Karakteristik dan Konstruksi Opini

b. Karakteristik dan Konstruksi Opini

Sebagaimana yang telah dipaparkan bahwa opini mempunyai empat atribut, opini publik juga mempunyai beberapa atribut sesuai arti dan makna yang dikandungnya. Menurut Nasution 1990:97, opini publik mempunyai empat atribut, yaitu: 1. Opini publik mengandung isi, arah dan intensitas. 2. Opini publik menyangkut sesuatu yang orang tidak sepakat. 3. Opini publik mempunyai besaran atau volume dengan kenyataan bahwa kontroversi tersebut menyentuh semua orang yang merasa konsekuensi langsung maupun tidak langsung dari kontroversi tersebut sekalipun mereka bukan merupakan bagian dari sumber sengketa yang dimaksud. 4. Opini publik bersifat menetap. Tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama suatu kontroversi akan bertahan. Selain keempat atribut yang menyertai opini publik tersebut, menurut Nimmo dalam Nasution, 1990:97 ada suatu atribut kunci dari opini publik, yaitu penampilannya yang pluralis. Pembentukan opini dapat berlangsung hanya bila informasi mengenai isu­ isu yang menyangkut kepentingan publik yang dihadapi masyarakat tersedia dengan bebas. Bagi seorang anggota masyarakat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Smith dkk dalam Nasution, 1990:98, opini berfungsi sebagai: 1. Pemberi informasi tentang kelengkapan dunianya atau membantu dalam memperoleh apa yang diinginkan. 2. Membantu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. 3. Menolong seseorang untuk melahirkan dan menyatakan konflik dalam diri inner conflick yang dialami. Opini publik berfungsi pula membantu menghubungkan seseorang dengan alam dan dunia di luar pribadinya sendiri, dengan orang­orang lain. Bila seorang komunikator politik memahami karakteristik dari opini publik tersebut, maka ia akan mampu bertindak sebagai pemimpin opini. Pemimpin opini adalah seorang komunikator yang mampu mempengaruhi orang lain dalam perilaku opini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rogers dan Shoemaker dalam Nasution, 1990:98 yang menggambarkan pemimpin opini sebagai ”pribadi­pribadi tertentu yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain dalam perilaku opini opinion behavior, melalui cara­cara atau jalan yang disukai oleh orang­orang yang dipengaruhi tersebut.” Melalui pendekatan trikomponen, opini merupakan ungkapan sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif Azwar, 2002. Komponen afektif menyangkut masalah emosional individu terhadap program­program CSR dikaitkan dengan tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Secara umum komponen ini dapat disamakan dengan perasaan atau reaksi emosional yang dimiliki seseorang terhadap CSR. Dalam teori psikologi, reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai seseorang. Bila seseorang mempercayai bahwa CRS berkaitan dengan kelangsungan dan kesinambungan suatu perusahaan, akan terbentuk perasaan afeksi menerima program­program CSR. Sebaliknya bila seseorang mempercayai bahwa suatu perusahaan tidak mungkin lepas dari perencanaan untung rugi semata, akan terbentuk perasaan afeksi tidak suka terhadap program­program CSR karena dalam perasaannya sudah dipersepsikan bahwa CSR adalah promosi perusahaan semata. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh seseorang terhadap CSR berdasarkan kecenderungan manusia untuk menyederhanakan atau mengkategorikannya. Pendek kata komponen kognitif merupakan penyeleksian persepsi. Persepsi datang dari apa yang telah dilihat atau diketahui oleh seseorang. Berdasarkan apa yang telah dilihat, kemudian terbentuk suatu persepsi mengenai sifat atau karakteristik umum program­program CSR. Dalam suatu perjalanan misalnya, seseorang telah melihat adanya pengobatan gratis yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk. Dalam diri orang tersebut terbentuk suatu persepsi bahwa PT. Gudang Garam, Tbk mempunyai kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Akhirnya ia percaya bahwa program­program CSR yang dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk akan bermanfaat bagi masyarakat. Komponen konatif atau komponen perilaku merupakan kecenderungan berperilaku seseorang berkaitan dengan program­program CSR. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa bentuk perilaku tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentuk­bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan. Dapat disimpulkan kecenderungan berperilaku tidak selalu benar­benar ditampakkan dalam bentuk perilaku.

c. Opini Individu dan Opini Kelompok