OPINI MASYARAKAT TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. GUDANG GARAM, TBK (STUDI PADA PENGUNJUNG PASAR NGAGLIK KOTA KEDIRI)
ii
OPINI MASYARAKAT TENTANG
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. GUDANG GARAM, TBK (STUDI PADA PENGUNJUNG PASAR NGAGLIK KOTA KEDIRI)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Oleh :
JIMMY BANGUN PRAKOSO 06220004
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : JIMMY BANGUN PRAKOSO
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 3 Mei 1987 Nomor induk mahasiswa : 06220004
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul : OPINI MASYARAKAT TENTANG CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT. UDNG GARAM, TBK (Study Pada Pengunjung Pasar Ngaglik Kota Kediri)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarbenarnya. Dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 25 Maret 2011 Yang menyatakan,
(5)
(6)
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT serta sholawat dan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan perjuangan keras akhirnya saya dapat menuntaskan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “OPINI MASYARAKAT TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. GUDANG GARAM, TBK(STUDI PADA PENGUNJUNG PASAR NGAGLIK KOTA KEDIRI)”, maka selesai sudah masa studi Strata 1 saya di kampus tercinta ini. Walaupun mungkin masih terdapat kelemahan pada penelitian yang saya lakukan, Insyaallah skripsi ini menjadikan acuan saya guna mengembangkan terus keilmuan saya di bidang komunikasi.
Banyak orang berkata bahwa dunia mahasiswa sangatlah dekat dengan dunia kerja. Hal tersebut tidak lah salah, karena seorang mahasiswa memang dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya di dunia luar kuliah, terutama di dunia kerja. Melalui skripsi ini saya telah mendapatkan ilmu tentang bagaimana pentingnya corporate social responsibility suatu perusahan bagi masyarakat sekitar.
Penelitian ini berawal dari pengamatan saya terhadap beberapa program dari corporate social responsibility PT. Gudang Garam, Tbk Kediri . Banyak bangunan baru yang dibangun disekitar perusahaan untuk kepentingan masyarakat sekitar, misalanya bangunan pasar, terminal, tempat peribadatan, drainase dan
(7)
viii
tamantaman diberbagai sudut kota Kediri. Tidak sedikit juga programprogram yang dijalankan corporate social responsibility PT. Gudang Garam, Tbk Kediri misalnya pengobatan gratis, pembagian uang zakat, penyediaan prasarana pendidikan dan bea siswa, Dari fenomena tersebut muncul suatu pertanyaan di benak saya, bagaimana opini masyarakat sekitar perusahaan tentang corporate social responsibilityPT. Gudang Garam, Tbk.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, terutama bagi perusahaan untuk mengevaluasi programprogram corporate social responsibility yang telah diimplementasikan. Selain itu, semoga skripsi ini dapat menjadi pemicu untuk penelitian sejenis di masa mendatang.
Malang, Maret 2011
(8)
ix DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
ABSTRAKSI... vi
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR... x
LEMBAR PERSEMBAHAN ... xii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian... 7
E. Tinjauan Pustaka... 8
1. Corporate Social Responsibility... 8
a. PengertianCorporate Social Responsibility... 8
b. Manfaat Corporate Social Responsibility... 11
c. ModelCorporate Social Responsibility... 12
d. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Corporate Social Responsibility... 13
e. Corporate Social Responsibility PT, Gudang Garam, Tbk... 15
(9)
x
a. Pengertian Opini... 17
b. Karakteristik dan Konstruksi Opini... 23
c. Opini Individu dan Opini Kelompok... 26
F. Definisi Konseptual Dan Operasional... 27
1. Definisi Konseptual... 27
2. Definisi Operasional... 28
G. Metode Penelitian ... 29
1. Jenis Penelitian... 29
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
a. Populasi Penelitian ... 30
b. Sampel Penelitian ... 31
3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
4. Pengumpulan Data... 32
a. Penyusunan Instrumen... 32
b. Uji Coba Instrumen ... 35
5. Analisis data... 39
BAB II DESKRIPSI OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 43
1. Sekilas Profil Perusahaan ... 43
2. Struktur Organisasi... 45
3. Corporate Social Responsibility PT. Gudang Garam, Tbk ... 47
B. Gambaran Umum Masyarakat Kediri ... 50
C. Profil Pengunjung Pasar Ngaglik Kota Kediri... 52
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden... 54
1. Jenis Kalamin Responden... 54
2. Usia Responden... 56
(10)
xi
4. Pekerjaan Responden ... 60
B Analisis Data dan Pembahasan ... 62
1. Opini Kognitif... 62
2. Opini Afektif... 65
3. Opini Konatif ... 69
4. Opini Responden... 72
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 77
B. Saran... 78
(11)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pembobotan Instrumen Skala Sikap Likert... 34
Tabel 1.2 Contoh Bentuk Butir Kuesioner ... 34
Tabel 1.3 Tabel Interpretasi Nilai r... 36
Tabel 1.4 Deskripsi Notasi Validitas Butir………... 38
Tabel 1.5 Interpretasi Tingkat Opini Pengunjung Pasar Ngaglik... 41
Tabel 3.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 55
Tabel 3.2 Deskripsi Usia Responden ... 56
Tabel 3.3 Deskripsi Pendidikan Formal Responden... 59
Tabel 3.4 Deskripsi Pekerjaan Responden ... 61
Tabel 3.5 Frekuensi Skor Opini Kognisi... 63
Tabel 3.6 Deskripsi Skor Opini Kognisi ... 63
Tabel 3.7 Distribusi Tingkat Opini Kognisi ... 64
Tabel 3.8 Frekuensi Skor Opini Afeksi... 66
Tabel 3.9 Deskripsi Skor Opini Afeksi ... 66
Tabel 3.10 Distribusi Tingkat Opini Afeksi ... 67
Tabel 3.11 Frekuensi Skor Opini Konasi ... 69
Tabel 3.12 Deskripsi Skor Opini Konasi... 70
Tabel 3.13 Distribusi Tingkat Opini Konasi ... 71
Tabel 3.14 Skor Opini terhadap CSR... 73
Tabel 3.15 Distribusi Tingkat Opini ... 74
(12)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Konstruksi Opini... 18
Gambar 1.2 Bagan konversi skor………... 40
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Gudang Garam, Tbk ... 43
Gambar 3.1 Diagram Batang Jenis Kelamin Responden ... 55
Gambar 3.2 Diagram Batang Usia Responden ... 57
Gambar 3.3 Diagram Batang Pendidikan Formal Responden... 59
(13)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Izin Penelitian
2. Penyusunan Kuesioner 3. Kuesioner Penelitian
4. Data dan Deskripsi Responden 5. Analisis Data
(14)
xv
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Melton Putra.
Azwar, Saifuddin. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press Moore, H. Frazier. 2005. Humas; Membangun Citra dengan Komunikasi.
Diterjemahkan oleh Lilawati Trimo dan Deddy Djamaludin Malik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, Zulkarimein. 1990. Komunikasi Politik Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
PT. Gudang Garam, Tbk. Tanpa Tahun. PT. Gudang Garam, Tbk. Kediri Indonesia: PT. Gudang Garam, Tbk.
PT. Gudang Garam, Tbk. 2008. Laporan Tahunan Konsolidasi. KediriIndonesia: PT. Gudang Garam, Tbk.
PT. Gudang Garam, Tbk. 2009. Laporan Tahunan Konsolidasi. KediriIndonesia: PT. Gudang Garam, Tbk.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Steers, Richard M. 1977. (Organizational Effectiveness Behavioral View) Efektivitas Organisasi. Diterjemahkan oleh Jamin, Magdalena. 1985. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010a. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
(15)
xvi
Sugiyono. 2010b. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Non Buku
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/kediri.pdf. Diakses pada 16 Maret 2011 pukul 18.50 WIB
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PT. Gudang Garam, Tbk adalah perusahaan rokok yang berpusat di Kota Kediri, provinsi Jawa Timur. Dalam kurun 50 tahun, perusahaan berkembang sangat pesat. Berawal dari perusahaan keluarga dan kini menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia (PT. Gudang Garam, Tbk. Tt:28).
Dalam mengelola bisnisnya, PT. Gudang Garam, Tbk berpegang teguh pada filosofi Catur Dharma, yaitu: (a) Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan; (b) Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan; (c) Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang lain; dan (d) Karyawan adalah mitra usaha yang utama. Melalui filosofi Catur Dharma tersebut, PT. Gudang Garam, Tbk menyadari perlunya dukungan dari masyarakat sekitar.
Untuk itu PT. Gudang Garam, Tbk melalui humasnya mendesain program
program kegiatan sosial (CSR Corporate Social Responsibility), dengan maksud
menciptakan keharmonisan dan sinergi dengan kegiatan sosial pemerintah daerah setempat dan masyarakat sekitar perusahaan.
Dari survei terbatas terhadap masyarakat sekitar dan informasi dari seorang karyawan bagian humas diperoleh masukan tentamg programprogram sosial perusahaan yang telah dilaksanakan, antara lain: (a) Bidang keagamaan: mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh paguyuban keagamaan
(17)
2
setempat dan memberikan bantuan untuk pembanugnan sarana peribadatan; (b) Bidang Lingkungan: memberikan bantuan msin pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos sekaligus pemberian pelatihan; (c) Bidang olahraga: menjadi sponsor berbagai kegiatan olahraga, terutama tenis meja dan bola basket; (d) Bidang kesehatan: bantuan pembangunan saluran air dan donor darah; (e) Bidang pendidikan: bantuan sarana sekolah, membuka kesempatan magang dan pelayanan kegiatan akademis dan lainlain.
Dalam pelaksanaannya, semua kegiatan penunaian kewajiban sosial PT. Gudang Garam, Tbk tak lepas dari promosi perusahaan. Artinya kegiatan promosi dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan sosial untuk masyarakat. Salah satu kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat secara luas dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan adalah penanaman seribu pohon. Dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk memberikan bantuan mesin pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sekaligus pemberian pelatihan kepada warga tentang cara pengolahannya. Selain itu PT. Gudang Garam, Tbk juga memberikan bantuan peremajaan taman kota dan penyediaan sarana kebersihan, dengan pemberian bibit tanaman dan perkengkapan pendukung kegiatan lainnya.
Sebagaimana umumnya perusahaanperusahaan rokok di Indonesia, di luar areal perusahaan (terutama di luar areal bangunan yang difungsikan untuk
produksi) tumbuh pasarpasar ”dadakan”. Pasar dadakan ini berupaya menjaring
konsumen dari para karyawan perusahaan, yang umumnya dari jenis kelamin perempuan. Seiring dengan sasaran konsumen yang dibidik, pasar dadakan ini umumnya ramai pada saat jam istirahat karyawan dan jam tutup perusahaan. Di
(18)
3
luar jamjam tersebut, situasi pasar tersebut umumnya sepi dan sekalisekali dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Demikian pula pada perusahaan rokok PT. Gudang Garam, Tbk, di depan bangunan produksinya muncul pasar dadakan. Awalnya tidak dapat dikatakan sebagai pasar karena pedagang yang muncul hanya bersifat asongan dengan menjajakan produkproduk kecil dan murah yang berupa kue dan makanan makanan kecil. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, pasar dadakan juga
berkembang kian pesat. Beberapa pedagang, yang semula bersifat asongan
menggelar dagangannya dalam lapaklapak semi permanen, yang umumnya terbuat dari bambu.
Pada jamjam istirahat karyawan dan jam tutup perusahaan PT. Gudang
Garam, Tbk, situasi pasar dadakan menjadi ramai. Dampak negatif yang timbul
adalah munculnya kemacetan di depan areal perusahaan. Selain pengguna jalan yang merasa terganggu, masyarakat sekitar juga merasakan pengaruh langsung atas keramaian tersebut. Menurut penuturan beberapa masyarakat, bila keramaian muncul dan kemacetan berlangsung lama, beberapa anak Balita dipaksa oleh orang tuanya untuk tinggal dalam rumah. Mereka mengkhawatirkan keselamatan anakanak.
Atas dasar tersebut, Humas PT. Gudang Garam, Tbk mengakomodasikan
keberadaan pasar dadakan dengan membangun pasar permanen dalam areal
perusahaan. Karena areal pasar tersebut berada di Desa Ngaglik, masyarakat sekitar membakukan nama dengan sebutan Pasar Ngaglik. Pasar dibangun atas dana dan oleh PT. Gudang Garam, Tbk pada akhir tahun 2008. Dalam kaitannya
(19)
4
dengan CSR perusahaan, semula pembangunan pasar ini tidak termasuk program yang direncanakan. Oleh karena itu pembangunan pasar ini belum dilaporkan dalam Laporan Tahunan Konsolidasi PT. Gudang Garam, Tbk, baik untuk konsolidasi tahun 2008 maupun tahun 2009.
Kini Pasar Ngaglik telah berkembang menjadi pasar umum, dalam arti masyarakat ikut berpartisipasi meramaikan pasar. Dari observasi tampak bahwa partisipasi masyarakat terhadap pasar tidak sekedar sebagai konsumen atau pengunjung pasar. Beberapa masyarakat sekitar menggunakan pasar tersebut sebagai ladang mata pencaharian dengan menjadi pedagang permanen. Tentu saja pedagangpedagang dalam pasar Ngaglik diikat dan terikat oleh peraturan yang dibuat oleh PT. Gudang Garam, Tbk, selaku pemilik dan sekaligus sebagai pengelola.
Menurut Steers (1977:116117), suatu program yang dilaksanakan oleh organisasi seperti PT. Gudang Garam, Tbk akan efektif dan efisien bila organisasi dapat merespon secara tepat rangsangan (stimuli) dari lingkungannya. Demikian halnya dengan ketidaktepatan PT. Gudang Garam, Tbk dalam program pembangunan pasar Ngaglik di Kota Kediri dalam merespon stimuli dari masyarakat dan para pengguna pasar tersebut, akan berpengaruh terhadap perencanaan programprogram CSR selanjutnya. Salah satu rangsangan dari masyarakat pasar Ngaglik yang perlu direspon secara tepat oleh pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk adalah opininya terhadap keberadaan pasar, baik keberadaan fisik bangunan maupun pemakaiannya. Lebih jauh informasi akan opini masyarakat pasar Ngaglik terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam,
(20)
5
Tbk amat diperlukan untuk dijadikan pijakan pengembangan CSR. Sebagaimana pendapat Weick (Steers, 1977:117),
..., para manajer membuat tanggapan terhadap apa yang mereka lihat dan persepsi ini mungkin sesuai atau mungkin pula tidak sesuai dengan kenyataan objektif ....” Jika manajemen dapat "melihat" dengan tepat tingkat kerumitan, kemantapan, dan ketidakpastian yang terdapat dalam lingkungan luarnya, kemungkinan organisasi memberikan tanggapan dan mengadakan penyesuaian yang tepat juga akan menjadi besar. Tetapi, di lain pihak, jika organisasi "menciptakan" lingkungan yang tidak realistis ..., maka pengaruh negatifnya terhadap keberhasilan organisasi dapat besar sekali artinya.
Analog dengan pendapat di atas, respon atau tanggapan pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk yang tepat terhadap opini masyarakat pasar Ngaglik
merupakan bahan masukan (input) bagi penyesuaian perusahaan terhadap
masyarakat sekitar selaku lingkungan tempat keberadaan perusahaan. Sebaliknya respon yang tepat dari pimpinan akan mempermudah penyesuaian masyarakat terhadap terhadap perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk. Roda perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk akan berjalan efektif dan efisien, bila terjalin interaksi yang dinamis antara opini masyarakat pasar Ngalik terhadap program pembangunan pasar dengan respon pimpinan perusahaan.
Dari sejumlah percakapan dengan humas PT. Gudang Garam, Tbk, Ibu Heny Imawati, bagian hubungan internal, dan diperkuat oleh pernyataan beberapa karyawan diperoleh gambaran bahwa setelah pemfungsian pasar Ngaglik di Kota Kediri yang menempati areal perusahaan, belum pernah dilakukan evaluasi yang sistemik. Pihak perusahaan hanya memantau dari sisi pengelolaan pasar. Sedang pengelolaan pasar sendiri diserahkan pada pihak Pemerintah Daerah Kota Kediri. Hal ini memperlihatkan tidak adanya evaluasi terhadap dampak keberadaan pasar,
(21)
6
baik dampak dari fisik bangunan maupun dampak kemasyarakatan yang tercipta atas penggunaan pasar.
Tidak adanya evaluasi yang sistemik terhadap pemfungsian pasar Ngaglik di Kota Kediri akan memberikan persepsi yang berbedabeda terhadap diri pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk dengan masyarakat pengguna pasar. Persepsi yang muncul mungkin tidak sejajar dengan tujuan program pembangunan pasar. Berdasarkan fakta tidak adanya evaluasi yang sistemik terhadap pemfungsian pasar Ngaglik, fokus penelitian ini adalah hendak mendeskripsikan bagaimana opini pengunjung pasar Ngaglik atas programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk.
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: ”Bagaimana opini pengunjung pasar Ngaglik Kediri tentang Corporate Social Responsibility
PT. Gudang Garam, Tbk?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan opini pengunjung pasar Ngaglik Kediri tentangCorporate Social
(22)
7
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori SOR atas penerapan CSR secara umum. Dengan mengetahui opini kelompok (kelompok pengunjung pasar Ngaglik Kediri) dapat dikembangkan lebih lanjut untuk opini publik atas CSR. Adanya masukan opini publik atas CSR dapat dijadikan pegangan untuk memberikan stimulusstimulus
CSR yang lebih membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi efektivitas CSR PT. Gudang Garam, Tbk atas berbagai program yang telah dikembangan. Masukan akan opini pengunjung atas pemfungsian pasar misalnya dapat dijadikan landasan untuk:
1. Mengevaluasi programprogram CSR yang telah diimplementasikan oleh PT. Gudang Garam, Tbk.
2. Lebih mengintegrasikan tujuan perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk dengan tujuan masyarakat akan ragam kebutuhannya.
3. Lebih memudahkan interaksi perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk dengan masyarakat, khususnya masyarakat pengunjung pasar Ngaglik, karena mempunyai gambaran positifnegatif atas program pembangunan pasar. 4. Pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk dapat menentukan langkahlangkah lain
(23)
8
Bagi masyarakat pasar Ngaglik, khususnya pengunjung pasar, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan balikan guna introspeksi diri dalam rangka keseimbangan interaksi sosialkemasyarakatan dengan perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk. Artinya masyarakat diharapkan mengerti dan memahami bahwa CSR umumnya digunakan untuk kepentingan mereka, kendati mungkin juga dimanfaatkan oleh perusahaan. Melalui pemahaman yang demikian, diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi terhadap programprogram CSR.
Bagi masyarakat luas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan informasi dan pengetahuan akan kompleksitas implementasi
programprogram CSR suatu perusahaan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Corporate Social Responsibility
a. Pengertian Corporate Social Responsibility
Beberapa pihak mengistilahkan CSR sebagai tanggung jawab sosial suatu
perusahaan. Putri (dalam Untung, 2009:1) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menititkberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Dari penelusuran berbagai pustaka ekonomi, terutama ekonomi bisnis, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konsep CSR merupakan perkembangan dari teori dan praktik bisnis. Pada awalnya CSR dilakukan oleh perusahaan perusahaan melalui pendekatan karitatif dan kemanusiaan (Solihin, 2009:1519).
(24)
9
Programnya dilaksanakan dalam bentuk bantuan terhadap organisasiorganisasi lokal dan masyarakat miskin di negaranegara berkembang. Tentu saja programnya dilakukan tanpa melembaga dan bersifat parsial. Perusahaan yang melaksanakan CSR ini lebih mementingkan promosi usahanya.
Pendekatan karitatif dinilai kurang mampu memberdayakan masyarakat lokal, terutama yang bertempat tinggal di sekitar lokasi perusahaan (Untung,
2009:2). Selanjutnya berkembang konsep community development
(pengembangan masyarakat) (Solihin, 2009). Artinya agar suatu perusahaan dapat berkembang, mereka dituntut untuk mampu mengembangkan masyarakat.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsipprinsip fairness, transparency,
accountability dan responsiblity. Prinsipprinsip ini selanjutnya berkembang dan dijadikan pijakan program CSR.
Sesuai fasefase perkembangan teori bisnis, Solihin (2009) menelaah konsep perkembangan CSR atas empat tahap perkembangan, yaitu konsep CSR (1) sebelum tahun 1950, (2) periode tahun 19501960, (3) periode tahun 1970 1980, (4) periode tahun 1990 hingga sekarang. Pendek kata Solihin mengelompokkan fase perkembangan CSR karena konse
p tanggung jawab sosial perusahaan tidak terlepas dari konteks waktu pada saat konsep ini berkembang dan berbagai faktor yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Cukup banyak undangundang yang berkaitan dengan CSR. Tiap undang undang mempunyai sisi positif dan negatif, di antaranya adalah:
(25)
10
1. UndangUndang Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam pasal 74 ayat 1 undangundang ini dinyatakan bahwa perseroan terbatas yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam hal ini tidak disebutkan berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Dalam ayat 2, 3, dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR ”dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.” Perusahaan yang melakukan pelanggaran hanya disebutkan dikenakan sanksi sesuai peraturan dan perundangundangan. Sampai sekarang Peraturan Pemerintah yang mengatur sanksi ini belum ada (Untung, 2009:13 22).
2. Undangundang Nomer 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam pasal 15 (b) undangundang ini dinyatakan bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Kendati undangundang ini telah mengatur sanksisanksi secara terperinci pelanggaran terhadap CSR, sanksi tersebut hanya berlaku untuk investor asing. Sebaliknya untuk perusahaanperusahaan nasional belum diatur ada (Untung, 2009:22 26).
3. Undangundang Nomer 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang selanjutnya dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN Nomer 4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tata cara pelaksanaan CSR. CSR dari BUMN merupakan Program
(26)
11
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kendati undangundang ini relatif paling lengkap dibandingkan dua undangundang sebelumnya dalam kaitannya dengan CSR, tetapi undangundang ini hanya berlaku untuk BUMN. Tidak berlaku untuk perusahaanperusahaan swasta (Untung, 2009:2627 dan).
b. Manfaat Corporate Social Responsibility
Sebagaimana yang telah diurakan bahwa CRS merupakan tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Sebagai organisasi yang berorientasi bisnis, mustahil perusahaan memenuhi kewajibannya tanpa mempertimbangkan keuntungan yang diperolehnya. Artinya CRS masih dalam koridor orientasi bisnis yang dijadikan tujuan dari suatu perusahaan. Putri (dalam Untung, 2009:67) merinci 10 manfaat yang akan diperoleh suatu perusahaan bila memenuhi kewajibannya atas CSR. Manfaat tersebut adalah:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial. c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. e. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
f. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
g. Memperbaiki hubungan denganstakeholders.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. j. Peluang mendapatkan penghargaan.
Sebaliknya bagi masyarakat, manfaat yang diperoleh dari CSR amat beragam, tergantung situasi dan kondisi. Artinya CSR lebih bermanfaat bagi masyarakat bila program CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program
(27)
12
CSR yang diiplementasikan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
merupakan program yang dapat dikatakan siasia.
c. Model Corporate Social Responsibility
Terdapat dua model dalam pengaplikasian CSR, yaitu yang (1) dikaitkan langsung dan yang (2) tidak berkaitan langsung dengan bisnis perusahaan. Yang dikaitkan langsung dengan bisnis perusahaan, CSR dijadikan satu sistem dari strategi bisnisnya. Dalam hal ini misalnya adalah program bea siswa yang bersifat mengikat. Sebaliknya yang tidak berkaitan langsung umumnya semata ditujukan untuk mengaet simpati masyarakat. Contohnya adalah bea siswa yang tidak mengikat.
Dalam pelaksanaannya CSR dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan di bawah divisi human resource development atau public relations. CSR bisa pula dilakukan oleh yayasan yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke dewan direksi.
Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerja sama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Beberapa perusahaan ada pula yang bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara bersamasama menjalankan SCR. Beberapa perusahan bahkan ada yang menjalankan kegiatan serupa CSR, meskipun programnya tidak secara jelas berkaitan dengan CSR. Singkat kata, kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan sudah dalam bentuk aneka ragam disesuikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
(28)
13
Salah satu contoh menarik adalah model CSR yang dikembangkan oleh perusahaan Bogasari, divisi usaha tepung milik PY. Indofood Sukses Makmur Jaya, Tbk (Untung, 2009:4647). Tanggung jawab sosial Indofood dinyatakan dalam bentuk kepedulian membina para pengusaha kecil. Pada tahun 1998 Indofood menjalin kerja sama dengan seorang pengusaha mie bernama Sukidjan. Bentuk CSRnya adalah memberi dukungan pendanaan untuk pembelian mesin pembuatan mie hingga pinjaman untuk pembelian mobil operasional serta pelatihan dan pendampingan. Kini usaha mie ayam Sukidjan cukup terkenal dengan omzet per bulan 300 juta rupiah dengan mempekerjakan sekitar 40 orang karyawan.
d. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Corporate Social Responsibility Sebagaimana telah disebutkan bahwa pelaksanaan program CSR melibatkan beberapa pihak, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokohtokoh masyarakat serta calon penerima manfaat CSR. Oleh sebab itu, dalam implementasi program CSR diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya implementasi program CSR dengan baik. Solihin (2009:145146), memerinci atas tiga faktor yang mempengaruhi implementasi CSR, yaitu faktor (1) yang terlibat, baik intern maupun ekstern perusahaan, (2) pola hubungan yang dibangun, dan (3) pengelolaan program.
Faktor utama yang mempengaruhi program CSR adalah faktor yang terlibat dalam program. Dari sisi intern perusahaan, mengimplementasikan suatu
(29)
14
program CSR harus memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak perusahaan. Artinya selain mendapat persetujaun dari manajer puncak juga didukung oleh sumber daya finansial, sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan. Dari sisi ekstern perusahaan, misalnya dari calon penerima manfaat CSR, program CSR harus mendapat persetujuan mereka.
Faktor kedua yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan
implementasi program CSR adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship) di
antara pihakpihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan yang jelas di antara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR, kemungkinan besar program CSR tidak akan berjalan secara maksimal. Selain itu tanpa adanya pola hubungan yang jelas, kemungkinan besar program CSR tidak akan mengalami keberlanjutannya.
