Nilai Moral Dalam Gerakan Dasar Tai Ji Quan : Tinjauan Filsafat Etika
NILAI MORAL DALAM GERAKAN DASAR TAI JI QUAN :
TINJAUAN FILSAFAT ETIKA
太极拳的十三各期本作人的极影响研究
(Tàijí quán de
shísān gè qí běn dòngzuò duì rén de jījí yǐngxiǎng yánjiū
)SKRIPSI
OLEH:
Natalinda Br Nainggolan
NIM: 080710010
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
(2)
MEDAN
2012
NILAI MORAL DALAM GERKAN DASAR TAI JI QUAN: TINJAUAN FILSAFAT ETIKA
太极拳的十三各期本作人的极影响研究 (Tàijí quán de shísān gè qí běn dòngzuò duì rén de jījí yǐngxiǎng yánjiū)
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Budaya Sastra Cina.
SKRIPSI
Dikerjakan oleh : Natalinda Br N NIM : 080710010
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Jhonson Pardosi,M. Si Chen Shu Shu, MTCSOL NIP.196604021992031003
(3)
PROGRAM STUDI SASTRA CINA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
MEDAN 2012
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada
Hari : Sabtu Tanggal : 14 Juli 2012
Pukul : 08.00 WIB Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP : 196201161987031003 Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan 1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A ( ) 2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si. ( ) 3. Dr. Jhonson Pardosi, M. Si. ( )
4. Chen Shu Shu, MTSCOL ( )
(4)
Disetujui oleh
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi Sastra Cina Ketua,
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. NIP. 19630109 198803 2 001
(5)
PERNYATAAN
Puji syukur hanyalah bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasihnya yang besar
dalam hidup saya yang sampai Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak
benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya
peroleh.
Medan,
Penulis
(6)
ABSTRACT
The title of this thesis is “Nilai Moral dalam Gerakan Dasar Tai Ji Quan” The aim of this writing is to find out the moral value 13 basic movement of tai ji quan. And the research is based on the development of Tai Ji gymnastic which is happening in young people and it influenced of China fhilosophy in each movement. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The theory used to analyzing the topic is teleological theory that used to analyze the moral value 13 basic movements of Tai ji quan. The result shows that 13 basic movement of tai ji quan have their own moral value.
(7)
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih dan
berkatNya dalam hidup saya hingga saat ini selalu menyertai dan mengiringi langkah saya.
KasihNya yang mengajarkan saya kesabaran dalam menulis skripsi, dan berkatnya yang tidak
berkesudahan selalu melimpah dalam hidup saya. Hingga saya dapat menyelesaikan skripsi
yang diberi judul “Nilai Moral dalam Gerakan Dasar Tai ji quan:Tinjauan Filsafat
Etika”.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Budaya,
Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Sepanjang
Menyusunan skripsi tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan, semangat, materi, waktu, bimbingan dan doa kepada penulis. Oleh karena itu saya
ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina, Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina,
Universitas Sumatera Utara dan sekaligus mamak bagi anak-anak yang hilang ini.
4. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si selaku pembimbing I dan sekaligus bapak angkat.
(8)
waktunya selama menulis skripsi dan memperlakukan kami seperti putri sendiri. Jaga
kesehatan dan sehat selalu ya pak.
5. Chen Shushu, MTCSOL selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu, memberikan banyak masukan, kritikan, dan semangat kepada saya selama
menulis skripsi Mandarin.
6. Seluruh dosen Jinan University yang mengajar di Program Studi Sastra China dari saya
semester satu sampai semester akhir semester delapan ini, dan staf pengajar Fakultas
Ilmu budaya yang telah memberikan ilmunya kepada saya dan mendidik saya selama
masa perkuliahan..
7. Kedua orang tua yang saya sayangi A. Nainggolan dan Ibunda tercinta M.Parapat yang
telah membesarkan saya, mendidik, memberikan doa, nasehat, semangat, kasih sayang
dan pengorbanan baik moril dan materil. Saya sayang kalian.
8. Kepada kakak-kakak (kakak Asni, kakak Rame, kakak Jesi dan kakak Eva), kedua
abang saya, abang Edu dan Elis, abang ipar, dan adik satu-satunya. Terima kasih untuk
cinta yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat kepada saya.
9. Teman-teman seperjuangan saya yang selalu ada disaat suka maupun duka, yang telah
banyak membantu dalam memberikan semangat, saran, kritik, dan canda tawa yang
menghibur dikala hati gunda. Mereka adalah pejuang dalam skripsi saya:Yan Siska, Dameria Elisabeth, Budiman Pusuk, Miyanty Huang, Edy Li, Yoan Gaby, dan Lasma
(9)
10. Keponakan saya yang manis dan lucu tempat pelipur lara disetiap waktu selama
penulisan, yaitu Grace dan Gisela.
11. Buat teman- teman HTW, Mentari, Gold, Ricky, Jeje dan si pudan kami Kevin. Terima
kasih buat dukungan doa selama 3 tahun bersama.
12. Terima kasih buat bang Iventura sebagai abang rohani ku yang memberikan perhatian
selama masa-masa sulit. Terus berkarya dan jaga kesehatan ya.
13. Terima kasih buat temana yang jauh di sana yang mendukung dari mulai beli buku-buku
yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, memberikan penghiburan setiap telepon
sampai waktu-waktu tersulit yang dihadapi selama 2 tahun terakhir ini. Nomu nomu
Gumawo.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang saya sajikan ini
sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini.
Akhir kata, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini saya sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha
Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi
(10)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTRA ISI...vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Batasan Masalah ... 4
1.3Rumusan Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 5
1.5Manfaat Penelitian ... 5
BAB II Tinjauan Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.2Konsep ... 7
2.2.1 Simbol Tai Ji Quan ... 8
2.2.1.1 Yin dan Yang ...... 8
2.2.1.2 Bagua ...... 9
2.2.1.3 Wuxing ...... 11
2.2.3 Gerakan Dasar Tai Ji Quan ... 13
2.2.3.1 Delapan Gerakan Dasar Tangan ... 13
(11)
2.2.4 Filsafat Etika ... 25
2.2.5 Nilai Moral ... 27
2.3 Landasan Teori ... 28
2.3.1 Teori Teleoligis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 29
3.2 Data dan Sumber Data ... 29
3.3 Pengumpulan Data ... 30
3.4 Analisis Data ... 30
BAB IV TAI JI QUAN 4.1 Pengertian Tai Ji Quan ... 32
4.2 Asal Usul Tai Ji Quan ... 33
4.3 Jenis-Jenis Tai JI Quan ... 35
4.3.1 Tai Ji Quan Gaya Chen ... 35
4.3.1.1 Golok ... 36
4.3.1.2 Pedang ... 37
4.3.1.2 Tombak... 37
4.3.1.2 Golok Naga Bulan ... 38
4.3.2 Tai Ji Quan Gaya Yang ... 39
4.3.3 Tai Ji Quan Gaya Wu ... 39
4.3.4 Tai Ji Quan Gaya Sun ... 40
(12)
4.1 Nilai Moral Delapan Gerakan Dasar Kaki ... 41
4.1.1 Nilai Moral Gerakan Peng (Menangkis)... 41
4.1.2 Nilai Moral Gerakan Lu (Memutar) ... 43
4.1.3 Nilai Moral Gerakan Ji (Menekan) ... 45
4.1.4 Nilai Moral Gerakan An (Mendorong) ... 46 4.1.5 Nilai Moral Gerakan Lie (Membelah) ... 48
4.1.6 Nilai Moral Gerakan Cai (Menarik) ... 49
4.1.7 Nilai Moral Gerakan Zhou (Menyiku) ... 50
4.1.8 Nilai Moral Gerakan Kao (Pukulan Bahu) ... 51
4.2 Nilai Moral Lima Gerakan Dasar Kaki ... 52
4.2.1 Nilai Moral Gerakan Jin Bu dan Tui Bu ... 53
4.2.2 Nilai Moral Gerakan Zou Gu dan You Pan ... 54
4.2.3 Nilai Moral Gerakan Zhong Ding ... 55
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 57
6.2 Saran ... 58
(13)
ABSTRACT
The title of this thesis is “Nilai Moral dalam Gerakan Dasar Tai Ji Quan” The aim of this writing is to find out the moral value 13 basic movement of tai ji quan. And the research is based on the development of Tai Ji gymnastic which is happening in young people and it influenced of China fhilosophy in each movement. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The theory used to analyzing the topic is teleological theory that used to analyze the moral value 13 basic movements of Tai ji quan. The result shows that 13 basic movement of tai ji quan have their own moral value.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tai ji quan atau yang lebih dikenal dengan Tai Chi merupakan seni bela diri dan senam
yang berasal dari negeri Tirai Bambu dan sudah ada sekitar abad ke- 13 SM. Diciptakan oleh
Zhang San Feng atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Thio Sam Hong yang berasal
dari gunung Wudang di barat laut Provinsi Hubei China dan merupakan tempat
berkembangnya Tai ji quan. Zhang San Feng adalah orang yang berjasa dalam
memperkenalkan Tai ji quan. Sekitar abad ke 12 dan 13, Tai ji quan dipelajari secara luas
oleh masyarakat China dan selanjutnya mengalami perkembangan gaya dari satu gaya
menjadi 4 gaya yaitu : Chen , Yang, Wu, dan Sun. Gaya Chen merupakan gaya tertua yang
diturunkan oleh Zhang San Feng dan kemudian diikuti oleh gaya-gaya lainnya yaitu Gaya
Yang, Gaya Wu, dan Gaya Sun yang diturunkan secara turun temurun dan dimodifikasi.
Setiap gaya Tai ji (Chen, Yang, Wu, dan Sun) memiliki jumlah jurus yang berbeda dan
jurus tersebut terdiri dari 24 jurus sampai 108 jurus, tetapi gerakan dasar Tai ji quan
sebenarnya terdiri dari 13 sikap gerakan dasar. Tiga belas sikap gerakan dasar berasal dari 8
gerak dasar tangan dan 5 gerak dasar kaki yang mengacu pada simbol Tai ji itu sendiri yaitu
Bagua (Delapan Diagram) dan Wuxing (Lima Unsur).
Tai ji quan memiliki gerakan yang lembut, luwes, anggun, dan seolah-olah tidak
(15)
untuk kesehatan. Hal ini lah yang membuat Tai ji quan yang membuatnya menjadi istimewa
dan diminati banyak orang serta dipercaya dapat menyeimbangkan sistem metabolisme tubuh.
