Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dengan Budget Based Incentive Sebagai Variabel Intervening Di Tanjung Balai

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DENGAN BUDGET BASED INCENTIVE SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING DI TANJUNG BALAI

DIAJUKAN OLEH :

NAMA : MARHAENI DAMANIK

NIM : 040522042

DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S -1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DENGAN BUDGET BASED INCENTIVE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI TANJUNG BALAI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 29 Mei 2009. Yang Membuat Pernyataan,

MARHAENI DAMANIK NIM : 040522042


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hamba panjatkan kepada MU ya Allah SWT, hamba bersyukur atas semua berkatMU, atas segala karyaMU yang luar biasa dalam hidupku Engkau izinkan terjadi atasku, sehingga hamba dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga penulis yang dengan penuh kesabaran, hikmat dan kebijaksanaan serta kasih sayang tulus dalam membesarkan, mendidik, merawat, serta memperhatikan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan yang telah banyak membantu penulis dalam kelancaran proses meja hijau.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan kepada penulis mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.


(4)

iv

5. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam. Terima Kasih.

Medan, 29 Mei 2009 Penulis,

MARHAENI DAMANIK NIM : 040522042


(5)

v

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap budget based incentive 2) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum dan data diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS 13.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara anggaran partisipatif terhadap anggaran yang berbasis insentif (budget based incentives) pada hipotesis pertama. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar 0.095 dengan nilai signifikansi sebesar 0.325 (diatas alpha 5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927.


(6)

vi

ABSTRACT

This research is purposed aim to know on the effect of budgetary participation to the budget-based incentives and on the effect of budgetary participation to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable. This hypothesis using this research are 1) budgetary participation influence to the budget-based incentives, 2) budgetary participation influence to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable.

Data collecting with stratified random sampling method are sampling taking with devide some group as a level, thus a sample choice from stratum then the data process by using statistical test of multiple linier regression through SPSS 13.

The result of this research some evidence finding a budgetary participation not influence to the budget-based incentives from first hypotheses. Second hypotheses result either it is a budgetary participation influence to the performance head school with budget-based incentives as a intervening variable. This research consistence with other research with Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). The statistic result that a budgetary participation influence to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to -0.389 with 0.000 level significance (under from 5% alpha) is path value. Whereas budget-based incentives variable is not significance to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to 0.095 with level significance are 0.325 (up to from 5% alpha) The residual value (e) from budgetary participation variable to the head school performance at least 0.927.

Keywords : budgetary participation, budget-based incentives and head school performance.


(7)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK. ... ... iv

ABSTRACT ... ... v

DAFTAR ISI ... .... vii

DAFTAR TABEL ... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Manajerial... 5

B. Anggaran Partisipatif... 6

C. Budget Based Incentive... 8

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 9

E. Kerangka Konseptual... 12

F. Hipotesis Penelitian... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 13

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 13

C. Variabel Penelitian... 14


(8)

viii

2. Defenisi Operasional Variabel... 15

D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 17

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data... 18

F. Metode dan Teknik Analisis Data... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil dan Pembahasan... 24

1. Statistik Frekuensi... 24

2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas... 26

3. Model Pertama... 31

4. Model Kedua... 32

4.1. Pengujian Asumsi Klasik... 32

4.1.1. Uji Normalitas... 32

4.1.2. Uji Heteroskedastisitas... 33

4.1.3. Uji Autokorelasi... 33

4.1.4. Uji Multikolinearitas... 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 35

1. Pengujian Hipotesis Pertama... 35

2. Pengujian Hipotesis Kedua...35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 40

B. Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran ... 7

Tabel 3.1 Jumlah Sampel dan Populasi ... 14

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 17

Tabel 4.1 Statistic Frequency Anggaran Partisipatif (X1) ... 24

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Budget Based Incentive /X2 ... 25

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 26

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Instrumen ... 28

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 28

Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen……...29

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 29

Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen……...30

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha ... 31

Tabel 4.10 Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives ... 31

Tabel 4.11 Nilai Durbin-Watson ... 34

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas...35

Tabel 4.13 Pengujian Goodness of Fit ... 36

Tabel 4.14 Hasil Regresi Uji F ... 36

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji T ... 37


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 12

Gambar 3.1 Model Penelitian ... 23

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Data ... 32

Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas ... 33


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian Lampiran 3 Frequency X1

Lampiran 4 Frequency X2 Lampiran 5 Frequency Y

Lampiran 6 Hasil Regresi Berganda Sebelum Log Lampiran 7 Hasil Regresi Berganda Sesudah Log Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas


(12)

v

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dan untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap budget based incentive 2) anggaran partisipatif berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum dan data diolah menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan alat SPSS 13.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara anggaran partisipatif terhadap anggaran yang berbasis insentif (budget based incentives) pada hipotesis pertama. Hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar 0.095 dengan nilai signifikansi sebesar 0.325 (diatas alpha 5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927.


(13)

vi

ABSTRACT

This research is purposed aim to know on the effect of budgetary participation to the budget-based incentives and on the effect of budgetary participation to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable. This hypothesis using this research are 1) budgetary participation influence to the budget-based incentives, 2) budgetary participation influence to the head school performance with budget-based incentives as a intervening variable.

Data collecting with stratified random sampling method are sampling taking with devide some group as a level, thus a sample choice from stratum then the data process by using statistical test of multiple linier regression through SPSS 13.

The result of this research some evidence finding a budgetary participation not influence to the budget-based incentives from first hypotheses. Second hypotheses result either it is a budgetary participation influence to the performance head school with budget-based incentives as a intervening variable. This research consistence with other research with Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004). The statistic result that a budgetary participation influence to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to -0.389 with 0.000 level significance (under from 5% alpha) is path value. Whereas budget-based incentives variable is not significance to the head school performance with explained by standardized beta the expressed in equal to 0.095 with level significance are 0.325 (up to from 5% alpha) The residual value (e) from budgetary participation variable to the head school performance at least 0.927.

Keywords : budgetary participation, budget-based incentives and head school performance.


(14)

xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi, kondisi persaingan antar sekolah akan semakin berat dan ketat. Tantangan pendidikan yang semakin berat saat ini menuntut sekolah untuk selalu melakukan pengendalian manajemen sebagai sarana untuk menetapkan perencanaan, koordinasi, dan evaluasi jalannya kegiatan pendidikan agar lebih baik. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut diperlukan kemampuan Kepala sekolah mengelola dan mengalokasikan Sumber Daya Manusia secara efektif dan efisien.