Faktor ketiga adalah adanya pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat. Perwujudan suatu program CSR juga memerlukan dukungan terhadap program yang tengah dijalankan dari pihakpihak yang terlibat dan terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertangung jawab untuk memelihara kontinuitas pelaksanaan kegiatan. Dalam program pasar Ngaglik Kediri, sebagai implementasi program CSR PT. Gudang Garam, Tbk, pembiayaan program ditanggung perusahaan, lokasi di areal perusahaan, pelaksanaan program dilakukan oleh kontraktor atas
(30)
15
kesepakatan perusahaan, pemerintah dan tokohtokoh masyarakat setempat di bawah pengawasan pemerintah, sedang pemeliharaan dan keberlanjutan
implementasi pasar di bawah tanggung jawab pemerintah.
e. Corporate Social Responsibility PT. Gudang Garam, Tbk
Perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk diawali sebagai sebuah perusahaan keluarga. Dalam kurun waktu 50 tahun lebih perusahaan telah tumbuh dan berkembang besar berdasarkan falsafah tentang nilainilai pengelolaan bisnis yang juga banyak tercakup dalam tata kelola perusahaan yang baik. Nilainilai tersebut dijadikan panduan untuk senantiasa memenuhi tanggung jawab perusahaan kepada segenap pemangku kepentingan, termasuk kepada karyawan dan masyarakat sekitar.
Sebagaimana dilaporkan dalam Laporan Tahunan Konsolidasi tahun 2008 dan tahun 2009, PT. Gudang Garam, Tbk memegang teguh falsafah Catur Dharma Perusahaan yaitu:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Berpegang pada falsafah Catur Dharma Perusahaan tersebut, PT. Gudang Garam, Tbk menyadari betul bahwa tidak ada perusahaan yang dapat berdiri
(31)
16
sendiri dan berkelanjutan tanpa menjadi bagian dari masyarakat yang lebih luas dalam melakukan aktivitas usahanya. Oleh akrena itu PT. Gudang Garam, Tbk selalu aktif berpartisipasi dalam mengelola bisnis yang selaras dengan lingkungan dan menandang bahwa implementasi tanggung jawab sosial merupakan investasi untuk masa depan (Laporan Tahunan Konsolidasi, 2009:39). Jauh sebelum adanya Undangundang Perseroan Terbatas Nomer 40 Tahun 2007, PT. Gudang Garam, Tbk telah mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya pada masyarakat luas dalam berbagai bentuk dan kegiatan.
Dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya (CSR) pada masyarakat tahun 2009, PT. Gudang Garam, Tbk telah merencanakan berbagai program, yang dikelompokkan dalam enam program. Keenam program CSR tersebut adalah bidang (1) keagamaan, (2) lingkungan, (3) olahraga, (4) kesehatan,(5) pendidikan, dan (6) lainlain seperti program Mudik Lebaran bagi pedagang rokok asongan. Untuk CSR tahun 2009 tersebut, PT. Gudang Garam, Tbk telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 11,1 miliar.
Program pembangunan pasar Ngaglik di Kota Kediri, semula bukan merupakan program CSR yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak PT. Gudang Garam, Tbk. Pembangunan pasar Ngaglik merupakan sikap responsif perusahaan terhadap kebutuhan masyarakat sekitar yang dinilai sudah mendesak. Sikap responsif ini merupakan tanggapan atas stimuli lingkungan, yaitu adanya pasar dadakan yang berlokasi di sekitar areal perusahaan, yang berdampak pada kemacetan jalan. Pasar Ngaglik dibangun tahun 2008 dan berlokasi dalam areal perusahaan. Pengelolaan pasar diserahkan pada pihak Pemerintah Kota Kediri.
(32)
17
2. Opini
a. Pengertian Opini
Menurut Nimmo (dalam Nasution, 1990:91), ”opini adalah suatu respon yang aktif terhadap suatu stimulus, suatu respon yang dikonstruksikan melalui interpretasi pribadi yang berkembang dari dan menyumbang pada imej.” Sedang menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (Dalam Moore, 2005:54), opini adalah ”suatu pandangan, keputusan, atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu.” Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesejajaran dalam hal mengartikan opini, yaitu adanya hukum sebab akibat. Faktor ”sebab” merupakan stimulus, yang berupa suatu persoalan. Dalam penelitian ini stimulusnya berupa programprogram CRS perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk. Faktor ”akibatnya” berupa respon atas stimulus, yang berupa opini. Opini yang muncul dapat berupa pandangan, keputusan, atau taksiran.
Segala opini mencerminkan suatu organisasi yang kompleks dari tiga komponen, yaitu keyakinan, nilainilai dan ekspektasi. Ketiga komponen ini saling tumpang tindih. Menurut Nasution (1990:9193), keyakinan merupakan sesuatu yang berkaitan erat dengan kognitif atau pikiran. Nilainilai merupakan preferensi yang dimiliki seseorang untuk tujuan tertentu atau caracara untuk melakukan sesuatu. Nilainilai berkaitan dengan afektif atau perasaan. Sedang ekspektasi merupakan perumusan untuk bersikap didasarkan atas keyakinan dan nilainilai pada diri perumus.
(33)
18
Gambar 1.1. Konstruksi Opini
Atas dasar ketiga komponen tersebut opini memiliki karakteristik tertentu, di antaranya (a) mempunyai arah, (b) mempunyai isi informasi, (c) stabil, dan (d) mempunyai intensitas. Opini yang paling stabil adalah preferensi seseorang terhadap suatu partai politik (Nasution, 1990:93).
Sebagaimana yang telah diuraikan, opini adalah suatu respon yang aktif terhadap suatu stimulus, suatu respon yang dikonstruksikan melalui interpretasi pribadi yang berkembang dari dan menyumbang pada imej. Imej ini dalam psikologi dikenal sebagai persepsi. Dengan demikian opini adalah persepsi seseorang terhadap suatu stimulus. Persepsi sendiri sebagai suatu proses dimana indra mentransmisikan pengertianpengertian ke otak. Sedang Rakhmat (2004:81) mendefinisikan "Persepsi adalah proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indriaindria yang dimilikinya yang berlainan dengan orang dewasa." Jadi persepsi merupakan suatu proses interpretasi pengertianpengertian yang ditangkap oleh indra yang ditransmisikan ke otak.
Terdapat dua fase penting yang menumbuhkan persepsi, yaitu objek yang ditangkap oleh indra (mata, telinga, cecapan dsb.), yang kemudian ditransmisikan
Keyakinan Nilainilai Ekspektasi Opini
Berkaitan dengan kognitif (pikiran). Berkaitan dengan afektif (perasaan).
(34)
19
ke otak untuk diinterpretasikan. Hasil interpretasi inilah yang umumnya disebut buah pengamatan atau observasi. Fase pertama dari persepsi dinamakan sensulisasi, sedang fase kedua dinamakan pengamatan atau observasi (Rakhmat, 2004). Sensulisasi tidak lebih dari suatu penerimaan indra dengan stimulasi objek. Objek di sini dapat berupa benda, peristiwa atau kenyataan sosial lain. Transmisi penerimaan objek dari indra ke otak masih bersifat mentah, belum diinterpretasikan. Fase observasi merupakan hasil interpretasi otak terhadap objek yang diterima oleh indra.
Interpretasi dari otak berupa analisis terhadap objek yang diterima. Hasilnya berupa observasi. Bila objek yang diterima tidak dianalisis oleh otak, hanya timbul apa yang disebut lamunan. Dengan kata lain persepsi merupakan observasi tentang anatomi dan fisiologi objek. Beberapa pakar menyebut persepsi sebagai observasi struktural atau observasi formal dari suatu objek.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dari seseorang yang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya (Rakhmat, 2004). Jadi persepsi merupakan proses kognitif atau proses psikologis. Proses ini dalam teori medan diartikan sebagai proses perombakan dari medan tak berstruktur menjadi medan yang berstruktur. Persepsi siswa terhadap media pembelajaran berarti merombak objek media pembelajaran yang tak berstruktur (berdasarkan penerimaan indra, yang belum diorganisasi oleh otak) menjadi suatu pengertian yang mempunyai arti didasarkan atas interpretasinya.
(35)
20
Sebagai proses psikologis, interpretasi yang diolah dalam otak mengandung tiga proses, yaitu proses kognisi, proses belajar dan proses pemecahan masalah atau proses pemilihan perilaku. Setiap kali seorang audien dihadapkan pada suatu rangsangan (penerimaan objek atau proses kognisi), ia akan langsung mengumpulkan informasiinformasi sebelumnya (yang biasanya mengendap dalam bentuk pengalaman) untuk dibandingkan. Pembandingan antara rangsangan yang diperoleh dengan informasi sebelumnya merupakan proses belajar. Dari proses belajar ini akan memberikan hasil berupa pemilihan perilaku. Singkatnya, terdapat tiga proses suatu persepsi, yaitu (1) masukan (kognisi), (2) selektivitas (belajar), dan (3) pengambilan keputusan (Rakhmat, 2004:4878).
