terperinci, sehingga displasia dan karsinoma, baik yang insitu maupun yang invasif dapat dikenali. Sekarang alat ini banyak dipakai dan kegunaanya telah diakui. Namun untuk cara pemeriksaan ini, diperlukan pengalaman dan keahlian.

2.7. Faktor Prognosis18

Ketahanan hidup penderita pada kanker serviks stadium awal setelah histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis bergantung pada beberapa faktor berikut ini:

2.7.1. Status Kelenjar Getah Bening (KGB)

Penderita tanpa metastase ke KGB, 5- year survival rate (5-YSR)-nya adalah 85-90%. Bila didapatkan metastaseke KGB maka 5-YSR antara 20-74% bergantung pada jumlah, lokasi ukuran metastase.


(34)

2.7.2. Ukuran Tumor

Penderita dengan ukuran tumor <2 cm angka survivalnya menjadi 60%. Bila tumor primer >4 cm angka survival turun menjadi 40%. Analisis dari Gynecologic Oncology Group (GOG) terhadap 645 penderita menunjukan 94,6% tiga tahun bebas kanker untuk lesi yang tersembunyi. 85,5% untuk tumor <3cm, dan 68,4% bila tumor >3 cm.

2.7.3. Invasi ke jaringan parametrium

Penderita dengan invasi kanker ke parametrium memiliki 5-YSR 69% dibandingkan tanpa invasi. Bila invasi disertai KGB yang positif maka 5-YSR turun menjadi 39-42%.

2.7.4. Kedalaman invasi

Invasi <1 cm memiliki 5-YSR sekitar 90% dan akan turun menjadi 63-78% bila >1 cm.

2.7.5. Ada tidaknya invasi ke lymph-vascular space

Invasi ke lymph-vascular space sebagai faktor prognosis masih menjadi kontroversi. Beberapa laporan menyebutkan 50-70% 5-YSR bila didapatkan invasi ke lymph-vascular space dan 90% 5-YSR bila invasi tidak didapatkan.

2.8. Pencegahan kanker serviks 2.8.1. Pencegahan primer

Pencegahan primer kanker serviks merupakan langkah awal yang dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko yang dapat dilakukan antara lain dengan promosi kesehatan, memberikan pendidikan kesehatan meliputi memperkenalkan gejala dalam stadium dini, pendekatan melalui komunikasi informasi dan edukasi


(35)

(KIE) sehingga bila dijumpai gejala dapat konsultasi secepatnya.26 Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin, menghindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks, menghindari kebiasaan merokok.11

Upaya pencegahan khusus berhubungan yang dengan kanker serviks dapat dilakukan dengan memberikan vaksin HPV pada wanita usia 9-26 tahun dan memilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat memberikan perlindungan terhadap kanker serviks.4, 12

2.8.2. Pencegahan Sekunder (Early Diagnosis and Prompt Treatment) a. Early Diagnosis13

Pencegahan sekunder atau deteksi dini memiliki arti yang sama dengan skrining, yaitu pemeriksaan atau tes yang dilakukan pada orang yang belum menunjukan adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau masih berada pada stadium praklinik.

Program pemeriksaan skrinning yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO):

i. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.

ii. Kalau fasilitas tesedia lebih, lakukan tiap 5 atau 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.

iii. Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. Penurunan mortalitas kanker serviks di negara berkembang/maju tidak terlepas dari tes Pap. Meskipun sukses, tes Pap mempunyai keterbatasan yaitu sensitivitas untuk mendeteksi NIS dan kanker serviks invasif sebesar 51 %


(36)

dan spesifisitas 98%. Negatif palsu yang besar ini 1/3 karena kesalahan interpretasi dan 2/3 karena kesalahan sampel dan koleksi slide yang buruk. b. Prompt Treatment

i. Krioterapi16

Krioterapi ialah cara penanganan dengan menurunkan suhu leher rahim sampai jauh di bawah 0 derajat Celcius. Dilakukan dengan menyemprotkan cairan N2O yang beku ke bagian leher rahim yang hasil IVAnya abnormal. Setelah itu leher rahim yang tidak sehat tersebut akan luruh (rontok), sehingga leher rahim akan pulih dan sehat kembali.

ii. Operasi25

Operasi dilakukan bila ditemukan pada stadium dini, operasi merupakan pilihan utama dengan beberapa alasan, antara lain : dapat mengambil secara keseluruhan jaringan karsinoma, pengobatan tambahan radiasi dan kemoterapi dapat lebih efektif.