Sebagai usaha untuk menjamin agar penggunaan Sumber Daya Manusia sebaik mungkin, maka dibutuhkan Perencanaan yang cermat agar kegiatan Pendidikan dapat berjalan secara terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana tersebut dapat dituangkan dalam bentuk anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tersebut. Anggaran dapat digunakan sebagai pedoman dan alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.

Anthony dan Bedford (1991), mengemukakan bahwa anggaran adalah rencana manajemen, dengan anggapan bahwa penyusunan anggaran akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Anggaran menurut Munandar (1997), adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.


(15)

xiii

Peranan anggaran sangat besar bagi manajer pada waktu penyusunan program kerja, saat dilakukan implementasi program kerja dan pada saat penilaian realisasi kegiatan. Anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun membawa perusahaan kekondisi tertentu yang diperhitungkan. Tanpa anggaran, dalam jangka waktu pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali. Dengan adanya anggaran maka akan dapat diperbandingkan hasil-hasil sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat diketahui efektifitas dari suatu kegiatan.

Dalam anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung jawab tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program, oleh karena itu dalam penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban mengadakan negosiasi dengan manajer di atasnya yang memberikan peran kepadanya, dengan demikian hasil negosiasi tersebut akan menimbulkan kesanggupan dari pihak manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran.

Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja sesungguhnya dari manajer. Pemberian bonus, insentif, dan promosi biasanya dipengaruhi oleh kemampuan manajer tersebut dalam mencapai tujuan yang telah dianggarkan oleh karena status dan karir seorang manajer juga bisa dipengaruhi, maka anggaran dapat mempunyai pengaruh perilaku yang signifikan. Penilaian kinerja itu sendiri adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan


(16)

xiv

keryawan berdasarkan sarana, standar, dan kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

Penyusunan anggaran secara partisipatif dalam arti melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kompetensi, akan menciptakan motivasi dalam proses pencapaian tujuan. Peningkatan partisipasi dapat meningkatkan modal dan lebih lanjut meningkatkan produktifitas (Hop Wood, 1976 dalam Sugeng W, 1998).

Anggaran partisipasi merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningktakan keefektifan organisasional melalui peningkatan manajerial (Supono dan Indriantoro, 1998). Partisipasi dalam penyusuan anggaran proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyususnan target anggaran (Brownell, 1982 dalam Supono dan Indriantoro, 1998).

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya pengelolaan organisasi secara baik dalam penyususnan anggaran, maka penulis terdorong untuk memilih judul ”Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Kepala Sekolah dengan Budget Based Incentive sebagai Variabel Intervening di Kotamadya Tanjung Balai”.


(17)

xv B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang ada, maka penulis memformulasikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives? 2. apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah

dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives.

2. untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepala sekolah untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah.

2. Sebagai bahan informasi dan dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya dengan penyusunan anggaran partisipatif dan kinerja kepala sekolah.


(18)

xvi BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Manajerial

Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963 dalam Zainul, 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi delapan dimensi kegiatan yaitu :

1. Kinerja Perencanaan

Menentukan tujuan, kebijakan, tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, pemprograman dan lainnya.

2. Kinerja Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan, mengukur hasil, menentukan persedian, dan menganalisi pekerjaan.

3. Kinerja Pengkoordinasian

Tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitakan departemen lain, hubungan dengan manajer lain.

4. Kinerja Evaluasi

Menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk.


(19)

xvii

Mengarahkan, memimpin, mengembangkan bawahan, membimbing, menjelaskan peraturan kerja kepada bawahan, memberikan tugas, dan menangani keluhan.

6. Kinerja Pemilihan Staf

Mempertahankan angkatan kerja dibagiannya, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, memutasikan, dan mempromosikan pegawai.

7. Kinerja Negosiasi

Melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasuk, serta tawar menawar harga.

8. Kinerja Perwakilan

Menghadiri pertemuan – pertemuan dengan perusahaan lain / perkumpulan bisnis, pendekatan ke masyarakat dan mempromosikan tujuan umum organisasi.

B. Anggaran Partisipatif

1. Pengukuran Partisipatif dalam Penyusunan Anggaran

Partisipatif merupakan suatu konsep, dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002 : 179). Sementara anggaran partisipatif menurut Brownell (Supono dan Indriantoro, 1998) adalah proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian tingkat anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyususnan anggaran.


(20)

xviii

Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban, kemudian para line manajer pusat pertanggungjawaban tersebut akan melaporkan hasil pertanggungjawaban tersebut yang akan menjadi feedback bagi manajemen puncak sebagai pengukuran prestasi. Adanya partisipasi dalam penyususnan anggaran maka akan terbangun suatu interaksi yang lebih baik antara top management dan para line manager. Dengan demikian akan terciptalah komitmen yang kuat untuk merealisasikannya ke arah yang lebih baik. Aliran data partisipasi anggaran adalah dari tingkat tanggung jawab rendah ke tingkat tanggung jawab yang tinggi.

2. Keunggulan dan Kelemahan Partisipatif dalam Penyusunan Anggaran Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran

No. Keunggulan Kelemahan

1. Memotivasi bawahan untuk mencapai target anggaran

Terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi

2. Memacau peningkatan moral, inisiatif untuk para line manager

Dapat menyebabkan kesenjangan anggaran / budgetary slack

3.

Pertukaran informasi yang efektif antar pembuat dan pelaksana anggaran

Pseudoparticipation Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti dari Berbagai Sumber, 2008.

Setiap pemimpin yang berusaha menerapkan partisipasi / peran serta akan mengalami berbagai tingkatan partisipasi, sehingga untuk ke dalamnya bisa bergerak dari nol sampai dengan tidak terbatas. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka partisipasi yang paling rendahlah yang tentunya paling mudah dicapai (Santoso, 1988 dalam Sugeng W, 1996). Untuk kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan atau pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatnya dan untuk selalu dapat ditemukan titik tolak untuk mengawalinya.


(21)

xix

Menurut Sugeng W (1996) dengan memperhatikan perbedaan tingkatan yang ada maka pada dasarnya tampak adanya 3 tingkatan yaitu :

a. Tingkat Saling Mengerti

Tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar memahami masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerja sama yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan lebih banyak terlibat, bersikap kreatif, dan juga menjadi lebih bertanggung jawab.

b. Tingkat Penasehatan (Sugesti)

Para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap untuk memberikan suatu usul / saran kalau telah memahami masalah ataupun situasi yang diharapkan kepada mereka.

c. Tingkat Otoritas

Otoritas pada dasarnya memberi wewenang ke dalam suatu kelompok untuk memantapkan keputusannya. Konsep keputusan kepada pimpinan yang kemudian dapat diresmikan menjadi kelompok oleh pemimpin.

