xliii Tabel 4.8. Uji Validitas Instrumen
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item- Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item Deleted
Q1 22.9263
7.516 .483
.684 Q2
22.8000 5.353
.718 .571
Q3 22.5895
8.436 .509
.680 Q6
22.4526 8.229
.444 .697
Q7 22.9158
9.269 .339
.730
Sumber : Hasil Penelitian 2009 Lampiran 8
Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 lima pertanyaan valid.
2.3.2. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah Y
Suatu angket dikatakan reliabel andal jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
pada dasarnya bisa dilakukan dengan: 1 Repeated Measure, 2 One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja one shot,
karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha 0.60. Ghozali, 2005. Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 bahwa nilai Cronbach
Alpha keseluruhannya adalah melewati 0,60 0.728 atau 72,8 . Hal tersebut
tergambar pada Tabel 4.9. berikut : Tabel 4.9 : Nilai Cronbach’s Alpha
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.728 5
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Lampiran 8.
3. Model Pertama
Universitas Sumatera Utara
xliv Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran
partisipatif terhadap budget-based incentives dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 : Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.935
.071 41.304
.000 PPA_X1
-2.115E-5 .008
.000 -.003
.998 a. Dependent Variable: ln_BBI_X2
Sumber : Lampiran 7.
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel Partisipasi dalam
penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budget based incentives dimana standardized coefficients beta yang dihasilkan sebesar 0.000 pada
tingkat keyakinan 95 adalah 0.998. Hubungan ini disimbolkan dengan
ρ2
. Karena tingkat signifikansi alpha 5 maka H
ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H
. Hal ini bermakna bahwa anggaran partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentives. Artinya
anggaran partisipasi yang disusun bukan sebagai alat penilai kinerja yang dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan manajerial.
4. Model Kedua 4.1.1. Uji Asumsi Klasik untuk Model Kedua
4.1.1.1. Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak
Universitas Sumatera Utara
xlv dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang
digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini.
Hasil pengujian terdapat pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 : Gambar Histogram Dari hasil pengujian terlihat pada Gambar 4.1 tersebut terlihat grafik masih
terdapat didalam kurva. Dalam hal ini berarti H diterima yang berarti data residual
berdistribusi normal.
4.1.1.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada Gambar 4.2 dibawah, terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
xlvi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat
pada Gambar 4.2 berikut :
Sumber : Data DiolahOutput SPSS Lampiran 6
Gambar 4.2 : Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
4.1.1.3. Uji Autokorelasi
Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Santoso 2005 : 241, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka
dilakukan pengujian Durbin-Watson DW.
Tabel 4.11 : Nilai Durbin-Watson
Model R
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.399
a
3.12342 .370
a Predictors: Constant,
BBI_X2, PPA_X1
b Dependent Variable:
KINERJA_Y
Sumber : Data DiolahOutput SPSS Lampiran 7
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin-Watson terlihat Nilai
Universitas Sumatera Utara
xlvii DW sebesar 0,370 Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-
Watson, dengan kriteria menurut Santoso 2000 : 219 dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut :
• Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
• Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
• Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 0,370. Oleh karena itu, nilai DW dalam rentang nilai -2 dan lebih kecil
dari 2 -2 0,370 2 maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.
4.1.1.4. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variable bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas , akan
mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali 2005 salah satu
cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF Variance Inflation Factor yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12:
Uji Multikolinearitas
Universitas Sumatera Utara
xlviii
Model Collinearity Statistics
Constant Tolerance
VIF
PPA_X1 1.000
1.000 BBI_X2
1.000 1.000
Dependent Variabel :
IA_Y
Sumber : Hasil Output SPSS Lampiran 7
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1 atau sama dengan satu. Hal
ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terdapat gejala multikolinearitas homoskedastisitas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengujian Hipotesis ke Pertama
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives tidak dapat dapat diterima. Dengan
demikian maka tidak dapat dibentuk model jalur path dan model tersebut tidak terdapat model pengaruh langsung dan tidak langsung anggaran partisipatif terhadap
budget-based incentive karena tidak signifikan pada tingkat α = 5 .
2. Pengujian Hipotesis ke Dua
Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai
variabel intervening dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua
variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square
Universitas Sumatera Utara