Pengaruh Persepsi Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Renposibilty (CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun mandi Lifebuoy (Studi Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN
PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG
PENERAPAN
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI
LIFEBUOY
(Studi Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat)
DRAFT SKRIPSI OLEH: ZULFINA 060521064 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Zulfina, 2009. Pengaruh Persepsi Konsumen Tentang Penerapan Program
Corporate Social Responsibility(CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy. (Studi Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat), dibawah bimbingan Drs. Liasta Ginting, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE. M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Endang S. Rini, M.Si (Penguji I), dan Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si (Penguji II).
Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan program corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program corporate social responsibility dengan baik dan sistematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalam kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty
sabun mandi Lifebuoy.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat yang berjumlah 628 orang, dimana objek yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa yang minimal membeli sabun mandi Lifebuoy 3 kali dalam 3 bulan terakhir dan juga mahasiswa yang tahu mengenai adanya penerapan program corporate social responsibility dari Lifebuoy. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 86 responden dengan metode penarikan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Teknik Analisis penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis crosstabulation, dan analisis regresi liniear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility (X) memiliki hubungan yang erat (substansial) terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy (Y) dengan nilai R sebesar 0,663 dan Koefisien Determinasi (KD) sebesar 43%. Persamaan regresi penelitian Y = 10,184 + 1,045 + e. Secara parsial, variabel persepsi konsumen tentang penerapan corporate social responsibility (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy (Y) sabun mandi Lifebuoy.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Sabun Mandi Lifebuoy,
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala kasih dan
rahmat-Nya yang telah menuntun penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai
pihak selama mengerjakan penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Nisrul Irawati, MBA selaku Sekertaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Liasta Ginting, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah
banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi
ini.
4. Ibu Dr. Endang S. Rini, M.Si, selaku Dosen Penguji I penulis yang telah
banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II penulis
yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen Wali penulis yang telah membantu
dan memotivasi penulis untuk meningkatkan prestasi belajar pada setiap
(4)
7. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang tercinta Drs. Z, M.Pd dan S. br Tarigan
yang telah memberi motivasi, bimbingan, dan dukungan dalam segala hal
sejak penulis dilahirkan hingga saat penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
khususnya Pegawai Departemen Manajemen.
9. Kepada sahabat-sahabatku Ade, Dewi, Ratna, Asri, Kak Diana, Kak Siti, Kak
Sari, Heni, Kiki, Irma, Rika Choklat, Rika, Nora, Vie, Kak Emel, Inka dan
Semua anak-anak M’06 Ekstension tanpa terkecuali yang telah mendoakan,
membantu, memberikan semangat yang tiada henti bagi penulis selama
perkuliahan hingga selesai mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna mengingat
keterbatasan penulis. Dengan demikian penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juni 2009 Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Kerangka Konseptual ... 11
D. Hipotesis ... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12
1. Tujuan Penelitian ... 12
2. Manfaat Penelitian ... 12
F. Metode Penelitian ... 13
1. Batasan Operasional ... 13
2. Pengukuran Variabel ... 13
3. Defenisi Operasional ... 14
4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 16
5. Populasi dan Sampel ... 17
6. Sumber Data ... 19
7. Teknik Pengumpulan Data ... 19
8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
9. Metode Analisis Data ... 21
a. Metode Analisis Deskriptif ... 21
b. Uji Klasik ... 21
c. Analisis Regresi Sederhana ... 23
BAB II URAIAN TEORITIS ... 25
A. Penelitian Terdahulu ... 25
B. Kajian Teori ... 26
1. Tinjauan Mengenai Pemasaran ... 26
2. Tinjauan Mengenai Perilaku Konsumen ... 28
3. Tinjauan Mengenai Persepsi ... 30
4. Tinjauan Mengenai Brand ... 32
5. Tinjauan Mengenai Corporate Social Responsibility ... 35
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 41
A. Sejarah Perusahaan... 41
(6)
1. Misi Unilever ... 42
2. Produk-Produk Unilever ... 42
C. Tinjauan Mengenai Lifebuoy ... 44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48
1. Uji Validitas48 2. Uji Reliabilitas ... 49
B. Analisis Deskriptif ... 49
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 50
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku ... 51
5. Pengujian Persepsi ... 51
C. Uji Asumsi Klasik ... 52
1. Uji Normalitas ... 52
2. Uji Heteroskedastisitas ... 53
3. UjiMultikoliniear ... 54
4. Uji Auto Korelasi ... 54
D. Analisis Regresi Sederhana ... 68
1. Uji t (Parsial) ... 56
2. Uji Determinanasi ... 57
BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... ... 61
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penghargaan yang Diraih Lifebuoy (2005-2009) ... 5
Tabel 1.2 Top Brand Indeks Sabun Mandi Lifebuoy ... 5
Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 14
Tabel 1.4 Operasional Variabel ... 16
Tabel 1.5 Jumlah Mahasiswa Akbid dan Akper PAL ... 17
Tabel 1.6 Sample Frame... 18
Tabel 2.1 Perbandingan Lima Konsep Pemasaran ... 28
Tabel 4.1 Item-Total Statistic ... 48
Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen ... 49
Tabel 4.3 Karakteristik Respon berdasarkan Umur ... 49
Tabel 4.4 Karakteristik Respon berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
Tabel 4.5 Karakteristik Respon berdasarkan Tempat Tinggal ... 50
Tabel 4.6 Karakteristik Respon berdasarkan Uang Saku Per Bulan ... 51
Tabel 4.7 Pengujian Persepsi Respon ... 52
Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 53
Tabel 4.9 Coeffisients ... 53
Tabel 4.10 Coeffisients ... 54
Tabel 4.11 Coeffisients ... 55
Tabel 4.12 Coeffisients ... 55
Tabel 4.13 Coeffisients ... 57
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 12
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian ... 29
Gambar 2.2 Proses Persepsi ... 31
(9)
ABSTRAK
Zulfina, 2009. Pengaruh Persepsi Konsumen Tentang Penerapan Program
Corporate Social Responsibility(CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy. (Studi Pada Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat), dibawah bimbingan Drs. Liasta Ginting, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE. M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Endang S. Rini, M.Si (Penguji I), dan Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si (Penguji II).
Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan program corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program corporate social responsibility dengan baik dan sistematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalam kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty
sabun mandi Lifebuoy.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat Stabat yang berjumlah 628 orang, dimana objek yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa yang minimal membeli sabun mandi Lifebuoy 3 kali dalam 3 bulan terakhir dan juga mahasiswa yang tahu mengenai adanya penerapan program corporate social responsibility dari Lifebuoy. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 86 responden dengan metode penarikan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Teknik Analisis penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis crosstabulation, dan analisis regresi liniear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility (X) memiliki hubungan yang erat (substansial) terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy (Y) dengan nilai R sebesar 0,663 dan Koefisien Determinasi (KD) sebesar 43%. Persamaan regresi penelitian Y = 10,184 + 1,045 + e. Secara parsial, variabel persepsi konsumen tentang penerapan corporate social responsibility (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy (Y) sabun mandi Lifebuoy.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Sabun Mandi Lifebuoy,
(10)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis telah menjelma menjadi industri paling berkuasa selama setengah
abad terakhir ini. Instituisi yang dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun
harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap
keputusan yang dibuat dan setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat kerangka
tanggung jawab tersebut.
Perusahaan, terutama perusahaan besar telah memberi pengaruh yang sangat
besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas dekade terakhir ini.
Perusahaan, pemerintah dan masyarakat luas adalah satu kesatuan yang saling
bergantung satu sama lain. Perusahaan-perusahaan memberikan peluang kerja,
menyumbang pendapatan negara melalui pajak, menyediakan kebutuhan
masyarakat dengan barang dan jasa.
