Islam Jawa ISLAM KEJAWEN DALAM FILM (Analisis Isi Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo)

30 Nabi Muhammad, mengenai penciptaan dunia akhirat, yang semua telah dipastikan adanya. Meski terkadang ada sedikit percampuran hal-hal ajaran hindu-budha Koentjaraningrat, 1984:319-410.

h. Islam Jawa

Islam merupakan unsur penting pembentuk jati diri orang Jawa. Ajaran dan kebudayaan Islam mengalir sangat deras dari Arab dan Timur Tengah sehingga memberi warna yang sangat kental terhadap kebudayaan Jawa. Agama islam masuk ke Jawa sebagaimana islam datang ke Malaka, Sumatra dan Kalimantan. Agama tauhid ini terus berkembang di Jawa. Kaum pedagang dan nelayan di pesisir banyak yang terpikat ajaran yang mengenalkan Tuhan Allah SWT. Islam di Jawa semakin meluas lagi seiring dengan para ulama yang selalu giat menyebarkan agama ini yang bersumberkan dari Al- Qur‟an dan Hadis Nabi. Islam masuk ke Jawa secara akulturasi damai. Hal ini terjadi: Pertama karena para pendakwah islam yang datang mula- mula adalah pesantri, ulama, pedagang dan para ahli sufi. Sedangkan para pedagang tersebut melakukan perdagangan secara baik-baik dan para sufi mengajarkan doktrin-doktrin spiritual. Kedua, sifat tenggang rasa dari orang Jawa sendiri yang mudah menerima setiap yang datang dari luar dan dianggap baik lalu isesuaikan dengan prinsip dan kebudayaan sendiri. Sehingga 31 banyak agama mistk islam yang justru lebih muda dipahami oleh orang Jawa Hadisutrisno, 2009:129-132. Namun seiring meluasnya agama islam telah terjadi fenomena islam itu sendiri di Jawa. Karena telah terjadi sinkretisme antara Islam dan agama Jawa tradisi leluhur. Percampuran yang kental demikian, telah memunculkan tradisi tersendiri yang unik di Jawa. Dalam artian orang Jawa yang taat menjalankan Islam, kadang-kadang masih tidak meninggalkan ritual Kejawen. Pemahaman Islam Jawa didasarkan analogi munculnya keyakinan Hindu Jawa yang ada jauh sebelum Islam datang. Disisi lain karena bercampur dengan tindak budaya. Kehadiran Islam Jawa umumnya dipelopori oleh paham mistik kejawen. Paham ini juga dipelopori oleh hadirnya aliran kebatinan yang cukup banyak di Jawa. Dengan masuknya Islam Jawa yang membawa aliran kebatinan dan mistik berupa tradisi ritual slametan, membakar kemenyan, dan sejumlah ritual pemujaan roh-roh leluhur tampaknya dianggap tidak sejalan dengan ajaran islam karena itu dianggap syirik Endraswara, 2010:77-78. Agama Islam telah mengubah wajah dan kiblat orang Jawa. Namun, kuatnya tradisi Jawa membuat islam mau atau tidak mau harus berakulturasi. Akhirnya wujud akulturasi tersebut menjadi ajaran khas Jawa, yang dikenal dengan Islam Kejawen. Kini, Islam 32 dan Kejawen hampir tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya Hadisutrisno, 2009:11.

i. bentuk-bentuk Islam Kejawen