Seperti yang dilansir oleh HealthDay (2010) yang mengatakan :
“ ... Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Arizona dan Yayasan Inovasi Kesehatan meninjau 77 percobaan secara acak tentang bela diri Tai Chi atau Chikung yang diterbitkan antara 1993 dan 2007. Mereka melakukan penelitian terhadap total 6.410 peserta. Tinjauan tersebut menyediakan dasar yang menjadi bukti kuat bahwa Tai Chi dan Chikung memberikan manfaat dalam hal menjaga kesehatan tulang, serta kebugaran jantung dan pernapasan, menjaga fungsi fisik dan keseimbangan, serta kualitas hidup. Manfaat lain yang didapatkan, yaitu pencegahan terhadap penyakit”.
Saat ini, Tai ji quan sudah berkembang sampai ke luar China khususnya Indonesia.
Peminat Tai ji quan bukan lagi hanya di kalangan lansia saja tetapi sudah merambah di
kalangan anak muda. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ketua Asosiasi Tai Chi DKI Jakarta,
Sugeng di Indopos.co.id (2012) yang mengatakan:
“... Olahraga bela diri tai chi semakin populer di tanah air. Bahkan di beberapa sekolah di Jakarta dan Tangerang, tai chi menjadi kegiatan ekstrakurikuler. Anggotanya terus bertambah dari waktu ke waktu. Program pengenalan dan pengajaran tai chi sejak usia dini sudah berjalan di beberapa sekolah. Seperti Sekolah Kanisius, Sekolah Strada, dan Sekolah Al Huda”
Tai ji quan bukan sekedar seni bela diri atau senam yang menyehatkan badan saja tetapi di
dalam setiap gerakan Tai ji quan terkandung nilai filsafat yang dipengaruhi oleh kebiasaan
masyarakat China pada masa itu di mana ( filsafat sudah menjadi bagian dari masyarakat).
Hal ini terlihat dari apa yang dikatakan Budiono dalam bukunya Sejarah Filsafat Tiongkok
(2010:1) sebagai berikut :
“... Pada masa lalu, jika seseorang merupakan orang yang berpendidikan, maka pendidikan yang pertama diterimanya adalah dalam bidang filsafat. Ketika
anak-anak masuk sekolah Buku Yang Empat (The Four Books),terdiri dari Untaian
(16)
Pelajaran Agung (The Great Learning) dan Doktrin Jalan Tengah (The Doctrine of the Mean), merupakan buku-buku yang pertama kali harus mereka baca”.
Nilai filsafat yang terdapat dalam gerakan Tai ji quan bukan hanya dari nilai estetika saja
tetapi juga nilai moral. Nilai moral yang terdapat dalam gerakan Tai ji quan merupakan
bentuk bahasa lain dari manusia yang mengekspresi sesuatu secara berbeda. Nilai moral yang
berguna untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, mendidik orang dan
membuat manusia berbeda dengan binatang.
Nilai moral menjadi bagian hidup manusia karena nilai moral merupakan standar kualitas
manusia dalam menjalani suatu kehidupan. Nilai moral menurut Poespopprodjo (1999:15)
mengatakan: “... kualitas yang mengacu kepada baik atau buruk, benar dari yang salah, yang
baik dari yang buruk, dan membuat manusia mempunyai rasa tanggung jawab”. Salah satu
contoh nilai moral yang benar dari yang salah yaitu : Si Jono adalah anak yang berumur 6
tahun. Suatu hari dia mengambil uang ibunya yang ada di atas meja tanpa meminta ijin
terlebih dahulu. Ketika ibunya mengetahui perbuatan si Jono maka pasti ibu nya menegur dan
menasehati.
Nilai moral yang yang kita pelajari bukan hanya secara langsung tetapi juga tidak
langsung. Secara langsung bisa kita dapat dari nasihat orang tua seperti contoh di atas, secara
tidak langsung bisa dari melihat orang lain melakukan sesuatu atau yang lebih dalam dengan
mencari tahu makna atau bahkan filsafat dari sesuatu yang tidak bisa dilihat hanya secara
kasat mata, seperti gerak tarian Tor-tor Batak Toba dan Tor-tor Batak Karo berbeda, kenapa
demikian?. Jawabannya, bahwa budaya yang berbeda sehingga menghasilkan makna atau
filsafat yang berbeda juga. Sama hal nya dengan gerak Tai ji quan memiliki makna atau
(17)
Berdasrkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gerakan Tai ji quan dari sudut
pandang nilai moral dengan tinjauan filsafat etika, memfokuskan 13 gerakan dasar Tai ji
quan .
1.2 Batasan Masalah
Filsafat adalah bidang kajian yang sangat luas untuk menghindari penulisan yang rancu
dan terlalu melebar penulis membatasi masalah penelitian ini hanya pada nilai filsafat moral
pada ke 13 gerakan dasar Tai ji quan yaitu: Peng (menangkis), Lu (memutar), Ji (menekan),
An (mendorong), Lie (membelah), Cai (menarik), Zhou (menyiku), Kao (Pukulan bahu), Jin
Bu (bergerak ke depan), Tui Bu (bergerak ke belakang), Zuo Gu (melihat ke kiri), You Pan
(melihat ke kanan), dan ZhongDing (keseimbangan di tengah) dengan tinjauan filsafat etika.
1. 3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, asapun rumusan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai moral dalam 13 gerakan dasar Tai ji quan dengan tinjauan filsafat
etika.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan nilai moral dalam 13 gerakan dasar Tai ji quan yaitu : Peng (
menangkis ), Lu ( memutar ), Ji ( menekan), An ( mendorong ), Lie ( membelah ), Cai (
(18)
bergerak ke belakang ), Zuo Gu ( melihat ke kiri ), You Pan ( melihat ke kanan ), dan Zhong
Ding ( keseimbangan di tengah ) dengan tinjauan filsafatetika.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah penelitian dan masukan bagi orang atau
mahasiswa yang ingin mengetahui atau mempelajari salah satu seni budaya China.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mengetahui nilai filsafat dari setiap gerakan dasar bela diri Tai ji quan diharapkan dapat
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penulis memenemukan beberapa buku, skripsi yang isinya relevan dengan judul penelitian
ini. Adapun buku dan jurnal yaitu:
Jusuf Susanto penulis Tai Chi The Great Harmony. Tai ji adalah senam yang memadukan
gerakan fisik, pernafasan, perasaan, dan pikiran, sepenunya di atur oleh diri sendiri dalam satu
kesatuan yang berlahan-lahan, anggun, sambung menyambung tanpa putus sehinnga disebut
meditasi gerak. Gerak tubuh yang tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan
tubuh, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan motivasi.
Freya & Martin Boedicker menulis sebuah buku yang berjudul The Philosophy of Tai Chi
Chuan dimana mereka melihat Tai ji memiliki keunikan yang terletak pada kekayaan ajaran
filsafat Tionghoa Kuno, seperti memasukan unsur Yin dan Yang yang senantiasa bergerak
secara harmonis dengan alam dan bagaimana hubungan penting filsafat kuno Tionghoa
dengan konsep-konsep unggul dari fondasi seni bela diri Tai ji.
Linda Myoki Lehrhaupt seorang penulis dan pengajar seni bela diri Tai ji, di dalam
bukunya Tai Chi Sebagai Suatu Jalan Menuju Hikmat melihat Tai ji sebagai latihan meditasi
dan jalan menuju hikmat dan menghubungkan apa yang bisa dipelajari tentang diri sendiri,
orang lain, dan kehidupan itu sendiri ketika mempelajari Tai ji .
Robert Parry dalam buku Tai Chi Untuk Kesehatan dan Vitalitas Tai ji merupakan latihan
(20)
Bagus Takwin Tai ji merupakan perpaduan unsur Yin dan Yang. Perpaduan unsur Yin dan
Yang inilah yang membuat alam semesta berjalan seimbang dan harmonis. Yin dan Yang
membuat alam menjadi harmonis dan berfungsi dengan baik. Tai ji ada dimana saja di alam
ini baik mahluk hidup maupun mahluk mati.
Rani Citra Dhaputri dalam skripsinya yang berjudul Keterkatai Filosofis Yin dan Yang
Dalam Pola Dasar Tai ji quan, Tai ji quan salah satu seni bela diri atau seni berperang
memiliki esensi yang cukup penting dalam filsafat China. Di dalam setiap pola dasar
gerakannya memiliki aspek filosofis. Tai ji quan merupakan salah satu seni bela diri yang
terbentuk berdasarkan konsep filsafat.
2.2 Konsep
Berdasarkan KBBI (1995:456) konsep diartikan sebagai rencana atau pengertian yang
diabstrakkan dari pengertian kongkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di
luar bahasan yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Peneliti akan
menggambarkan objek yang diteliti secara abstrak yaitu gambaran berupa
pengertian-pengertian yang berkaitan dengan penelitian Nilai Moral Dalam Gerakan Tai ji quan :
Tinjauan Filsafat Etika yang terdiri dari :
(21)
Simbol Taijiquan berasal dari buku Yi Jing (Buku Perubahan) dimana kata Tai ji pertama
kali ditemukan. Simbol Tai ji quan terbagi atas tiga, yaitu Yin Yang, Bagua (Delapan
Diagram), dan Wuxing (Lima Unsur).
Gambar: 2.1 (sumber foto:
Simbol Tai Ji Quan
2.2.1.1Yin dan Yang
Yin dan Yang adalah lingkaran yang terbagi atas dua bagian yang sama dengan pembagi
seperti huruf “S”. Yin adalah sisi hitam dengan titik putih pada bagian atas dan Yang adalah
sisi putih dengan titik hitam pada bagian bawahnya. Yin di tandai dengan sesuatu yang lambat,
lembut, menghasilkan, menyebar, dingin, basah, dan pasif. Berhubungan dengan air, bumi,
bulan, feminitas dan malam hari. Yang sebaliknya di tandai dengan cepat, keras, padat, fokus,
(22)
hari. Yin dan Yang merupakan gambaran keseimbangan, realitas dualisme, roda yang
terus-menerus berputar tanpa henti, dan ada kesempurnaan dalam hidup ini.
2.2.1.2Bagua (Delapan Diagram)
Bagua adalah bidang persegi yang membentuk persegi delapan. Setiap persegi terdiri dari
3 garis yang di sebut trigram. Trigram terdiri dari garis padat, garis putus, atau gabungan
keduanya yaitu garis padat dan garis putus yang menggambarkan Yin dan Yang. Bagua terdiri
dari :
1. Qian
Qian surga atau langit. Qian berada pada posisi Yang yang dilambangkan dengan garis
yang padat, hal ini diartikan kekuatan dan konsisten. Qian dalam kehidupan digambarkan
dengan raja, pemimpin dan kepala keluarga, (Vijaya, 2010: 16).
2. Kun
Kun artiya bumi atau tanah. Kun berada pada posisi Yin dengan garis putus, hal ini
diartikan dengan pengabdian, sikap mau menerima, dan lambang kekutan induk. Kun dalam
kehidupan digambarkan dengan ibu atau induk, (Vijaya, 2010: 111).