Pemerintah membuat peraturan-peraturan yang pada intinya memberikan
perlindungan dan jaminan kepada perusahaan, sedangkan masyarakat membeli
barang dan jasa, menyediakan tenaga kerja dan sebagainya. Jadi, jika kebijakan
perusahaan memberi pengaruh baik positif maupun negatif kepada masyarakat,
tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan baik
secara langsung maupun tidak.
Peran perusahaan yang saat ini yang menjadi perhatian terbesar dalam
masyarakat adalah peningkatan kepekaan dan kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan
(11)
ketidaknyamanan ataupun bahaya bagi konsumen menjadi berita utama dalam
media massa. Peraturan pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan
permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum internasional dibuat
untuk mempertegas hal-hal tersebut.
Perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan
lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahan seiring dengan semakin
besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadap kehidupan masyarakat. Dengan
demikian setiap keputusan dan tindakan yang diambil perusahaan harus
mencerminkan tanggung jawab perusahaan tersebut.
Perusahaan telah banyak menyadari arti penting dari pertanggung jawaban
sosial sehingga mereka memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategis
bisnisnya. Perusahaan-perusahaan saat ini telah banyak memasukkan isu tanggung
jawab sosial ke dalam visi dan misi perusahaannya. Pertanggung jawaban sosial
ini lazim disebut sebagai corporate social responsibility (CSR). Corporate social responsibility biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integritas dari ekonomi, environment atau lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan
dari shareholders maupun stakeholders
Pengaruh globalisasi dan internasionalisasi juga memaksa perusahaan untuk
dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk globalisasi
dan internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor,
pembeli, client, dan shareholder) yang menjadi bagian atau mitra kerja dari perusahaan lokal. Mereka dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh
(12)
biasanya dialami oleh perusahaan yang berada di negara miskin dan berkembang
yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara
maju.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United State-based Business for Social Responsibility (BSR) pada tahun 2002, banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah memperaktekkan corporate social responsibility
antara lain
1. Meningkatkan kinerja keuangan
2. Mengurangi biaya operasional
3. Meningkatkan brandimage dan reputasi perusahaan 4. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Program corporate social responsibility akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan
baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan dikembangkan menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Temporal dan Trott, 2005:37).
Kekuatan merek juga bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak
berhubungan dengan penjualan. Brand image yang tinggi dapat dibangun melalui kegiatan-kegiatan ini memang tidak secara langsung akan menaikkan penjualan
akan tetapi apabila dilakukan secara tepat, jitu dan menyentuh
kepentingan-kepentingan sosial dari masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan maka
brand image akan cepat meningkat.
Corporate social responsibility (CSR) bagi kalangan dunia usaha bukan lagi menjadi persoalan cost center, namun sudah menjadi bagian dari profit center,
(13)
sebab program corporate social responsibility kini sudah terintegrasi dengan strategi bisnis dan marketing. Pola program corporate social responsibility yang dikemas dengan pola marketing yang cerdas akan meningkatkan kinerja
pemasaran dan penjualannya. Salah satu perusahan yang besar yang telah
menerapkan corporate social responsibility selama bertahun-tahun adalah Unilever. Unilever telah membuat program corporate social responsibility dengan baik dan sitematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tangung jawab sosial
dalam visi dan misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan
vitalitas dalam kehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan masyarakat akan
nutrisi, kebersihan, dan perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk
yang akan membantu masyarakat untuk merasa, melihat, dan menjadi lebih baik
dalam kehidupan. Pada tahun 2007 Unilever memperoleh penghargaan dalam
Anugrah Business Review 2007 yang diselenggarakan oleh majalah Business Review sebagai perusahaan yang paling sukses dan serius menjalankan program
corporate social responsibility (CSR)
Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar di seluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29 %
disumbangkan dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika
yang menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Menurut hasil survei yang
dilakukan Swa bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy adalah salah satu produk
yang memiliki brand value tertinggi pada tahun 2003 - 2008 untuk kategori sabun mandi padat. Berikut adalah penghargaan yang pernah diraih Lifebuoy
(14)
Tabel 1.1
Penghargaan yang diraih Lifebuoy (2005-2009)
Tahun Jenis Penghargaan
2005 1st Indonesia Packaging Consumer Branding Awards 2005 2006 Indonesian Consumer Satisfaction Award (ICSA)
2007 The Most Poerful Distribution Performance 2007
2007 PR Program & PR People of the Year
2009 Social through Integrated Health Promotion Programme
Sumber:
Majalah MARKETING tahun 2008 sekali lagi bekerja sama dengan Frontier Consulting Group mengeluarkan merek-merek yang termasuk kategori perawatan pribadi untuk merek sabun mandi dengan Top Brand Index mencapai 43%.
Tabel 1.2
Top Brand Index Sabun Mandi 2008
MEREK TOP BRAND INDEX
Lifebuoy 43,0%
Lux 23,2%
Nuvo 8,2%
Giv 8,0%
Shinzu’i 2,9%
Dettol 2,6%
Harmony 2,5%
Medicare 1,5%
Sumber: Majalah Marketing Vol 1, (2008).
Ada 6 brand yang termasuk ke dalam tiga besar Indeks Loyalitas Konsumen
Indonesia adalah Dove dan Sunsilk (kategori Sampo), CloseUp (kategori pasta
gigi) Lux dan Lifebuoy (kategori sabun mandi batang) dan Vaseline (kategori
hand & body lotion). Penyerahan penghargaan dilakukan pada tanggal 28 Maret
(15)
The Indonesian Customer Loyalty Award adalah program reguler pemberian penghargaan terhadap merek-merek di setiap kategori yang dinilai mendapat
loyalitas tertinggi dari konsumen, dengan berpijak pada suatu survei nasional di
beberapa kota besar terhadap beragam merek. Survei dilaksanakan oleh majalah
SWA dan biro riset MARS dengan melibatkan 1.723 responden dari berbagai
tingkat sosial di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan.
Pengukuran tingkat loyalitas terhadap suatu merek dilakukan dengan
menggunakan model loyalitas pelanggan yang mempertimbangkan aspek nilai
pelanggan (customer value), karakteristik pelanggan (customer characteristic), hambatan peralihan (switching barier), kepuasan pelanggan (customer satisfaction), tingkah laku loyalitas merek (brand loyalty behaviour) dan kepuasan kompetitif (competitive satisfaction). Tujuan dari ICLA award ini sendiri adalah untuk mengukur tingkat loyalitas konsumen terhadap merek-merek yang beredar
di pasaran.
Faktor yang mempengaruhi brandloyalty terdiri dari
1. Faktor internal, dijelaskan Dr. Budi Suharjo, Direktur MARS yang
bertanggung jawab atas survei loyalitas, sangat erat kaitannya -- dengan
perilaku konsumen. Ada konsumen yang memiliki perilaku kebiasaan
dan nilainilai yang dibawa sejak kecil atau yang diajarkan orang tuanya
-- persis mengikuti kata orang tua, sehingga mereka mengonsumsi produk
dan merek seperti orang tuanya tanpa perlawanan. “Faktor heritage
memengaruhi pilihan konsumen,” ujar Budi. Ada pula karakter
konsumen yang tidak suka berpindah-pindah merek, selama produk yang
(16)
lain itu memberikan fitur atau manfaat yang lebih dari merek yang sudah
biasa dikonsumsinya, konsumen tidak peduli.
2. Faktor eksternal menyangkut kondisi yang terjadi di luar produk.
Soal ketersediaan barang atau gerai, umpamanya, bisa menjadi pemicu
ketidakloyalan konsumen. Walaupun seseorang suka, puas, dan selalu
menggunakan sabun Lifebuoy, misalnya, giliran ketika membutuhkan
produk itu dan kebutuhan akan sabun ini tidak bisa ditunda, maka
konsumen dengan mudah akan pindah ke merek lain karena informasi
tentang merek lain dengan mudah diperoleh yang dianggap bisa
memberikan manfaat sama dengan sabun Lifebuoy.
Menurut Budi, jika produk yang beredar sudah sangat banyak dan
merupakan produk kebutuhan sehari-hari yang sudah sangat biasa, konsumen
akan lebih mudah mempertaruhkan loyalitasnya. Sebaliknya, semakin tinggi
risiko yang akan dialami/ditanggung oleh orang yang berpindah ke merek lain dari
merek yang biasa dikonsumsinya, maka orang itu akan semakin loyal pada merek
yang sudah biasa dikonsumsinya. Itulah sebabnya, produk durable goods
cenderung memiliki konsumen yang loyal dibanding produk consumer goods. Loyalitas sering kali juga tergerus nilainya oleh daya beli. Konsumen yang
memiliki daya beli terbatas akan mengonsumsi produk/jasa sesuai dengan daya
belinya, tanpa mempertimbangkan apakah mereka puas atau tidak. Keloyalan
ini, dinyatakan konsultan riset Yessy C. Muy dari Asia Insight sebagai loyalitas tanpa komitmen. Bahwa konsumen itu memang loyal karena terus-menerus
menggunakan produk/jasa tertentu, tapi ia tidak ingin merekomendasikan kepada
(17)
kemungkinannya jika daya beli meningkat, si konsumen akan meninggalkan
produk/jasa itu seketika.
Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat.
Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat
program-program pertanggung jawaban sosial untuk memberikan pengertian dan
pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting menjaga kebersihan.
Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye
membudayakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan,
menyumbang sarana MCK (mandi, cuci, kakus) untuk masyarakat miskin,
menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program “berbagi
sehat” yang pada intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk
menjaga kebersihan.
Pihak Lifebuoy menggelar kampanye pentingnya cuci tangan pakai sabun
sejak tahun 2004. Bersama Koalisi untuk Indonesia Sehat (KUIS) membangun
sarana sanitasi untuk untuk 200 keluarga di daerah Pinggiran Makasar dan
membangun 1.200 unit jamban untuk masyarakat Purbalingga, Jawa Tengah. Bagi
sebagian politisi cuci tangan dan jamban adalah urusan remeh, namun Lifebuoy
terus melanjutkan kampanye cuci tangan pakai sabun pada 2006. Kali ini
ditujukan pada pos pelayanan terpadu (posyandu), sekolah-sekolah dan tempat
umum seperti restoran, stasiun, dan food court. Program ini makin melebar dengan pembangunan sarana sanitasi di sejumlah SD di Purwakarta bersama
Yayasan Nurani Dunia dan di Yogyakarta menggandeng Integrated Health
Promotion Program (IHPP). Selain itu, mereka menggelar acara Gugur Gunung
(18)
Gaya promosi yang mengetuk hati nurani konsumen menjadi warna tersendiri
di antara gebyar hadiah yang ditawarkan perusahaan. Promosi jenis ini penting
untuk variasi, karena kita bisa memilah dan mengukur berapa besar konsumen
yang loyal kepada produk yang memiliki kepedulian sosial atau membeli bukan
karena hadiah semata. Selain itu, menjadi ajang promosi simpatik guna menjaring
konsumen yang mau membeli sekalian beramal. Pola baru promosi simpatik yang
mengundang konsumen untuk terlibat dalam program kepedulian kini mulai
diminati produsen. Promosi itu menjadi sarana edukasi dan kehumasan (public relations/PR) yang ampuh untuk merebut simpatik publik, karena selain berusaha menggaet pembeli, sekaligus menanamkan citra perusahaan yang peduli terhadap
problema sosial. Program Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS) sebenarnya bukan hanya
kampanye produk, namun membawa nama baik Unilever, sebuah edukasi yang
terintegrasi mulai dari iklan anak kerja bakti, kampanye cuci tangan dengan
sabun, hingga Lifebuoy Health Camp.
2009).
Kegiatan corporate social responsibility merupakan salah satu alternatif yang inovatif dan sulit ditiru oleh kompetitor dalam membina hubungn baik dengan
konsumen (consumer relationship). Setiap perusahaan mempunyai strategi sendiri-sendiri dalam penerapan program corporate social responsibility. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporate social responsibility mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan membawa efek yang
positif bagi masyarakat. Namun perilaku pembelian konsumen akan berpengaruh
atau tidak oleh program-program corporate social responsibility. Kegiatan
(19)
dalam bauran pemasaran (khususnya bauran promosi) seperti yang telah
disebutkan dalam bagian latar belakang dalam penelitian ini. Akan tetapi
perusahaan perlu mengetahui apakah program corporate social responsibility
yang telah mereka lakukan membawa dampak yang signifikan terhadap perilaku
konsumen terutama loyalitas merek atau tidak. Oleh karena dasar itulah penulis
bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon konsumen terhadap kegiatan
corporate social responsibility yang dilakukan Lifebuoy dan apakah kegiatan
corporate social responsibility yang dilakukan Lifebuoy ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen dengan melakukan penelitian
yang berjudul PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG
PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITI (CSR)
TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI LIFEBUOY. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa Akademi Kebidanan
(AKBID) dan Keperawatan (AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat. Penulis
memilih mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat adalah karena mahasiswa
Akbid dan Akper PAL sebahagian besar mahasiswa universitas tersebut
menggunakan sabun mandi Lifebuoy. Mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat
mereka mempelajari tentang kesehatan lebih mendalam dan mereka dituntut untuk
menjadi orang-orang yang perduli terhadap segala bentuk kegiatan kepedulian
terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui respon
mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat berupa persepsi mereka tentang program
(20)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini maka perumusan
masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy?”
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara
logis diterangkan, dikembangkan, dan dikolaborasikan dari perumusan masalah
yang telah diidentifikasikan melalui proses wawancara, observasi, dan survey
literatur. Hubungan antara survey literatur dan kerangka konseptual adalah survey
literatur meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka konseptual
(Kuncoro, 2003:44)
Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek
adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan
dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga
menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh
situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
Kerangka konseptual ini mengemukakan tentang variabel yang akan diteliti
yaitu variabel persepsi konsumen yang merupakan variabel bebas dan perilaku
(21)
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan uraian tersebut, maka
dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut, yaitu:
Persepsi Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility(X)
Brand Loyalty (Y) Sumber: Setiadi (2003:3), Durianto (2001:128), diolah oleh penulis
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara persepsi konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh persepsi konsumen dalam penerapan program CSR yang dilakukan Lifebuoy terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari dilakukannya penelitian ini
antara lain:
a. Bagi Perusahaan, sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin
mengetahui apakah penerapan program CSR mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
(22)
b. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa terutama mengenai CSR.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tambahan
untuk penelitian lebih lanjut tentang penerapan CSR.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan
dalam. Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua
masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan, variabel apa saja yang akan
diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain.
Penelitian ini hanya dibatasi mengenai persepsi konsumen pada program CSR
yang telah dilakukan oleh Lifebuoy dan pengaruhnya terhadap brand loyalty
sabun mandi Lifebuoy.