Rincian anggaran partisipatif menurut Milani (1975 dalam Sugeng W, 1996) sebagai berikut :

a. Seberapa jauh anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para manajer. b. Alasan-alasan para atasan pada waktu anggaran dalam proses revisi.

c. Frekuensi menyatakan permintaan, memberi usulan dari atau pendapat tentang anggaran kepada atasan tanpa meminta.


(22)

xx

e. Kepentingan manajer dalam kontribusi pada anggaran

f. Frekuensi anggaran didiskusikan oleh para atasan pada waktu anggaran disusun.

C. Budget – Based Incentive

Budget based incentive adalah nilai insentive yang diberikan kepada karyawan perusahaan sebagai imbalan atas pekerjaannya dalam penyusunan anggaran. Selain itu juga, budget based incentive sering digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawannya dalam mengerjakan pekerjaannya. Banyaknya hal yang dapat diakibatkan oleh faktor yang penting bagi peningkatan kinerja karyawan sebuah perusahaan. Sistem pembagian budget based incentive disetiap perusahaan juga berbeda-beda.

Dewasa ini, para karyawan disemua tingkatan dimana semakin banyak saja organisasi akan diuntungkan oleh sistem kompensasi insentif khusus dalam bentuk bonus, pembagian laba, dan skema-skema terkait lainnya. Contohnya mencakup rencana gaji, bonus, rencana pembagian laba, rencana pembagian keuntungan, dan rencana kepemilikan saham (Jhon R.S, 1998). Seorang manajer yang menggunakan informasinya dalam pembuatan anggaran berdasarkan insentif akan diberikan insentif sesuai dengan kinerja anggarannya, sehingga manajer akan menggunakan informasi tersebut untuk dapat mendukung meningkatnya kinerja perusahaan (Shields dan Young, 1993).

D. Tinjauan Penelitain Terdahulu 1. Penelitian Hartono (2004)


(23)

xxi

Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Kinerja Majaner pada PDAM Tirtanadi”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan bersifat positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini memiliki implikasi dalam bidang penganggaran khususnya anggaran partisipasi yaitu dapat membantu para manajer puncak dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan tujuan organisasinya karena adanya sistem partisipasi anggaran untuk pelaksanaan operasi perusahaan.

2. Penelitian Bambang (2003)

Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional terhadap Keefektifan Anggaran Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Indonesia ”. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah regresi berganda (multiple regression), metode yang menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Hasil penelitian tersebut menolak hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada kultur organisasional yang berorientasi pada pekerjaan.

3. Penelitian Zainal (2004)

Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Kinerja Manajemen pada Perusahaan Jamu di Semarang”. Model yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel perilaku berupa anggaran partisipatif, faktor intrinsik dan ekstrinsik dari motivasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa partisipasi


(24)

xxii

dalam penyusunan anggaran menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap peningkatan kinerja manajerial.

4. Penelitian Riadi (2000)

Judul penelitiannya adalah ”Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Motivasi terhadap Kinerja Manajerial”. Menemukan bahwa terdapat kinerja manajerial, menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara partisipasi anggaran dengan kinerja, motivasi sebagai variabel moderating.

E. Kerangka Konseptual

Manajemen sekolah pada dasarnya adalah prosedur atau proses pencapaian hasil tertentu dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Manajemen sekolah yang efektif bergantung pada kiprah sejumlah lembaga yang saling terkait, hal ini termasuk departemen pendidikan nasional ditingkat pusat, dinas pendidikan di daerah, masyarakat lokal dan staf sekolah, serta berbagai pihak lainnya. Semuanya turut berperan sebagai penghubung paling penting dalam jaringan itu untuk menjamin keberhsilan sekolah mencapai tujuannya.

Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, kepala sekolah harus dapat mendayagunakan semua sumber daya yang tersedia dengan cara yang paling produktif (efektif dan efisien) dalam situasi yang dinamis yang dipengaruhi berbagai faktor internal dan eksternal. Situasi ini sering terkendala oleh makin menyusutnya sumber daya dari pemerintah dan pada saat yang sama oleh semakin tingginya


(25)

xxiii

tuntutan untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Salah satu untuk mencapai tujuan diatas manajemen memerlukan alat bantu dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian, yaitu anggaran.

Anggaran sering digunakan menilai kinerja sesungguhnya dari manajer dalam pemberian bonus, insentif, dan promosi biasanya dipengaruhi oleh kemampuan manajer dalam mencapai tujuan yang telah dianggarkan oleh karena status dan karir seseorang manajer bisa dipengaruhi, maka anggaran bisa mempunyai pengaruh perilaku yang signifikan. Penilian kinerja itu sendiri adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sarana, standar, kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2004).

Anggaran partisipatif merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan kinerja manajerial. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran terlihat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran.

Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis menentukan suatu kerangka konseptual sebagai berikut :

Budget Based Incentive (X2)

Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran


(26)

xxiv

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kumpulan sementara atau proporsi tentatif tentang hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. ada pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget based incentive.

2. ada pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening.


(27)

xxv BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian sensus, dimana informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Menurut Singarimbun (1989 : 3) penelitian sensus adalah penelitian yang mengambil seluruh sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Hipotesis disini termasuk dalam hipotesis kausal yaitu hipotesis yang menyatakan pengaruh antara suatu variabel yang menyebabkan perubahan lainnya. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh antara partisipasi anggaran dan motivasi terhadap kinerja kepala sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi pada obejk penelitian ini adalah kepala sekolah di Kotamadya Tanjung Balai tahun 2007-2008, jumlah populasi yang ada adalah 130 Kepala sekolah dengan sampel berjumlah 95 orang.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling yaitu penarikan sampel dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut dengan strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum (Sugiono, 2004 : 8).


(28)

xxvi

Adapun tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isacc dan Michael, untuk tingkat kesalahan 5 %, rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya sebagai berikut :

Q P λ 1) (N 2 D Q P N λ S 2 2 ⋅ ⋅ + − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ =

Dimana : λ2 dk = 1 d = 0,05

Tarif kesalahan 5 % s = jumlah sampel P = Q

Tabel 3.1 Jumlah Sampel dan Populasi No. Tingkat Pendidikan

Jenis Kelamin

Jumlah Kepala sekolah

Pria Wanita

1. SD 17 79 96

2. SMP 12 6 18

3. SMU/SMK 11 5 16

Total 40 90 130

Jumlah populasi = 130 orang, kesalahan 5 %, maka jumlah sampel = 95 kepala sekolah.

C. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, yang dalam penelitian ini adalah anggaran partisipatif.