iii. Radiasi25

Radiasi sebagai pengobatan karsinoma dipergunakan sejak tahun 1903, merupakan suatu cara pengobatan dengan menggunakan sinar pengion yang bertujuan untuk merusak sel-sel abnormal tanpa menimbulkan kerusakan atau gangguan yang berat dan irreversibel pada jaringan sehat sekitarnya. Radiasi yang dapat diberikan adalah:

1. Internal radiasi, terapi radiasi ini dilakukan pada stadium II-III, diberikan dua kali sebanyak 4.000 rad dengan interval selama dua minggu, diikuti dengan eksternal radiasi.


(37)

2. Radiasi pada korpus karsinoma, pemberiannya cukup satu kali 4.000 rad dengan tujuan menimbulkan perdarahan saat operasi dan membunuh kemungkinan metastase yang sedang berada di pembuluh darah.

iv. Kemoterapi25

Kemoterapi tidak dapat membedakan mana sel karsinoma atau mana sel normal yang mempunyai pertumbuhan cepat sehingga akan terkena pengaruhnya dan menimbulkan komplikasi. Komplikasi kemoterapi antara lain : rambut rontok, gangguan fungsi liver dan ginjal, serta gangguan pembetukan darah dan fungsinya.

2.8.3. Pencegahan tersier

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kualitas hidup orang yang sudah positif menderita kanker serviks.28 Caranya dengan memberikan gizi yang baik serta dukungan dari keluarga maupun pihak-pihak profesional (dokter, psikolog). Sedangkan terapi yang dapat dilakukan adalah terapi paliatif yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup. Terapi paliatif mencakup cara mengurangi gejala stress atau masalah psikososial yang dialami pasien.Terapi ini tidak hanya tergantung pada pasien, tetapi melibatkan dukungan keluarga, lingkungan, serta ahli medis.29


(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

Karakteristik Penderita Kanker Serviks : 1. Sosio demografi yaitu :

Umur

Suku Agama Pekerjaan

Status Perkawinan Daerah Tempat Tinggal

Umur Rata-Rata

2. Riwayat Keadaan Penderita Keluhan Utama

Stadium Klinik

Penatalaksanan Medis Lama rawatan rata-rata

Keadaan sewaktu pulang 3. Case Fatality Rate (CFR)

3.2. Definisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka disusun suatu definisi operasional sebagai berikut:

3.2.1. Penderita kanker serviks adalah pasien yang berobat ke RS.Santa Elisabeth Medan yang berdasarkan diagnosa dokter dinyatakan menderita kanker serviks seperti yang tercatat di rekam medis dan telah dirawat inap pada tahun 2005-2008.

3.2.2. Umur adalah usia penderita kanker serviks yang dirawat inap sesuai yang tertulis pada rekam medis tahun 2005-2008, yang dikategorikan menjadi :


(39)

1. 33-44 tahun 2. 45-55 tahun 3. >55 tahun

3.2.3. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita kanker serviks yang dirawat inap sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis tahun 2005-2008. Pada saat pengelolaan dan analisis data akan dikategorikan menjadi : 1. Batak (Toba, Karo)

2. Jawa 3. Tionghoa

4. Lain-lain (Minang dan Tamil)

3.2.4. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker serviks, yang tetulis di rekam medis tahun2005-2008, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Hindu

5. Budha

3.2.5. Pekerjaan adalah pekerjaan penderita kanker serviks yang dirawat inap sesuai dengan yang tertulis di rekam medis pada tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi :

1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta

3. Pegawai swasta

4. Pegawai Negeri Sipil/PNS 5. Petani

3.2.6. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita kanker serviks sesuai dengan yang tertulis di rekam medis tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi :


(40)

1. Kawin 2. Tidak kawin 3. Janda

3.2.7. Daerah tempat tinggal adalah tempat dimana penderita kanker serviks yang dirawat inap tinggal sesuai dengan yang tertulis di rekam medis pada tahun 2005-2008, yang dikategorikan :

1. Medan 2. Luar Medan

3.2.8. Umur Rata-rata adalah jumlah umur penderita kanker serviks yang dibagi kemudian di rata-ratakan sesuai dengan yang tertulis di rekam medis rawat inap di RS.Santa Elisabeth Medan pada tahun 2005-2008.