2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Peneliti memberikan 5 alternatif jawaban
kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis
(23)
Tabel 1.3
Instrumen Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
3. Definisi Operasional
Pada penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu variabel bebas (independen variable) dan variabel terikat (dependent variable). Defenisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006:33). Pada penelitian ini
variabel bebasnya adalah persepsi konsumen dalam penerapan program
corporate social responsibility (X)
Persepsi pada penerapan program corporate social responsibility adalah gambaran dan penilaian konsumen terhadap penerapan program CSR. Persepsi pada penerapan program CSR terdiri dari: Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi, tujuan dan kesesuaian (fit) program CSR yang dilakukan oleh Lifebuoy, perasaan (senang atau tidak senang) konsumen pada penerapan program CSR yang dilakukan Lifebuoy.
(24)
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Dalam
penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah brand loyalty
(Y) terhadap sabun mandi Lifebuoy setelah perusahaan menerapkan
kegiatan CSR.
Indikator-indikator variabel bebas tersebut tersusun berdasarkan
pertanyaan yang masing-masing item diberi range skor dalam skala Likert.
Menurut Ridwan (2003:12) skala Likert digunakan untuk mngukur
persepsi, pendapat, dan sikap seseorang atau kelompok tentang kejadian
atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuisioner disusun dengan
(25)
Tabel 1.4
Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Persepsi Konsumen (X)
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas
suatu informasi terhadap stimulus. Pemberian makna ini dapat berjajar dari ekstrem positif hingga ekstrem negatif. a. Kognitif (Kepercayaa) b. Afektif (Perasaan) c. Konatif (tindakan) Likert Brand Loyalty (Y)
Brand loyalty yaitu
komitmen yang dipegang teguh untuk
membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan
pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
a. Faktor tingkat harga (price premium) b.Faktor Keyakinan
pilihan produk
c.Faktor menyukai merek (liking the brand) d.Faktor kebiasaan
(habitual buying) e.Word of mouth
Likert
Sumber: Setiadi (2003:3), Durianto (2001:128), diolah
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari dan direncakan sampai dengan
Juni 2009. Lokasi penelitian adalah Kampus Akademi Kebidanan (AKBID) dan
Keperawatan (AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat Jl. Mayjen. R.
(26)
5. Populasi dan Sample a. Populasi
Menurut Iqbal Hasan (2002:58) populasi adalah totalitas dari semua objek
atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti. sasaran.
Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa Akademi
Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat (PAL) yang masih aktif.
Adapun jumlah Mahasiswa Akademi Kebidanan dan Keperawatan PAL Stabat
saat ini adalah sebanyak 628 orang,
Tabel 1.5 Jumlah Mahasiswa Akbid dan Akper PAL
Tingkat I-III dan Jalur Khusus Tahun 2009
Tingkatan
Akademi
Kebidanan Keperawatan
I 256 38
II 132 38
III 109 41
Jalur
Khusus 44 -
Jumlah 541 117
Total 658
Sumber: Bagian Kemahasiswaan Akbid dan Akper PAL
b. Sampel
Menurut Hasan (2002:58) sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.
Penlitian ini menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan
(27)
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa Akademi Kebidanan (AKBID) dan Akademi Keperawatan
(AKPER) Putra Abadi Langkat (PAL) Stabat.
b. Mereka (mahasiswa) mengetahui tentang penerapan program CSR dari Lifebuoy.
c. Mereka yang telah membeli sabun mandi Lifebuoy sebanyak 3 kali
dalam 3 bulan terakhir.
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) yaitu:
2 1 Ne N n + = 2 ) 1 , 0 ( 628 1 628 + = n = n 86
Dimana n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran
Tabel 1.6 Sample Frame Tingkatan
Akademi
Kebidanan Keperawatan
I 7 8
II 7 8
III 7 8
Jalur Khusus 41 -
Jumlah 62 24
(28)
6. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan bersumber dari:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber
yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran
kuisioner kepada mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) dan
Keperawatan (Akper) PAL Stabat.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari
pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
literatur dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain internet dan
majalah. Bentuk data yang diambil untuk penelitian ini adalah berupa data
jumlah mahasiswa Akbid dan Akper PAL Stabat, data perusahaan
Unilever dalam penerapan program CSR yang didapat melaui Internet,
data yang diambil melalui majalah berupa Brand Indeks serta teori mengenai program CSR.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Angket (kuisioner)
Teknik yang menggunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara
(29)
pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan
respon atas nama daftar pertanyaan tersebut.
b. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung
dengan responden secara sistmatis sesuai dengan tujuan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen
atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah
semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan
yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam
kondisi yang baik pula. Oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian
dilakukan, alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu. Tidak lain dan
tidak bukan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable. a) Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2006:123) pengujian validitas dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
(1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
(2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dalam Situmorang (2008:40) Pengujian dilakukan
(30)
dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan
kriteria sebagai berikut: pertanyaan dinyatakan reliable jika memberikan nilai CronbanchAlpha > 0,60.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang
dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga
akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah
yang sedang diteliti.
b. Uji Klasik
Uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas
dan uji multikolinieritas:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi nomal, yakni distribusi
data dengan bentuk loncenga dan distribusi data tersebut tidak melenceng
ke kiri atau melenceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas
nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(31)
2. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan Uji ini pada perinsipnya adalah ingin menguji apakah
sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup
tersebut. Artinya jika varians variabel independen adalah konstan (sama)
untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas.
Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser
dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan
5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas, (Situmorang, 2008:63).
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau
pasti antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model
regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat
dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance Inflation Factor
(VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena
(32)
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya, (Situmorang, 2008:52).
c. Analisis Regresi Sederhana
1. Uji-t (Uji secara parsial)
Dilakukan untuk variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen apakah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu
brand loyaty secara parsial. Kriteria penelitian adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen terhadap
variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty. 0 :
0 bi≠ H
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X) yaitu persepsi konsumen apakah mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand loyalty
(sugiyono, 2006:121).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung <ttabel padaα=5%
H0 diterima jika thitung >ttabel padaα =5%>
2. Analisis Regresi Sederhana
Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). untuk
memperoleh hasil yang lebih terarah, maka penelitian menggunakan
(33)
Y = a + bX + e
Dimana:
Y = brand loyalty terhadap sabun mandi Lifebuoy
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social
responsibility.
e = standard error
3. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar
antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu),
(
0≤R2 ≤1)
. Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat, dan bila R2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya
(34)
BAB II
URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu
1. Albert Kristian Hutauruk (2008) judul skripsi, “Pengaruh Sikap
Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU.
Penelitian ini menguji respon konsumen pada corporate social responsibility oleh perusahaan pembuat sabun mandi Lifebuoy dan pengaruhnya terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. Beberapa kesimpulan yang didapat dari penelitian terdahulu adalah:
a. Hasil Uji-t sebagai pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel
sikap konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi USU.
b. Hasil pengujian koefisien determinan (R2) diperoleh nilai R sebesar 0,663.
hal ini menunjukkan tingkat korelasi antar variabel sikap konsumen
tentang penerapan program corporate social responsibility dan variabel
brand rotalty sabun mandi Lifebuoy adalah substansial (kuat). Dari hasil pengujian diperoleh juga nilai R square (R2) sebesar 0,440. Hal ini berarti
bahwa 44% variabel terikat brand loyalty dipengaruhi variabel bebas yaitu sikap konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility. Pengaruh ini cukup signifikan mengingat sabun mandi adalah produk kebutuhan sehari-hari dimana biasanya loyalitas konsumen
(35)
terhadap merek tertentu sangat rendah. Sisanya sebesar 56% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Lamtiar Situmeang (2006) judul skripsi “Pengaruh Sikap Konsumen pada
Penerapan CSR terhadap Brand Loyalty Operator Selular Indosat”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara
sikap konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility
dan brand loyalty terdapat hubungan yang substansial (kuat).