(29)

xxvii

Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini adalah kinerja kepala sekolah. c. Variabel Intervening (Mediating Variable)

Variabel intervening (Mediating Variable) adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung, dalam penelitian ini adalah budget based-incentive.

2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Anggaran partisipatif menurut Brownell (1982 dalam Supono, 1988) adalah proses dimana individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempuyai pengaruh dalam penyusunan anggaran. Pengukuran variabel anggaran partisipatif menggunakan skala semantic differential, alat pengukur ini dikembangkan oleh Milani (1975). Skala ini berusaha mengukur arti objek atau konsep bagi seorang responden. Setiap responden diminta enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses penyususnan anggaran. Masing-masing pertanyaan diberi skala satu sampai tujuan. Skala rendah (point 1) menunjukkan tingkat partisipasi yang paling rendah, sebaliknya skala tinggi (point 7) menunjukkan tingkat partisipasi yang paling tinggi. Kuesioner mengenai variabel anggaran partisipatif adalah mengenai keterlibatan dalam penyusunan anggaran, relasi terhadap usulan


(30)

xxviii

anggaran, frekuensi interaksi dengan atasan, pengaruh pada anggaran final, sumbangan terhadap anggaran yang tersusun, interaksi dari atasan ketika anggaran sedang disusun.

Budget based incentive digunakan oleh perusahaan sebagai pemicu untuk meningatkan kinerja karyawannya, akan tetapi ada beberapa perusahaan justru dengan adanya budget based incentive dapat meurunkan motivasi kerja karyawannya. Banyaknya hal yang dapat diakibatkan oleh budget based incentive menjadikan faktor ini sebagai faktor yang penting bagi peningkatan kinerja karyawan sebuah perusahaan. Sistem pembagian budget based incentive di setiap perusahaan juga berbeda-beda.

Pada penelitian ini budget based incentive digunakan sebagai variabel intervening atau variabel perantara dalam menguji pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajer. Penggunaan budget based incentive dilandasi dengan pemikiran bahwa dalam perusahaan memiliki anggaran tersendiri guna meningkatkan kinerja perusahaan.

Pengukuran budget based incentive dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan para karyawan mengenai Incentive atas keterlibatannya dalam penyusunan anggara, kepuasan atas besarnya nilai budget based incentive.

Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963) dalam bentuk kinerja manajerial berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi delapan dimensi kegiatan yaitu kinerja perencanaan, investigasi,


(31)

xxix

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pimilihan staf, negosiasi, dan perwakilan.

Kinerja seorang manajer menurut Porter Lawler ditentukan oleh tiga faktor yaitu usaha, kemampuan dan bakat, serta persepsi terhadap peran (Sugeng W, 1996). Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk (1963). Dalam instrumen ini setiap responden diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya dengan memilih angka dari satu sampai dengan sembilan. Pembagian skala terdiri dari 1 sampai dengan 3 untuk kinerja di bawah rata-rata, 4 sampai dengan 6 untuk kinerja rata-rata-rata, dan 7 sampai dengan 9 untuk kinerja di atas rata-rata.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah-sekolah yang ada di Pemerintah Kota Tanjung Balai. Waktu penelitian dari bulan Januari sampai dengan Mei 2009.

E. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1.

Proposal Penelitian Survey Awal

Bimbingan Proposal Seminar Proposal

2.

Penelitian

Pengiriman Kuesioner Pengembalian Kuesioner Analisis Data Penelitian Penyusunan Hasil Penelitian


(32)

xxx 3. Ujian Skripsi (Meja Hijau)

Sumber : Hasil Pengolahan Peneliti, 2008.

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan berupa kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Dimensi waktu penelitian adalah cross sectional, yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.

Data primer, yang terdiri dari :

1) hasil jawaban para responden atas kuesioner yang diajukan, yang telah diisi oleh sampel-sampel yang diambil. Kuesioner partisipasi anggaran diambil dari penelitian Milani (1975), kuesioner budget based incentive diambil dari penelitan Shield & Young, sedangkan kuesioner kinerja manajerial diambil dari penelitian Mahoney et al., (1963).

2) hasil wawancara berupa tanya jawab langsung maupun dengan diskusi dengan pihak-pihak terkait.

2. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data primer atau pengiriman kuesioner adalah sebagai berikut :

a. kuesioner-kuesioner tersebut diantarkan secara langsung ke sekolah kepada semua sampel.

b. setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.


(33)

xxxi

c. jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, maka kepada mereka diberikan waktu 1 minggu lagi.

d. setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 130 responden, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.

G. Metode dan Teknik Analisis Data 1. Pengujian Kualitas Data

1.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2004 : 105). Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment pearson (r hitung) dengan r tabel pada level signifikasi 0,05 nilai kritisnya. Apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P < 0,05 ; P = 0,05), berarti instrumen penelitian itu valid. Pengujian validitas digunakan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production and Service SolutionI) release 13. Korelasi antara skor butir dengan skor faktor harus korelasi positif, kemudian membandingkan r tabel dengan r hitung dari tiap butir pertanyaan pada signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (n – k ) (Santoso, 2000 : 41).


(34)

xxxii 1.2. Uji Reliabilitas

Menurut Riyadi (2000) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,06 (Sekaran, 1992). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production and Service SolutionI) release 13.

2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heterokedastisitas, dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Untuk menguji hal tersebut peneliti juga menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil output tersebut barulah dilakukan analisis terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut.

2.1. Uji Normalitas

Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari atau sama dengan 25 (Mendehall dan Beaver, 1992). Metode uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan


(35)

xxxiii

analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan demikian sebaliknya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS release 13.

2.2. Uji Multikoliniearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas maka konsekuensinya adalah :

(2) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

(3) Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terduga.

Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF fan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independen. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,9 (Ghozali, 2001).


(36)

xxxiv

a. mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

2.3. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2004 : 2008). Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Pengujian ini menggunakan SPSS release 13.

Uji autokorelasi tidak lagi diperlukan. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1, sehingga hal ini ditemukan pada data time series, bukan data yang cross section (Erlina, 2007 : 108). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.

