39
seluruh Indonesia. Merupakan solusi pembayaran cepat yang memberi kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di
bank. c.
JASA TAKSIRAN Yaitu pemberian pelayanan terhadap masyarakat yang ingin mengetahui
seberapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki seperti emas, berlian, batu permata dan lainnya.Biaya dikenakan 1 dari harga taksiran.
d. JASA TITIPAN
Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun kendaraan
bermotor dengan biaya terjangkau.
F. Mekanisme Pegadaian Syariah
Mekanisme operasional Pegadaian Syariah dapat digambarkan sebagai berikut: melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan
kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya ditempat yang telah disediakan oleh pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan
adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas
dasar ini dibenarkan bagi pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pegadaian syariah akan
memperoleh keuntungan hanya dari bea sewa tempat yang dipungut bukan
40
tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang pinjaman. Sehingga disini dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang
hanya sebagai “ lipstick “yang akan menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya di pegadaian.
29
Gambar Ilustrasi Mekanisme Pegadaian Syariah
Arta geraknya
Untuk dapat memperoleh layanan dari Pegadaian Syariah, masyarakat hanya cukup menyerahkan harta geraknya emas, berlian, kendaraan, dan lain-
lain untuk dititipkan disertai dengan fotocopy tanda pengenal. Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan
dijadikan seebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan jasa simpan
29
Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuanagan Islam :Tinjauan Teoritis dan Praktis,Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010 Edisi ke 1, Cet ke 1, h. 280
Marhun Bih Hutang
Rahiin Murtahin
Pegadaian
Marhun Barang
2. Pemberian hutang
1. Akad Transaksi
3. Penyerahan Marhun
41
dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh Perum
Pegadaian.Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan adalah 90 dari nilai taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, Pegadaian Syariah dan nasabah melakukan akad dengan kesepakatan:
1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama
maksimum empat bulan. 2.
Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp. 90,- Sembilan puluh rupiah dari kelipatan taksiran Rp. 10.000,- per 10 hari yang
dibayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman. 3.
Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh pegadaian pada saat pencairan uang pinjaman.
Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk :
30
a. Melakukan penebusan barangpelunasan pinjaman kapanpun sebelum
jangka waktu empat bulan. b.
Mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa simpan yang sudah berjalan ditambah bea administrasi.
c. Atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika pada
saat jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya.
30
Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuanagan Islam :Tinjauan Teoritis dan Praktis,Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010 Edisi ke 1, Cet ke 1, h. 282
42
Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi hutang atau hanya membayar jasa simpan, maka Pegadaian Syariah melakukan eksekusi barang jaminan
dengan cara dijual, selisih antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa simpan dan pajak merupakan uang kelebihan yang menjadi hak nasabah.
Nasabah diberi kesempatan selama satu tahun untuk mengambil uang kelebihan itu, dan jika dalam satu tahun ternyata nasabah tidak mengambil uang tersebut,
Pegadaian Syariah akan menyerahkan uang kelebihan kepada Badan Amil Zakat sebagai ZIS.
Aspek Islam tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber
yang benar-benar terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini seluruh kegiatan Pegadaian Syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah,
murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerjasama dengan
lembaga keuangan syariah untuk mem-backup modal kerja.
G. Pemanfaatan Barang Gadai