B. Kajian Teori
1. Tinjauan Mengenai Pemasaran
Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang saat ini, baik yang
menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah penting karena
merupakan salah satu faktor kunci penentu keberhasilan bisnis. Pemasaran
merupakan sebuah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir
dengan kebutuhan konsumen.
Kotler (2002:9) mendefenisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran
saat ini tidak hanya terfokus pada kegiatan jual-beli barang atau jasa, tetapi juga
penciptaan nilai bagi pelanggannya. Nilai-nilai inilah yang akan menciptakan
(36)
Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa
faktor, diantaranya nilai-nilai dan visi manajemen, lingkungan internal, dan
lingkungan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep pemasaran, antara lain
sebagai berikut (Tjiptono, 2005:3):
a. Kosep Produksi
Konsep ini berorientasi pada proses produksi/operasi. Asumsi yang
diyakini adalah konsumen hanya akan membeli produk-produk yang
murah dan mudah diperoleh. Kegiatan organisasi harus difokuskan pada
efisiensi biaya dan ketersediaan produk agar perusahaan dapat
memperoleh keuntungan.
b. Konsep Produk
Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih
menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur, atau
penampilan superior.
c. Konsep Penjualan
Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar
beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat
meningkat.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan, dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu
(37)
e. Konsep Pemasran Sosial
Pemasar beranggapan bahwa konsumen hanya bersedia membeli
produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginannya serta
berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan konsumen.
Tabel 2.1
Perbandingan Lima Konsep Pemasaran
KONSEP FOKUS
Produksi
Penekanan biaya produksi dan peningkatan ketersediaan
produk
Produk Inovasi produk
Penjualan Peningkatan penjualan
Pemasaran Kepuasan Pelanggan
Pemasaran Sosial Kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat
Sumber: Tjiptono, (2005:5)
2. Tinjauan Mengenai Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut Mowen dan Minor (2002:6) adalah studi tentang
unit pembelian (buying habits) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sedangkan
Engel, Blackwell dan Miniard (2001:3), mendefenisikan perilaku konsumen
sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini.
Perilaku pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
(38)
adalah model rangsangan-rangsangan yang diperlihatkan dalam Gambar 2.1.
Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli.
Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan
pembelian tertentu.
Model Perilaku Pembelian
Rangsangan Rangsangan Karakteristik Proses Tanggapan
Pemasaran Lain Pembelian Keputusan Pembelian
Pembelian
Produk Ekonomi Budaya Pengenalan
Masalah
Pilihan produk
Harga Teknologi Sosial Pencarian
Informasi
Pilihan merek
Tempat Politik Pribadi Evaluasi
Keputusan
Pilihan penyalur
Promosi Budaya Psikologis Perilaku
pasca pembelian
Waktu pembelian
Jumlah
pembelian Sumber: Kotler (2002:183)
Gambar 2.1 Model Perilaku Pembelian
Menurut Kotler (2002:183), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku
pembelian adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologis. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku
(39)
3. Tinjauan Mengenai Persepsi
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses
oleh otak. Dalam The Contemporary – English – Indonesia Dictionary, Salim (2002:184), mengartikan kata “perception” sebagai, 1. perasaan, 2. daya tangkap. Leavitt (1978: 27), menyebutkan persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas
ialah pandangan atau pengartian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sedangkan Atkinson dkk, (1979: 275) mengartikan persepsi
adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi kedalam persepsi
objek, dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan persepsi itu untuk mengenali
dunia.
Philliph Kotler mendefenisikan persepsi sebagai “proses dengan mana
individu memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan (inputs) informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia” (Kotler
(40)
Kenyataan
Proses persepsi orang: Mengorganisasi dan Menafsirkan
Hasil Dalam
Organisasi Pekerjaan
Faktor-faktor
Yang
Stimulus mempengaruhi Perilaku
(ump. Sistem •persepsi:
imbalan •Meniru Tanggapan
organisasi, Pengamatan •memilih-milih Evaluasi
gaya persuasi
yang dipakai Stimulus •Gambaran dan supervisor, arus diri sendiri penafsiran
Pekerjaan •Situasi Sikap
•Kebutuhan yang
•Emosi Terbentuk
Sumber: Kreich dan Crutchfield (2000: 235) Gambar 2.3 Proses Persepsi
Kreich dan Crutchfield (2000:235) menyebutkan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lau dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita
sebut sebagai faktor-faktro personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau
bentuk stimuli, tetapi karakteristik arang yang memberikan respons pada stimuli
itu. Sedangkan faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan
efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Menurut Teori Geslat, bila kita mempersepsikan sesuatu, kita
mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan, kita tidak melihat
bagian-bagiannya lalu menghimpunnya. Untuk keperluan penelitian ini maka persepsi
(41)
Akademi Kebidanan dan Keperawatan Putra Abadi Langkat tentang pelaksanaan
Corporate Social Responsibility.
4. Tinjauan Mengenai Brand (Merek)
Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengindentifikasi produk atau
jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Menurut pendapat Kartajaya (2005:182), merek tak sekedar nama. Bukan juga
sebuah logo atau simbol. Merek adalah payung yang menginterpretasikan produk
atau layanan. Merek merupakan cerminan value yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa
merek disamping menjadi indetitas produk yang membedakan dengan produk
pesaing tetapi juga memberikan manfaat baik bagi pembeli, penjual maupun bagi
masyarakat.
A. Brand Equity (ekuitas merek)
Ekuitas merek adalah nilai dari suatu merek menurut sejauh mana merek
itu mempunyai loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang
diterima, asosiasi merek yang kuat, serta aset lain seperti paten, merek dagang
dan hubungan saluran (Kotler, 2002:357).
Menurut Aeker (2001:22), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai
yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para
(42)
B. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain terutama jika
pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik melalui harga maupun
atribut lain. (Durianto, 2001: 126).
Oliver dalam Tjiptono (2005: 387) mengemukakan bahwa loyalitas merek
adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau
berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa
mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara
berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi
menyebabkan perilaku beralih merek.
Menurut Assael (1992: 28), istilah loyalitas lebih mengimplementasikan
sebuah komitmen daripada sekedar pembelian berulang. Fakta menunjukkan
bahwa dengan sikap dan perilaku akan menghasilkan suatu gambaran loyalitas
merek yang diterima. Namun demikian terdapat beberapa karakteristik umum
yang bisa diidentifikasikan apakah seorang konsumen mendekati loyal atau
tidak. Selanjutnya dikemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan
konsumen loyal yaitu sebagai berikut:
1. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung percaya diri terhadap
pilihannya.
2. Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan resiko yang lebih
(43)
3. Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal
terhadap tempat produksi barang atau jasa.
4. Kelompok yang minoritas cenderung untuk loyal terhadap merek.
C. Tingkat Loyalitas Merek
Menurut Durianto (2001: 28) tingkatan loyalitas merek mulai dari yang
terendah sampai yang tertinggi adalah sebagai berikut:
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pembelian yang berada pada tingkatan loyalitas ini dikatakan sebagai
pembeli yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi
frekuensi pembeli untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek
ke merek-merek yang lain mengindikasikan pembeli tersebut sebagai
pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek
tersebut.
2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan
sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya
atau setidaknya pembeli tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek produk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
pembeli selama ini.
3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas jika
pembeli mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin
(44)
menganggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan
waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan pembeli
beralih merek.
