Latar Belakang Masalah PENUTUP

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT. Gudang Garam, Tbk adalah perusahaan rokok yang berpusat di Kota Kediri, provinsi Jawa Timur. Dalam kurun 50 tahun, perusahaan berkembang sangat pesat. Berawal dari perusahaan keluarga dan kini menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia PT. Gudang Garam, Tbk. Tt:28. Dalam mengelola bisnisnya, PT. Gudang Garam, Tbk berpegang teguh pada filosofi Catur Dharma, yaitu: a Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan; b Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan; c Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang lain; dan d Karyawan adalah mitra usaha yang utama. Melalui filosofi Catur Dharma tersebut, PT. Gudang Garam, Tbk menyadari perlunya dukungan dari masyarakat sekitar. Untuk itu PT. Gudang Garam, Tbk melalui humasnya mendesain program­ program kegiatan sosial CSR ­ Corporate Social Responsibility, dengan maksud menciptakan keharmonisan dan sinergi dengan kegiatan sosial pemerintah daerah setempat dan masyarakat sekitar perusahaan. Dari survei terbatas terhadap masyarakat sekitar dan informasi dari seorang karyawan bagian humas diperoleh masukan tentamg program­program sosial perusahaan yang telah dilaksanakan, antara lain: a Bidang keagamaan: mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh paguyuban keagamaan setempat dan memberikan bantuan untuk pembanugnan sarana peribadatan; b Bidang Lingkungan: memberikan bantuan msin pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos sekaligus pemberian pelatihan; c Bidang olahraga: menjadi sponsor berbagai kegiatan olahraga, terutama tenis meja dan bola basket; d Bidang kesehatan: bantuan pembangunan saluran air dan donor darah; e Bidang pendidikan: bantuan sarana sekolah, membuka kesempatan magang dan pelayanan kegiatan akademis dan lain­lain. Dalam pelaksanaannya, semua kegiatan penunaian kewajiban sosial PT. Gudang Garam, Tbk tak lepas dari promosi perusahaan. Artinya kegiatan promosi dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan sosial untuk masyarakat. Salah satu kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat secara luas dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan adalah penanaman seribu pohon. Dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk memberikan bantuan mesin pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sekaligus pemberian pelatihan kepada warga tentang cara pengolahannya. Selain itu PT. Gudang Garam, Tbk juga memberikan bantuan peremajaan taman kota dan penyediaan sarana kebersihan, dengan pemberian bibit tanaman dan perkengkapan pendukung kegiatan lainnya. Sebagaimana umumnya perusahaan­perusahaan rokok di Indonesia, di luar areal perusahaan terutama di luar areal bangunan yang difungsikan untuk produksi tumbuh pasar­pasar ”dadakan”. Pasar dadakan ini berupaya menjaring konsumen dari para karyawan perusahaan, yang umumnya dari jenis kelamin perempuan. Seiring dengan sasaran konsumen yang dibidik, pasar dadakan ini umumnya ramai pada saat jam istirahat karyawan dan jam tutup perusahaan. Di luar jam­jam tersebut, situasi pasar tersebut umumnya sepi dan sekali­sekali dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Demikian pula pada perusahaan rokok PT. Gudang Garam, Tbk, di depan bangunan produksinya muncul pasar dadakan. Awalnya tidak dapat dikatakan sebagai pasar karena pedagang yang muncul hanya bersifat asongan dengan menjajakan produk­produk kecil dan murah yang berupa kue dan makanan­ makanan kecil. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, pasar dadakan juga berkembang kian pesat. Beberapa pedagang, yang semula bersifat asongan menggelar dagangannya dalam lapak­lapak semi permanen, yang umumnya terbuat dari bambu. Pada jam­jam istirahat karyawan dan jam tutup perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk, situasi pasar dadakan menjadi ramai. Dampak negatif yang timbul adalah munculnya kemacetan di depan areal perusahaan. Selain pengguna jalan yang merasa terganggu, masyarakat sekitar juga merasakan pengaruh langsung atas keramaian tersebut. Menurut penuturan beberapa masyarakat, bila keramaian muncul dan kemacetan berlangsung lama, beberapa anak Balita dipaksa oleh orang tuanya untuk tinggal dalam rumah. Mereka mengkhawatirkan keselamatan anak­anak. Atas dasar tersebut, Humas PT. Gudang Garam, Tbk mengakomodasikan keberadaan pasar dadakan dengan