3. Pengujian Hipotesis

3.1. Pengujian Hipotesis I (Model I)

Model penelitian untuk hipotesis pertama diuji dalam bentuk regresi linier sederhana dengan melihat koefesien standardized beta sebagai berikut :

BBI =

β

1

AP

1

+

ε

dimana :

BBI (Y) = Budget Based Incentive AP (X) = Anggaran Partisipasi


(37)

xxxv

ε

= Error Term

3.2. Pengujian Hipotesis II (Model II)

Model penelitian untuk hipotesis kedua diuji dalam bentuk regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan dengan melihat koefesien standardized beta sebagai berikut :

KK =

β

1

AP

1

+

β

2

BBI

2

+

ε

dimana :

KK (Y) = Kinerja Kepala Sekolah AP (X1) = Anggaran Partisipasi

BBI (X2) = Budget Based Incentive (intervening variable)

ε

= Error Term

Adapun model yang dapat digambarkan sebagai berikut : intervening variable

Gambar 3.1 : Model penelitian

Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran

Partisipatif (X1)

Budget Based Incentive (X2)


(38)

xxxvi BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian

1. Statistik Frekuensi

Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan adalah untuk mengetahui pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening. Agar terlihat lebih sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan penyajian data skor ke dalam bentuk Tabel. Adapun bentuk frekuensi jawaban responden sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Anggaran Partisipatif (X1) Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Cukup

Setuju Netral

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Item No. F % F % F % F % F % F % F % Q1 45 47.4 39 41.1 6 6.3 0 0 0 0 0 0 2 2.1 Q2 9 9.5 57 60 15 15.8 13 13.7 1 1.1 0 0 0 0 Q3 29 30.5 43 45.3 12 12.6 10 10.5 0 0 1 1.1 0 0 Q5 1 1.1 66 69.5 17 17.9 5 5.3 1 1.1 0 0 0 0 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3).

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas untuk pertanyaan ke 1 (satu) wujud anggaran partisipasi menunjukkan frekuensi tertinggi 41,1 % (setuju) dan paling rendah adalah


(39)

xxxvii

0 % (tidak setuju dan kurang setuju). Pertanyaan ke 2 (tiga) menunjukkan wujud anggaran partisipasi tertinggi sebanyak 60 % (setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju dan kurang setuju). Pertanyaan ke 3 menunjukan frekuensi tertinggi 45,3% (setuju) dan paling rendah adalah 0 % (kurang setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 5 menunjukan frekuensi tertinggi 69,5 % (setuju) dan paling rendah adalah 0 % (tidak setuju dan kurang setuju).

Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk variabel Budget Based Incentive terdapat pada Tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Budget Based Incentive /X2 Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Cukup Setuju

Netral Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Item No. F % F % F % F % F % F % F % Q1 6 6.3 7 7.4 9 9.5 11 11.6 62 65.3 0 0 0 0 Q2 3 3.2 13 13.7 14 14.7 8 8.4 57 60 0 0 0 0 Q3 5 5.3 10 10.5 20 21.1 32 33.7 28 29.5 0 0 0 0 Q4 14 14.7 14 14.7 18 18.9 28 29.5 21 22.1 0 0 0 0 Q5 5 5.3 5 5.3 15 15.8 33 34.7 37 38.9 0 0 0 0 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3)

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel budget based incentive menunjukkan frekuensi tertinggi 65,3 % (kurang setuju) dan paling rendah adalah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 2 (Q2) menunjukkan frekuensi jawaban variabel budget based incentive tertinggi sebanyak 60 % (kurang setuju) dan terendah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel budget based incentive tertinggi sebanyak 33,7 % (netral) dan terendah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 4 (Q4) menunjukkan frekuensi jawaban variabel budget based incentive tertinggi sebanyak 29,5 % (netral) dan terendah 0 %


(40)

xxxviii

(tidak setuju dan sangat tidak setuju). Pertanyaan ke 5 (Q5) menunjukkan frekuensi jawaban variabel budget based incentive tertinggi sebanyak 38,9 % (netral) dan terendah 0 % (tidak setuju dan sangat tidak setuju).

Untuk frekuensi jawaban responden untuk variabel kinerja kepala sekolah (Y) terdapat pada Tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kinerja Kepala Sekolah (Y) Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Cukup

Setuju Netral

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Item No. F % F % F % F % F % F % F % Q1 0 0 0 0 6 6.3 1 1.1 24 25.3 62 65.3 2 2.1 Q2 0 0 0 0 14 14.7 1 1.1 17 17.9 38 40 25 26.3 Q3 0 0 0 0 0 0 0 0 38 40 35 36.8 22 23.2 Q6 0 0 0 0 0 0 2 2.1 34 35.8 24 25.3 35 36.8 Q7 0 0 0 0 1 1.1 10 10.5 25 26.3 58 61.1 1 1.1 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3).

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas untuk pertanyaan ke 1 (Q1) frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah menunjukkan frekuensi tertinggi 65,3 % (tidak setuju) dan paling rendah adalah 0 % (sangat setuju dan setuju). pertanyaan ke 2 (Q2) frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah menunjukkan frekuensi tertinggi 40 % (tidak setuju) dan paling rendah adalah 0 % (sangat setuju dan setuju). Pertanyaan ke 3 (Q3) menunjukkan frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah menunjukkan frekuensi tertinggi 40 % (kurang setuju) dan paling rendah adalah 0 % (sangat setuju dan setuju). Pertanyaan ke 6 (Q6) menunjukkan frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah tertinggi sebanyak 36.8 % (sangat tidak setuju) dan terendah 0 % (sangat setuju, setuju dan cukup setuju). Pertanyaan ke 7 (Q7)


(41)

xxxix

menunjukkan frekuensi jawaban variabel kinerja kepala sekolah tertinggi sebanyak 61.1 % (tidak setuju) dan terendah 0 % (sangat setuju dan setuju).

2. Analisis Instrumen/Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dalam penelitian ini perlu diuji sampai sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang ingin diukur (validitas), dan juga sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten (reliabilitas). Hal tersebut dilakukan agar pengujian hipotesis penelitian dapat mengenai sasarannya, oleh karena itu data yang dipakai untuk menguji hipotesis harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

2.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Anggaran Partisipasi (X1) 2.1.1. Uji Validitas Variabel Independen Anggaran Partisipasi (X1)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005). Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya dengan alat uji validitas item.

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 95 responden, maka pertanyaan nomor 4 (Q4) dan 6 (Q6) tidak valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4, yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar rtabel Product Moment dimana r tabel 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Tabel 4.4. Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics


(42)

xl

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 6.9158 5.482 .579 .783

Q2 6.3368 6.481 .597 .766

Q 3 6.6316 5.746 .646 .740

Q 5 6.2316 6.052 .678 .729

Sumber : Hasil Penelitian 2009 (data diolah). Lampiran 8.

Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 4 (empat) item pertanyaan tersebut valid. Jadi yang digunakan sebagai 4 (empat) item pertanyaan untuk menentukan total variabel independen anggaran partisipasi (X1).

