Aliran Kepercayaan atau Religi Masyarakat Jawa

25 2 Kaum Priyayi, Merupakan kelas tertinggi dalam masyarakat Jawa, biasa bertempat tinggal di pusat-pusat kota. Kesenjangan yang besar kentara jelas antara kaum priyayi dan golongan wong alit. Mulai fasilitas, pendidikan, pekerjaan, hingga perlakuan sosial dari masyarakat. Seorang priyayi boleh mengenyam pendidikan di sekolah, namun tidak bagi golongan wong alit. 3 Kaum Sodagar, Kaum sodagar banyak ditemui di Jawa, baisanya mereka berada di kota dengan populasi masyarakat Cina yang sedikit. Mereka akan memulai usaha dibidang yang masih sedikit dikuasai orang cina. Kaum sodagar inilah yang banyak memabawa pengaruh bagi masyarakat Jawa. Baik itu kepercayaan seperti Islam, maupun kesenian lain Kholifa, 2010:29-30.

g. Aliran Kepercayaan atau Religi Masyarakat Jawa

Mengenai religi masyarakat Jawa dilihat dari dua sisi perbedaan yaitu membandingkan religi kebudayaan jawa didaerah pedesaan dan religi kebudayaan jawa diperkotaan, tetapi didasarkan pada perbedaan antara agama islam Jawa yang 1 Sinkretis menyatukan unsur-unsur pra-Hindu, Hindu dan Islam, dan 2 agama islam yang puritan, mengikuti agama islam yang taat . Dalam kepercayaan jawa masyarakat mengenal adanya ilmu gaib Jawa dan gerakan-gerakan kebatinan. Kedua-duanya merupakan unsur dalam kebudayaan Jawa. Perlu diketahui bahwa ilmu gaib kebanyakan dipraktekkan oleh penduduk pedesaan daripada 26 diperkotaan, sebaliknya gerakan-gerakan kebatinan lebih banyak mewarnai penduduk kota daripada orang desa. Namun baik ilmu gaib maupun gerakan kebatinan lebih banyak dilakukan oleh orang jawa penganut islam yang bersifat sinkretis daripada oleh orang jawa penganut agama islam puritan. Kepercayaan islam yang mempercayai adanya makhluk- makhluk gaib. Kekuatan sakti, dan melakukan berbagai ritus dan upacara-upacara keagamaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan agama islam yang resmi adalah suatu varian dari islam jawa, yaitu agama Jawi. Bentuk agama islam orang Jawa yang disebut Kejawen adalah suatu keyakinan dan konsep-konsep Hindu-Budha yang cenderung kearah mistik, yang tercampur jadi satu dan diakui sebagai agama islam. Kebanyakan yang menganut ajaran ini adalah didaerah-daerah jawa tengah. Sedangkan agama islam santri, yang walaupun tidak terlepas dari unsur-unsur animisme dan unsur Hindu-Budha, lebih dekat pada dogma-dogma ajaran islam yang sebenarnya. Agami islam santri lebih cenderung didaerah Banyumas dan daerah pesisir, Surabaya, daerah pantai Utara, ujung timur Pulau Jawa, dan lain-lain. Orang Jawa yang bukan islam juga banyak, yaitu orang-orang yang beragama Khatolik, Protestan, Budha, dan Hindu. Tetapi penganutnya sangat kecil jumlahnya Koentjaraningrat, 1984:310- 313. 27 1 Sistem Keyakinan Agami Jawi Sistem kejawen dapat dibagi dalam berbagai keyakinan, konsep, pandangan, dan nilai, seperti: a Yakin akan adanya Allah, menurut konsep islam kejawen Tuhan adalah keseluruhan dalam alam dunia ini, yang dilambangkan dengan wujud suatu makhluk dewa yang sangat kecil, sehingga setiap waktu dapat masuk kedalam hati sanubari orang. Pandangan orang jawa yang sifatnya pantheistis. b Yakin bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan yakin adanya nabi-nabi lain, sistem keyakinan agama kejawen memandang Nabi