4. Liking the Brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli
yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini
dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka
pembeli ini bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol
rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang
dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
5. Commitmen Buyer (pembeli yang berkomitmen)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pembeli yang setia. Pembeli
memiliki sesuatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek atau
bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi pembeli tersebut,
dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai ekspresi mengenai
siapa sebenarnya pembeli tersebut. Pada tingkatan ini, salah satu
aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak
(45)
5. Tinjauan Mengenai Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
masyarakat luas dan lingkungan.
Usaha sosial perusahaan atau performa sosial perusahaan telah dikonsepkan
lebih luas sebagai tugas manajerial untuk mengambil tindakan untuk melindungi
dan mengembangkan kesejahteraan sosial dan sekaligus mendapatkan keuntungan
bagi perusahaan.
Kegiatan Corporate Social Responsibility ini pada dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus sebagai sarana
untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.
Pengertian corporate social responsibility (CSR) menurut Bank Dunia (Swa, Desember 2005) adalah:
“CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and the society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development. ”
Corporate social responsibility adalah janji bisnis untuk menyumbang pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan
perwakilan mereka, untuk komunitas lokal dan masyarakat luasuntuk
meningkatkan kualitas kehidupan, yang saling menguntungkan untuk bisnis dan
pembangunan.
Pengertian corporate social responsibility versi Uni Eropa (Swa, Desember 2005) adalah “corporate social responsibility is a concept whereby companies
(46)
integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis. ”
Corporate social responsibility adalah sebuah konsep dimana perusahaan memberikan perhatian terhadap masyarakat dan lingkungan secara terintegrasi
dalam operasi bisnisnya dan di dalam interaksi mereka dengan stakeholders yang sifatnya sukarela.
Sen dan Bhattachrya (2001:112) mengidentifikasi ada enam hal pokok yang
termasuk dalam corporate social responsibility ini yaitu:
a. Community support, antara lain dukungan pada program-program pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagainya.
b. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik (cacat), atau ke dalam
ras-ras tertentu.
c. Employee Support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja, intensif, dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.
d. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan
dan lain-lain.
e. Non-U.S operations, perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapatkan kesempatan
bekerja antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad operations).
f. Product, perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan
(47)
produk secara kontinyu dan menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang
(recycled).
Perusahaan bisa menerapkan salah satu atau seluruh bentuk corporate social
responsibility yang tersebut di atas. Persaingan yang ketat membuat perusahaan
berharap bahwa kegiatan corporate social responsibility ini akan membantu
perusahaan untuk memberikan nilai lebih bagi pelanggan dan meningkatkan
loyalitas mereka pada produk-produk perusahaan. Agar kegiatan corporate social
responsibility ini benar-benar efektif, perusahaan harus mengidentifikasi
kebutuhan dan pemahaman masyarakat tentang kegiatan corporate social
responsibility dan juga memperkirakan dengan cermat sumber daya yang
dibutuhkan untuk program ini.
Menurut Harris dan Klepper dalam Moir (2001:92), alasan-alasan utama
perusahaan dalam menjalankan aktivitas CSR adalah:
1. Corporate citizenship, menjalankan peran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat.
2. Melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan, dimana dengan
lingkungan yang baik, perusahaan akan dapat menjalankan bisnis dengan
lebih baik.
3. Memberikan penghargaan kepada karyawan sehingga perusahaan akan
mendapatkan beberapa keuntungan seperti loyalitas karyawan.
4. Public relations, mewujudkan nilai-nilai hubungan dengan masyarakat. 5. Pluralisme, memberikan jaminan agar masyarakat luas tetap dapat
(48)
6. Komitmen dari manajer dan staf senior untuk ikut terlibat dalam
masalah-masalah dalam masyarakat.
Pada Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa konsep CSR dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu, input dari perusahaan, respon internal dan respon eksternal dari
konsumen, yang memberikan keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan,
konsumen sendiri dan masyarakat secara luas.
Dalam konsep ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
respon konsumen terhadap kegiatan CSR, yaitu perusahaan sendiri yang berupa strategi, industri dan reputasi perusahaan; konsumen yang berupa dukungan dan
sikap secara keseluruhan; serta kegiatan CSR sendiri yang terdiri dari
distinctiveness (perbedaan), konsistensi, reputasi CSR dan kesesuaian program. Sen (2001) memaparkan konsep Corporate Social Responsibility ini dalam Gambar 2.4:
(49)
Input Outcomes Internal Outcomes Eksternal
Sumber: Sen and Bhattacharya, 2001 Gambar 2.4. CSR Framework
CSR Activity Type:
Community Support Diversity Employee Support Environment Non-US Operations Product Investment: Money/Goods Time Personnel Expertise Company: Awareness Attributions Attitude Attachment Consumer: CSR Support Overall Attitudes Company: Marketing Strategy Industry Reputation Size/Demographics CSR: Distinctiveness Coherence Reputation (cause) Fit Consumer:
Well-being
Issue/Cause: Awareness Attitude Company: Purchase Price Premium Loyalty Price Premium Loyalty Resilience Consumer: Behavior Modification Issue/Cause: Support Time, Money
(50)
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No.34.
Nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia dengan akta No. 171
yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980. Nama
perusahaan diubah lagi menjadi PT Unilever Indonesia Tbk dengan akta no. 92
yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.
C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
PT Unilever Tbk bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
(51)
Axe memberi pria Indonesia keunggulan tersendiri dalam mendapatkan pasangan kencan B. Perkembangan Perusahaan
1. Misi Unilever
Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Unilever memenuhi
kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan
produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Prinsip bisnis Unilever menjabarkan standar operasional yang harus
dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang
mendukung pendekatan Unilever terhadap tata kelola dan tanggung jawab
perusahaan.
Keinginan untuk mendapatkan vitalitas, kesehatan dan gizi merupakan
prioritas Unilever dan Unilever akan terus bekerja keras untuk
mengembangkan produk baru yang memungkinkan pengkonsumsian makanan
sehat menjadi nikmat, menyegarkan dan terjangkau untuk setiap orang di
manapun juga.
2. Produk-Produk Unilever
a. Kategori Perawatan Pribadi
Clear secara Aktif memberikan jalan keluar terbaik dari ketombe dan masalah-masalah kulit kepala lain Pond’s memahami bahwa wanita selalu merasa berkepentingan dengan kulit yang indah. Lux, mendorong kaum perempuan untuk berani menggali potensi kecantikan dalam dirinya.
(52)
b. Kategori Makanan Sunsilk mendorong remaja untuk mandiri dan menyadari potensi mereka. Rexona, tidak akan pernah membuat para pria dan wanita Indonesia takut lagi terhadap keringat di bawah ketiak Citra memberikan wanita kecantikan alami secara keseluruhan Bango, benar-benar kecap Lifebuoy berbagi sehat – Menularkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun kepada anak-anak sekolah Pepsoden membebaskan anak dari gigi berlubang melalui program edukasi perawatan dan kesehatan gigi. Hangatnya kebersamaan bersama Sariwangi. Memberdayakan wanita Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga Blue band satukan hati bersama anak-anak.
(53)
c. Kategori Perawatan Rumah
Semua data mengenai produk-produk diperoleh melalui situs
C. Tinjauan Mengenai Lifebuoy
Lifebuoy adalah salah satu merek tertua, suatu merek yang benar-benar
mendunia sebelum istilah merek global diciptakan. Sabun Disinfektan Royal
Lifebuoy diluncurkan pada tahun 1894 sebagai suatu produk baru yang terjangkau
di Inggris, untuk mendukung orang mendapatkan kebersihan diri yang lebih baik.
