Pengertian Gadai DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

31

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Pengertian Gadai

Gadai dalam bahasa arab disebut ar-rahn. Secara etimologi, kata ar-rahn berarti tetap, kekal, dan jaminan.Akad ar-rahn dalam istilah hukukm positif disebut dengan barang jaminanagunan. 22 Gadai menurut kamus istilah fiqih adalah suatu akad perjanjian hutang piutang uang dengan jaminan suatu benda barang sebagai penguat jaminan kepercayaan utang piutang tersebut.Nilai barang yang digadaikan lebih rendah dari yang semestinya, sehingga apabila hutang tersebut tidak terbayar, maka barang tersebut bisa dijadikan sebagai tebusannya. 23 Menurut Muhammad Muslehuddin gadai merupakan penyerahan suatu benda atau jasa dari seorang debitur kepada seorang kreditur sebagai jaminan atas uang yang dipinjamnya. 24 Untuk mendefinisikannya dengan harta: harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat. Adapun yang dijadikan barang agunan bukan saja bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat.Benda yang 22 AH Azharudin Latief, Fiqh Muamalah, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005 , h.154 23 M.Abdul Mujieb Mabruri Tholhah Syafi‟ah AM. Kamus Istilah Fiqh, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994 cet.1 24 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004 cet ke-3, h.30 32 dijadikan barang jaminan agunan tidak harus diserahkan secara aktual, tetapi boleh juga penyerahannya secara hukum. Ulama Fiqh berbeda pendapat dalam mendefinisikan rahn : a. Ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah mendefinisikan ar-rahn dengan menjadikan materi barang sebagai jaminan hutang, yang dapat dijadikan pembayar hutang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar hutang itu. b.Ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan menjadikan sesuatu barang sebagai jaminan terhadap hak piutang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak piutang itu, baik seluruhnya maupun sebagian. c. Menurut Ulama Malikiyah adalah Harta yang dijadikan oleh pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Menurutnya harta tersebut bukan saja berupa materi, namun juga berupa manfaat. Harta yang diserahkannya tersebut penyerahannya tidak secara aktual, tetapi bisa secara hukum. Misalnya, menyerahkan sawah sebagai jaminan, maka yang diserahi jaminan, maka yang diserahkan sebagai jaminan adalah sertifikasinya. Para ulama fiqh mengemukakan bahwa ar-rahn dibolehkan dalam Islam berdasarkan Al-Quran dan sunah rasul. Dalam Al Quran surat AlBaqarah2:283 Mereka sepakat menyatakan bahwa ar-rahn boleh dilakukan dalam perjalanan atau tidak, asalkan barang jaminan itu bisa langsung dikuasai al-qabdh secara hukum oleh pemberi piutang. Ar-rahn dibolehkan karena banyak kemaslahatan yang terkandung didalamnya dalam rangka hubungan antar sesama manusia. 33

B. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah