Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

xxxii

1.2. Uji Reliabilitas

Menurut Riyadi 2000 uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,06 Sekaran, 1992. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistical Production and Service SolutionI release 13.

2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas, dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Untuk menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil output tersebut barulah dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut.

2.1. Uji Normalitas

Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan 25 Mendehall dan Beaver, 1992. Metode uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan Universitas Sumatera Utara xxxiii analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan demikian sebaliknya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS release 13. 2.2. Uji Multikoliniearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas maka konsekuensinya adalah : 2 Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. 3 Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terduga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF fan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independen. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,9 Ghozali, 2001. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu : Universitas Sumatera Utara xxxiv a. mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. b. menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

2.3. Uji Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi