3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi pasar Ngaglik Kota Kediri. Terhitung sejak pengumpulan data, jangka waktu penelitian ini adalah 24 hari, meliputi
pengumpulan data 10 hari, editing data 1 hari, analisis data 3 hari, penarikan
kesimpulan 1 hari, dan diakhiri pelaporan penelitian 9 hari.
4. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utamanya. Sedangkan
pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian
Sugiyono. 2010a:92.
a. Penyusunan Instrumen
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan, data yang hendak dijaring dari kancah berupa data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang
dapat diukur dan ditransformasikan dalam bentuk angkaangka. Alur penyusunan instrumen dapat dilihat pada lampiran.
Sesuai dengan definisi operasional dan instrumen yang dikembangkan, data penelitian ini berupa data interval. Data interval menunjukkan adanya ‘jarak’
antara data yang satu dengan yang lain interval artinya jarak Sugiyono. 2010a:9293.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel opini pengunjung pasar Ngaglik Kediri berupa kuesioner quesioner. Kuesioner merupakan suatu
daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi oleh subjek penelitian. Isi kuesioner berupa pernyataanpernyataan
yang harus dijawab subjek, dengan model skala sikap Likert Sugiyono. 2010a:9396.
Skala sikap Likert yang digunakan berupa pemilihan jawaban atas empat alternatif jawaban yaitu jawaban 1 Sangat Setuju SS, 2 Setuju S, 3
Kurang Setuju KS, dan 4 Tidak Setuju TS. Subjek diminta memberikan kesetujuan atau ketidaksetujuannya atas pernyataanpernyataan pada tiap butir.
Butirbutir pernyataan dalam jenis favorabel dan tak favorabel dengan proporsi seimbang. Pembobotan butir diberi nilai secara berurut 4, 3, 2, dan 1. Artinya bila
subjek melakukan pilihan untuk butir jenis favorabel dengan jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 4. Bila subjek melakukan pilihan dengan jawaban Tidak
Setuju TS diberi skor 1. Sebaliknya bila subjek melakukan pilihan untuk butir jenis tak favorabel dengan jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 1. Bila subjek
melakukan pilihan dengan jawaban Tidak Setuju TS diberi skor 4. Pembobotan instrumen sikap dalam penelitian ini, yang menggunakan
model di atas merupakan model yang konvensional. Kendati metode pembobotan konvensional dinilai kurang cermat Azwar, 1988, banyak digunakan oleh pakar
pakar dalam penelitian. Suatu pernyataan sikap bobot skalanya ditentukan oleh derajat favorabel pernyataan. Singkatnya bobot skala tiap butir dalam instrumen
ditetapkan berdasarkan kefavorabelan pernyataan. Pada pernyataan favorabel, respon atas ekstrem setuju diberi bobot lebih besar dibandingkan respon atas
ekstrem tidak setuju, sesuai kontinum bobot sikap. Pembobotan skala Likert digunakan 4 pilihan seperti terlihat pada tabulasi Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pembobotan Instrumen Skala Sikap Likert Skor
No Respon
Favorabel Tak Favorabel
1. Sangat Setuju SS
4 1
2. Setuju S
3 2
3. Kurang Setuju KS
2 3
4. Tidak Setuju TS.
1 4
Di bawah Tabel 1.2 diberikan contoh dua buah pernyataan yang harus dijawab subjek penelitian. Kedua pernyataan merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan pengetahuan pengunjung pasar terhadap program SCR pasar dari PT. Gudang Garam, Tbk. No. 1 merupakan bentuk pernyataan tak favorabel
sedang no. 2 pernyataan favorabel. Tabel 1.2. Contoh Bentuk Butir Kuesioner
No Pernyataan
Jawaban 1. Kepedulian terhadap masyarakat sekitar merupakan
bagian dari tanggung jawab perusahaan SS
S TS STS
2. Pembangunan pasar Ngaglik merupakan bagian dari tanggung jawab PT. Gudang Garam, Tbk
SS S
TS STS
b. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan di lapangan perlu diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
benarbenar sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Uji coba dilakukan pada 10
orang pengunjung pasar Ngaglik Kota Kediri.
1. Reliabilitas Perangkat Instrumen
Pengukuran terhadap variabelvariabel yang akan ditentukan dalam suatu penelitian harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Untuk itu alat atau instrumen
yang akan digunakan untuk mengukur harus mempunyai keterandalan, yang ditunjukkan oleh kestabilan alat bila dipergunakan berkalikali. Singkatnya, suatu
alat pengukur dikatakan baik bila memiliki reliabilitas yang memadai. Kuesioner dalam penelitian ini hanya diberikan satu kali kepada subjek
penelitian, dengan skala tidak bersifat diskrit. Dengan rancangan tersebut, jenis reliabilitas yang diukur menyangkut konsistensi internal Sugiyono, 2010b:359.
Dalam hal ini untuk menghitung reliabilitas perangkat instrumen digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach Sugiyono, 2010b:365366.
k S s
b 2
r
11
= 1
k – 1 s
t 2
dengan r
11
= Reliabilitas perangkat instrumen. k
= Banyaknya butir. S s
b 2
= Jumlah varian butir. s
t 2
= Varian total.
