Jin Bu Bergerak ke Depan dan Tui Bu Bergerak ke Belakang Zuo Gu Melihat ke Kiri , You Pan Melihat ke Kanan Zhong Ding Keseimbangan di Tengah

Berikut penjelasan ke lima gerakan dasar kaki di atas yang dirangkum menjadi 3 gerakan, yaitu :

1. Jin Bu Bergerak ke Depan dan Tui Bu Bergerak ke Belakang

Jin bu dan Tui bu merupakan gerakan dasar kaki yang utama. Sikap mata, sikap badan, dan sikap tangan juga memiliki gerakan yang sama yaitu bergerak ke depan dan bergerak ke belakang. Jin bu dan Tui bu gerakan yang cukup penting dalam mempengaruhi anggota tubuh yang lainnya. Maju dan mundurnya langkah kaki harus selaras dengan langkah tangan. Jika tangan bergerak ke depan maka kaki juga akan bergerak ke depan, begitu juga jika sebaliknya. Mata akan selalu melihat arah ke depan tidak ada mata melihat ke arah belakang, Citra Dhaputri.2009.25.

2. Zuo Gu Melihat ke Kiri , You Pan Melihat ke Kanan

Zuo gu dan You pan merupakan gerakan mata yang utama. Sikap mata melihat ke kiri dan ke kanan harus diikuti badan yang juga berputar ke kiri dan ke kanan dan pola tangan yang maju mundur. Kegunaan gerakan mata ke kiri dan ke kanan adalah untuk mengikuti perubahan gerak lawan, Citra Dhaputri.2009.25.

3. Zhong Ding Keseimbangan di Tengah

Keseimbangan merupakan titik keselarasan dan berkesinambungan. Keseimbangan pada sikap kaki, sikap tangan dan sikap mata merupakan tubuh yang utama. Sikap badan yang berada pada posisi seimbang di tengah adalah gerakan badan yang seimbang di tengah, tetapi bukan berarti diam di tengah. Artinya gerakan awal sampai akhir tetap bertahan dengan pusat berat yang seimbang tetap di tengah, tidak peduli bagaimana sikap, perubahan langkah kaki Universitas Sumatera Utara dan perubahan gerakan tangan, pusat berat tetap seimbang mengikuti perubahan gerak, Citra Dhaputri.2009:25.

2.2.4 Filsafat Etika

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Filsafat menurut etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia dari akar kata philia atau philein, berarti mencintai, dan sophia yang berarti cinta terhadap kearifan. Jadi, filsafat berarti cinta terhadap kearifan. Dan menurut Cicero seorang filsuf Romawi, filsafat disebutkan sebagai ibu semua seni the mother of all art, atau menurut Francis Bacon, filsuf Inggris, filsafat merupakan induk semua ilmu pengetahuan. Filsafat etika adalah bagian dari Aksiologi yang mempersoalkan perbuatan manusia dari sudut padang baik dan jahat dengan memperbandingkan dengan kesimpula-kesimpulan umum yang ditarinya dari kesimpulan orang lain. Etika dapat berupa nasihat-nasihat dan ajaran ajaran yang di dapat untuk mencapai hidup yang memuaskan dan bahagia. Etika menurut Wiramihardja 2006:37 mengatakan: “... Etika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan penilaian atas pebuatan manusia dari sudut baik dan jahat. Perlu diamati di sini, bahwa perbuatan manusia senantiasa mendapat penilaian baik dan jahat. Tentulah mudah bagi seseorang dalam menilai arti baik, tetapi mengapa yang sebaliknya disebut jahat, bukan buruk atau tidak baik saja. Adapun alasannya adalah bahwa yang disebut dengan jahat di sini adalah perbuatan-perbuatan yang akan merendahkan atau merusak kualitas kehidupan orang lain” Universitas Sumatera Utara Jika membahas tentang etika maka erat kaitannya dengan manusia dan moralitas. Hal ini dikemukakan oleh Bertens 2002 yang dikutip dari buku Filsafat Umum mengatakan: “... K.Bertens mengemukakan bahwa etika merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Antara etika dan moral terdapat hubungan yang sangat erat, sulit dibedakan dan dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk memadukan keduanya dapat juga dirumuskan etika itu sebagai suatu ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral”

2.2.5 Nilai Moral

Nilai moral terdiri atas dua kata yaitu nilai dan moral. Nilai menurut Ensiklopedia Indonesia menyatakan: “...Pelbagai macam kebutuhan manusia dan rasa menuntut pemenuhan atau pemuasannya dalam pelbagai hal, sehingga hal ini menjadi bernilai bagi manusia....Dalam falsafah pembicaraan tentang nilai sering dihubungkan dengan masalah kebaikan....Nilai, yang merupakan tujuan dari kehendak manusia yang benar, seiring ditata menurut susunan tingkatannya. Ada yang menyusunnya dari nilai bawah mulai dengan hedonis kenikmatan, lalu nilai ultilitaris kegunaan kemudian berturut-turut nilai dari biologis kemuliaan, nilai diri estetika keindahan, kencantikan, nilai-nilai pribadi susila, baik, dan paling atas dari piramid nilai sering diletakkan nilai religius kesucian” Salah satu tokoh filsafat aliran pragmatis, Perry Darmodiharjo.1986:36 menyatakan, “ value is any object of any interest “ yang berarti nilai adalah yang di sukai pribadi manusia. Pendapat Perry senada dengan Jhon Dewey Darmodiharjo.1986:36 yang menyatakan “ value is any object of social interest“ yang artinya nilai adalah susuatu yang di sukai oleh manusia. Moral menurut Ensiklopedia Indonesia menyatakan: “...Moralis = mengenai kesusilaan mores, dari mos dan moris = kesusilaan dan kebiasaan aseluruh kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada sesuatu kelompok tertentu ; b ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang asas dan kaidah kesusilaan, yang dipelajari secara sistematika didalam etika, falsafah moral, dan teologi moral; c pelajaran kesusilaan moral dalam suatu cerita...” Universitas Sumatera Utara Moral menurut Poespoprodjo dalam bukunya yang berjudul Filsafat Moral : Kesusilaan dalam Teori dan Praktek 1999, 118 adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Nilai moral berarti sesuatu yang bersumber atas kehendak manusia untuk mencapai keinginan yang berdasarkan baik atau buruk. 2. 3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Teleologis