(23)
Zhen artinya guntur atau badai. Zhen berada pada posisi Yang dengan kombinasi kedua
garis, yaitu garis putus dan garis padat, hal ini diartikan dengan kebangkitan, atau kesempatan
kedua. Zhen pada proses kehidupan digambarkan dengan putra pertama, (Vijaya, 2010: 119).
4. Kan
Kan artinya air. Kan berada pada posisi Yin dengan kombinasi garis, hal ini diartikan
kedamaian. Kan pada proses kehidupan digambarkan dengan putra kedua, (Vijaya, 2010: 76).
5. Dui
Dui artinya danau. Dui berada pada posisi Yin dengan garis kombinasi, hal ini diartikan
dengan kemauan yang keras. Dui pada proses kehidupan digambarkan dengan anak
perempuan termuda, (Vijaya, 2010: 132).
6. Li
Li artinya api. Li berada pada posisi Yin dengan garis kombinasi, hal ini diartikan dengan
pemberi cahaya atau kecermelangan. Li pada proses kehidupan digambarkan dengan putri
(24)
7. Xun
Xun artinya kayu. Xun berada pada posisi Yang dengan garis kombinasi, hal ini diartikan
dengan keharmonisan. Xun dalam kehidupan digambarkan dengan putri pertama, (Vijaya,
2010: 130).
8. Gen
Gen artinya gunung. Gen berada pada posisi Yang dengan garis kombinasi, hal ini
diartikan dengan diam, istirahat dan kedamaian. Gen dalam kehidupan digambarkan dengan
putra ketiga, (Vijaya, 2010: 121).
2.2.2.3 Wuxing (Lima Unsur)
Wuxing merupakan unsur pendukung dari Yin dan Yang yang terdiri dari: Mu (kayu), Huo
(api), Du (tanah), Jin (logam), dan Shui (air). Ke lima unsur ini memiliki memiliki interaksi
dan saling mengisi satu dengan yang lain. Kayu jika di bakar akan menjadi api kemudian
kayu akan berubah menjadi tanah (abu). Tanah merupakan sumber zat besi, zat besi adalah
mineral yang dapat dicairkan, ketika zat besi menjadi air maka air dapat menghidupkan pohon.
Dengan singkat, kayu menghidupkan api, memperkuat tanah, memperkuat besi, memperkuat
(25)
Gambar: 2.2 (Sumber foto: http://chinesewhisperproject.files.wordpress.com/2011/05/fiveelements.gif) Simbol Wuxing
1. Mu (Kayu)
Mu (kayu) diartikan sebagai musim semi atau permulaan dari sebuah kehidupan. Mu
biasanya digambarkan dengan pagi, timur dan angin. Mu dalam warna diwakili oleh hijau.
Dalam dunia pengobatan Mu diartikan dengan hati, dan dalam karakter diartikan sebagai
kreatifias dan pelaksanaan.
2. Hou (Api)
Hou (api) diartikan sebagai musim panas. Hou biasanya digambarkan dengan siang,
selatan dan yang bersifat panas. Huo dalam warna diwakili oleh merah. Dalam dunia
pengobatan Hou diartikan jantung, dan dalam karakter diartikan sebagai perasaan dan emosi.
3. Tu (Tanah)
Tu (tanah) diartikan sebagai pagi hari. Tu identik dengan posisi tengah yang berarti
kelembapan. Tu dalam warna diwakili oleh kuning. Dalam dunia pengobatan Tu diartikan
(26)
4. Jin (Logam)
Jin (logam) diartikan sebagai musim gugur. Jin biasanya digambarkan dengan malam
hari, barat dan kering. Jin dalam warna diwakili oleh putih. Dalam dunia pengobatan Jin
diartikan paru-paru, dan dalam karakter diartikan sebagai kemauan yang keras dan
kemandirian.
5. Shui (Air)
Shui (air) diartikan sebagai musim dingin. Shui biasanya digambarkan dengan malam hari,
utara, dan bersifat dingin. Shui dalam warna diwakili oleh hitam. Dalam dunia pengobatan
Shui diartikan ginjal, dan dalam karakter sebagai kejernihan pikiran dan rasional.
2.2.3 Gerakan Dasar Tai Ji Quan
Setiap gaya Tai ji memiliki jumlah jurus yang berbeda dan jurus tersebut terdiri dari 24
jurus sampai 108 jurus , tetapi gerakan dasar Tai ji quan sebenarnya terdiri dari 13 sikap
gerakan dasar. Tiga belas sikap gerakan dasar tersebut dari 8 gerak dasar tangan dan 5 gerak
dasar kaki yang mengacu pada simbol Tai ji itu sendiri yaitu Bagua (Delapan Diagram) dan
Wuxing (Lima Unsur).
2.2.3.1 Delapan Gerakan Dasar Tangan
Bagua (Delapan Diagram) terdiri dari Qian (surga), Kun (bumi), Zhen (guntur), Kan (air),
Dui (danau), Li (api), Xun (kayu), Gen (gunung) yang ekuivalen dengan gerakan dasar Tai ji
quan yaitu: Peng (menangkis), Lu (memutar), Ji (menekan), An (mendorong), Lie (membelah),
(27)
1. Peng (Menangkis)
Peng adalah teknik yang digunakan untuk menahan atau menolak serangan lawan. Kepala
harus tegak seolah-olah seperti ada yang menggantung dari atas. Seluruh tubuh penuh dengan
tenaga. Bahkan seandainnya ada tekanan yang menentang sangat berat sekalipun, seseorang
dapat menyerang lawan dan membuatnya terangkat tanpa kesulitan.
Tenaga yang digunakan disaat menangkis menyerupai air yang mendukung kapal
bergerak. Ketika melakukan gerakan mendorong tangan, menangkis tidak hanya digunakan
untuk bertahan tetapi juga menyerang. Ketika digunakan untuk bertahan, gerakan menangkis
seperti air dibawah perahu, yang menahan dengan berlahan, tegas, dan tidak memerlukan
tenaga yang besar. Gerakan menangkis merupakan gerakan dasar pertama dan yang paling
penting dalam Tai ji quan.
Gambar: 2.3 (Sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Peng
Gerakan Peng: putar bagian atas tubuh sedikit ke kiri, pindahkan berat tubuh ke kaki kiri
dan tarik kanan ke sisi dalam kaki kiri, ibu jari kaki kanan rata dilantai. Pada saat yang
bersamaan putar lengan kiri kedalam ke depan sisi kiri dada dengan siku yang tertekuk,
(28)
Telapak tangan kanan bergerak melingkar ke kiri ke depan sisi kiri perut, telapaknya
menghadap ke atas membentuk sikap memegang bola.
Putar bagian atas tubuh sedikit ke kanan, sambil melangkah ke depan dengan kaki kanan
dengan tumit berlahan-lahan menyentuh tanah. Selanjutnya putar lagi bagian atas tubuh
kekanan. Pindahkan berat tubuh ke kuda-kuda sebelah kanan, bersamaan dengan tangan
bergerak ke depan menghardik dengan ketinggian bahu, dengan siku yang sedikit di tekuk dan
telapak yang menghadap kedalam. Sementara itu tekan tekan telapak tangan kiri ke kiri dan
kebawah ke samping paha kiri, telapaknya menghadap ke bawah, (Cui Yishi, 2008: 197 dan
Citra Dhaputri.2009.16).
2. Lu ( Memutar )
Lu adalah teknik membimbing musuh untuk menghindari serangan musuh. Pancing lawan
untuk maju menyerang kemudian ikuti irama tenaga musuh. Ringan dan gesit tidak melepas
dan tidak menantang. Biarkan musuh melakukan serangan hingga kehabisan tenaga dan kita
tetap pada posisi yang seimbang. Paling penting dalam gerakan memutar adalah tidak melepas
dan tidak menantang kekutan lawan dan posisi yang seimbang, sebab jika posisi yang tidak
seimbang akan sulit untuk menetralkan kekuatan lawan.
Lu digunakan untuk bertahan, biasanya untuk membiarkan atau menetralkan kekuatan
(29)
Gambar: 2.4 (sumber Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Lu
Gerakannya Lu: pindahkan berat tubuh ke belakang dan putar bagian tubuh sedikit ke
kiri dan kaki kanan pada posisi di depan. Di saat bersamaan telapak tangan bergerak menarik
melingkar kebawah dan ke belakang ke depan perut. Mata mengikuti telapak tangan kanan,
(Cui Yishi, 2008: 194 dan Citra Dhaputri.2009.17).
3. Ji ( Menekan)
Ji adalah teknik menekan teknik yang digunakan untuk mengikuti kekuatan lawan yang
datang dan di saat bersamaan melakukan tekanan pada tangan yang berguna untuk
menetralkan kekuatan dorongan.
Saat teknik Ji digunakan biasanya kekuatan lawan yang datang dari dua sisi menuju
tengah, contohnya jika seseorang menyerang dada dengan kedua tangan maka orang yang di
dorong akan menggunakan kedua tangan untuk menekan siku lawan ke arah tengah atau ke
(30)
Gambar: 2.5 (Sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Ji
Gerakan Ji: putar lengan kanan lawan dan bengkokkan siku-siku lawan sejajar dada,
telapaknya menghadap ke dalam, sedangkan jari-jarinya ke arah kiri. Setelah itu putar lengan
kiri menghadap ke dalam sehingga telapak tangan menghadap ke luar dan jari-jari berada di
sisi pergelangan tangan kanan.
Pindahkan berat tubuh ke depan dan membentuk kuda-kuda sebelah kanan dengan kaki
kanan di depan dengan posisi tangan tetap di depan, (Cui Yishi, 2008: 170 dan Citra
Dhaputri.2009.18).
4. An ( mendorong )
An adalah teknik yang menggunakan tangan untuk mendorong dada lawan dan mengikuti
arah kekuatan lawan. Ketika mengerahkan tenaga seperti air yang mengalir. Kata An ( hanzi :
按 ) gabungan dari 2 karakter tulisan China tangan yaitu 扌dan kedamaian yaitu 安 , hal ini menyatakan bahwa teknik tangan digunakan untuk kedamaian.
Teknik mendorong merupakan gerakan yang digunakan untuk menenangkan kekuatan
lawan dan tangan yang menyerang, contohnya jika lawan mendorong dada dengan kedua
(31)
untuk melumpuhkan serangan lawan. Teknik mendorong dapat digunakan naik, turun, atau
kemana saja. Hal ini sama halnya dengan air yang dapat mengalir ke segala arah.
Gambar: 2.6 (sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung)
Gerakan An
Gerakan An: rentangkan telapak tangan kiri dan kanan ke depan lalu pisahkan hingga
selebar bahu dengan telapak tangan masing-masing berada di sisi tubuh dengan menghadap
ke bawah dan pandangan mata tertuju kedepan.
Pindahkan berat tubuh ke sebelah kiri dan telapak kaki kanan menyentuh tanah.
Bersamaan dengan itu tekuk siku dan rendahkan kedua telapak tangan ke bawah melewati
perut dan dada. Kedua telapak tangan kiri menghadap kebawah. Mata memandang lurus ke
depan.
Pindahkan bobot tubuh ke depan dengan cara menekuk lutut kaki kanan dan meluruskan
kaki kiri hingga membentuk kuda-kuda kanan. Tekan dan dorong kedua telapak tangan kanan
ke atas, ke depan. Pergelangan tangan setinggi bahu, telapaknya menghadap ke depan dan
jari-jarinya menunjuk ke atas. Mata memandang lurus ke depan, (Cui Yishi, 2008: 171 dan
(32)
5. Lie ( Membelah )
Teknik yang membimbing lawan ke depan sambil melakukan tangkisan sedikit kesamping.
Teknik ini biasanya dilakukan dengan memutar tubuh seperti aliran air melingkar. Daun yang
jatuh ke dalam aliran air melingkar akan lenyap tenggelam.
Membelah adalah berfungsi untuk membangkitkan kekuatan berputar tubuh untuk
menghentikan atau melambungkan keseimbangan lawan. Secara normal, tenaga yang
digunakan dalam teknik Lie adalah mau ke depan dan ke samping. Hal ini seperti pusaran air
yang dapat menarik apapun kedalamnya.
Gambar: 2.8 (sumber foto:Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Lie
Gerakann Lie: putar bagian tubuh atas sedikit ke kiri, pindahkan berat tubuh ke kaki kiri
dan tarik kaki kanan ke dalam kaki kiri, ibu jari kaki kanan rata di lantai. Pada saat yang
bersamaan putar lengan kaki kiri ke dalam dan ke depan sisi kiri dada dengan siku yang
ditekuk serta tangan yang menghadap ke bawah. Putar lengan kanan ke luar. Telapak tangan
(33)
dengan sikap seolah-olah memegang bola. Mata melihat ke tangan kiri, (Cui Yishi, 2008: 230
dan Citra Dhaputri.2009.20).
6. Cai ( Menarik )
Teknik Cai adalah teknik yang dilakukan untuk menangkap lawan ketika lawan baru ingin
maju dan memukul atau menghilangkan keseimbangan lawan secara diagonal ke belakang
lawan.
Cai digunakan untuk mengontrol siku dan pergelangan tangan lawan. Teknik Cai
menggunkan jari (ibu jari dan jari telunjuk atau ibu jari dan jari tengah) untuk menarik
pergelangan lawan dan menuju kepada kekuatan bawah, atas, dan samping. Pertama harus
bisa mengukur kekuatan lawan dan bagaimana lawan menjaga keseimbangannya. Ketika
keseimbangan bergeser maka dengan teknik Cai seseorang dapat melumpuhkan kekuatan
lawan seberat apapun. Semua keberhasilan tergantung bagaimana mebuat lawan hilang
keseimbangan.
Gambar 2.9 (sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Cai
(34)
Gerakan Cai: Pindahkan berat tubuh ke kiri, dengan telapak kaki kanan di depan secara
berlahan-lahan menyentuh tanah dan kaki kiri agak ditekuk. Tahan telapak tangan di depan
dan telapak tangan kiri di dekat siku kanan. Gerakan ini dikenal dengan gerakan bermain
harpa, (Cui Yishi, 2008: 202 dan Citra Dhaputri.2009.21).
7. Zhou ( menyiku )
Teknik Zhou dibedakan menjadi tinggi dan rendah, dengan bagian atas dan bawah tubuh.
Teknik Zhou perpaduan konsep Yin dan Yang dimana terdapat kesenambungan yang tidak
pernah putus. Teknik Zhou dapat digunakan terus-menerus.
Sangat penting untuk diperhatikan saat menggunakan teknik Zhou, seseorang haus
hati-hati karena jika lawan mengetahui bagaimana menggunakan teknik menarik untuk
mengontrol siku dan mengarahkan tenaga atau bahkan mengarahkan pada situasi yang
menguntungkan. Bagaimanapun, jika seseorang dapat menggunakan teknik ini, ia pasti dapat
menghentikan lawan kapan pun siku ditarik.
Gambar: 2.10 (sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Zhou
Gerakan Zhou: pindahkan berat tubuh ke kaki kanan, kemudian gerakan kaki kiri dan
(35)
posisi lengan horizontal, dengan siku kanan siap memukul dan telapak tangan kiri ke
belakang kepalan tinju kanan.
Selanjutnya kaki kanan melangkah ke depan membentuk kuda-kuda, dan hentakkan tubuh
ke depan dengan siku kanan sebagai alat pemukul. Dalam teknik ini, tenaga yang digunakan
berasal dari kaki belakang, dikendalikan oleh pinggang dan diwujudkan di siku kanan, (Cai
Yishi, 2008: 238 dan Citra Dhaputri.2009.22).
8. Kao ( Pukulan Bahu )
Teknik Kao terbagi atas dua yaitu teknik bahu dan teknik punggung. Sikap bahu dan
punggung saling menyesuaikan. Seseorang harus menjaga keseimbangan. Jika kehilanagan
keseimbangan maka tenaga ini tidak akan beguna.
Teknik Kao berarti menggeser keseimbangan lawan. Ada banyak bagian tubuh yang dapat
digunakan mengeser lawan, seperti bahu, punggung, pinggang, paha, dada, dan lutut. Dalam
gerakan Tai ji quan bagian punggung dan bahu merupakan teknik yang biasa digunakan.
Ketika menggunakan teknik bahu, waktu dan situasi harus tepat. Ketika keadaan yang
mengguntunkan jangan ragu untuk membangkitkan kekuatan untuk menggeser kekuatan
lawan. Saat menggunakan tenaga pukulan bahu, seseorang haru memiliki posisi yang kuat,
(36)
Gambar: 2.11 (sumber foto: Cui Yishi dan Choi Chung) Gerakan Kao
Gerakan Kao: teknik Kao hampir dengan teknik Zhou, hanya saja teknik Kao berpusat
bukan di siku tetapi di bahu. Tempatkan kaki kiri ke belakang kaki kanan, tekuk lutut kiri, dan
rendahkan tubuh. Pada saat yang bersamaan, posisikan lengan kanan turun ke arah di depan
paha kanan, dan telapak tangan kiri dekat bahu kanan. Pandangan mata tertuju ke depan.
Majukan tubuh dengan bahu sebagai titik pemukul. Perhatikan dengan seksama pada saat
memajukan tubuh ke depan jangan berlebihan. Tenaga memukul berasal dari kaki belakang
bukan dari bahu, (Cui Yishi, 2008: 200 dan Citra Dhaputri.2009.23).
2.2.3.1 Lima Gerakan Dasar Kaki
Wuxing menurut filsafat China terdiri dari Jin (logam), Mu (kayu), Shui (air), Huo (api),
dan Tu (tanah). Kelima unsur tersebut berekuivalen dengan 5 gerakan dasar kaki pada Tai ji
quan. Jika diartikan kelima unsur tersebut menjadi Jin Bu (bergerak ke depan), Tui Bu
(bergerak ke belakang), Zuo Gu (melihat ke kiri), You Pan (melihat ke kanan), dan Zhong
(37)
Berikut penjelasan ke lima gerakan dasar kaki di atas yang dirangkum menjadi 3 gerakan,
yaitu :
1. Jin Bu (Bergerak ke Depan) dan Tui Bu (Bergerak ke Belakang)
Jin bu dan Tui bu merupakan gerakan dasar kaki yang utama. Sikap mata, sikap badan,
dan sikap tangan juga memiliki gerakan yang sama yaitu bergerak ke depan dan bergerak ke
belakang. Jin bu dan Tui bu gerakan yang cukup penting dalam mempengaruhi anggota tubuh
yang lainnya. Maju dan mundurnya langkah kaki harus selaras dengan langkah tangan. Jika
tangan bergerak ke depan maka kaki juga akan bergerak ke depan, begitu juga jika
sebaliknya. Mata akan selalu melihat arah ke depan tidak ada mata melihat ke arah belakang,
(Citra Dhaputri.2009.25).
2. Zuo Gu ( Melihat ke Kiri ), You Pan ( Melihat ke Kanan )
Zuo gu dan You pan merupakan gerakan mata yang utama. Sikap mata melihat ke kiri dan
ke kanan harus diikuti badan yang juga berputar ke kiri dan ke kanan dan pola tangan yang
maju mundur. Kegunaan gerakan mata ke kiri dan ke kanan adalah untuk mengikuti
perubahan gerak lawan, (Citra Dhaputri.2009.25).
3. Zhong Ding ( Keseimbangan di Tengah )
Keseimbangan merupakan titik keselarasan dan berkesinambungan. Keseimbangan pada
sikap kaki, sikap tangan dan sikap mata merupakan tubuh yang utama. Sikap badan yang
berada pada posisi seimbang di tengah adalah gerakan badan yang seimbang di tengah, tetapi
bukan berarti diam di tengah. Artinya gerakan awal sampai akhir tetap bertahan dengan pusat
(38)
dan perubahan gerakan tangan, pusat berat tetap seimbang mengikuti perubahan gerak, (Citra
Dhaputri.2009:25).
2.2.4 Filsafat Etika
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak di dalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah
secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses
Filsafat menurut etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia dari
akar kata philia atau philein, berarti mencintai, dan sophia yang berarti cinta terhadap
kearifan. Jadi, filsafat berarti cinta terhadap kearifan. Dan menurut Cicero seorang filsuf
Romawi, filsafat disebutkan sebagai ibu semua seni (the mother of all art), atau menurut
Francis Bacon, filsuf Inggris, filsafat merupakan induk semua ilmu pengetahuan.