Reliabilitas perangkat
instrumen didapatkan
dengan cara
mengkonsultasikan nilai koefisien Alpha yang diperoleh r
t
dengan tabel interpretasi nilai korelasi r. Tabel interpretasi nilai r ditabulasikan dalam Tabel
1.3. berikut ini. Tabel 1.3. Tabel Interpretasi Nilai r
No Besarnya Nilai r
Interpretasi 1.
Antara 0,800 sampai 1,000 Sangat tinggi.
2. Antara 0,600 sampai 0,799
Tinggi. 3.
Antara 0,400 sampai 0,599 Cukup.
4. Antara 0,200 sampai 0,399
Rendah. 5.
Kurang dari 0,200 Sangat rendah.
Sumber: Arikunto, 1990 2. Validitas Pengukuran
Validitas pengukuran menunjukkan suatu taraf dimana pengukur memenuhi syaratsyarat sebagai alat ukur sesuai dengan tujuan pengukuran
Sugiyono, 2010b:348352. Untuk menentukan validitas pengukuran pada instrumen digunakan tiga macam validitas, yaitu 1 validitas konstruk construct
validity, 2 validitas isi content validity, dan 3 validitas eksternal Sugiyono, 2010b:352354. Alat ukur dijabarkan dari teori yang telah ada dengan definisi
operasional. Kemudian alat ukur tersebut diajukan kepada beberapa pakar yang menguasai pemahaman tentang variabel yang diteliti dan pakarpakar instrumen,
apakah alat ukur yang dibuat sudah dapat mengungkap data yang hendak diukur. Dalam hal ini jasa konsultasi dari pembimbing amat besar manfaatnya.
Untuk menentukan validitas pengukuran dari instrumen digunakan analisis butir. Skor setiap butir pada kuesioner dikorelasikan dengan skor total dari butir
butir tersebut. Artinya skor masingmasing butir dikorelasikan dengan skor total. Hal ini bermakna untuk menguji validitas dari setiap butir kuesioner.
Bilamana ada butirbutir yang tidak valid atau berkorelasi rendah, butir butir tersebut perlu ditinjau kembali atau direvisi. Validitas untuk masingmasing
butir diperoleh dengan mengonsultasikan koefisien korelasi yang diperoleh dengan r tabel product moment, pada taraf signifikansi 5. Bila r hitung dari r
tabel, r hitung dinyatakan signifikan, yang bermakna ada korelasi. Sebaliknya bila r hitung dari r tabel, r hitung dinyatakan tidak signifikan, yang bermakna tidak
ada korelasi. Rumus korelasi product moment Pearson yang digunakan untuk
menghitung validitas instrumen adalah sebagai berikut Sugiyono, 2010b:228: N S x
i
y
i
– S x
i
S y
i
r
XY
= {NSx
i 2
Sx
i 2
}{NSy
i 2
Sy
i 2
} Catatan:
1. X melambangkan skor butir. Karena kuesioner terdiri atas 18 buah butir pernyataan, lambang masingmasing butir adalah X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, ... , X
18
. 2. Y melambangkan skor faktor. Dalam penelitian ini, opini pengunjung pasar
Ngaglik Kota Kediri terhadap CSR dijabarkan atas tiga faktor atau tiga aspek, yaitu faktor opini kognitif, afektif dan konasi. Lambang masingmasing opini
adalah Y
1
untuk opini kognitif, Y
2
untuk opini afektif, dan Y
3
untuk opini konasi.
3. r melambangkan koefisien korelasi Pearson. Validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis butir. Hal ini bermakna bahwa tiap faktor dikorelasikan
dengan tiaptiap butir yang menjadi indikator dari faktornya. Dengan demikian ada tiga kelompok analisis butir, yaitu a analisis atas butirbutir
dari faktor opini kognisi, b analisis atas butirbutir dari faktor opini afeksi, dan c analisis atas butirbutir dari faktor opini konasi. Keseluruhan ada 18
analisis butir. Secara sistematis keseluruhan lambanglambang validitas butir ditabulasikan dalam Tabel 1.4 berikut.
Tabel 1.4. Deskripsi Notasi Validitas Butir Korelasi
No Butir Lambang
Butir Opini Kognisi
Y
1
Opini Afeksi Y2
Opini Konasi Y
3
1 X
1
1 1
Y X
r 2
X
2
1 2
Y X
r 3
X
3
1 3
Y X
r 4
X
4
1 4
Y X
r 5
X
5
1 5
Y X
r 6
X
6
1 6
Y X
r 7
X
7
2 7
Y X
r 8
X
8
2 8
Y X
r 9
X
9
2 9
Y X
r 10
X
10
2 10
Y X
r
11 X
11
2 11
Y X
r 12
X
12
2 12
Y X
r
13 X
13
3 13
Y X
r
14 X
14
3 14
Y X
r
15 X
15
3 15
Y X
r
16 X
16
3 16
Y X
r
17 X
17
3 17
Y X
r
18 X
18
3 18
Y X
r
Sebagai contoh:
1 1
Y X
r bermakna korelasi antara butir 1 X
1
dengan opini kognisi Y
1
2 12
Y X
r
bermakna korelasi antara butir 12 X
12
dengan opini afeksi Y
2
.
4. N = jumlah sampel uji coba.