Pada proses kognisi, tahap penerimaan rangsangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar. Rakhmat (2004) memerikan lima faktor dari dalam maupun luar yang mempengaruhi penerimaan rangsangan, yaitu faktor (1) lingkungan, (2) konsepsi, (3) konsep diri, (4) motif dan tujuan, serta, (5) pengalaman masa lampau. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, proses penerimaan rangsangan ini dapat berbedabeda meski secara real terhadap objek yang sama.
Pada proses belajar, tahap selektivitas seorang audien atau komunikan amat terbatas. Komunikan tidak mampu memroses seluruh rangsangan yang diterimanya. Ia hanya memilih suatu rangsangan tertentu. Dengan kata lain proses selektivitas merupakan proses memilih. Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi proses selektivitas rangsangan, yaitu (1) kekhususan, (2) frekuensi, (3) intensitas,
(36)
21
(4) pergerakan atau perubahan, (5) kuantitas, (6) ketidakpastian, dan (7) ketidaklaziman.
Proses pengambilan keputusan merupakan proses terakhir dari persepsi. Dari rangsangan yang telah dipilih, seorang komunikan akan mengambil keputusan. Mungkin saja keputusan yang diberikan hanya berupa pengalaman sebelumnya yang dilengkapi dengan rangsangan yang baru yang telah diseleksi. Sebaliknya mungkin saja keputusan yang diberikan merupakan rangsangan baru yang dilengkapi oleh pengalaman sebelumnya.
Dari sisi psikologi komunikasi, opini diartikan sebagai ungkapan dari suatu sikap (Azwar, 2002; Moore, 2005:61, dan Rakhmat, 2004). Kata sikap (attitude) sendiri mempunyai pengertian dan definisi yang luas. Beberapa pakar mendefinisikan dari berbagai sisi dan aspek, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Thurstone, Likert dan Osgood (Azwar, 2002) misalnya, mendefinisikan sikap secara sederhana. “Sikap adalah reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek.” Sebaliknya Chave, Bogardus, Mead dan Allport mendefinisikan sikap lebih kompleks. Sikap adalah “suatu pola perilaku, tendesi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan” (Azwar, 2002).
Lebih dari tiga puluh definisi tentang sikap telah dikemukakan oleh berbagai pakar dengan disiplin ilmu yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memahami sikap tidaklah mudah. Sebagaimana banyak variabel psikologis yang lain, pada hakekatnya sikap merupakan variabel hipotesis.
(37)
22
Dalam perkembangannya, para pakar psikologi sosial mengklasifikasikan pemikiran tentang sikap dalam dua pendekatan (Azwar, 2002). Pendekatan pertama memandang sikap sebagai kombinasi reaksi afektif, kognitif dan konatif terhadap suatu objek. Ketiga komponen tersebut secara bersama membentuk sikap seorang konsumen. Pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan trikomponen (tricomponent). Dalam praktiknya tiga komponen yang membangun sikap tidak bersifat konsisten. Konsumen yang mempunyai afek negatif terhadap suatu tanaman hias tertentu, ternyata dapat berperilaku positif (konasi positif). Sebagai contoh seorang konsumen cemas atau takut pada tanaman hias yang berduri (afek negatif). Akan tetapi karena ia percaya bahwa tanaman hias yang berduri tersebut akan menambah keindahan huniannya (kognisi positif), ia membelinya juga (konasi positif) dan menempatkan pada posisi yang tidak mudah terjangkau. Pendekatan kedua membatasi konsep sikap hanya pada aspek afektif saja. Pembatasan diperlukan karena mereka tidak puas atas penjelasan mengenai inkonsistensi yang terjadi antara ketiga komponen sikap tersebut.
Dari pengertian opini yang dikembangkan oleh Nimmo (dalam Nasution, 1990:91) dan pengertian sikap yang dikembangkan oleh Chave, Bogardus, Mead dan Allport (Azwar, 2002) beserta pendekatan trikomponen, tampak jelas adanya kesamaan pandangan. Dalam bahasa seharihari sikap diartikan sebagai tingkah laku. Sebaliknya dalam pengertian ilmiah atau keilmuan, sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Dari pengertian opini dan sikap tersebut dapat disimpulkan bahwa ”Opini merupakan ungkapan sikap aktif dari publik”(Moore, 2005:61).
(38)
23
b. Karakteristik dan Konstruksi Opini
Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa opini mempunyai empat atribut, opini publik juga mempunyai beberapa atribut sesuai arti dan makna yang dikandungnya. Menurut Nasution (1990:97), opini publik mempunyai empat atribut, yaitu:
1. Opini publik mengandung isi, arah dan intensitas.
2. Opini publik menyangkut sesuatu yang orang tidak sepakat.
3. Opini publik mempunyai besaran atau volume dengan kenyataan bahwa kontroversi tersebut menyentuh semua orang yang merasa konsekuensi langsung maupun tidak langsung dari kontroversi tersebut sekalipun mereka bukan merupakan bagian dari sumber sengketa yang dimaksud.
4. Opini publik bersifat menetap. Tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama suatu kontroversi akan bertahan.
Selain keempat atribut yang menyertai opini publik tersebut, menurut Nimmo (dalam Nasution, 1990:97) ada suatu atribut kunci dari opini publik, yaitu penampilannya yang pluralis.
Pembentukan opini dapat berlangsung hanya bila informasi mengenai isu isu yang menyangkut kepentingan publik yang dihadapi masyarakat tersedia dengan bebas. Bagi seorang anggota masyarakat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Smith dkk (dalam Nasution, 1990:98), opini berfungsi sebagai:
(39)
24
1. Pemberi informasi tentang kelengkapan dunianya atau membantu dalam memperoleh apa yang diinginkan.
2. Membantu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
3. Menolong seseorang untuk melahirkan dan menyatakan konflik dalam diri (inner conflick) yang dialami.
Opini publik berfungsi pula membantu menghubungkan seseorang dengan alam dan dunia di luar pribadinya sendiri, dengan orangorang lain. Bila seorang komunikator politik memahami karakteristik dari opini publik tersebut, maka ia akan mampu bertindak sebagai pemimpin opini. Pemimpin opini adalah seorang komunikator yang mampu mempengaruhi orang lain dalam perilaku opini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rogers dan Shoemaker (dalam Nasution, 1990:98) yang menggambarkan pemimpin opini sebagai ”pribadipribadi tertentu yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain dalam perilaku opini (opinion behavior), melalui caracara atau jalan yang disukai oleh orangorang yang dipengaruhi tersebut.”
Melalui pendekatan trikomponen, opini merupakan ungkapan sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif (Azwar, 2002).
Komponen afektif menyangkut masalah emosional individu terhadap programprogram CSR dikaitkan dengan tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Secara umum komponen ini dapat disamakan dengan perasaan atau reaksi emosional yang dimiliki seseorang terhadap CSR. Dalam teori psikologi, reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai
(40)
25
seseorang. Bila seseorang mempercayai bahwa CRS berkaitan dengan kelangsungan dan kesinambungan suatu perusahaan, akan terbentuk perasaan (afeksi) menerima programprogram CSR. Sebaliknya bila seseorang mempercayai bahwa suatu perusahaan tidak mungkin lepas dari perencanaan untung rugi semata, akan terbentuk perasaan (afeksi) tidak suka terhadap programprogram CSR karena dalam perasaannya sudah dipersepsikan bahwa CSR adalah promosi perusahaan semata.
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh seseorang terhadap CSR berdasarkan kecenderungan manusia untuk menyederhanakan atau mengkategorikannya. Pendek kata komponen kognitif merupakan penyeleksian persepsi. Persepsi datang dari apa yang telah dilihat atau diketahui oleh seseorang. Berdasarkan apa yang telah dilihat, kemudian terbentuk suatu persepsi mengenai sifat atau karakteristik umum programprogram CSR. Dalam suatu perjalanan misalnya, seseorang telah melihat adanya pengobatan gratis yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk. Dalam diri orang tersebut terbentuk suatu persepsi bahwa PT. Gudang Garam, Tbk mempunyai kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Akhirnya ia percaya bahwa programprogram CSR yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk akan bermanfaat bagi masyarakat.
Komponen konatif atau komponen perilaku merupakan kecenderungan berperilaku seseorang berkaitan dengan programprogram CSR. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa bentuk perilaku tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentukbentuk
(41)
26
perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan. Dapat disimpulkan kecenderungan berperilaku tidak selalu benarbenar ditampakkan dalam bentuk perilaku.
c. Opini Individu dan Opini Kelompok
Sebagai kata publik adalah kumpulan orangorang yang sama minat dan kepentingannya terhadap sesuatu. Berbeda dengan kerumunan yang lebih bersifat emosional, publik bersifat stabil. Publik ditandai oleh adanya sesuatu isu yang dihadapi dan dibincangkan oleh kelompok kepetingan yang dimaksud, yang menghasilkan terbentuknya opini mengenai isu tersebut. Dengan demikian, publik bukan berarti umum. Opini publik bukanlah pendapat umum.