Filsafat etika adalah bagian dari Aksiologi yang mempersoalkan perbuatan manusia dari
sudut padang baik dan jahat dengan memperbandingkan dengan kesimpula-kesimpulan umum
yang ditarinya dari kesimpulan orang lain. Etika dapat berupa nasihat-nasihat dan ajaran
ajaran yang di dapat untuk mencapai hidup yang memuaskan dan bahagia. Etika menurut
Wiramihardja (2006:37) mengatakan:
“... Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas pebuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Perlu diamati di sini, bahwa perbuatan manusia senantiasa mendapat penilaian baik dan jahat. Tentulah mudah bagi seseorang dalam menilai arti baik, tetapi mengapa yang sebaliknya disebut jahat, bukan buruk atau tidak baik saja. Adapun alasannya adalah bahwa yang disebut dengan jahat di sini adalah perbuatan-perbuatan yang akan merendahkan atau merusak kualitas kehidupan orang lain”
(39)
Jika membahas tentang etika maka erat kaitannya dengan manusia dan moralitas. Hal ini
dikemukakan oleh Bertens (2002) yang dikutip dari buku Filsafat Umum mengatakan:
“... K.Bertens mengemukakan bahwa etika merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Antara etika dan moral terdapat hubungan yang sangat erat, sulit dibedakan dan dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk memadukan keduanya dapat juga dirumuskan etika itu sebagai suatu ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral”
2.2.5 Nilai Moral
Nilai moral terdiri atas dua kata yaitu nilai dan moral. Nilai menurut Ensiklopedia
Indonesia menyatakan:
“...Pelbagai macam kebutuhan manusia dan rasa menuntut pemenuhan atau pemuasannya dalam pelbagai hal, sehingga hal ini menjadi bernilai bagi manusia....Dalam falsafah pembicaraan tentang nilai sering dihubungkan dengan masalah kebaikan....Nilai, yang merupakan tujuan dari kehendak manusia yang benar, seiring ditata menurut susunan tingkatannya. Ada yang menyusunnya dari nilai bawah mulai dengan hedonis (kenikmatan), lalu nilai ultilitaris (kegunaan) kemudian berturut-turut nilai dari biologis (kemuliaan), nilai diri estetika (keindahan, kencantikan), nilai-nilai pribadi (susila, baik), dan paling atas dari piramid nilai sering diletakkan nilai religius (kesucian)”
Salah satu tokoh filsafat aliran pragmatis, Perry (Darmodiharjo.1986:36) menyatakan, “
value is any object of any interest “ yang berarti nilai adalah yang di sukai pribadi manusia.
Pendapat Perry senada dengan Jhon Dewey (Darmodiharjo.1986:36) yang menyatakan “
value is any object of social interest“ yang artinya nilai adalah susuatu yang di sukai oleh
manusia. Moral menurut Ensiklopedia Indonesia menyatakan:
“...Moralis = mengenai kesusilaan (mores), dari mos dan moris = kesusilaan dan kebiasaan a)seluruh kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada sesuatu kelompok tertentu ; b) ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang asas dan kaidah kesusilaan, yang dipelajari secara sistematika didalam etika, falsafah moral, dan teologi moral; c) pelajaran kesusilaan (moral dalam suatu cerita)...”
(40)
Moral menurut Poespoprodjo dalam bukunya yang berjudul Filsafat Moral : Kesusilaan
dalam Teori dan Praktek (1999, 118) adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang
menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.
Nilai moral berarti sesuatu yang bersumber atas kehendak manusia untuk mencapai
keinginan yang berdasarkan baik atau buruk.
2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Teleologis
Untuk meneliti Nilai Moral dalam Gerakan Tai ji quan : Tinjauan Filsafat Etika secara
mendetail, penulis menggunkan teori teleologis dimana teori teleologis adalah salah satu teori
etika.
Teori teleologis mengukur baik buruknya sutu norma berdasarkan tujuan yang akan
dicapai dengan tindakan tersebut atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Suatu tindakan yang dilakukan dapat berdasarkan keinginan pribadi dalam mencapai tujuan
atau manfaat yang di rasakan baik individu, golongan atau masyarakat luas jika tindakan
tersebut berakibat baik maka dapat dilakukan jika tidak baik jangan dilakukan. Juhaya
(2003:62) menyatakan:
“...Teori teleologis mengatakan bahwa betul tidaknya tindakan justru tergantung dari akibat-akibatnya; jika akibat-akibat dari tindakan itu baik, maka boleh dilakukan bahkan wajib untuk dilakukan. Kalau akibat perbuatan atau tindakan itu buruk, maka perbuatan itu tidak boleh dikerjakan. Menurut teori ini berbuat bohong demi melindungi keselamatan orang yang akan dianiaya tidak terlarang selama akibat yang dihasilkan baik”
(41)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian Nilai Moral dalam Gerakan Tai Ji Quan :
Tinjauan Filsafat Etika adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.
Metode deskriptif analisis yakni suatu metode yang akan menguraikan masalah berdasarkan
data-data yang didapatkan kemudian di analisis secara baik untuk mendapatkan keterkaitan
dan pemahaman yang mendalam dari tinjauan yang ada.
3.2 Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan yang di simpan atau yang dicari untuk mendapat kebenaran dan
jika dilihat dari KBBI data adalah keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian.
Data yang di peroleh melalui buku-buku, majalah, internet, jurnal-jurnal, artikel-artikel di
surat kabar dan lain-lain. Kemudian akan dipilah-pilah untuk dibagikan. Sumber data utama
yaitu:
Judul buku : Yang Shi Taiji Quan Ti Yong Tujie
Penulis : Cui Yishi dan Choi Chung
Tahun terbit : 2008
Penerbit : Beijing Sports University Press
(42)
Warna sampul : Coklat
Kemudian sebagai data pendukung, yaitu The Philosophy of Tai Chi Chuan, Tai Chi
Sebagai Suatu Jalan Menuju Hikmat melihat Tai ji, Tai Chi Untuk Kesehatan dan Vitalitas,
Keterkaitan Filosofis Yin dan Yang Dalam Pola Dasar Tai ji quan, internet, artikel-artikel,
surat kabar dan lain-lain.
3. 3 Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini di dapat dari kepustakaan sebagai refrensi
utama, dalam bentuk buku, artikel, enslikopedi, dan jurnal baik yang menggunakan bahasa
China, Inggris maupun yang berbahasa Indonesia. Cara menginterpretasikan data adalah
dengan menerjemahkan data, memaknainya secara signifikansi data koheren dengan merujuk
pada cara pandang subjek yang dikaji. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1. Mengumpulkan buku, artikel, jurnal, skripsi dan lain-lain yang berhubungan dengan
dengan kajian penelitian melalui media elektronik perpustakaan, dan toko buku.
2. Menngidentifikasi dari beberapa buku, artikel, dan skripsi yang dikumpulkan
kemudian diambil data-data yang sesuai dengan objek kajian.
3. Buku yang kurang berhubungan dijadikan sebagai substansi atau pelengkap untuk
mendukung penyempurnaan objek kajian.
3.4 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, maka teknik analisis yang
dilakukan dengan membaca kemudian menafsirkan makna simbol gerakan Tai ji quan.
(43)
1. Membaca simbol Tai ji yaitu Yin Yang, Ba gua, dan Wuxing secara berulang-ulang
sampai memahami karena ini merupakan hal yang utama nantinya untuk menafsirkan
gerakan 13 Tai ji quan.
2. Membaca 13 gerakan dasar Tai ji quan secara berulang-ulang.
3. Menganalisis 13 gerakan dasar Tai ji quan dimulai dari gerakan Peng yang merupakan
gerakan dasar yang pertama. Gerakan Peng merupakan gerakan dasar Tai ji quan yang
mengacu Bagua. Gerakan Peng pada Bagua berekuivalen dengan Qian. Pada Ying
Yang gerakan Peng berada pada posisi Yang.
4. Setelah mengetahui Peng pada posisi Bagua dan Yin Yang, maka dapat diartikan setiap
tindakan pada gerakan dengan acuan dan posisi tersebut selanjutnya menafsirkan
dengan teori teleologis untuk menghasilkan nilai moral.
5. Selanjutnya 12 gerakan dasar yang lainnya dilakukan dengan cara yang sama seperti
diatas.
(44)
BAB IV TAI JI QUAN
4.1 Pengertian Tai ji quan
Tai ji quan terdiri dari 3 karakter China, jika diterjemahkan dengan kamus Mandarin
maka tai ( hanzi: 太 )berarti luas dan mencakup semua, ji ( hanzi : 极 ) berarti titik tertinggi atau yang paling, dan quan ( hanzi:拳 )berarti kepalan tangan atau tinju.
Kamus Mandarin jika diterjemahkan dalam satu kata maka Tai ji quan berarti senam yang
berasal dari China, atau seni bela diri atau senam untuk kesehatan.
Buku Lao Zi yaitu Daodejing istilah Tai ji diartikan istilah Tai ji diartikan sebagai puncak
tertinggi atau dapat diartikan juga sebagai kosmos, awal dari terbentuknya semua benda,
ketunggalan kemudian dari ketunggalan terbagi menjadi dua.
Menurut Jusuf Sutanto seorang pengikut Tai ji quan selama 33 tahun dan penulis buku
T’ai Chi The Great Harmony Tai Chi adalah suatu latihan yang memadukan antara gerak
fisik, pernafasan, perasaan, dan pikiran dalam satu kesatuan sehingga sering disebut sabagai
moving meditation atau meditasi dalam gerak.
Robert Perry seorang pengajar Tai ji quan gaya Yang dalam bukunya Tai Chi Untuk
kesehatan Dan Vitalitas mengatakan :
“...Dalam bahasa Mandarin, kata tai berarti “luar biasa/hebat”, sementara chi dapat diterjemahkan secara bervariasi sebagai “terakhir” atau untuk terutama dalam pemakaian populer “energi”. Seluruhnya berkaitan dengan energi yang luar biasa, karena itu, terjadi pembangkitan daya hidup melalui latihan. Chi ada dimana-mana, dalam segala hal. Energilah yang mempertahankan kita sepanjang hidup, yang membantu kita hidup utuk bergerak dan bernafas. Energi membantu kita melawan penyakit dan juga utuk berpikir dan mengambil keputusan. Energi itu hidup sebagaimana halnya dalam pikiran dan dalam tulang kita. Dengan kata lain tai chi
(45)
membantu kita merasa lebih nyaman dangan diri sendiri dan hal itu benar-benar merupakan perasaan yang menyenangkan”
4.2 Asal Usul Tai Ji Quan
Tai ji quan dimulai pada masa Dinasti Song ( 960-1279 ) tetapi ada juga mengatakan
dimulai dari Dinasti Ming ( 1368- 1644 ). Tai ji quan berkembang di China sekitar abad ke-
13. Diciptakan oleh Zhang San Feng atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Thio Sam
Hong yang berasal dari gunung Wudang di barat laut Provinsi Hubei,China dan juga merupakan tempat berkembangnya Tai ji quan.Zhang San Feng adalah orang berjasa dalam
memperkenalkan Tai ji quan dan ia hidup pada masa 3 dinasti, yaitu
M ),( 1271 -1368 ), da1368- 1644 ).
Awalnya Zang San Feng dikenal pengawal pada masa Dinasti Song sebelum Ia bertemu
seorang penganut aliran Dao. Ia bertahun- tahun belajar dan tinggal di gunung Wudang. Di
tempat itu ia belajar banyak dan menyatukan pengetahuan yang dipelajari oleh penganut Dao,
seperti Ba gua ( Delapan Diagram ), Shaolin Quan ( merupakan dasar dari bentuk eksternal
seni bela diri China yang dikembangkan oleh Budha dari kuil Shaolin ) dan filsafat Taiji yang
merupakan kata yang dipakai sebagai nama seni bela diri Zang San Feng.