3.2.9. keluhan utama adalah jenis keluhan yang dirasakan oleh penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth sesuai dengan yang tertulis di rekam medis pada tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi :

1. Perdarahan pervaginam 2. Nyeri perut bagian bawah 3. Keputihan

4. Nyeri perut bagian bawah + Perdarahan pervaginam 5. Keputihan + Perdarahan pervaginam

6. Perdarahan pervaginam+nyeri perut bagian bawah+Keputihan Pada saat pengelolaan dan analisis data akan dikategorikan menjadi: 1. Perdarahan Pervaginam

2. Nyeri Perut Bagian Bawah 3. Keputihan

3.2.10. Stadium klinik adalah tingkat keganasan penderita kanker serviks berdasarkan hasil diagnosa dokter sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pada tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi : 17 23


(41)

1. Awal (stadium 0-stadium IIA) 2. Lanjut (stadium IIB-stadium IVB)

3.2.11.Penatalaksanaan medis adalah upaya yang dilakukan pada penderita kanker serviks saat dirawat inap sesuai dengan yang tertulis pada di rekam medis pada tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi :

1. Operasi 2. Radioterapi 3. Kemoterapi

4. Operasi+radioterapi

5. Lain-lain (pemberian obat-obatan, pemeriksaan biopsi, penolakan tindakan medis, pemberian infus,perawatan ICU)

3.2.12.Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari rawatan penderita kanker serviks yang dibagi kemudian dicari rata-ratanya sesuai yang tercatat pada kartu status di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2005-2008 Medan.

3.2.13.Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita kanker serviks yang di rawat inap sesuai dengan yang di rekam medis pada tahun 2005-2008 yang dikategorikan menjadi :

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 3. Meninggal dunia (MD)

3.2.14. Case Fatality Rate (CFR) penderita kanker serviks adalah angka atau proporsi kefatalan akibat kanker serviks yang diperoleh dari hasil bagi antara jumlah kematian akibat kanker serviks dengan jumlah penderita kanker serviks dalam periode waktu yang sama (tahun) dikali 100%.


(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan case-series. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan pertimbangan rumah sakit tersebut tersedia data penderita kanker serviks, diberi izin oleh pihak rumah sakit dan belum pernah ada dilakukan penelitian pada tahun 2005-2008.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai Maret 2009, dimulai dari survei pendahuluan, bimbingan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, bimbingan skripsi serta ujian skripsi.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh data penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth dari tahun 2005-2008 yang berjumlah 69 penderita

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah data penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS. Santa Elisabeth pada tahun 2005-2008, besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).


(43)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008. 4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer. Data univariat dianalisis dengan deskriptif dan data bivariat dianalisa dengan uji chi-Square dan uji t-test. Disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram batang garis dan diagram pie.


(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Sosiodemografi

Hasil penelitian karakteristik penderita kanker serviks rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, diperoleh sosiodemografi adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Sosiodemografi di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

No. Sosiodemografi f %

1. Umur (Tahun) 33-44 45-55 >55 18 40 11 26.1 58.0 15.9

Total 69 100

2 Suku

Batak (Toba, Karo) Jawa

Tionghoa

Lain-lain (Mandailing, Tamil)

46 16 5 2 66.7 23.2 7.2 2.9

Total 69 100

3 Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha 17 37 9 1 5 24.6 53.6 13.1 1.5 7.2

Total 69 100

4 Pekerjaan

Ibu rumah tangga Wiraswata Pegawai swasta

Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan Petani 42 11 5 6 5 61.0 15.9 7.2 8.7 7.2

Total 69 100

6 Status Perkawinan Kawin Tidak kawin Janda 67 1 1 97.2 1.4 1.4

Total 69 100

5 Daerah Tempat Tinggal Medan Luar Medan 37 32 53.6 46.4


(45)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa berdasarkan sosiodemografi yaitu umur proporsi tertinggi penderita kanker serviks adalah kelompok umur 45-55 tahun yaitu 58,0%, umur 33-44 tahun 26,1% dan proporsi terendah adalah kelompok umur >55 tahun 26,1%.

Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Batak 66,7%, diikuti suku Jawa 23,2%, Tionghoa 7,2%, lain-lain (Minang dan Tamil) 2,9%. Berdasarkan agama proporsi tertinggi adalah beragama Kristen Protestan 53,6%, agama Islam 24,6%, agama Kristen Katolik 13,1%, agama Budha 7,2% dan agama Hindu 1,5%.

Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi bekerja sebagai ibu rumah tangga 61,0%, diikuti pekerjaan wiraswata 15,9%, pegawai swasta dan petani masing-masing 7,2%, Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan sebesar 8,7% sedangkan proporsi terendah bekerja sebagai petani 7,2%. Berdasarkan status perkawinan, proporsi tertinggi adalah status kawin 97,2%, status tidak kawin dan janda masing-masing dengan proporsi 1,4%.

Berdasarkan daerah tempat tinggal penderita, proporsi tertinggi berasal dari Kota Medan yaitu 53,6%, sedangkan dari luar Kota Medan 46,4%. Berdasarkan tingkat pendidikan, umur pertama kali kawin dan paritas tidak tercatat pada kartu status.


(46)

5.2.1. Umur Rata-Rata

Umur rata-rata penderita kanker serviks di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2. Umur Rata-Rata Penderita Kanker Serviks Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Umur Rata-Rata

Mean 49,58

Standar Deviation (SD) 8,143

95 % Confidence Interval 47,62-51,54

Coef. of variation 16,42%

Minimum 33 Maximum 72

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat umur rata-rata penderita kanker serviks rawat inap di RS.St. Elisabeth Medan tahun 2005-2008 adalah 49,58 tahun dengan standar deviasi (SD) 8,143 tahun dan nilai dari Coefisien of Variation sebesar 16,42%, dimana umur yang paling muda adalah 33 tahun sedangkan yang paling tua adalah 72 tahun. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan bahwa umur rata-rata antara 47,62-51,54 tahun.

5.2. Riwayat dan Keadaan Penderita 5.2.1. Keluhan Utama

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan keluhan utama di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(47)

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Keluhan Utama di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Keluhan Utama Ya Tidak Total

f % f % f %

Perdarahan pervaginam 58 84.1 11 15.9 69 100 Nyeri perut bagian bawah 35 50.7 34 49.3 69 100

Keputihan 7 10.1 62 89.9 69 100

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan keluhan utama adalah perdarahan pervaginam sebesar 84,1%, dan terendah dengan keluhan sakit keputihan sebesar 10,1%.

5.2.2. Stadium Klinik

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik f %

Awal 24 34.8

Lanjut 45 65.2

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik adalah stadium lanjut 65,2% dan proporsi terendah adalah stadium awal 34,8%.

5.2.3 Penatalaksanaan Medis

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan penatalaksanaan medis di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(48)

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Penatalaksanaan Medis f %

Operasi 11 15.9

Radioterapi 33 47.8

Kemoterapi 6 8.7

Operasi + Radioterapi 2 3.0

Lain-lain 17 24.6

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan penatalaksanaan medis adalah radioterapi 47,8% diikuti lain-lain (pemberian obat-obatan yang bertujuan mengurangi rasa sakit pasien ataupun memperbaiki keadaan pasien, pemeriksaan biopsi, perawatan ICU karena keadaan pasien yang tidak memungkinkan menjalani penatalaksanaan kanker dan penolakan pasien untuk dilakukan tindakan medis sesuai dengan anjuran dokter) 24,6%, operasi 15,9%, kemoterapi 8,7% dan operasi + radioterapi 3,0%.

5.2.4. Lama Rawatan Rata-Rata

Penderita kanker serviks berdasarkan lama rawatan rata-rata di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.6. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Serviks Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

Mean 7,87

Standar Deviation (SD) 6,54

95 % Confidence Interval 6,54-9,20

Coef. of variation 83,10%

Minimum 1 Maximum 27


(49)

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker serviks rawat inap di RS. St. Elisabeth Medan tahun 2005-2008 adalah 7,87 hari dengan standar deviasi (SD) 6,54 hari dan nilai dari Coefisien of Variation sebesar 83,10 %, dimana lama rawatan yang paling singkat adalah selama 1 hari sedangkan yang paling lama adalah 27 hari. Dari Confidence Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata penderita kanker serviks adalah 6,54-9,20 hari.

