Model Pertama Model Kedua 1.1. Uji Asumsi Klasik untuk Model Kedua

xliii Tabel 4.8. Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted Q1 22.9263 7.516 .483 .684 Q2 22.8000 5.353 .718 .571 Q3 22.5895 8.436 .509 .680 Q6 22.4526 8.229 .444 .697 Q7 22.9158 9.269 .339 .730 Sumber : Hasil Penelitian 2009 Lampiran 8 Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 lima pertanyaan valid. 2.3.2. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah Y Suatu angket dikatakan reliabel andal jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan: 1 Repeated Measure, 2 One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja one shot, karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60. Ghozali, 2005. Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 bahwa nilai Cronbach Alpha keseluruhannya adalah melewati 0,60 0.728 atau 72,8 . Hal tersebut tergambar pada Tabel 4.9. berikut : Tabel 4.9 : Nilai Cronbach’s Alpha Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .728 5 Sumber : Hasil Olah Data SPSS Lampiran 8.

3. Model Pertama

Universitas Sumatera Utara xliv Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 : Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.935 .071 41.304 .000 PPA_X1 -2.115E-5 .008 .000 -.003 .998 a. Dependent Variable: ln_BBI_X2 Sumber : Lampiran 7. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel Partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budget based incentives dimana standardized coefficients beta yang dihasilkan sebesar 0.000 pada tingkat keyakinan 95 adalah 0.998. Hubungan ini disimbolkan dengan ρ2 . Karena tingkat signifikansi alpha 5 maka H ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H . Hal ini bermakna bahwa anggaran partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentives. Artinya anggaran partisipasi yang disusun bukan sebagai alat penilai kinerja yang dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan manajerial. 4. Model Kedua 4.1.1. Uji Asumsi Klasik untuk Model Kedua

4.1.1.1. Pengujian Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak Universitas Sumatera Utara xlv dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini. Hasil pengujian terdapat pada Gambar 4.1 berikut : Gambar 4.1 : Gambar Histogram Dari hasil pengujian terlihat pada Gambar 4.1 tersebut terlihat grafik masih terdapat didalam kurva. Dalam hal ini berarti H diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

4.1.1.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada Gambar 4.2 dibawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Universitas Sumatera Utara xlvi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar 4.2 berikut : Sumber : Data DiolahOutput SPSS Lampiran 6 Gambar 4.2 : Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

4.1.1.3. Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Santoso 2005 : 241, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW. Tabel 4.11 : Nilai Durbin-Watson Model R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .399 a 3.12342 .370 a Predictors: Constant, BBI_X2, PPA_X1 b Dependent Variable: KINERJA_Y Sumber : Data DiolahOutput SPSS Lampiran 7 Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin-Watson terlihat Nilai Universitas Sumatera Utara xlvii DW sebesar 0,370 Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin- Watson, dengan kriteria menurut Santoso 2000 : 219 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut : • Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. • Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. • Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 0,370. Oleh karena itu, nilai DW dalam rentang nilai -2 dan lebih kecil dari 2 -2 0,370 2 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.1.1.4. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variable bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas , akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali 2005 salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF Variance Inflation Factor yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut : Tabel 4.12: Uji Multikolinearitas Universitas Sumatera Utara xlviii Model Collinearity Statistics Constant Tolerance VIF PPA_X1 1.000 1.000 BBI_X2 1.000 1.000 Dependent Variabel : IA_Y Sumber : Hasil Output SPSS Lampiran 7 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1 atau sama dengan satu. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas homoskedastisitas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengujian Hipotesis ke Pertama

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives tidak dapat dapat diterima. Dengan demikian maka tidak dapat dibentuk model jalur path dan model tersebut tidak terdapat model pengaruh langsung dan tidak langsung anggaran partisipatif terhadap budget-based incentive karena tidak signifikan pada tingkat α = 5 .

2. Pengujian Hipotesis ke Dua

Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square Universitas Sumatera Utara