membangun pasar permanen dalam areal perusahaan. Karena areal pasar tersebut berada di Desa Ngaglik, masyarakat sekitar membakukan nama dengan sebutan Pasar Ngaglik. Pasar dibangun atas dana dan oleh PT. Gudang Garam, Tbk pada akhir tahun 2008. Dalam kaitannya dengan CSR perusahaan, semula pembangunan pasar ini tidak termasuk program yang direncanakan. Oleh karena itu pembangunan pasar ini belum dilaporkan dalam Laporan Tahunan Konsolidasi PT. Gudang Garam, Tbk, baik untuk konsolidasi tahun 2008 maupun tahun 2009. Kini Pasar Ngaglik telah berkembang menjadi pasar umum, dalam arti masyarakat ikut berpartisipasi meramaikan pasar. Dari observasi tampak bahwa partisipasi masyarakat terhadap pasar tidak sekedar sebagai konsumen atau pengunjung pasar. Beberapa masyarakat sekitar menggunakan pasar tersebut sebagai ladang mata pencaharian dengan menjadi pedagang permanen. Tentu saja pedagang­pedagang dalam pasar Ngaglik diikat dan terikat oleh peraturan yang dibuat oleh PT. Gudang Garam, Tbk, selaku pemilik dan sekaligus sebagai pengelola. Menurut Steers 1977:116­117, suatu program yang dilaksanakan oleh organisasi seperti PT. Gudang Garam, Tbk akan efektif dan efisien bila organisasi dapat merespon secara tepat rangsangan stimuli dari lingkungannya. Demikian halnya dengan ketidaktepatan PT. Gudang Garam, Tbk dalam program pembangunan pasar Ngaglik di Kota Kediri dalam merespon stimuli dari masyarakat dan para pengguna pasar tersebut, akan berpengaruh terhadap perencanaan program­program CSR selanjutnya. Salah satu rangsangan dari masyarakat pasar Ngaglik yang perlu direspon secara tepat oleh pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk adalah opininya terhadap keberadaan pasar, baik keberadaan fisik bangunan maupun pemakaiannya. Lebih jauh informasi akan opini masyarakat pasar Ngaglik terhadap program­program CSR PT. Gudang Garam, Tbk amat diperlukan untuk dijadikan pijakan pengembangan CSR. Sebagaimana pendapat Weick Steers, 1977:117, ..., para manajer membuat tanggapan terhadap apa yang mereka lihat dan persepsi ini mungkin sesuai atau mungkin pula tidak sesuai dengan kenyataan objektif ....” Jika manajemen dapat melihat dengan tepat tingkat kerumitan, kemantapan, dan ketidakpastian yang terdapat dalam lingkungan luarnya, kemungkinan organisasi memberikan tanggapan dan mengadakan penyesuaian yang tepat juga akan menjadi besar. Tetapi, di lain pihak, jika organisasi menciptakan lingkungan yang tidak realistis ..., maka pengaruh negatifnya terhadap keberhasilan organisasi dapat besar sekali artinya. Analog dengan pendapat di atas, respon atau tanggapan pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk yang tepat terhadap opini masyarakat pasar Ngaglik merupakan bahan masukan input bagi penyesuaian perusahaan terhadap masyarakat sekitar selaku lingkungan tempat keberadaan perusahaan. Sebaliknya respon yang tepat dari pimpinan akan mempermudah penyesuaian masyarakat terhadap terhadap perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk. Roda perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk akan berjalan efektif dan efisien, bila terjalin interaksi yang dinamis antara opini masyarakat pasar Ngalik terhadap program pembangunan pasar dengan respon pimpinan perusahaan. Dari sejumlah percakapan dengan humas PT. Gudang Garam, Tbk, Ibu Heny Imawati, bagian hubungan internal, dan diperkuat oleh pernyataan beberapa karyawan diperoleh gambaran bahwa setelah pemfungsian pasar Ngaglik di Kota Kediri yang menempati areal perusahaan, belum pernah dilakukan evaluasi yang sistemik. Pihak perusahaan hanya memantau dari sisi pengelolaan pasar. Sedang pengelolaan pasar sendiri diserahkan pada pihak Pemerintah Daerah Kota Kediri. Hal ini memperlihatkan tidak adanya evaluasi terhadap dampak keberadaan pasar, baik dampak dari fisik bangunan maupun dampak kemasyarakatan yang tercipta atas penggunaan pasar. Tidak adanya evaluasi yang sistemik terhadap pemfungsian pasar Ngaglik di Kota Kediri akan memberikan persepsi yang berbeda­beda terhadap diri pimpinan PT. Gudang Garam, Tbk dengan masyarakat pengguna pasar. Persepsi yang muncul mungkin tidak sejajar dengan tujuan program pembangunan pasar. Berdasarkan fakta tidak adanya evaluasi yang sistemik terhadap pemfungsian pasar Ngaglik, fokus penelitian ini adalah hendak mendeskripsikan bagaimana opini pengunjung pasar Ngaglik atas program­program CSR PT. Gudang Garam, Tbk.

B. Rumusan Masalah