Opini publik adalah “suatu proses yang menggabungkan pikiranpikiran, perasaanperasaan, dan usulanusulan yang dinyatakan oleh pribadi warga negara terhadap kebijaksanaan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertugas untuk mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan mengenai apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melakukannya” (Nimmo, dalam Nasution, 1990:95). Dengan demikian yang menjadikan sesuatu disebut sebagai opini bukanlah karena banyaknya jumlah orang yang menganut opini tersebut. Ukuran itu jusru ditentukan apakah opini itu menyangkut suatu isu publik atau tidak. Singkat kata, tidak semua opini dengan sendirinya menjadi opini publik walaupun menyangkut jumlah populasi yang cukup besar.
(42)
27
Opini kelompok menunjuk pada opiniopini individu dalam satu kelompok kecil. Hal ini umumnya dilakukan karena sulitnya melakukan penelitian opini publik berkaitan dengan sulitnya peneliti menjaring subjek yang representatif sebagai opini publik (Moore, 2005).
F. Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabelvariabel (konsep) yang hendak diukur, diteliti, dan digali datanya (Hamidi, 2007:141). Opini merupakan ungkapan sikap atas respon dari suatu stimulus. Dalam penelitian ini stimulus yang dimaksud berupa programprogram CSR dari PT. Gudang Garam, Tbk. Opini pengunjung pasar Ngaglik Kediri adalah ungkapan sikap pengunjung pasar tersebut terhadap programprogram CSR. Sebelum diungkapan dalam bentuk opini, terdapat tiga komponen pembangun sikap, yaitu kognitif, afektif dan konatif.
1. Komponen kognitif dari sikap merupakan persepsi atas apa yang dilihat dan didengar pengunjung pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Opini dari sisi kognitif diartikan sebagai ungkapan atas apa yang dilihat dan didengar pengunjung pasar.
2. Komponen afektif dari sikap merupakan perasaan atau reaksi emosional pengunjung pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Opini dari sisi afektif diartikan sebagai ungkapan atas apa yang dirasakan pengunjung pasar.
(43)
28
3. Komponen konatif dari sikap merupakan kecenderungan berperilaku pengunjung pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Opini dari sisi konatif diartikan sebagai ungkapan atas perilaku pengunjung pasar.
2. Definisi Operasional
Pemberian definisi operasional sangat diperlukan untuk keperluan mengkomunikasikan kepada pihak lain sehingga tidak terjadi salah tafsir (Hamidi, 2007:142). Untuk itu peneliti membuat indokatorindikator yang meliputi :
1. Komponen kognitif dari sikap sebagai dasar ungkapan opini merupakan persepsi atas apa yang dilihat dan didengar pengunjung pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Indikatorindikator opini dari komponen kognitif sikap adalah:
a. Ungkapan atas pengetahuan tentang program CSR. b. Ungkapan atas penglihatan terhadap program CSR.
2. Komponen afektif dari sikap sebagai dasar ungkapan opini merupakan perasaan atau reaksi emosional pengunjung pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Indikatorindikator opini dari komponen afektif sikap adalah:
a. Ungkapan atas reaksi positif terhadap program CSR. b. Ungkapan atas reaksi negatif terhadap program CSR.
3. Komponen konatif dari sikap sebagai dasar ungkapan opini merupakan kecenderungan berperilaku pengujung pasar Ngaglik Kediri terhadap program
(44)
29
program CSR PT. Gudang Garam, Tbk. Indikatorindikator opini dari komponen konatif sikap adalah:
a. Ungkapan atas perilaku mendukung terhadap programprogram CSR. b. Ungkapan atas perilaku menyeimbangkan programprogram CSR.
c. Ungkapan atas perilaku menolak programprogram CSR.
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan opini pengunjung pasar
Ngaglik Kota Kediri terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Gudang
Garam, Tbk. Penelitian tidak ditekankan pada “proses” tetapi pada “hasil.” Artinya deskripsi yang dijabarkan akan menggambarkan bagaimana hubungan antara opini pengunjung pasar Ngaglik dengan programprogram CSR PT. Gudang Garam, Tbk.
Dengan pemikiran demikian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitiannya merupakan penelitian noneksperimen, dalam arti tidak diperlakukan suatu perlakuan (treatment) terhadap variabel variabel yang diukur (Arikunto, 1992; Sugiyono. 2010a:29;2324).
(45)
30
2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang teridri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanannya” (Sugiyono. 2010a:80). Dengan kata lain populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1992)
Populasi penelitian ini adalah pengunjung pasar Ngaglik Kota Kediri. Karakteristik populasi dalam penelitian ini sangatlah heterogen. Hal tersebut tergambar dari latar belakang pengunjung pasar yang bervariasi. Heterogen pengunjung pasar tergambar dari perbedaan jenis kalamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Dengan demikian populasi penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai seluruh pengunjung pasar Ngaglik selama maupun sebelum penelitian ini dilaksanakan. Dari informasi pengelola pasar tidak ada data mengenai ratarata jumlah pengunjung pasar, berdasarkan pengamatan peneliti, dalam satu hari lebih dari 200 pengunjung pasar.
Dengan karakteristik yang heterogen, kualitas populasi tidak membedakan kedudukan, fisik, usia, maupun jenis kelamin subjek yang dimaksud. Artinya (a) pengunjung pasar yang berjenis kelamin perempuan maupun lakilaki, (b) nenek nenek maupun tantetante, (c) dengan postur tinggi atau pendek, (d) pengunjung yang telah, akan maupun yang belum atau tidak membeli produk yang ditawarkan para pedagang pasar Ngaglik, keseluruhannya tetap termasuk dalam kategori populasi.
(46)
31
b. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap subjek manusia yang telah dan sedang mengunjungi pasar Ngaglik Kota Kediri. Penelitian dapat dilakukan bila tidak mengganggu rutinitas kerja dan mekanisme kerja yang berjalan di pasar Ngaglik. Dengan pertimbangan tersebut dan karena besarnya populasi, peneliti membatasi jumlah subjek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian sampel, yaitu menggunakan sebagian populasi sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1992; Sugiyono. 2010a: 81).
Pengambilan sampel atau metode sampling dalam penelitian ini dilakukan atas berbagai pertimbangan, di antaranya: (1) Pengambilan data diharapkan tidak mengganggu rutinitas kerja pasar. (2) Tempat tinggal pengunjung pasar tersebar di berbagai lokasi, sehingga sulit untuk mendatangi tempat tinggal mereka. (3) Kondisi dan situasi pengunjung berbedabeda. (4) Terbatasnya tenaga dan dana penelitian. (5) Jumlah populasi yang tidak terukur secara kuantitatif.
Atas pertimbanganpertimbangan tersebut, Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik insidental sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan kebetulan. Artinya ”... siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data” (Sugiyono. 2010a:85). Adapun jumlah yang telah diperoleh peneliti pada saat penelitian adalah 100 orang sebagai sampel.
(47)
32
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi pasar Ngaglik Kota Kediri. Terhitung sejak pengumpulan data, jangka waktu penelitian ini adalah 24 hari, meliputi pengumpulan data (10 hari), editing data (1 hari), analisis data (3 hari), penarikan kesimpulan (1 hari), dan diakhiri pelaporan penelitian (9 hari).
4. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utamanya. Sedangkan pengambilan datanya dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian (Sugiyono. 2010a:92).
a. Penyusunan Instrumen
Sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan, data yang hendak dijaring dari kancah berupa data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur dan ditransformasikan dalam bentuk angkaangka. Alur penyusunan instrumen dapat dilihat pada lampiran.
Sesuai dengan definisi operasional dan instrumen yang dikembangkan, data penelitian ini berupa data interval. Data interval menunjukkan adanya ‘jarak’ antara data yang satu dengan yang lain (interval artinya jarak) (Sugiyono. 2010a:9293).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel opini pengunjung pasar Ngaglik Kediri berupa kuesioner (quesioner). Kuesioner merupakan suatu
(48)
33
daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi oleh subjek penelitian. Isi kuesioner berupa pernyataanpernyataan yang harus dijawab subjek, dengan model skala sikap Likert (Sugiyono. 2010a:9396).