Muhammad sangat dekat dengan Allah. Dalam hampir setiap ritus dan upacara, pada waktu mengadakan pengorbanan, sajian, atau selamatan orang jawa mengucapkan nama Allah dan Nabi Muhammad. c Yakin akan adanya tokoh-tokoh islam yang keramat, agami jawi mengenal banyak tokoh-tokoh Jawa yang keramat, biasanya adalah guru-guru agama wali songo, tokoh-tokoh historis, yang biasanya dikenal orang dari kesusastraan babad. d Yakin adanya kosmogoni dan kosmologi, mengenai mitologi penciptaan dunia dan manusia, walaupun dalam agami jawi ada beberapa mite mengenai penciptaan alam semesta , semuanya mengandung unsur-unsur kosmologi hindu-jawa 28 dan unsur keyakinan islam bahwa Adam adalah nabi yang pertama didunia ini. Berbagai konsepsi orang jawa mengenai penciptaan alam semesta dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu mite-mite dengan uunsur dominan hindu- budha, mite dengan unsur sinkretik agami jawi dan islam, mite dengan unsur mistik. e Esyatologi agami jawi, merupakan hasil sinkretisme antara konsep-konsep-konsep agama budha mengenai keempat periode perkembangan alam semesta dan berakhirnya sejarah serta harapan yang akan datangnya Imam Mahdi pada Hari Kiamat. f Yakin akan adanya dewa-dewa tertentu yang menguasai bagian-bagian dari alam semesta, orang Jawa yakin akan adanya dewa-dewa. Dewa-dewa dikenal dengan adanya cerita-cerita wewayangan, dimana para dewa itu selalu berperan sebagai pelindung manusia dan penolong. g Yakin adanya makhluk halus penjelma nenek moyang yang sudah meninggal dan roh-roh penjaga, dalam hal ini orang- orang menganggap bahwa roh-roh nenek moyang yang sudah meninggal masih berkeliaran, roh-roh nenek moyang akan dipuja dan dipanggil oleh para keturunanya untuk memberi nasehat mengenai persoalan rohani maupun material. Makam 29 nenek moyang adalah tempat melakukan hubungan secara simbolik denagn roh orang yang sudah meninggal. h Yakin akan adanya Kesaktian, hanya orang-orang yang kuat jasmani dan rohaninya saja yang dianggap mampu memiliki kesakten. Kesakten bisa berupa energi yang ada bada diri seseorang ,benda-benda keramat pusaka seperti keris dan simbolik, serta jimat-jimat kecil. 2 Sistem Upacara Agami Jawi Dalam sistem upacara agami Jawi yang terpenting adalah upacara makan bersama atau selamatan yang berhubungan dengan pemujaan roh orang yang meninggal atau pemujaan nenek moyang. Disisi lain adat untuk mengunjungi ke makam atau nyekar dapat dikatakan suatu tindakan yang penting dalam agami Jawi. Berbagai jenis sajian atau sesajen tidak dapat lepas dari upacara Agami Jawi, biasanya dilakukan pada acara selamatan upacara agama hari-hari besar Islam,selamatan kelahiran bayi, selamatan pada waktu pernikahan dan lain-lain. Sedangkan dalam agami santri keyakinan dan sisitem upacara diatas sangat berbeda sekali dan berlawanan jika diterapkan. Agami santri lebih melakukan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama islam resmi yang tidak mencampurkan aliran- aliran sinkretisme atau kejawen. Agami santri diajarkan membaca Qur‟an yang terdiri dari konsep-konsep puritan mengenai Allah, 30 Nabi Muhammad, mengenai penciptaan dunia akhirat, yang semua telah dipastikan adanya. Meski terkadang ada sedikit percampuran hal-hal ajaran hindu-budha Koentjaraningrat, 1984:319-410.

h. Islam Jawa