Perawatan Ibu Nifas Perawatan Nifas

2004. Menurut Basford 2006 dikutip dari Dean 1986 menyatakan bahwa perawatan diri adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk mencapai kesehatan, mencegah penyakit, mengevaluasi gejala dan memulihkan kesehatan. Perawatan ibu setelah melahirkan secara sesarea merupakan kombinasi antara asuhan keperawatan bedah dan maternitas Bobak, 2004. Perawatan pasca bedah sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya komplikasi pada seksio sesarea. Perawatan pertama yang harus dilakukan setelah operasi adalah pembalutan luka dengan baik Mochtar, 1988. Ibu yang telah mengalami pembedahan seksio sesarea, mempunyai kebutuhan perawatan pascapartum yang sama dengan ibu yang melahirkan pervagina Ladewig, dkk, 2005. Perawatan nifas meliputi perawatan diri ibu dan perawatan bayi baru lahir. Perawatan diri ibu nifas terdiri dari perawatan luka, nutrisi, ambulasi dini, perawatan perineum, perawatan payudara, miksi, defekasi. Perawatan bayi baru lahir meliputi memandikan bayi, perawatan tali pusar, makanan, imunisasi, mengganti popok, perawatan alat kelamin dan perawatan mata, hidung dan telinga bayi.