Zang San Feng menciptakan Tai ji quan ketika ia ingin memecahkan misteri Yin dan Yang,
ia mendapatkan inspirasi dari pohon pinus yang memiliki daun yang selalu hijau sepanjang
masa .
Suatu malam di musim dingin, salju turun begitu deras dan keesokan harinya semua
tumbuh-tumbuhan patah diterpa angin dan salju, kecuali hanya pohon pinus yang tetap berdiri
(46)
menumpuk di atas ranting pohon pinus, ranting itu mulai melengkung karena berat tumpukan
salju yang semakin tebal. Pada saat ranting itu mencapai titik lengkung tertentu, seluruh salju
itu jatuh ke bawah dan ranting itu melenting kembali ke posisi semula tanpa mengalami
kerusakan.
Kejadian itu menerangi Zhang San Feng tentang konsep seni bela diri yang dicarinya.
Bukan atas dasar menyerang seperti yang selama ini dilakukannya, melainkan atas dasar
menerima dan suatu saat dengan tenaga secukupnya. Membelokkan dan membiarkan beban
itu jatuh karena beratnya sendiri. Selain kejadian pohon pinus, Zang San Feng juga
memperoleh inspirasi dari melihat perkelahian antara seekor ular dan seekor burung bangau.
Berbagai kejadian tersebut memberinya pencerahan menciptakan Tai ji quan.
Pada umumnya seni bela diri di China mendapat inspirasi dari alam sebagai observasi,
Rani Citra dalam skipsi Keterkaitan Filosofis Konsep Yin dan Yang Dengan Pola Dasar Tai Ji
Quan ( 2009.12) juga mengatakan hal yang sama yaitu:
“ ...Menurut legenda China, kehidupan memberikan inspirasi yang besar kepada manusia untuk dapat mepelajari setiap aspek dari lingkungan alam di sekitarnya. Dengan cara ini, legenda legenda sendiri mengatakan seni bela diri berkembang dari observasi dan imitasi dari keheningan alam pegunungan, perubahan aliran sungai, dan keahlian melindungi diri dari pada hewan”.
Ada 64 gerakan Tai ji quan yang diciptakan di China tetapi tidak begitu banyak orang
yang menjalankannya dikarenakan hanya murid yang berasal dari gunung Wudang saja yang
dapat mempelajarinya secara lengkap. Wang Zong Yue merupakan orang yang pertama kali
mencatat gerakan Tai ji quan yang dituliskan dalam karyanya yaitu Traitise on Taijiquan.
Baru pada abad ke 16 ditulis kembali oleh Chen Wang Ting dan diajarkan secara turun
(47)
4.3 Jenis- Jenis Tai Ji Quan
Pada abad ke- 12 dan 13 Tai ji quan dipelajari oleh masyarakat China secara luas dan
mengalami perkembangan menjadi 4 gaya Tai ji quan yaitu Chen, Yang, Wu dan Sun.
4.3.1 Tai Ji Quan Gaya Chen
Gaya Chen adalah aliran Tai ji quan yang tertua yang diciptakan oleh Chen Wang Ting.
Chen Wang Ting berasal dari desa Chen Jia Gou, desa ini khusus untuk keluarga Chen di
Provinsi Heinan, bagian utara China. Chen Wang Ting adalah generasi kesembilan dari
keluarga Chen, hidup pada masa dinasti Ming (1368- 1644 ) dan merupakan orang pertama
yang mempelajari Tai ji quan yang berasal dari Zang San Feng. Kemudian gaya Chen
diturunkan secara turun temurun pada keluarga Chen.
Chen Chang Xing adalah generasi ke 14 yang memiliki pengaruh terhadap perubahan
gaya Chen metode lama. Chen Chang Xing mengajarkan gaya Chen bukan hanya kepada
marga Chen, Yang Lu Shan adalah salah satunya.
Gaya Chen cenderunglebih cepat, bertenaga, dan banyak serangan. Gaya Chen biasanya
menggunakan senjata khususnya seperti golok, pedang, tombak, dan Golok Naga Bulan.
4.3.1.1 Golok
Dalam gaya Chen ada 2 cara yang biasa saat menggunakan golok. Pertama, gaya Chen
(48)
golok paling sering dipelajari. Berat golok membantu untuk menyeimbangkan tubuh. Kedua,
dua golok yaitu memegang golok pada tangan kiri dan kanan.
Gambar: 3.1( sumber foto: http://farm6.static.flickr.com/5221/5695263830_e700c31a43_b.jpg)
Gaya Chen dengan satu golok
4.3.1.2Pedang
Ada dua cara menggunakan pedang. Pertama, satu pedang yaitu memegang memegang
pedang dengan salah satu tangan. Kedua, dua pedang yaitu memegang pedang pada tangan
kiri dan kanan.
4.3.1.3Tombak
(49)
Gambar: 3.2 (sumber foto:
Toya
Gambar: 3.3 (sumber fot Bagian atas toya
4.3.1.4Golok Naga Bulan
Golok Naga Bulan berasal dari seorang jendral pada zaman Tiga Negara yang bernama Guan
(50)
Gambar: 3.4 (sumber fot
Golok Naga Bulan
4.3.2 Tai Ji Quan Gaya Yang
Gaya merupakan gaya yang sangat populer saat ini dibandingkan gaya Tai ji yang lain.
Gaya yang diciptakan oleh Yang Lunchan (1799 - 1853) yang dipelajari dari anggota keluarga
Chen yang ke 14 yaitu Chen Chang Xing. Yang paling populer adalah Taiji 24 jurus yang
dibuat di Beijing. Gaya Yang disederhanakan dari 108 jurus menjadi 24 untuk
memperkenalkan Taiji lebih luas. Gaya Yang memiliki lebih lambat dari gaya Chen dan
memiliki lingkaran yang lebih besar. Penyebaran Gaya Yang sendiri lebih banyak di Taiwan,
Singapore, Malaysia, Thailand dan Indonesia.
4. 3.2 Tai Ji Quan Gaya Wu
Gaya Wu berasal dari Wu Quanyu, yang mempelajari dari keluarga Yang ada yang
(51)
yaitu Yang Banhou. Walau diajarkan oleh keluarga Yang Gaya Wu lebih dekat gerakannya
kepada Gaya Chen dari pada Gaya Yang . Saat ini ada 2 aliran Wu, pertama adalah bentuk
lama yang didasarkan pada ajaran Chen Chin Ping dan Yang Lu Chan, seperti yang diciptakan
Wu Yu Seong dan bentuk baru yang berasal dari Wu Chien Chuan yang merupakan murid dari
Chuan Yu yang belajar kepada Yang Lu Chan. Bentuk baru ini tersebar banyak di Singapore
dan populer di sana.
4. 3.4 Tai Ji Quan Gaya Sun
Gaya Sun dikembangkan oleh Sun Lutang (1861-193) yang menekankan pada gerakan
tubuh dan tenaga dalam. Awalnya Sun menguasai Xing dan Delapan Langkah Bagua.
Gerakan gaya Sun ini lebih cepat dan menggunakan metode tangan membuka dan menutup.
Membedakan gaya Sun dengan gaya lainnya adalah gerakan kaki yang gesit, maju dan cepat,
dan koordinasi yang baik antara yang membuka dan menutup tangan. Gaya Sun mengalir
(52)
BAB V
Analisis Nilai Moral dalam Gerakan Tai Ji Quan : Tinjauan Filsafat Etika
Pada bab-bab sebelumnya penulis telah menjelaskan tinjauan pustaka, konsep, landasan
teori dan metode penelitian yang digunakan. Pada bab ini peneliti, menganalisis nilai moral
dalam 13 gerakan dasar Tai ji quan dengan tinjauan filsafat etika.
4.1 Nilai Moral Delapan Gerakan Dasar Tangan
Nilai moral yang akan dianalisis dalam delapan gerakan dasar tangan, yaitu gerakan Peng,
gerakan Lu, gerakan Ji, gerakan An, gerakan Lie, gerakan Cai, gerakan Zhou, dan gerakan
Kao.
4.1.1 Nilai Moral Gerakan Peng (Menangkis)
Menurut Bagua (delapan diagram), Peng berekuivalen Qian (surga) yang berarti berada
pada posisi Yang. Gerakan Peng pada Bagua menggambarkan kekuatan. Pada proses
kehidupam manusia Qian digambarkan dengan seorang pemimpin seperti raja, ayah, dan anak
pertama.
Posisi tangan pada gerakan Peng (lihat gambar 2.3) merupakan posisi menahan atau
menolak serangan lawan. Posisi kaki gerakan Peng (lihat gambar 2.3) yang terbuka dan
ditekuk sedikit dan kepala harus tegak seolah-olah seperti ada yang menggantung dari atas.
(53)
yang menentang, seseorang dapat menyerang lawan dan membuatnya terangkat tanpa
kesulitan. Gerakan Peng menyerupai air yang mendukung kapal bergerak
Gerakan tangan yang berfungsi menahan atau menolak serangan lawan digambarkan
bagaimana sikap dalam menyelesaikan tantangan. Apakah dengan kepala dingin atau dengan
emosi. Tergambar pada posisi kaki dan kepala yang dapat menentang tekanan yang berat
sekalipun dengan tanpa kesulitan. Dalam hal ini, tanpa kesulitan dapat diartikan dengan
kepala dingin karena di saat seseorang dapat menahan atau menolak serangan lawan tanpa
kesulitan. Kondisi dirinya dalam keadaan tenang atau kepala dingin, sehingga dapat berpikir
jernih cara menolak atau menahan serangan lawan tersebut.
Gerakan Peng yang menyerupai air yang bergerak, menggambarkan dukungan yang
menggerakkan kapal. Artinya, bagaimana tantangan dapat membuat diri menjadi dewasa
secara pemikiran. Kapal dapat bergerak karena ada air, tanpa ada air kapal tidak akan
bergerak. Gambaran ini juga menggambarkan agar bertambah dewasa secara pemikiran. Jika
tantangan tidak pernah ada dalam hidup akan seperti anak bayi yang belum bertumbuh
pemikiran.
Apabila ditinjau dari Bagua, maka posisi gerakan Peng berada pada posisi Qian yang .
Gerakan Peng pada posisi Qian menggambarkan seorang pemimpin. Selanjutnya gerakan
Peng pada posisi Yin Yang berada pada posisi Yang. Gerakan ini pada posisi Yang
menggambarkan sikap dalam menyelesaikan tantangan. Maka gerakan Peng diartikan dalam
simbol Tai ji diarttikan, bagaimana seorang pemimpin dalam menyelesaikan tantangan.
Seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah harus menggunakan kepala yang dingin
(54)
pembelajaran dalam kehidupan yang membuat dewasa secara pemikiran. Gambaran
pemimpin dapat diaplikasikan dengan ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu pemimpin dari
diri sendiri. Gerakan Peng mengharapkan agar seseorang dapat menjadi pemimpin dari diri
sendiri agar tantangan terselesaikan dengan baik. Sebaliknya seseorang yang dikuasai oleh
tangtangan maka tantangan tidak terselesaikan bahkan menjadi lebih besar.
Gerakan Peng memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang. Bukan
seberapa besar tantangan yang dihadapi, tetapi seberapa besar kepemimpinan di dalam diri
sendiri. Sehingga setiap tantangan i hadapi dengan arif dan bijaksana.
4.1.2 Nila Moral Gerakan Lu (Memutar)
Menurut Bagua, Lu berekuivalen dengan Kun ( bumi atau tanah ) yang berada posisi Yin.
Gerakan Lu pada Bagua menggambarkan sebuah penggabdian, sikap mau menerima. Pada
proses kehidupan Kun digambarkan dengan induk atau pendamping seperti ibu dan teman.
Posisi gerakan Lu (lihat gambar 2.5) merupakan teknik membimbing musuh untuk
menghindari serangan musuh. Posisi tangan yang utama pada gerakan Lu (lihat gambar 2.4)
yaitu adalah tangan yang tidak melepas dan tidak menentang dan posisi kaki (lihat gambar
2.4) yang seimbang. Gerakan Lu digunakan untuk bertahan, biasanya untuk membiarkan atau
menetralkan kekuatan lawan menjadi kosong.
Gerakan Lu, membimbing musuh untuk menghindari lawan dalam hal ini diartikan sikap
kehati-hatian dalam bertindak. Tidak bersikap berlebihan (tergambar posisi tangan yang tidak
menentang) dan bukan pula pada sikap yang tidak percaya diri (tergambar pada posisi tangan
(55)
Gerakan Lu digunakan untuk bertahan, menetralkan kekuatan lawan menjadi kosong. Dalam
hal ini bertahan diartikan membela diri dengan kesabaran. Dan kekuatan lawan menjadi
kosong diartikan sebagai sikap orang lain menerima tanpa perlawanan.
Apabila ditinjau dari Bagua maka posisi gerakan Lu pada posisi Kun. Gerakan Lu posisi
Kun menggambarkan seorang seorang pendamping (dalam hal ini mengacu kepada sosok
seorang ibu). Gerakan Lu pada posisi Yin Yang berada di posisi Yin. Gerakan Lu pada posisi
Yin menggambarkan bagaimana bersikap. Maka gerakan Lu digambarkan dalam simbol Tai ji
secara keseluruhan, yaitu seorang pendamping dalam bersikap. Seorang pendamping harus
berhati-hati dalam bertindak sehingga orang lain menerima apa adanya dan tanpa perlawanan.
Dalam aplikasi lebih kecil yaitu menjadi pendamping bagi diri sendiri. Sebagai pendamping
dari diri sendiri harus berhati-hati dalam bersikap, jangan berlebihan yang mengakibatkan
orang lain tidak nyaman, dan bukan pula menjadi tidak percaya diri yang membuat diri sendiri
tidak nyaman dengan kehidupan sosial karena manusia memiliki kehidupan sosial tetapi
bersikap apa adanya.
Gerakan Lu memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang.
Berhati-hati dalam bersikap, tidak belebihan dan tidak pula tidak percaya diri, tetapi bersikap apa
adanya sehingga orang lain menerima.
4.1.3 Nilai Moral Gerakan Ji (Menekan)
Gerakan Ji menurut Bagua, berekuivalen dengan Zhen (guntur atau badai) yang berada
pada posisi Yang. Gerakan Ji pada Bagua menggambarkan kebangkitan atau kesempatan
(56)
Posisi tangan pada gerakan Ji (lihat gambar 2.5) telapak tangan yang saling menghadap
yang digunakan untuk menekan kekuatan lawan dengan mengikuti kekuatan lawan kemudian
melakukan tekanan untuk menetralkan kekuatan dorongan.
Posisi tangan yang saling berhadapan dalam hal ini diartikan dengan sebuah kesiapan.
Posisi tangan yang berfungsi menekan dengan tangan yang mengikuti arah lawan dalam hal
ini diartikan sikap mengikuti sebuah alur. Kata “lawan“ dalam hal ini memiliki makna “siapa
saja yang dihadapi” apakah orang tua, pesaing, sahabat, dosen, dan lain-lain.
Apabila ditinjau dari Bagua, maka posisi gerakan Ji berada pada posisi Zhen. Gerakan Ji
pada posisi Zhen gerakan menggambarkan seorang putra pertama. Selanjutnya gerakan Ji
pada Yin Yang berada pada posisi Yang. Gerakan Ji pada posisi Yang menggambarkan sikap
fokus dalam menjalankan sesuatu. Maka gerakan Ji pada simbol Taiji secara keseluruhan,
yaitu menggambarkan sebuah sikap fokus dalam melaksanakan sebuah tanggung jawab.
Seorang anak pertama dalam menjalankan sebuah situasi dengan fokus dan bertanggung
jawab. Masyarakat China dalam sistem kekerabatan seorang putra merupakan penerus
keturunan, khususnya untuk putra pertama yang menjadi tonggak sebuah keluarga sehingga
memiliki tanggung jawab yang besar. Jadi putra pertama dalam hal ini diartikan sebagai
sebuah tanggung jawab yang besar atau dengan kata lain sikap orang yang bertanggung jawab.
Jika dilihat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yaitu diri sendiri dalam melaksanakan
sebuah tanggung jawab dalam kehidupan. Tanggung jawab bisa kepada orang tua, dosen,
teman dan lain-lain. Melaksanakan tanggung jawab sekaligus belajar untuk mengenal orang
(57)
bukan sekedar melihat posisi seorang yang memerintah tetapi menunjukkan sikap terhadap
orang lain dengan tanggung jawab sehingga ada rasa nyaman dan percaya dari orang lain.
Gerakan Ji memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang. Milikilah
sikap bertanggung jawab mulai dari hal-hal kecil supaya dipercaya untuk tanggung jawab
besar.
4.1.4 Nilai Moral Gerakan An (Mendorong)
Gerakan An menurut Bagua, berekuivalen dengan Kan (air) yang berada pada posisi Yin.
Gerakan An pada Bagua menggambarkan kedamaian. Pada proses kehidupan manusia
digambarkan putra kedua.
Posisi tangan gerakan An (lihat gambar 2.6) yang menghadap ke depan, dan pandangan
mata yang tertuju ke depan. Pada gerakan An pandangan mata tidak pernah melihat ke
belakang.
Posisi tangan dan mata pada gerakan An yang menghadap ke depan menggambarkan sikap
yang terarah. Gerakan An, mata selalu melihat ke depan tidak pernah melihat ke belakang
digambarkan orang yang memandang masa depan dan tidak terperangkap oleh masa lalu.
Apabila ditinjau dari Bagua, maka posisi gerakan An berada pada posisi Kan. Gerakan An
pada posisi Kan mengambarkan putra kedua. Selanjutnya pada posisi Yin Yang, gerakan An
berada pada posisi Yin. Gerakan An pada posisi Yin digambarkan kedamaian. Kedamaian
diartikan dalam keadaan tentram. Gerakan An menurut simbol Taiji secara keseluruhan
(58)
Posisi tangan pada gerakan An digambarkan sikap yang terarah. Sikap yang terarah artinya
seseorang yang tidak terjebak pada kondisi lingkungan. Sikap terarah akan mendapatkan
kedamaian dalam menjalani kehidupan. Seseorang dalam menjalani kehidupan harus
memandang masa depan jangan terjebak pada masa lalu (di gambarkan dengan mata yang
selalu menghadap ke depan).
Pada gerakan An memberikan proses pembelajaran dua nilai moral kepada setiap orang.
Pertama, hidup harus memandang masa depan, agar tidak terjebak oleh masa lalu. Kedua,
sikap yang terarah akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani kehidupan.
4.1.5 Nilai Moral Gerakan Lie ( Membelah)
Gerakan Lie menurut Bagua,berekuivalen dengan Dui (danau) yang berada pada posisi
Yin. Gerakan Lie pada Bagua menggambarkan kemauan yang keras. Pada proses kehidupan
manusia digambarkan sebagai anak perempuan temuda.
Posisi tangan pada gerakan Lie (lihat gambar 2.7) dengan tangan kiri menghadap ke atas
dan tangan kanan sejajar perut seperti memegang bola. Posisi kaki gerakan Lie (lihat gambar
2.7) dengan kaki kiri yang di tekuk dan kaki kanan yang rata dengan lantai.
Gerakan Lie, posisi tangan menggambarkan kekuatan berputar tubuh untuk menghentikan
atau melambungkan keseimbangan lawan seperti pusaran air yang dapat menarik apapun
kedalamnya. Kekuatan diartikan kemauan dan lawan tantangan. Jadi, tangan yang
menggambarkan kekuatan berputar tubuh untuk menghentikan atau melambungkan
(59)
kemauan merupakan energi yang dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin.
Apabila ditinjau dari Bagua maka posisi gerakan Lie beradapada posisi Dui. Gerakan Lie
posisi Dui menggambarkan anak perempuan termuda. Gerakan Lie pada posisi Yin Yang
berada di posisi Yin. Gerakan Lu pada posisi Yin menggambarkan kemauan yang besar. Maka
gerakan Lu digambarkan dalam simbol Tai ji secara keseluruhan, kemauan yang besar.
Seorang anak perempuan termuda memiliki sifat yang manja. Sifat manja
menggambarkan ketidakmandirian. Ketidakmandirian menghasilkan kemauan yang rendah.
Sehingga pada konteks anak perempuan termuda dituntut untuk memiliki kemauan keras
dalam menghadapi tantangan. Dalam aplikasi yang lebih kecil, yaitu diri sendiri. Diri sendiri
harus memiliki kemauan yang keras untuk menghadapi tantangan. Kemauan merupakan
energi positif yang harus ditanam dalam diri sebab jika sudah ada kemauan dalam diri maka
tidak ada tantangan yang tidak dapat dihadapi.
Gerakan Lie memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang. Asalkan
ada kemauan tidak ada tantangan yang tidak bisa dihadapi.
4.1.6 Nilai Moral Gerakan Cai (Menarik)
Gerakan Cai menurut Bagua, berekuivalen dengan Li (api) yang berada pada posisi Yin.
Gerakan Cai pada Bagua digambarkan pemberi cahaya atau kecemerlangan. Pada proses
(60)
Posisi tangan gerakan Cai (lihat gambar 2.8) telapak tangan kanan menghadap ke depan
dan telepak tangan kiri di dekat siku kanan. Posisi kaki gerakan Cai (lihat gamabr 2.8) yang
terbuka dan sedikit di tekuk dengan tumpuan kaki kiri.