Skala sikap Likert yang digunakan berupa pemilihan jawaban atas empat alternatif jawaban yaitu jawaban (1) Sangat Setuju (SS), (2) Setuju (S), (3) Kurang Setuju (KS), dan (4) Tidak Setuju (TS). Subjek diminta memberikan kesetujuan atau ketidaksetujuannya atas pernyataanpernyataan pada tiap butir. Butirbutir pernyataan dalam jenis favorabel dan tak favorabel dengan proporsi seimbang. Pembobotan butir diberi nilai secara berurut 4, 3, 2, dan 1. Artinya bila subjek melakukan pilihan untuk butir jenis favorabel dengan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4. Bila subjek melakukan pilihan dengan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 1. Sebaliknya bila subjek melakukan pilihan untuk butir jenis tak favorabel dengan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1. Bila subjek melakukan pilihan dengan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 4.
Pembobotan instrumen sikap dalam penelitian ini, yang menggunakan model di atas merupakan model yang konvensional. Kendati metode pembobotan konvensional dinilai kurang cermat (Azwar, 1988), banyak digunakan oleh pakar pakar dalam penelitian. Suatu pernyataan sikap bobot skalanya ditentukan oleh derajat favorabel pernyataan. Singkatnya bobot skala tiap butir dalam instrumen ditetapkan berdasarkan kefavorabelan pernyataan. Pada pernyataan favorabel, respon atas ekstrem setuju diberi bobot lebih besar dibandingkan respon atas
(49)
34
ekstrem tidak setuju, sesuai kontinum bobot sikap. Pembobotan skala Likert digunakan 4 pilihan seperti terlihat pada tabulasi Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pembobotan Instrumen Skala Sikap Likert Skor
No Respon
Favorabel Tak Favorabel
1. Sangat Setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Kurang Setuju (KS) 2 3
4. Tidak Setuju (TS). 1 4
Di bawah (Tabel 1.2) diberikan contoh dua buah pernyataan yang harus dijawab subjek penelitian. Kedua pernyataan merupakan pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan pengunjung pasar terhadap program SCR (pasar) dari PT. Gudang Garam, Tbk. No. 1 merupakan bentuk pernyataan tak favorabel sedang no. 2 pernyataan favorabel.
Tabel 1.2. Contoh Bentuk Butir Kuesioner
No Pernyataan Jawaban
1. Kepedulian terhadap masyarakat sekitar merupakan
bagian dari tanggung jawab perusahaan SS S TS STS
2. Pembangunan pasar Ngaglik merupakan bagian dari
(50)
35
b. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan di lapangan perlu diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan benarbenar sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Uji coba dilakukan pada 10
orang pengunjung pasar Ngaglik Kota Kediri.
1). Reliabilitas Perangkat Instrumen
Pengukuran terhadap variabelvariabel yang akan ditentukan dalam suatu penelitian harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Untuk itu alat atau instrumen yang akan digunakan untuk mengukur harus mempunyai keterandalan, yang ditunjukkan oleh kestabilan alat bila dipergunakan berkalikali. Singkatnya, suatu alat pengukur dikatakan baik bila memiliki reliabilitas yang memadai.
Kuesioner dalam penelitian ini hanya diberikan satu kali kepada subjek penelitian, dengan skala tidak bersifat diskrit. Dengan rancangan tersebut, jenis reliabilitas yang diukur menyangkut konsistensi internal (Sugiyono, 2010b:359). Dalam hal ini untuk menghitung reliabilitas perangkat instrumen digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010b:365366).
k S sb 2
r11 = (1 )
k – 1 st 2
dengan
r11 = Reliabilitas perangkat instrumen.
k = Banyaknya butir.
S sb 2 = Jumlah varian butir.
(51)
36
Reliabilitas perangkat instrumen didapatkan dengan cara
mengkonsultasikan nilai koefisien Alpha yang diperoleh (rt) dengan tabel
interpretasi nilai korelasi r. Tabel interpretasi nilai r ditabulasikan dalam Tabel 1.3. berikut ini.
Tabel 1.3. Tabel Interpretasi Nilai r
No Besarnya Nilai r Interpretasi
1. Antara 0,800 sampai 1,000 Sangat tinggi.
2. Antara 0,600 sampai 0,799 Tinggi.
3. Antara 0,400 sampai 0,599 Cukup.
4. Antara 0,200 sampai 0,399 Rendah.
5. Kurang dari 0,200 Sangat rendah.
(Sumber: Arikunto, 1990) 2). Validitas Pengukuran
Validitas pengukuran menunjukkan suatu taraf dimana pengukur memenuhi syaratsyarat sebagai alat ukur sesuai dengan tujuan pengukuran (Sugiyono, 2010b:348352). Untuk menentukan validitas pengukuran pada instrumen digunakan tiga macam validitas, yaitu (1) validitas konstruk (construct validity), (2) validitas isi (content validity), dan (3) validitas eksternal (Sugiyono, 2010b:352354). Alat ukur dijabarkan dari teori yang telah ada dengan definisi operasional. Kemudian alat ukur tersebut diajukan kepada beberapa pakar yang menguasai pemahaman tentang variabel yang diteliti dan pakarpakar instrumen, apakah alat ukur yang dibuat sudah dapat mengungkap data yang hendak diukur. Dalam hal ini jasa konsultasi dari pembimbing amat besar manfaatnya.
Untuk menentukan validitas pengukuran dari instrumen digunakan analisis butir. Skor setiap butir pada kuesioner dikorelasikan dengan skor total dari butir
(52)
37
butir tersebut. Artinya skor masingmasing butir dikorelasikan dengan skor total. Hal ini bermakna untuk menguji validitas dari setiap butir kuesioner.
Bilamana ada butirbutir yang tidak valid atau berkorelasi rendah, butir butir tersebut perlu ditinjau kembali atau direvisi. Validitas untuk masingmasing butir diperoleh dengan mengonsultasikan koefisien korelasi yang diperoleh dengan r tabel product moment, pada taraf signifikansi 5%. Bila r hitung > dari r tabel, r hitung dinyatakan signifikan, yang bermakna ada korelasi. Sebaliknya bila r hitung < dari r tabel, r hitung dinyatakan tidak signifikan, yang bermakna tidak ada korelasi.
Rumus korelasi product moment Pearson yang digunakan untuk
menghitung validitas instrumen adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010b:228): NS xiyi – (S xi)(S yi)
r XY =
{NSxi 2 (Sxi) 2 }{NSyi 2 (Syi) 2 }
Catatan:
1. X melambangkan skor butir. Karena kuesioner terdiri atas 18 buah butir pernyataan, lambang masingmasing butir adalah X1, X2, X3, X4, ... , X18.
2. Y melambangkan skor faktor. Dalam penelitian ini, opini pengunjung pasar Ngaglik Kota Kediri terhadap CSR dijabarkan atas tiga faktor atau tiga aspek, yaitu faktor opini kognitif, afektif dan konasi. Lambang masingmasing opini adalah Y1 untuk opini kognitif, Y2 untuk opini afektif, dan Y3 untuk opini
konasi.
3. r melambangkan koefisien korelasi Pearson. Validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis butir. Hal ini bermakna bahwa tiap faktor dikorelasikan
(53)
38
dengan tiaptiap butir yang menjadi indikator dari faktornya. Dengan demikian ada tiga kelompok analisis butir, yaitu (a) analisis atas butirbutir dari faktor opini kognisi, (b) analisis atas butirbutir dari faktor opini afeksi, dan (c) analisis atas butirbutir dari faktor opini konasi. Keseluruhan ada 18 analisis butir. Secara sistematis keseluruhan lambanglambang validitas butir ditabulasikan dalam Tabel 1.4 berikut. Tabel 1.4. Deskripsi Notasi Validitas Butir Korelasi No Butir Lambang
Butir Opini Kognisi (Y1)
Opini Afeksi
(Y2) Opini Konasi (Y3)
1 X1 rX 1 Y 1
2 X2 rX 2 Y 1
3 X3 rX 3 Y 1
4 X4 rX 4 Y 1
5 X5 rX 5 Y 1
6 X6 rX 6 Y 1
7 X7 rX 7 Y 2
8 X8 rX 8 Y 2
9 X9 rX 9 Y 2
10 X10 r X 10 Y 2
11 X11 rX 11 Y 2
12 X12 r X 12 Y 2
13 X13 r X 13 Y 3
14 X14 r X 14 Y 3
15 X15 r X 15 Y 3
16 X16 r X 16 Y 3
17 X17 r X 17 Y 3
18 X18 r X 18 Y 3
Sebagai contoh:
1 1 Y X
r bermakna korelasi antara butir 1 (X1) dengan opini kognisi (Y1) 2
12 Y
X
(54)
39
4. N = jumlah sampel uji coba.
5. Analisis Data
Untuk mendeskripsikan tingkat opini masyarakat pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, baik opini pedagang maupun pengunjung, digunakan analisis deskripsi dengan acuan norma proporsi pada Penilaian Acuan Proporsi (PAP) (Nurkancana dan Sumartana, 1986). Tiap jawaban dari butirbutir pernyataan dalam tiap kuesioner diberi skorskor.