Segera setelah diluncurkan, sabun Lifebuoy berkelana ke seluruh dunia,
menjangkau negara-negara seperti India, suatu negara tempat sabun ini masih
merupakan merek terkemuka di pasar. Rinso memberikan hasil cuci yang paling bersih dan pengalaman berpakaian yang terbaik. Wall’s membawa keceriaan dan kegembiraan dalam kebersamaan. Taro adalah salah satu merek makanan ringan unggulan di Indonesia. Sunlight merupakan pembersih ampuh yang membuat peralatan rumah tangga menjadi lebih mudah dibersihkan.
(54)
Lifebuoy selalu merajai bidang kesehatan melalui kebersihan selama 110
tahun lebih dalam sejarahnya. Hal yang utama bagi lifebuoy adalah Janji
perlindungan dan komitmennya untuk mendukung kehidupan melalui
perlindungan yang lebih baik – Lifebuoy, suatu jaminan perlindungan jika anda
merasa terancam. Sebagai contoh, kampanye yang dilakukan pada tahun 1930-an
di AS diberi judul “Mencuci tangan membantu menjaga kesehatan”, mendorong
penggunaan sabun Lifebuoy untuk membunuh kuman di tangan yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Kampanye yang sama terus berlanjut
hingga saat ini, dengan program pendidikan kebersihan Lifebuoy yang terus
berlangsung di negara-negara termasuk India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka,
Indonesia dan Vietnam.
Lifebuoy selalu memainkan peran di masa-masa krisis, membantu mencegah
penyebaran kuman dan penyakit:
1. Selama Serangan kilat ke London pada tahun 1940, sabun Lifebuoy
memberikan fasilitas mencuci darurat gratis bagi penduduk kota London.
Mobil gerbong Lifebuoy dilengkapi dengan alat pancuran air hangat,
sabun dan handuk.
2. Setelah terjadinya tsunami di Asia pada tahun 2004, sabun batangan
Lifebuoy merupakan elemen kunci dalam paket lepas yang dibagi-bagikan
di wilayah India Selatan, Sri Lanka dan Indonesia untuk membantu
mencegah penyebaran penyakit infeksi yang mewabah setelah terjadinya
bencana tersebut.
3. Pada tahun 2005 lebih dari 200.000 sabun batangan Lifebuoy
(55)
untuk membantu operasi penanggulangan akibat gempa bumi di India
Utara dan Pakistan.
Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy di Indonesia antara
lain, kampanye membudayakan mecuci tangan dengan sabun, kampanye
kebersihan lingkungan, menyumbang sarana MCK untuk masyarakat miskin,
menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program ”berbagi
sehat” yang intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk
menjaga kebersihan.
Sabun batangan klasik Lifebuoy sejak tahun 2000 telah mengalami
perubahan besar untuk menjamin agar sabun tersebut memberikan perlindungan
kebersihan yang lebih jauh lagi dan pengalaman mencuci yang menyehatkan dan
semakin menyenangkan bagi miliaran konsumennya:
1. Bentuk batu bata merah keras klasik sabun Lifebuoy telah digantikan
dengan bentuk Lifebuoy signature yang baru. Bentuk yang baru membuat
sabun itu mudah digenggam dan digunakan.
2. Tim Lifebuoy telah mengembangkan suatu formula baru yang
memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap kuman dan
menimbulkan busa yang kaya pada kulit.
3. Aroma Lifebuoy yang khas seperti obat dan karbol telah digantikan
dengan wewangian kesehatan yang lebih menyenangkan dan modern.
4. Lifebuoy telah menjadi lebih dari sekedar sabun batangan berwarna merah
– saat ini merek ini memberikan solusi kebersihan dan kesehatan bagi
keluarga, termasuk rangkaian sabun batangan, cairan pencuci tangan dan
(56)
keprihatinan utama pada kebersihan dan kesehatan kulit di kalangan
remaja ABG dan para pemuda: kulit berminyak dan berjerawat. Lifebuoy
Clear Skin adalah sabun batangan yang diformulasikan dengan
menggunakan teknologi baru radikal yang sudah terbukti secara klinis
mengurangi jerawat yang parah hingga 70% dalam waktu 6 minggu.
Dengan pemakaian teratur, dua kali sehari terbukti dapat mencegah dan
mengurangi timbulnya kembali jerawat.
Berikut adalah produk-produk dari Lifebuoy:
1. Lifebuoy Bar Soap
2. Lifebuoy Clear Skin
3. Lifebuoy Daily Care
4. Lifebuoy Anti Dandruff
5. Actifresh Bodywash
6. Naturepure Bodywash
(57)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kriteria dari validitas yaitu bila koefisien korelasi masing-masing pertanyaan
dengan nilai r tabel atau lebih besar dari nilai r tabel maka butir instrumen
dinyatakan valid (nilai r tabel dengan responden 30 orang adalah 0,361)
1. Uji Validitas 1
Tabel 4.1
Item-Total Statistik
No Butir
Pertanyaan
Nilai r tabel Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Butir1 0,361 0,427 Valid
2 Butir2 0,361 0,645 Valid
3 Butir3 0,361 0,621 Valid
4 Butir4 0,361 0,679 Valid
5 Butir5 0,361 0,592 Valid
6 Butir6 0,361 0,492 Valid
7 Butir7 0,361 0,682 Valid
8 Butir8 0,361 0,467 Valid
9 Butir9 0,361 0,720 Valid
10 Butir10 0,361 0,640 Valid
11 Butir11 0,361 0,595 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 13 (2009)
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi dari 11 butir pertanyaan yang
ada, 4 untuk butir pertanyaan variabel X dan 7 untuk variabel Y. Dimana semua
butir pertanyaan dinyatakan valid dengan skor total > 0,361. Butir pertanyaan
yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 9 dengan koefisien korelasi 0,720
dan butir yang mempunyai validitas paling rendah adalah butir 1 dengan koefisien
(1)
III.
Pertanyaan Mengenai Variabel
a.
Variabel Persepsi Konsumen
No
Pertanyaan
Sangat
Setuju
Setuju Netral
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1.
Menurut saya program CSR
yang diterapkan Lifebuoy ini
murni bertujuan baik.
2.
Menurut saya program
CSR
ini
sesuai dengan citra sabun
mandi Lifebuoy sebagai sabun
Kesehatan
3.
Saya merasa senang dengan
adanya program
CSR
dari
Lifebuoy.
4.
Saya menyukai program
CSR
dari Lifebuoy karena
memberikan kontribusi yang
positif bagi masyarakat.
b.
Variabel Brand Loyalty
No
Pertanyaan
Sangat
Setuju
Setuju Netral
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak Setuju
1.
Saya tetap membeli sabun
mandi Lifebuoy yang
menerapkan program
CSR
walaupun terdapat produk lain
yang lebih murah
2.
Saya tetap membeli sabun
mandi Lifebuoy yang
menerapkan program
CSR
walaupun terdapat produk lain
yang menyerupai
3.
Saya menyukai sabun mandi
Lifebuoy karena kualitasnya
yang baik.
4.
Saya menyukai sabun mandi
Lifebuoy karena citra baik oleh
karena penerapan program
CSR
5.
Saya akan mendukung program
CSR
yang diterapkan Lifebuoy.
6.
Saya telah terbiasa membeli
sabun mandi Lifebuoy.
7.