Gerakan Cai, posisi tangan dilakukan untuk menangkap lawan ketika lawan ingin baru
ingin maju dan memukul atau menghilangkan keseimbangan. Gerakan ini dikenal dengan
gerakan harpa. Posisi tangan langsung menangkap lawan diartikan menghargai kesempatan.
Apabila ditinjau dari Bagua maka posisi gerakan Cai berada pada posisi Li. Gerakan Cai
posisi Li anak kedua. Anak kedua digambarkan dengan kesempatan ke dua. Gerakan Lie pada
posisi Yin Yang berada di posisi Yin. Gerakan Lu pada posisi Yin menggambarkan
kecermelangan.
Seseorang dalam menjalani kehidupan harus menghargai setiap kesempatan bukan hanya
kesempatan kedua tetapi setiap kesempatan karena kesempatan di dalam hidup jarang datang
dua kali. Aplikasi kehidupan yang tidak akan ada kesempatan ke dua yaitu umur, waktu dan
lain-lain. Seseorang yang menghargai kesempatan yang di dalam hidupnya akan meraih hidup
yang cermelang.
Gerakan Lie memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang. Hargailah
setiap kesempatan dalam hidupmu agar hidup cemerlang dikemudian hari.
4.1.7 Nilai Moral Gerakan Zhou (Menyiku)
Gerakan Zhou menurut Bagua, berekuivalen dengan Xun (kayu) yang berada pada posisi
Yang. Gerakan Zhou pada Bagua digambarkan sebagai sebuah keharmonisan. Pada proses
(61)
Posisi tangan pada gerakan Zhou (lihat gambar 2.9) yaitu tangan kanan yang mengepal
dan membentuk sudut lebih kurang 450 dan tangan kiri telapak tangan menghadap dada
dengan membentuk 450. Kaki dibuka dan di tekuk sedikit dengan tumpuan pada kaki kanan
(lihat gambar 2.9).
Posisi tangan pada gerakan Zhou dimana tangan kiri di atas dan tangan kanan dibawah
merupakan perpaduan konsep Yin dan Yang yang diartikan kesinambungan yang tidak pernah
putus. Kesinambungan yang tidak pernah putus pada gerakan Zhou diartikan dengan
keharmonisan dalam kehidupan.
Apabila ditinjau dari Bagua maka posisi gerakan Zhou berada pada posisi Xun. Gerakan
Zhou posisi Xun menggambarkanputri pertama. Gerakan Zhou pada posisi Yin Yang berada di
posisi Yang. Gerakan Zhou pada posisi Yang menggambarkan keharmonisan. Maka gerakan
Zhou digambarkan pada gerakan Tai ji secara keseluruhan yaitu keharmonisan.
Putri pertama dalam menjalani kehidupan harus seimbang sehingga menghasilkan sebuah
keharmonisan. Contoh dalam kehidupan keseimbangan yang menghasilkan keharmonisan,
pria dan wanita, kiri dan kanan, air dan api dan lain-lain. Kehidupan memiliki keseimbangan
yang menghasaikan sebuah keharmonisan. Keharmonisan membuat kehidupan menjadi indah
untuk di jalani.
Gerakan Lie memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang.
Keseimbangan dalam hidup merupakan keharmonisan yang membuat hidup indah untuk
dijalani.
(62)
Gerakan Kao menurut Bagua, berekuivalen dengan Gen (gunung) yang berada pada posisi
Yin. Gerakan Kao pada Bagua digambarkan dengan kedamaian dan diam. Pada proses
kehidupan manusia Gen digambarkan sebagai putra ketiga.
Posisi tangan pada gerakan Kao (lihat gerakan 2.10) telapak tangan saling menghadap,
bahu dan pinggang yang saling menyesuaikan. Bahu dan pinggang harus berada pada posisi
yang seimbang. Posisi tangan pada gerakan Kao saat digunakan harus memiliki posisi yng
kuat, terpusat, dan seimbang.
Gerakan Kao, posisi tangan yang saling berhadapan menggambarkan keseimbangan. Bahu
dan pinggang yang saling menyesuaikan dalam hal ini diartikan terpusat. Posisi tangan yang
seimbang dan bahu dan pinggang yang terpusat menghasilkan posisi yang kuat.
Apabila ditinjau dari Bagua maka posisi gerakan Kao berada pada posisi Gen. Gerakan
Kao posisi Gen menggambarkan gunung. Gunung diartikan kuat dan tenang. Gerakan Kao
pada posisi Yin Yang berada di posisi Yang. Gerakan Kao pada posisi Yang menggambarkan
kedamaian. Maka gerakan kedamaian digambarkan pada gerakan Tai ji secara keseluruhan
yaitu kedamaian, kuat dan tenang.
Seseorang dalam menjalani kehidupan harus seperti gunung. Gunung digambarkan
dengan kuat dan tenang. Hidup di dunia memiliki banyak godaan. Jika seseorang tidak kuat
dan tenang dalam berpikir akan mudah terjerumus dengan godaan dunia. Seseorang yang kuat
dalam pendirian dan tenang dalam pemikiran akan memberikan kedamaian dalam batin.
Gerakan Kao memberikan proses pembelajaran nilai moral kepada setiap orang.
Seseorang hidup di dunia yang penuh godaan harus kuat dalam pendirian dan tenang dalam
(1)
一直往前面看。五行在人的基本生活已有定的性格与独立性,使我能自己 的造力。
2.2.2.左顾(望左边)和 右盼(望右边)动作
左顾和右盼最重要的的眼睛的动作。眼睛的动作就是往右边和往左边,身体也同 时转左边和右边和手往前面和往后面的动作。你这个动作的作用就是随着改变的动作, 影响到人们的行为、脾气与逻辑性和知觉要平衡。
2.2.3中定(在中间的平衡)动作
中定就是点和。中定在脚、手、和眼睛的作就是最重要的。在中的中 定身体作就是身体在中平衡的状况,但不是在中没有作。明从到尾的 作是在中的平衡,无是怎的作,中心的体重随着作的化合理。个 作人的影响是就人有清晰的心,能人的生活更平衡。
(2)
第三章、太极拳的十三个动作对人的积极影响
学太极拳的人都会在不断的学中培养自己良好的度,尤其是在道德上。十 三个太极拳基本作学太极拳的人不断生极的影响,笔者,太极拳的十 三个基本作人的极影响有:
3.1
活到老学到老
太极拳首先教学者活到老学到老的念,因学是了累自己的知与 开眼界,活到老学到老的念是学太极拳最基本的道德价。
3.2
辩证看待问题
太极拳有二元的教法,二元教我如何提防社会生的冲突,二元也教我 做人要有一心地善良的心,知道如何忍人。最后我学会了如何面劣的 冲突,并清楚地自己的身份。
3.3
平衡地生活
太极拳教我平衡的生活,因平衡生活能使人在自然世界平静、快地活着。
3.4
教会人们无为的思想
十三个基本动作还教会我们“无为”的道德价值,目的是让我们不做过分的行为 或者对身边发生的事情熟视无睹,对待人和事情的行为方式要灵活,同时也教导人们 要有和平的心态,要懂得抵制恶劣环境的诱惑,不受其影响。
3.5
抵制暴力,温和行事
十三个基本作影响人在生活中的行,教会人在生活中必避免暴力行 ,用暴力行来面事情不是一个良好的行,也并不能解决。暴力行 不但害了人也害了自己。我用比温和的度待人接物,人也会 用同的度待自己。
(3)
十三个基本作教会人要“真”,用真心意来待人。真心就是跟随自 己的心来做事情,也叫“”。只要用一真地心去做事情,才能使事情更加利 地完成。
3.7
从内心提高人的道德修养
太极拳教会人要提高自己的道德修养。一个人的道德修养可以从他的人世 中表出来。而太极拳就能使人的内心平静,并且思考自己的缺点,不断改 自我,从而提高自己的道德修养。
3.8
教导人们如何更好地面对世界
十三个基本太极拳教人要立正确的世界,用一种极的度来生 存,不断地整自我来适世界的化展。
(4)
第四章、结语
太极拳是 外,太极拳人的思想行生以下极的影响:活到老学到老;看待;平 衡地生活;教会人无的思想;抵制暴力,温和行事;;真待人;从内心提 高人的道德修养;教人如何更好地面世界。
些极的影响太极拳在展程中添加瓦,帮助人从新的角度去太 极拳,并不断从中汲取新的含。
(5)
参考文献
[1] 武冬.太极推手中的文化内涵[J]. 北京体育大学学,1994年 04期. [2]万宗君.太极拳不同人群健身作用的研究述[J].体育世界学,2007年9日. [3] 蒋家. 六十年学拳[M].人民医出版社, 2011年第一版.
[4] 蒋家.太极拳[M].人民医出版社,2011年第一版.
[5] Takwin, Bagus. 2001. Filsafat Timur; Sebuah Pengantar ke Pemikiran-Pemikiran Timur. Yogyakarta: Jalasutra.
[6] Tim Perkamusan Universitas Indonesia. 1997. Kamus Mandarin-Indonesia. Jakarta: UI PRESS.
[7] Kutha, Nyoman Ratna. 2007. Estetika Seni dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[8] Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
[9] Suriasumantri, Jujun. 1996. Filsafat Ilmu sebuah pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
[10] Endrotomo, Ir. 2004. Ilmu dan Teknologi. Information System ITS.
[11] Poedjawijatna. 2004. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta.
[12] M.S Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif bidang Filsafat: Paradigma.
[13] Boedicker, Martin dan Freya. 2009. The Philosophy of Tai Chi Chuan. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
[14] Kusumohamidjojo, Budiono. 2010. Sejarah Filsafat Tiongkok. Yogyakarta: Jalasutra. [15] Susanto, Jusuf. 2010. T’ai Chi The Graeat Harmony.Jakarta: Kompas Media Nusantara.
[16] Lan,Fung Yu. 2007. Sejarah Filsafat Cina. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(6)
致谢
历时将近两个月的时间终于将这篇论文写完,在论文的写作过程中遇到了无数的
困难和障碍,都在同学和老师的帮助下度过了。尤其要强烈感谢我的论文指导老师陈 老师,她对我进行了无私的指导和帮助,不厌其烦的帮助进行论文的修改和改进。另 外,在校图书馆查找资料的时候,图书馆的老师也给我提供了很多方面的支持与帮助。 在此向帮助和指导过我的各位老师表示最衷心的感谢!
感篇文所涉及到的各位学者。本文引用了数位学者的研究文献,如果没 有各位学者的研究成果的帮助和启,我将很完成本篇文的写作。
感我的同学和朋友,在我写文的程中予我了很多你素材,在文 的撰写和排版等程中提供情的帮助。
由于我的学水平有限,所写文免有不足之,各位老和学友批 和指正!