2.1.2. Uji Reliabilitas Variabel Independen Anggaran Partisipasi (X1)

Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban dari pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan : (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 bahwa nilai Cronbach Alpa melewati > 0,60 (0.804). Hal tersebut tergambar pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 : Uji Reliabilitas dengan Nilai Cronbach’s Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .804 4 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 8)


(43)

xli 2.2.1. Uji Validitas Budget Based Incentives (X2)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005). Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya dengan alat uji validitas item.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan 5 (lima) pertanyaan, maka seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6, yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product Moment dimana r tabel 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Tabel 4.6. Uji Validitas Instrumen

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 15.0632 10.209 .468 .548

Q2 15.2000 9.694 .543 .508

Q3 15.5684 12.099 .263 .644

Q4 15.9895 10.649 .344 .614

Q5 15.3158 11.580 .359 .602

Sumber : Hasil Penelitian 2009 (Lampiran 8).

Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 (lima) item pertanyaan tersebut valid. Jadi yang digunakan sebagai total variabel independen Budget Based Incentives (X2).

2.2.2. Uji Reliabilitas Variabel Budget Based Incentives (X2)

Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas


(44)

xlii

pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.7 bahwa nilai Cronbach Alpha keseluruhannya adalah melewati > 0,60 (0.640 atau 64 %). Hal tersebut tergambar pada Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 : Nilai Cronbach’s Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .640 5 Sumber : Hasil Olah Data SPSS. (Lampiran 8).

2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y) 2.3.1. Uji Validitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali,2005). Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya dengan alat uji validitas item.

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap responden, maka hanya 5 pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.8, yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang seluruhnya lebih besar r tabel Product Moment dimana r = 0.2272. Untuk pengujian ini dilakukan dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).


(45)

xliii

Tabel 4.8. Uji Validitas Instrumen Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 22.9263 7.516 .483 .684

Q2 22.8000 5.353 .718 .571

Q3 22.5895 8.436 .509 .680

Q6 22.4526 8.229 .444 .697

Q7 22.9158 9.269 .339 .730

Sumber : Hasil Penelitian 2009 (Lampiran 8)

Berdasarkan dari pengujian validitas tersebut menunjukkan 5 (lima) pertanyaan valid.

2.3.2. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Suatu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan: (1) Repeated Measure, (2) One Shot. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran saja (one shot), karena pengukuran yang dilakukan berulang, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. (Ghozali, 2005). Dari hasil uji reliabilitas, ternyata seluruh item dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 bahwa nilai Cronbach Alpha keseluruhannya adalah melewati > 0,60 (0.728 atau 72,8 %). Hal tersebut tergambar pada Tabel 4.9. berikut :

Tabel 4.9 : Nilai Cronbach’s Alpha Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .728 5 Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 8).


(46)

xliv

Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 : Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budget-Based Incentives

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.935 .071 41.304 .000 PPA_X1 -2.115E-5 .008 .000 -.003 .998 a. Dependent Variable: ln_BBI_X2

Sumber : Lampiran 7.

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel Partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budget based incentives dimana standardized coefficients beta yang dihasilkan sebesar 0.000 pada tingkat keyakinan 95 % adalah 0.998. Hubungan ini disimbolkan dengan

ρ

2

. Karena tingkat signifikansi > alpha 5 % maka H0 ditolak. Dengan demikian daerah

penerimaan hipotesis berada diluar daerah penerimaan H0. Hal ini bermakna bahwa

anggaran partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentives. Artinya anggaran partisipasi yang disusun bukan sebagai alat penilai kinerja yang dapat meningkatkan keefektifan organisasional melalui peningkatan manajerial.

4. Model Kedua

4.1.1. Uji Asumsi Klasik untuk Model Kedua 4.1.1.1. Pengujian Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak


(47)

xlv

dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara yang digunakan kali ini adalah dengan menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam histogram dan grafik berikut ini.

Hasil pengujian terdapat pada Gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1 : Gambar Histogram

Dari hasil pengujian terlihat pada Gambar 4.1 tersebut terlihat grafik masih terdapat didalam kurva. Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual

berdistribusi normal.

4.1.1.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada Gambar 4.2 dibawah, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi


(48)

xlvi

heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar 4.2 berikut :

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 6)

Gambar 4.2 : Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 4.1.1.3. Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Menurut Santoso (2005 : 241), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW).

Tabel 4.11 : Nilai Durbin-Watson

Model R

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson 1 .399a

3.12342 .370

a Predictors: (Constant), BBI_X2, PPA_X1

b Dependent Variable: KINERJA_Y

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin-Watson terlihat Nilai


(49)

xlvii

DW sebesar 0,370 Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso (2000 : 219) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut :

•Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

•Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

•Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D-W) sebesar 0,370. Oleh karena itu, nilai DW dalam rentang nilai -2 dan lebih kecil dari 2 (-2 < 0,370 < 2) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.1.1.4. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variable bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas , akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12: Uji Multikolinearitas


(50)

xlviii

Model Collinearity Statistics

Constant Tolerance VIF

PPA_X1 1.000 1.000

BBI_X2 1.000 1.000

Dependent Variabel : IA_Y

Sumber : Hasil Output SPSS (Lampiran 7)

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah < 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1 atau sama dengan satu. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas (homoskedastisitas).

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengujian Hipotesis ke Pertama

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap budget-based incentives tidak dapat dapat diterima. Dengan demikian maka tidak dapat dibentuk model jalur (path) dan model tersebut tidak terdapat model pengaruh langsung dan tidak langsung anggaran partisipatif terhadap budget-based incentive karena tidak signifikan pada tingkat α = 5 %.

2. Pengujian Hipotesis ke Dua

Hasil pengujian hipotesis yang berbunyi apakah terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square


(51)

xlix

yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.13. di bawah ini :

Tabel 4.13. Pengujian Goodness of Fit

Model R R Square Adjusted R Square 1 .399a .159 .141 a. Dependent Variable: BBI_X2, PPA_X1

b. Independent Variable : KINERJA_Y

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7)

Nilai adjusted R Square pada Tabel 4.13 diatas sebesar 14,1 % variabel pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening dapat diterima. Sedangkan sisanya sebesar 85,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Indikator signifikansi parameter koefesien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak; dan apabila Fhitung ≤ Ftabel

maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.14 dibawah ini : Tabel 4.14. Hasil Regresi Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 169.628 2 84.814 8.694 .000a

Residual 897.530 92 9.756 Total 1067.158 94

a. Predictors: (Constant), BBI_X2, PPA_X1 b. Dependent Variable: KINERJA_Y

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 7).

Dari Tabel 4.13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,694 sedangkan Ftabel pada


(52)

l

Fhitung>Ftabel (8,694>3,32). Hal ini memberikan arti bahwa terdapat pengaruh anggaran

partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentives sebagai variabel intervening dapat diterima atau hipotesis null tidak dapat ditolak (Ho diterima sedangkan H1 ditolak).