5.2.5. Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS. St. Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Keadaan Sewaktu Pulang F %

Pulang Berobat Jalan 44 63.8

Pulang Atas Permintaan Sendiri 18 26.1

Meninggal Dunia 7 10.1

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan 63,8%, diikuti pulang atas permintaan sendiri 26,1% dan proporsi terendah meninggal dunia dengan CFR 10,1%.

Adapun karakteristik penderita yang pulang dalam keadaan meninggal dunia adalah sebagai berikut dengan stadium klinik lanjut sebanyak 6 orang (85,7%), dan stadium klinik awal sebanyak 1 orang (14,3%). Adanya komplikasi dengan penyakit


(50)

lainnya seperti Anemia sebanyak 2 orang (28,6%), sesak nafas sebanyak 2 orang (28,6%), perut membesar dan keras sebanyak 2 orang (28,6%) serta hipertensi sebanyak 1 orang (14,3%).

5.2.6. CFR Penderita Kanker Serviks

CFR penderita kanker serviks yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 5.8. CFR penderita Kanker Serviks Rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008

Tahun f Penderita f Kematian CFR (%)

2005 23 4 17.4

2006 21 2 9.5 2007 20 0 0

2008 5 1 20.0

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa CFR penderita kanker serviks tertinggi pada tahun 2008 sebesar 20,0% sedangkan pada tahun 2007 CFR tidak terdapat penderita yang meninggal dunia.

5.2.7. CFR Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

CFR berdasarkan penatalaksanaan medis yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 5.9. CFR dari Penatalaksanaan Medis Rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008

Penatalaksanaan Medis f Penderita f Kematian CFR (%)

Operasi 11 0 0

Radioterapi 33 3 9.1

Kemoterapi 6 1 16.7

Operasi+Radioterapi 2 1 50.0


(51)

Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa CFR dari penatalaksanaan medis yang dirawat di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2008 terbesar adalah Operasi+Radioterapi (50,0%) sedangkan pada Operasi tidak ada penderita yang meninggal dunia.

5.3. Analisa Statistik

5.3.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi umur berdasarkan stadium klinik penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Umur Penderita Kanker Serviks Berdasarkan

Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik Umur

33-44 tahun 45-55 tahun >55 tahun Total

f % f % f % f %

Awal 5 20.8 17 70.8 2 8.3 24 100

Lanjut 13 28.9 23 51.1 9 20.0 45 100

χ2

=2,776 df=2 p=0,250

Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan umur 33-44 tahun 20,8%, umur 45-55 tahun 70,8% dan umur >55 tahun 8,3%. Pada stadium klinik lanjut dengan umur 33-44 tahun 28,9%, umur 45-55 tahun 51,1% dan umur >55 tahun 20,0%.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi umur penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik.


(52)

5.3.2. Pekerjaan Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi pekerjaan berdasarkan stadium klinik penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik

Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai

Swasta

PNS/Pen siunan

Petani Total

f % f % f % f % f % f %

Awal 18 75.0 3 12.5 1 4.2 1 4.2 1 4.2 24 100 Lanjut 24 53.3 8 17.8 4 8.9 5 11.1 4 8.9 45 100

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) 75.0%, wiraswasta 12,5%, pegawai swasta, PNS/pensiunan dan petani masing-masing 4,2%. Pada stadium klinik lanjut dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 53,3%, wiraswasta 17,8%, pegawai swasta 8,9%, PNS/Pensiunan 11,1%, petani 8,9% .

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 7 sel atau 70,0% yang expected countnya <5.


(53)

5.3.3. Status Perkawinan Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi status perkawinan berdasarkan stadium klinik penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Status Perkawinan Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik

Status Perkawinan

Kawin Tidak kawin Janda Total

f % f % f % f %

Awal 23 95.8 0 0 1 4.2 24 100

Lanjut 44 97.8 1 2.2 0 0 45 100

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan status kawin 95,8%, janda 4,2% dan tidak ada pada status tidak kawin. Pada stadium klinik lanjut dengan status kawin 97,8%, tidak kawin 2,2% dan tidak ada pada janda.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel atau 66,7% yang expected countnya <5.