Untuk memudahkan pendeskripsian tingkat opini dilakukan pembobotan atas skorskor yang diperoleh masingmasing subjek penelitian. Pembobotan dilakukan dengan teknik konversi skor butir. Perolehan skor subjek dikonversikan dalam suatu nilai pada rentang 0100.
Misalnya untuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur aspek atau variabel konatif dari opini. Jumlah butir ada 6, dengan rentang skor 624. Rentang skor ini dikonversikan ke suatu nilai pada rentang 0100. Artinya untuk tiap subjek yang memperoleh skor dalam opini konatif tersebut dikonversikan pada sesuatu nilai dengan rentang yang berbeda. Untuk mempermudahkan penghitungan konversi digambarkan sebagai berikut:
(55)
40
Gambar 1.2. Bagan Konversi Skor
Cara penghitungan konversi adalah sebagai berikut:
1. Skor kognisi ada dalam rentang (24 – 6) = 18. Sedang nilai kognisi ada dalam rentang (100 – 0) = 100. Dengan demikian tiap satu kenaikan skor kognisi terjadi kenaikan nilai sebesar (
18 100 ).
2. Batas minimal skor adalah 6 sedang batas minimal nilai adalah 0. Dengan demikian agar titik minimal keduanya sama, tiap skor dikurangi 6. Bilamana skorskor dilambangkan dengan huruf a, maka nilainya adalah (a – 6).
3. Karena tiap kenaikan satu skor kognisi terjadi kenaikan nilai sebesar ( 18 100 ), maka suatu skor a akan terkonversi dalam nilai sebesar (
18
100 )(a – 6). 6
7 8 9 10
24
0 1 2 3 4
100 0
Rentang Skor Kognisi Rentang Nilai Kognisi
(1)
butir tersebut. Artinya skor masingmasing butir dikorelasikan dengan skor total. Hal ini bermakna untuk menguji validitas dari setiap butir kuesioner.
Bilamana ada butirbutir yang tidak valid atau berkorelasi rendah, butir butir tersebut perlu ditinjau kembali atau direvisi. Validitas untuk masingmasing butir diperoleh dengan mengonsultasikan koefisien korelasi yang diperoleh dengan r tabel product moment, pada taraf signifikansi 5%. Bila r hitung > dari r tabel, r hitung dinyatakan signifikan, yang bermakna ada korelasi. Sebaliknya bila r hitung < dari r tabel, r hitung dinyatakan tidak signifikan, yang bermakna tidak ada korelasi.
Rumus korelasi product moment Pearson yang digunakan untuk menghitung validitas instrumen adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010b:228):
NS xiyi – (S xi)(S yi) r XY =
{NSxi 2 (Sxi) 2 }{NSyi 2 (Syi) 2 } Catatan:
1. X melambangkan skor butir. Karena kuesioner terdiri atas 18 buah butir pernyataan, lambang masingmasing butir adalah X1, X2, X3, X4, ... , X18.
2. Y melambangkan skor faktor. Dalam penelitian ini, opini pengunjung pasar Ngaglik Kota Kediri terhadap CSR dijabarkan atas tiga faktor atau tiga aspek, yaitu faktor opini kognitif, afektif dan konasi. Lambang masingmasing opini adalah Y1 untuk opini kognitif, Y2 untuk opini afektif, dan Y3 untuk opini
konasi.
3. r melambangkan koefisien korelasi Pearson. Validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis butir. Hal ini bermakna bahwa tiap faktor dikorelasikan
(2)
dengan tiaptiap butir yang menjadi indikator dari faktornya. Dengan demikian ada tiga kelompok analisis butir, yaitu (a) analisis atas butirbutir dari faktor opini kognisi, (b) analisis atas butirbutir dari faktor opini afeksi, dan (c) analisis atas butirbutir dari faktor opini konasi. Keseluruhan ada 18 analisis butir. Secara sistematis keseluruhan lambanglambang validitas butir ditabulasikan dalam Tabel 1.4 berikut. Tabel 1.4. Deskripsi Notasi Validitas Butir Korelasi No Butir Lambang
Butir Opini Kognisi (Y1)
Opini Afeksi
(Y2) Opini Konasi (Y3)
1 X1 rX 1 Y 1
2 X2 rX 2 Y 1
3 X3 rX 3 Y 1
4 X4 rX 4 Y 1
5 X5 rX 5 Y 1
6 X6 rX 6 Y 1
7 X7 rX 7 Y 2
8 X8 rX 8 Y 2
9 X9 rX 9 Y 2
10 X10 r X 10 Y 2
11 X11 rX 11 Y 2
12 X12 r X 12 Y 2
13 X13 r X 13 Y 3
14 X14 r X 14 Y 3
15 X15 r X 15 Y 3
16 X16 r X 16 Y 3
17 X17 r X 17 Y 3
18 X18 r X 18 Y 3
Sebagai contoh:
1 1 Y X
r bermakna korelasi antara butir 1 (X1) dengan opini kognisi (Y1)
2 12 Y X
(3)
4. N = jumlah sampel uji coba.
5. Analisis Data
Untuk mendeskripsikan tingkat opini masyarakat pasar Ngaglik Kediri terhadap programprogram CSR PT. Gudang Garam, baik opini pedagang maupun pengunjung, digunakan analisis deskripsi dengan acuan norma proporsi pada Penilaian Acuan Proporsi (PAP) (Nurkancana dan Sumartana, 1986). Tiap jawaban dari butirbutir pernyataan dalam tiap kuesioner diberi skorskor.
Untuk memudahkan pendeskripsian tingkat opini dilakukan pembobotan atas skorskor yang diperoleh masingmasing subjek penelitian. Pembobotan dilakukan dengan teknik konversi skor butir. Perolehan skor subjek dikonversikan dalam suatu nilai pada rentang 0100.
Misalnya untuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur aspek atau variabel konatif dari opini. Jumlah butir ada 6, dengan rentang skor 624. Rentang skor ini dikonversikan ke suatu nilai pada rentang 0100. Artinya untuk tiap subjek yang memperoleh skor dalam opini konatif tersebut dikonversikan pada sesuatu nilai dengan rentang yang berbeda. Untuk mempermudahkan penghitungan konversi digambarkan sebagai berikut:
(4)
Gambar 1.2. Bagan Konversi Skor
Cara penghitungan konversi adalah sebagai berikut:
1. Skor kognisi ada dalam rentang (24 – 6) = 18. Sedang nilai kognisi ada dalam rentang (100 – 0) = 100. Dengan demikian tiap satu kenaikan skor kognisi
terjadi kenaikan nilai sebesar ( 18 100 ).
2. Batas minimal skor adalah 6 sedang batas minimal nilai adalah 0. Dengan demikian agar titik minimal keduanya sama, tiap skor dikurangi 6. Bilamana skorskor dilambangkan dengan huruf a, maka nilainya adalah (a – 6).
3. Karena tiap kenaikan satu skor kognisi terjadi kenaikan nilai sebesar ( 18 100 ), maka suatu skor a akan terkonversi dalam nilai sebesar (
18
100 )(a – 6). 6
7 8 9 10
24
0 1 2 3 4
100 0
Rentang Skor Kognisi Rentang Nilai Kognisi
(5)
Bilamana suatu nilai kognisi dilambangkan dengan huruf X, diperoleh rumus sebagai berikut:
100
X = (a 6) (Nurkancana dan Sumartana, 1986) 18
di mana X = Nilai yang diperoleh subjek pada variabel kognisi. a = skor yang diperoleh subjek pada variabel kognisi.
Karena jumlah butir untuk tiap variabel (kognitif, afektif, dan konatif) adalah sama, yaitu 6, contoh cara konversi untuk variabel kognitif di atas juga dapat digunakan untuk variabel afektif dan konatif, dengan rumus yang sama.
Untuk menginterpretasikan tingkat opini masyarakat pasar Ngaglik Keidri digunakan kriteria dengan lima kategori penilaian, yaitu (1) sangat baik, (2) baik, (3) cukup, (4) kurang, dan (5) sangat kurang. Penentuan kategori, secara sistematis dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5
Interpretasi Tingkat Opini Pengunjung Pasar Ngaglik
No Rentang Nilai Interpretasi
1. 80100 Sangat baik.
2. 6080 Baik.
3. 4060 Cukup.
4. 2040 Kurang.
5. 020 Sangat kurang.
Langkahlangkah analisis adalah sebagai berikut:
1. Memberi skor pada setiap subjek, atas jawaban yang diberikan dari instrumen yang digunakan.
(6)
3. Menginterpretasikan nilai subjek atas tingkattingkat opini.
4. Mengelompokkan subjeksubjek pada suatu kategori tingkat opini. 5. Mempersentasekan jumlah subjek pada tiap kategori tingkat opini. 6. Menginterpretasikan tingkat opini untuk keseluruhan subjek.
Seluruh analisis dilakukan dengan bantuan komputer, melalui program SPSS 11.0 for Windows versi Microsoft.