Saya merekomendasikan orang
lain untuk menggunakan sabun
(2)
UJI VALIDITAS
No
Persepsi
Konsumen Brand Loyalty
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 7 3 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 8 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 9 5 4 4 3 3 2 4 5 4 3 3 10 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 11 3 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 13 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 14 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 15 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 16 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 17 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 3 18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 20 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 21 4 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 22 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 23 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 24 4 4 2 2 4 5 4 4 3 2 2 25 4 3 2 4 3 4 3 4 4 5 5 26 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 27 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 28 5 3 2 3 5 4 3 4 3 2 2 29 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 30 4 4 4 3 5 4 3 2 2 3 4
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 34.9
Excluded
(a) 56 65.1
Total 86 100.0
(3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.879 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
butir1 3.77 .935 30
butir2 3.90 .712 30
butir3 3.67 1.093 30
butir4 3.60 .814 30
butir5 3.97 .809 30
butir6 3.67 .994 30
butir7 3.63 .718 30
butir8 3.83 .834 30
butir9 3.60 .894 30
butir10 3.60 .894 30
butir11 3.67 .884 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
butir1 37.13 36.395 .427 .879
butir2 37.00 36.069 .645 .866
butir3 37.23 33.082 .621 .867
butir4 37.30 34.907 .679 .862
butir5 36.93 35.720 .592 .868
butir6 37.23 35.289 .492 .875
butir7 37.27 35.720 .682 .864
butir8 37.07 36.685 .467 .875
butir9 37.30 33.803 .720 .859
butir10 37.30 34.562 .640 .864
butir11 37.23 35.082 .595 .867
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(4)
No
Persepsi
Konsumen Ttl
X Brand Loyalty
Ttl Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 3 4 4 3 14 4 4 3 3 3 3 4 24 2 4 4 4 4 16 4 4 4 3 3 4 3 25 3 4 4 3 3 14 4 5 3 4 4 5 3 28 4 4 5 4 4 17 5 5 4 3 4 4 4 29 5 3 5 3 4 15 4 4 4 4 4 4 4 28 6 4 5 5 4 18 5 4 4 5 4 4 4 30 7 3 4 5 5 17 4 4 5 3 4 4 4 28 8 2 3 3 3 11 2 2 3 3 2 3 2 17 9 5 4 4 3 16 3 2 4 5 4 3 3 24 10 3 4 4 3 14 4 3 4 4 5 4 4 28 11 3 5 5 5 18 4 3 5 4 5 4 5 30 12 5 5 5 5 20 5 5 4 5 5 5 5 34 13 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 3 3 25 14 4 4 5 4 17 5 4 4 4 4 4 4 29 15 4 2 2 3 11 3 2 2 3 3 3 3 19 16 4 4 2 3 13 3 4 4 4 3 4 4 26 17 4 4 4 3 15 4 4 3 5 4 3 3 26 18 5 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 4 28 19 4 3 4 4 15 3 2 3 4 3 3 3 21 20 2 4 2 3 11 4 4 3 4 4 3 4 26 21 4 3 4 5 16 4 3 4 5 4 3 4 27 22 5 4 5 4 18 5 5 4 5 4 4 4 31 23 4 4 5 4 17 4 4 4 4 3 5 5 29 24 4 4 2 2 12 4 5 4 4 3 2 2 24 25 4 3 2 4 13 3 4 3 4 4 5 5 28 26 4 4 4 4 16 5 4 4 4 4 5 5 31 27 4 4 4 3 15 3 2 4 4 4 3 3 23 28 5 3 2 3 13 5 4 3 4 3 2 2 23 29 1 3 2 2 8 3 2 2 2 1 2 3 15 30 4 4 4 3 15 5 4 3 2 2 3 4 23 31 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 2 3 23 32 4 3 4 3 14 4 5 4 4 4 4 4 29 33 2 2 2 4 10 4 4 3 4 4 4 3 26 34 4 5 4 5 18 4 4 4 4 5 4 4 29 35 2 3 2 2 9 3 2 3 3 3 3 3 20 36 5 5 5 3 18 4 4 3 3 4 3 4 25 37 2 3 3 3 11 2 3 3 3 2 3 3 19 38 5 4 4 3 16 3 4 4 5 4 5 5 30 39 4 3 4 3 14 4 3 4 5 4 3 5 28 40 4 5 4 4 17 5 4 4 5 4 5 5 32 41 4 3 3 4 14 3 3 4 3 4 4 4 25 42 3 3 3 3 12 3 4 3 4 3 3 4 24 43 5 4 5 4 18 4 4 4 4 3 4 4 27 44 4 3 4 4 15 3 4 4 3 4 3 3 24 45 3 5 5 5 18 4 4 3 3 4 3 4 25 46 4 3 5 4 16 3 3 4 5 3 4 4 26
(5)
47 3 4 4 4 15 4 4 3 3 4 4 4 26 48 3 4 4 5 16 5 4 3 4 4 3 4 27 49 4 4 4 4 16 4 3 3 4 5 5 5 29 50 5 5 5 4 19 5 4 4 4 5 5 4 31 51 4 3 3 4 14 4 3 3 2 3 4 4 23 52 4 5 5 5 19 5 4 5 4 4 4 5 31 53 3 3 4 3 13 3 4 3 3 4 4 3 24 54 4 5 5 4 18 3 4 4 4 3 3 4 25 55 2 4 4 1 11 4 4 4 4 4 4 4 28 56 5 4 4 3 16 2 3 3 4 3 4 3 22 57 5 4 4 1 14 4 3 3 2 3 4 3 22 58 3 4 3 2 12 2 3 4 3 3 3 3 21 59 4 4 4 4 16 4 4 3 4 4 3 4 26 60 3 4 4 3 14 3 3 2 4 3 3 3 21 61 5 5 4 4 18 4 3 4 5 5 4 4 29 62 2 5 4 3 14 3 4 4 4 4 3 4 26 63 4 2 3 4 13 4 3 3 2 3 4 3 22 64 4 4 5 4 17 3 2 3 2 4 4 3 21 65 3 5 5 4 17 4 3 5 4 5 5 4 30 66 4 4 4 4 16 4 4 4 4 3 3 3 25 67 4 5 4 4 17 3 5 5 4 5 2 4 28 68 4 4 4 3 15 4 4 5 4 5 5 4 31 69 4 3 4 4 15 4 3 3 4 3 4 4 25 70 4 4 3 4 15 4 3 3 4 3 3 3 23 71 4 3 4 3 14 4 3 3 4 3 4 4 25 72 5 4 4 3 16 3 4 3 1 3 4 3 21 73 4 4 5 4 17 4 5 4 4 5 4 4 30 74 4 3 4 5 16 4 5 4 5 4 5 4 31 75 4 4 4 4 16 4 5 5 3 4 5 4 30 76 5 5 5 5 20 4 5 4 4 5 5 5 32 77 3 4 4 5 16 4 4 4 3 4 5 5 29 78 4 5 5 5 19 4 4 4 4 4 4 4 28 79 3 4 4 4 15 4 4 4 3 5 5 5 30 80 4 4 4 4 16 4 4 4 4 5 4 4 29 81 4 5 5 5 19 5 5 5 5 4 5 5 34 82 4 4 4 2 14 4 4 2 3 3 3 3 22 83 3 3 4 4 14 3 3 2 2 3 5 4 22 84 3 4 4 3 14 4 4 3 2 2 3 3 21 85 2 4 4 5 15 4 4 4 4 2 4 4 26 86 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 28
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1
Persepsssi(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: loyalitas
(6)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .663(a) .439 .433 2.87968
a Predictors: (Constant), Persepsi b Dependent Variable: loyalitas
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 545.484 1 545.484 65.780 .000(a)
Residual 696.574 84 8.293
Total 1242.058 85
a Predictors: (Constant), Persepsi b Dependent Variable: loyalitas
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.184 1.987 5.124 .000
Persepsi 1.045 .129 .663 8.110 .000
a Dependent Variable: loyalitas
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 18.5454 31.0875 26.1047 2.53327 86
Residual -6.95194 6.31911 .00000 2.86269 86
Std. Predicted Value -2.984 1.967 .000 1.000 86
Std. Residual -2.414 2.194 .000 .994 86