(54)

5.3.4. Keluhan Utama Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi keluhan utama berdasarkan stadium klinik penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Keluhan Utama Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik

Keluhan Utama

Perdarahan Pervaginam

Nyeri perut bagian bawah

Keputihan Total

f % f % F % f %

Awal 22 61.1 10 27.8 4 11.1 36 100

Lanjut 36 56.2 25 39.1 3 4.7 64 100

Berdasarkan tabel 5.13. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan keluhan utama perdarahan pervaginam 61,1%, nyeri perut bagian bawah 27,8%, keputihan 11,1%. Pada stadium klinik lanjut dengan keluhan utama perdarahan pervaginam sebesar 56,2%, nyeri perut bagian bawah 39,1%, keputihan 4,7%.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel atau 33,3% yang expected countnya <5.


(55)

5.3.5. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik

Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan stadium klinik penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik

Penatalaksanaan Medis Operasi Radio

terapi

Kemo terapi

Oprs+ Radtrpi

Lain-lain Total

f % f % f % f % f % f %

Awal 10 41.7 5 20.8 4 16.7 1 4.2 4 16.6 24 100 Lanjut 1 2.2 28 62.2 2 4.4 1 2.2 13 29.0 45 100

Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan penatalaksanaan medis operasi 41,7%, radioterapi 20,8%, kemoterapi 16,7%, operasi+radioterapi 4,2% dan lain-lain 16,6%. Pada stadium klinik lanjut dengan penatalaksanaan medis operasi 2,2%, radioterapi 62,2%, kemoterapi 4,4%, operasi+radioterapi 2,2% dan lain-lain seperti pemberian obat-obatan, pemeriksaan biopsi dan penolakan pasien untuk dilakukan tindakan medis sesuai dengan anjuran dokter 29,0%.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 5 sel atau 50,0% yang expected countnya <5.


(56)

5.3.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Stadium Klinik

Lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik Penderita kanker serviks Rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.15. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik Lama rawatan rata-rata

f Mean SD

Awal 24 6.88 4.776

Lanjut 45 8.40 5.898

t=-1,089 df=67 p=0.568

Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa terdapat 24 orang penderita stadium klinik awal dengan lama rawatan rata-rata 6,88 hari dan nilai standar deviasi=4,776. Terdapat 45 orang penderita stadium klinik lanjut dengan lama rawatan rata-rata 8,40 hari dan nilai standar deviasi=5,898.

Berdasarkan hasil uji t-test diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita kanker serviks berdasarkan stadium klinik.

5.3.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi stadium klinik berdasarkan keadaaan sewaktu pulang penderita kanker serviks rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(57)

Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Klinik Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Stadium Klinik

Keadaan Sewaktu Pulang Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Meninggal Dunia Total

f % f % f % f %

Awal Lanjut 20 24 83.3 53.3 3 15 12.5 33.3 1 6 4.2 13.3 24 45 100 100

Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa pada stadium klinik awal dengan keadaan pulang berobat jalan 83,3%, pulang atas permintaan sendiri 12,5% dan meninggal dunia 4,2%. Pada stadium klinik lanjut dengan keadaan sewaktu pulang berobat jalan 53,3%, pulang atas permintaan sendiri 33,3% dan meninggal dunia 13,3%.

Adapun karakteristik penderita yang meninggal dunia pada stadium awal adalah sebagai berikut umur 39 tahun, dengan status kawin, pekerjaan ibu rumah tangga, berasal dari luar medan dan pada kartu status tercatat adanya penyakit lain yakni benjolan pada bagian perut yang membesar serta telah menjalani operasi dan radioterapi, lama rawatan pasien selama 13 hari.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel atau 33,3% yang expected countnya <5, sehingga secara statistik tidak dapat diketahui apakah ada perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang.


(58)

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi Penderita Kanker Serviks

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita kanker serviks rawat inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, diperoleh distribusi kasus berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :

6.1.1 Umur

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan umur di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Umur di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Berdasarkan gambar 6.1. diatas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan umur adalah kelompok umur 45-55 tahun (usia menopause) 58,0%, sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 33-44 tahun (usia dewasa) 26,1%. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa puncak kejadian dari kanker serviks invasif adalah antara 45-54 tahun.30


(59)

Hasil penelitian ini sejalan dengan data tahun 1997-1998 di RSCM bahwa dari 452 penderita 56,8% pada kelompok umur ≥45 tahun dan sebesar 43,2% berada pada kelompok umur <45 tahun.31 Hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh Dwipoyono, B dkk di RS. Kanker Dharmais Jakarta (1997) yang menyebutkan bahwa dari 175 kasus penderita kanker serviks frekuensi tertinggi pada kelompok umur 40-60 tahun 54,3% (95 orang).15 Penelitian yang dilakukan oleh Nasution di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2007 dari 183 penderita kanker serviks 47,3% adalah kelompok umur 40-49 tahun.32

6.1.2. Suku

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan suku di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Suku di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Berdasarkan gambar 6.2. diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan suku adalah suku Batak 66,7%, sedangkan proporsi


(60)

terendah suku lain-lain (Minang dan Tamil) 2,9%. Hal ini bukan berarti ada keterkaitan suku dengan penderita kanker serviks namun hanya menunjukkan jumlah penderita kanker serviks yang datang berobat mayoritas suku Batak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lawolo di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 1998-2004 yang menyebutkan bahwa dari 195 penderita kanker serviks 70,8% adalah suku Batak.9 Penelitian yang dilakukan oleh Nasution di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2007 dari 183 penderita kanker serviks 50,8% adalah suku Batak.32 Penelitian Siboro, R di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2001-2005 menyebutkan 39,4% dari 180 penderita kanker serviks adalah suku Batak.33

6.1.3. Agama

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan agama di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Agama di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008


(61)

Berdasarkan gambar 6.3. diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan agama adalah agama Kristen Protestan 53,6%, sedangkan proporsi terendah agama Hindu 1,4%. Ini tidak menunjukkan keterkaitan agama Kristen Protestan dengan kanker serviks, namun hal ini terjadi karena sebagian besar pasien yang datang berobat ke RS. Santa Elisabeth beragama Kristen Protestan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKM di RS. Santa Elisabeth Medan antara lain penelitian Lawolo tahun 1998-2004 menyebutkan bahwa 49,7% penderita kanker serviks beragama Kristen Protestan.9

6.1.4. Pekerjaan

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan pekerjaan di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Pekerjaan di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008

Berdasarkan gambar 6.4. diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan pekerjaan adalah sebagai ibu rumah tangga 61,0%,


(62)

sedangkan proporsi terendah sebagai pegawai swasta dan petani masing-masing 7,2%. Hal ini dapat diketahui bahwa umur penderita kanker serviks 73,9% berumur ≥45 tahun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lawolo di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 1998-2004 yang menyebutkan bahwa dari 195 penderita kanker serviks 66,2% adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT).9

Penelitian yang dilakukan oleh Nasution di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2007 dari 183 penderita kanker serviks 60,7% adalah sebagai ibu rumah tangga.32 Disamping itu penelitian Siboro, R di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2001-2005 menyebutkan dari 180 penderita kanker serviks 70,6% adalah ibu rumah tangga.33

6.1.5. Status Perkawinan

Proporsi penderita kanker serviks berdasarkan status perkawinan di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Status Perkawinan di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008


(63)

Berdasarkan gambar 6.5. diatas dapat diketahui proporsi tertinggi penderita kanker serviks berdasarkan status perkawinan adalah status kawin 97,1%, sedangkan proporsi terendah status tidak kawin dan janda masing-masing 1,4%. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa insidensi lebih tinggi pada penderita yang kawin daripada yang tidak kawin. Berdasarkan umur menunjukkan bahwa umur penderita kanker serviks merupakan kelompok umur yang sudah seharusnya kawin.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lawolo di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 1998-2004 yang menyebutkan bahwa dari 195 penderita kanker serviks 97,9% adalah sudah kawin. Penelitian yang dilakukan oleh Nasution di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2007 dari 183 penderita kanker serviks 89,1% adalah dengan status kawin. Penelitian Siboro, R di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2001-2005 menyebutkan 98,3% dari 180 penderita kanker serviks adalah sudah kawin.

16

9

32


(64)

6.1.6. Daerah Tempat Tinggal

r serviks berdasarkan daerah tempat tinggal di RS. Santa E

Proprosi penderita kanke

lisabeth Medan Tahun 2005-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 6.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Serviks Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun

Berdas ketahui proporsi tertinggi penderita kanker

di RSU. D

berasal dari kota Medan 59,0%.9 2005-2008

arkan gambar 6.6. diatas dapat di

serviks berdasarkan daerah tempat tinggal adalah bertempat tinggal di Medan 53,6 %, sedangkan proporsi terendah pada daerah tempat tinggal di luar Medan 46,4%. Hal ini dikarenakan lokasi RS. Santa Elisabeth Medan berada di kota Medan sehingga pengunjung yang datang berobat sebagian besar berasal dari kota Medan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution r. Pirngadi Medan tahun 2003-2007 dari 183 penderita kanker serviks 62,8% berasal dari kota Medan.32 Penelitian Lawolo di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 1998-2004 dengan desain case series, proporsi penderita kanker serviks tertinggi