2.2.1 Perawatan Ibu Nifas

Perawatan diri ibu nifas terdiri dari perawatan luka, nutrisi, ambulasi dini, perawatan perineum, perawatan payudara, miksi dan defekasi. 1. Perawatan Luka Seksio Sesarea Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dan Universitas Sumatera Utara melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang masuk melalui luka dan mempercepat proses penyembuhan luka Hidayat, 2006. Luka insisi diperiksa setiap hari. Karena itu bebat yang tipis tanpa plester yang berlebihan lebih menguntungkan. Biasanya, jahitan kulit dilepas pada hari keempat setelah operasi Pritchard dkk, 1991. Pembalut luka berfungsi sebagai penghalang dan pelindung terhadap infeksi selama proses penyembuhan. Penutup luka dipertahankan selama hari pertama selama pembedahan untuk mencegah infeksi pada saat proses penyembuhan berlangsung Prawihardjo, 2008. Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan ditutup dengan kain penutup luka. Pembalut luka diganti dan dibersihkan setiap hari dan luka yang mengalami komplikasi seperti hanya sebagian luka yang sembuh sedangkan sebagian mengalami infeksi dengan eksudat atau luka terbuka seluruhnya memerlukan perawatan khusus bahkan memerlukan reinsisi Novita, 2006. Pembersihan luka insisi dimulai mencuci tangan sampai bersih kemudian mengkaji atau mengobservasi status luka apakah luka bersih atau kotor serta sejenisnya. Kasa steril dipegang dengan pinset lalu dicelupkan ke dalam larutan savlon dan dilakukan pembersihan pada luka. H2O2 diberikan jika diperlukan atau diberi larutan Nacl 0,9 kemudian luka dibersihkan sampai bersih dan dilanjutkan dengan pengobatan luka menggunakan betadin atau sejenisnya. Setelah luka bersih, tangan dicuci kembali Kuswari, 2009. Universitas Sumatera Utara 2. Nutrisi masa nifas Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas meningkat 25 dari kebutuhan biasa karena berguna untuk proses kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup Sulistyawati, 2009. Makanan yang dikonsumsi harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein, banyak cairan serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi Hanafiah, 2004. Ibu yang menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, meminum sedikitnya 3 liter air setiap hari dan ibu sebaiknya minum setiap kali menyusui, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin, mengkonsumsi kapsul vitamin A 200.000 unit agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya Saifuddin, 2001. Ibu post seksio sesarea harus menghindari makanan dan minuman yang menimbulkan gas karena gas perut kadang-kadang menimbulkan masalah sesudah seksio sesarea. Jika ada gas dalam perut, ibu akan merasakan nyeri yang menusuk. Gerak fisik dan bangun dari tempat tidur, pernapasan dalam, dan bergoyang di kursi dapat membantu mencegah dan menghilangkan gas Simkin dkk, 2007 Universitas Sumatera Utara 3. Ambulasi Dini Sehabis melahirkan ibu merasa lelah karena itu ibu harus istirahat dan tidur telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian ibu boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli Mochtar, 1998. Menurut Mochtar 1998, manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah 1 Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan ambulasi dini. Dengan bergerak, otot – otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan, faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltik usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. 2 Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normallancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan. Setelah persalinan yang normal, jika gerakan ibu tidak terhalang oleh pemasangan infus atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga baik, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sebelum dua jam, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik napas dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien seksio sesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah melahirkan. Jika pasien Universitas Sumatera Utara menjalani analgesia epidural, pemulihan sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu sebelum ambulasi dimulai Farrer, 2004. Pada hari pertama dapat dilakukan miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar Mochtar, 1998. Ibu turun dari tempat tidur dengan dibantu paling sedikit dua kali Pritchard dkk, 1991. Hari kedua ibu dapat duduk dan dianjurkan untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur terlentang diuubah menjadi setengah duduk. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 hari setelah operasi. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu penyembuhan ibu Mochtar, 1998. 4. Defekasi Fungsi gastrointestinal pada pasien obstetrik yang tindakannya tidak terlalu berat akan kembali normal dalam waktu 12 jam. Buang air besar secara spontan biasanya tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada masa pascapartum, dehidrasi, kurang makan dan efek anastesi Bobak, 2004. Universitas Sumatera Utara Bising usus biasanya belum terdengar pada hari pertama setelah operasi, mulai terdengar pada hari kedua dan menjadi aktif pada hari ketiga. Rasa mulas akibat gas usus karena aktivitas usus yang tidak terkoordinasi dapat mengganggu pada hari kedua dan ketiga setelah operasi Pritchard dkk, 1991. Untuk dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan diet teratur, pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat dan olahraga atau ambulasi dini. Jika pada hari ketiga ibu juga tidak buang air besar maka laksan supositoria dapat diberikan pada ibu Wulandari, 2009; Hamilton, 1992. 5. Perawatan Perineum Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptur atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat Farrer, 2004 . Perawatan khusus perineum bagi wanita setelah melahirkan bayi bertujuan untuk pencegahan terjadinya infeksi, mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan penyembuhan.Walaupun prosedurnya bervariasi dari satu rumah sakit lainnya, prinsip-prinsip dasarnya bersifat universal yaitu mencegah kontaminasi dari rektum, menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma dan membersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau Hamilton, 1992. Setelah ibu mampu mandi sendiri, biasanya daerah perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan secara Universitas Sumatera Utara khusus Farrer, 2004. Perawatan perineum dapat dilakukan dengan cara perineum dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Cairan sabun atau sejenisnya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar. Dibersihkan mulai dari simfisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi Wulandari, 2009. 6. Perawatan Payudara Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas masa menyusui untuk melancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil. Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari Admin, 2009. Perawatan payudara dapat dilakukan dengan cara 1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu 2. Menggunakan BH yang menyokong payudara 3. Mengoleskan kolostrum atau ASI yang keluar sekitar puting susu apabila puting susu lecet dan menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet 4. Mengistirahatkan payudara apabila lecet sangat berat selama 24 jam 5. Meminum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam untuk menghilangkan nyeri 6.Melakukan pengompresan dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, mengurut payudara dari pangkal menuju puting atau menggunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju puting, ASI sebagian dikeluarkan dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak, bayi Universitas Sumatera Utara disusui setiap 2-3 jam dan apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan lalu meletakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui Saifuddin, 2001. 7. Miksi Berkemih hendaknya dapat dilakukan ibu nifas sendiri dengan secepatnya. Sensasi kandung kencing mungkin dilumpuhkan dengan analgesia spinal dan pengosongan kandung kencing terganggu selama beberapa jam setelah persalinan akibatnya distensi kandung kencing sering merupakan komplikasi masa nifas Kasdu, 2003. Pemakaian kateter dibutuhkan pada prosedur bedah. Semakin cepat melepas kateter akan lebih baik mencegah kemungkinan infeksi dan ibu semakin cepat melakukan mobilisasi Prawirohardjo, 2009. Kateter pada umumnya dapat dilepas 12 jam setelah operasi atau lebih nyaman pada pagi hari setelah operasi. Kemampuan mengosongkan kandung kemih harus dipantau seperti pada kelahiran sebelum terjadi distensi yang berlebihan Pritchard dkk, 1991. 8. Kebersihan Diri Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan kesejahteraan ibu Hamilton, 1992. Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi yang terutama dibersihkan adalah puting susu dan mamae dilanjutkan perawatan payudara Wulandari, 2009. Universitas Sumatera Utara Pada hari ketiga setelah operasi, ibu sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka operasi Pritchard dkk, 1991. Payudara harus diperhatikan pada saat mandi. Payudara dibasuh dengan menggunakan alat pembasuh muka yang disediakan secara khusus Farrer, 2004.

2.2.2. Perawatan Bayi Baru Lahir