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan budget-based incentives berpengaruh signifikan terhadap kinerja kepala sekolah tergambar pada hasil uji t dalam Tabel 4.15 berikut :

Tabel 4.15 : Hasil Perhitungan Uji T

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 30.484 1.827 16.689 .000

PPA_X1 -.416 .102 -.389 -4.066 .000

BBI_X2 .081 .082 .095 .989 .325 a. Dependent Variable: KINERJA_Y

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 7).

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar -0.389 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 (dibawah alpha 5 %) yang merupakan nilai path atau jalur. Sedangkan nilai budget based incentives tidak berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah dengan nilai standardized beta sebesar 0.095 dengan nilai signifikansi sebesar 0.325 (diatas alpha


(53)

li

5 %). Besarnya nilai residual (e) dari pengaruh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 0.927 ( (1−0.141)=0.927).

Atas hal tersebut dan berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda tersebut dikombinasikan dengan path, maka diagram yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.3 : Model Analisis Jalur (path)

Berdasarkan diagram tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anggaran partisipatif tidak berpengaruh terhadap budget based incentive. Hasil lain yang dapat disimpulkan terdapat pengaruh tidak langsung antara anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004).

Hasil tersebut memberikan dampak dimana pada umumnya semakin besar keterlibatan para penyusun anggaran maupun pelaksana anggaran dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam organisasi, maka sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan

Budget Based Incentive (X2)

Kinerja Kepala sekolah (Y) Anggaran

Partisipatif (X1)

ρ2 = tidak berpengaruh

signifikan

e1

ρ 1 = berpengaruh signifikan -0.389

ρ 3 = tidak berpengaruh

signifikan


(54)

lii

tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung azas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus berjalan dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama baik dengan manajer pusat pertanggungjawaban atau tidak disamping mereka. Melibatkan para penyusun anggaran dan pelaksana anggaran dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam organisasinya. Anggaran bisa berjalan efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak baik atasan maupun bawahan. Konsep anggaran ini melibatkan semua orang terlebih-lebih bawahan (top down approach). Oleh sebab itu tanpa dukungan dari bawahan maka anggaran ini tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu hasil penelitian ini memeberikan arti bahwa anggaran bukanlah alat penilaian prestasi kinerja. Terdapat beberapa faktor-faktor lain yang merupakan indikator ukuran kinerja.


(55)

liii BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah mengetahui hasil analisa statistik baik dengan regresi sederhana maupun analisa jalur (path analisis) yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara anggaran partisipatif terhadap anggaran yang berbasis insentif (budget based incentives).

2. Terdapat pengaruh yang signifikan anggaran partisipatif terhadap kinerja kepala sekolah dengan budget-based incentive sebagai variabel intervening. Dengan demikian hasil ini konsisten dengan riset yang dilakukan oleh Riadi, Hartono (2004) dan Zainal (2004).

B. Saran

Dengan telah dilaksanakannya penyususnan anggaran secara partisipatif ini diharapkan :

1. Kepala sekolah dapat memberikan insentif kepada bawahannya karena pemberian insentif akan mendorong meningkatnya kinerja kepala sekolah.

2. Meningkatnya kinerja kepala sekolah maka tujuan sekolah tersebut akan dapat tercapai bahkan usaha sekolah tersebut akan berlangsung secara terus menerus dan berkembang.


(56)

liv

3. Kepala sekolah menggunakan model bottom-up dalam penyusunan anggarannya yang kemudian memberikan insentif kepada bawahan yang turut serta dalam penyususnan anggaran tersebut.


(57)

lv

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert, Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System Edisi II. Terjemahan Kurniawan Tjakarawan dan Krista, Salemba Empat, Jilid I dan II, Jakarta.

Anto Dajan, 1994. Pengantar Metode Statistik. Jilid 2. Jakarta.

Bambang S dan Nur Indrianto, 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Kelola, Yogyakarta.

Carter, William K dan Milton F. Usry, 2004. Cost Accounting. Terjemahan Krista. 2005. Akuntansi Biaya (edisi 13, buku 2). Jakarta : Salemba Empat.

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Medan.

Garrison, Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Terjemahan A. Totok Budisantoso, Jakarta : Salemba Empat.

Ghozali, 1. 2000. Aplikasi Analisis Multivariate, dengan SPSS Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hamzah B, Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jilid I, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Ikhsan, Arfan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Terjemahan Krista. 2005. Jakarta : Salemba Empat.

Mc Graw Hill. 2006. Akuntansi Management. Jilid I. Cetakan Pertama. Terjemahan Armila Krisna Warindrami. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mc Graw Hill. 2006. Cost Management. Jilid I. Edisi Ketiga. Terjemahan Salemba, Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta : Universitas Gadjah Mada.

Bafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Penerbit Salemba Empat.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.


(58)

lvi

Riadi. 2000. Pengaruh Anggaran Partisipatif dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Samryn L. M. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Edisi Pertama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sholihin, Mahfud. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi 2004/2005. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Ketujuh. Bandung : CV. Alfabita. Suhartono. 2004. Pengaruh Anggaran Partisipatif dan Budget Based Incentive

terhadap Kinerja Manajerial pada PDAM Kabupaten Kendal. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Soeratno & Lincolin Arsyad. 1993. Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. YKPN. Yogyakarta.

Sugeng, Wahyudi. 1998. Analisis Anggaran Partisipatif dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajer. Jurnal Bisnis Strategi, Semarang.

Sugeng, Wahyudi. 1998. Analisis Anggaran Partisipatif dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajer : Studi Kasus BDP Jawa Tengah. MM Universitas Diponegoro.

Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Edisi Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Zainul, Ahmad W. 1999. Pengaruh Anggaran Partisipatif Terhadap Kinerja Manajemen. Skripsi. Universitas Diponegoro.


(59)

lvii

Lampiran 1 PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

(Dikembangkan Oleh Milani 1975)

Kuesioner ini menggunakan skala tujuh poin/sesuai dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7

Kepada Bapak / Ibu diminta untuk memberikan nilai (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) untuk setiap pertanyaan pada kotak nilai yang telah disediakan.

Pertanyaan Nilai

1. Kontribusi saya dalam penyusunan anggaran sangat penting

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Setuju Sangat Tidak

Setuju

2. Kategori mana dibawah ini yang menjelaskan dengan sebaik-baiknya tentang kegiatan Bapak / Ibu lakukan ketika anggaran sedang disusun.

1 2 3 4 5 6 7

Semua Anggaran

Tdk Satupun Anggaran 3. Kategori manakah dibawah ini yang menjelaskan dengan paling baik

alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat?