(1)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stadium klinik * status

perkawinan 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%

stadium klinik * status perkawinan Crosstabulation

status perkawinan

Total kawin tidak kawin janda

stadium klinik stadium klinik awal (stadium 0-IIA)

Count 23 0 1 24

% within

stadium klinik 95.8% .0% 4.2% 100.0%

stadium klinik lanjut (stadium IIB-IVB)

Count 44 1 0 45

% within

stadium klinik 97.8% 2.2% .0% 100.0%

Total Count 67 1 1 69

% within

stadium klinik 97.1% 1.4% 1.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.414a 2 .299

Likelihood Ratio 2.973 2 .226

Linear-by-Linear Association .816 1 .366

N of Valid Cases 69

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .35.


(2)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stadium Klinik * Keluhan Utama 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Stadium Klinik * Keluhan Utama Crosstabulation

Keluhan Utama

Total Perdarahan Nyeri Perut

Pervaginam Bagian Bawah Keputihan Stadium

Klinik

Stadium Awal (0- Count 22 10 4 36

IIA)

% within Stadium

61.1% 27.8% 11.1% 100.0%

Klinik Stadium Lanjut (IIB-IVB)

Count 36 25 3 64

% within Stadium

56.2% 39.1% 4.7% 100.0%

Klinik

Total Count 58 35 7 100

% within Stadium

58.0% 35.0% 7.0% 100.0%

Klinik

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.

(2-Value df sided)

2.290a

Pearson Chi-Square 2 .318

Likelihood Ratio 2.252 2 .324

Linear-by-Linear Association .014 1 .905

100 N of Valid Cases

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.52.


(3)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stadium klinik * penatalaksaan

medis 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%

stadium klinik * penatalaksaan medis Crosstabulation

penatalaksaan medis

Total operasi radioterapi kemoterapi

operasi+radi

oterapi lain-lain stadium

klinik

stadium klinik awal (stadium 0-IIa)

Count 10 5 4 1 4 24

% within

stadium klinik 41.7% 20.8% 16.7% 4.2% 16.7% 100.0%

stadium klinik lanjut (stadium IIb-IVb)

Count 1 28 2 1 13 45

% within

stadium klinik 2.2% 62.2% 4.4% 2.2% 28.9% 100.0%

Total Count 11 33 6 2 17 69

% within

stadium klinik 15.9% 47.8% 8.7% 2.9% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 24.724a 4 .000

Likelihood Ratio 25.426 4 .000

Linear-by-Linear Association 2.703 1 .100

N of Valid Cases 69

a. 5 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .70.


(4)

T-Test

Group Statistics

stadium klinik N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

lama rawatan rata-rata

stadium klinik awal

(stadium 0-IIA) 24 6.88 4.776 .975

stadium klinik lanjut

(stadium IIB-IVB) 45 8.40 5.898 .879

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Differen

ce

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper lama rawatan

rata-rata

Equal variances assumed

.329 .568 -1.089 67 .280 -1.525 1.400 -4.319 1.269

Equal variances not assumed

-1.162 56.200 .250 -1.525 1.313 -4.155 1.105

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

keadaan sewaktu pulang *

stadium klinik 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%


(5)

stadium klinik

Total stadium klinik awal stadium klinik lanjut

(stadium 0-IIa) (stadium IIb-IVb)

keadaan pulang berobat Count 20 24 44

sewaktu pulang jalan (PBJ)

% within keadaan sewaktu pulang

45.5% 54.5% 100.0%

pulang atas permintaan

Count 3 15 18

sendiri (PAPS)

% within keadaan

16.7% 83.3% 100.0%

sewaktu pulang

meninggal dunia Count 1 6 7

(MD)

% within keadaan

14.3% 85.7% 100.0%

sewaktu pulang

Total Count 24 45 69

% within keadaan sewaktu pulang

34.8% 65.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.

(2-Value df sided)

6.110a

Pearson Chi-Square 2 .047

Likelihood Ratio 6.566 2 .038

Linear-by-Linear Association 5.240 1 .022

N of Valid Cases 69

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.43.


(6)