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Masuk Akal

Tidak Masuk Akal

4. Seberapa sering Bapak / Ibu menyatakan permintaan, pendapat, dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta?

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sering Tidak Ada

5. Seberapa banyak pengaruh yang Bapak / Ibu rasakan dan miliki dalam penyelesaian anggaran akhir / final

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Banyak

Tidak Ada

6. Seberapa sering atasan Bapak / Ibu meminta pendapat dan / atau usulan ketika anggaran disusun?


(60)

lviii

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sering Tidak Pernah

KINERJA MANAJERIAL

(Dikembangkan Oleh Mahoney 1963)

Kuesioner ini menggunakan skala tujuh poin (sesuai kriteria penilaian) sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7

Kepada Bapak / Ibu diminta untuk memberikan nilai (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) untuk setiap pertanyaan pada kotak nilai yang telah disediakan.

Pertanyaan Nilai

Kegiatan Uraian

1. Perencanaan Menentukan tujuan, sasaran kebijakan, tindakan

2. Investigasi Mengumpulkan dan menyiapkan

informasi dalam bentuk kaporan, dan analisa pekerjaan

3. Koordinasi Pertukaran informasi dengan orang dalam organisasi tidak hanya anak buah tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program

4. Evaluasi Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan, dan kinerja / prestasi

5. Mengawasi / Supervisi Mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan anak buah

6. Staffing Memelihara dan mempertahankan anak buah, menyeleksi pegawai, dan mempromosikan anak buah dan unitnya untuk beberapa inti

7. Negosiasi Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang jasa


(61)

lix

8. Perwakilan Menyampaikan informasi tentang visi, misi dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato dan lain-lain kepada pihak organisasi

9. Kinerja saya secara menyeluruh BUDGET BASED INCENTIVE (Shields dan Young, 1993)

Mohon Anda memberikan pendapat atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih (melingkari) nomor 1 sampai dengan 7 pada skala untuk masing-masing pertanyaan berikut :

1 2 3 4 5 6 7

1. Pemberian kompensasi untuk Kepala Sekolah dipengaruhi oleh kinerja anggaran yang telah dibuatnya

1 2 3 4 5 6 7

2. Penghargaan bagi Kepala Sekolah dalam bentuk financial akan mengikat seiring dengan meningkatnya kinerja anggaran yang telah dibuatnya

1 2 3 4 5 6 7

3. Seberapa besar pengaruh kinerja anggaran terhadap peluang bagi Kepala Sekolah untuk dipromosikan

1 2 3 4 5 6 7

4. Seberapa besar kemungkinan Kepala Sekolah yang memiliki peringkat kinerja 25 % terbaik di sekolah lebih besar dibanding Kepala Sekolah yang peringkat kerjanya 25 %

1 2 3 4 5 6 7

5. Seberapa besar persentase Kepala Sekolah yang meminta bonus berdasarkan penilaian kinerja aktual dibandingkan dengan kinerja yang dianggarkan


(1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .804 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 1.7895 1.14757 95 VAR00002 2.3684 .87583 95 VAR00003 2.0737 1.01313 95 VAR00005 2.4737 .90908 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 6.9158 5.482 .579 .783

VAR00002 6.3368 6.481 .597 .766

VAR00003 6.6316 5.746 .646 .740

VAR00005 6.2316 6.052 .678 .729

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 8.7053 9.912 3.14837 4

Reliability BBI (X2)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0 Excludeda 0 .0 Total 95 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .620 9


(2)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N Q1 5.4947 1.04039 95 Q2 5.6211 1.29794 95 Q3 5.8316 .78079 95 Q4 5.6737 .92762 95 Q5 5.9789 .88701 95 Q6 5.9684 .90451 95 Q7 5.5053 .74196 95 Q8 5.4947 1.27056 95 Q9 5.5158 .74181 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 45.5895 13.564 .576 .513

Q2 45.4632 12.060 .589 .492

Q3 45.2526 16.957 .232 .607

Q4 45.4105 19.117 -.114 .683

Q5 45.1053 16.436 .255 .603

Q6 45.1158 14.572 .531 .536

Q7 45.5789 16.502 .333 .588

Q8 45.5895 15.394 .205 .627

Q9 45.5684 17.354 .186 .616

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 51.0842 19.057 4.36539 9

Reliability Y (Kinerja)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0 Excludeda 0 .0 Total 95 100.0


(3)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0 Excludeda 0 .0 Total 95 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .691 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N Q1 5.4947 1.04039 95 Q2 5.6211 1.29794 95 Q3 5.8316 .78079 95 Q5 5.9789 .88701 95 Q6 5.9684 .90451 95 Q7 5.5053 .74196 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 28.9053 8.172 .635 .569

Q2 28.7789 7.174 .600 .580

Q3 28.5684 10.610 .356 .670

Q5 28.4211 11.353 .149 .728

Q6 28.4316 9.035 .584 .598

Q7 28.8947 11.308 .235 .699

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 34.4000 13.030 3.60968 6

Reliability Y (Kinerja)

Scale: ALL VARIABLES


(4)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0 Excludeda 0 .0 Total 95 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .728 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N Q1 5.4947 1.04039 95 Q2 5.6211 1.29794 95 Q3 5.8316 .78079 95 Q6 5.9684 .90451 95 Q7 5.5053 .74196 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 22.9263 7.516 .483 .684

Q2 22.8000 5.353 .718 .571

Q3 22.5895 8.436 .509 .680

Q6 22.4526 8.229 .444 .697

Q7 22.9158 9.269 .339 .730

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 28.4211 11.353 3.36938 5

Reliability BBI (X2)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %


(5)

Excludeda 0 .0 Total 95 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .239 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N Q1 5.8737 .77517 95 Q2 6.0947 .96837 95 Q3 5.9474 .76309 95 Q4 5.2632 .71772 95 Q5 5.9263 1.40850 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 23.2316 4.137 .309 .038

Q2 23.0105 4.372 .099 .210

Q3 23.1579 3.624 .518 -.152a

Q4 23.8421 6.198 -.280 .450

Q5 23.1789 3.425 .058 .307

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 29.1053 5.712 2.39002 5

Reliability BBI (X2)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0 Excludeda 0 .0 Total 95 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(6)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .640 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N Q1 4.2211 1.25629 95 Q2 4.0842 1.26039 95 Q3 3.7158 1.15467 95 Q4 3.2947 1.35955 95 Q5 3.9684 1.11520 95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Q1 15.0632 10.209 .468 .548

Q2 15.2000 9.694 .543 .508

Q3 15.5684 12.099 .263 .644

Q4 15.9895 10.649 .344 .614

Q5 15.3158 11.580 .359 .602

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 19.2842 15.546 3.94284 5