Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

- Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98ºC selama waktu tertentu 15-20 menit Ditjen POM, 2000. - Dekok Dekok adalah penyarian menggunakan simplisia dengan perbandingan dan derajat kehalusan tertentu. Cairan penyari air digunakan pada suhu 90-95ºC selama 30 menit Goeswin, A., 2007.

2.4 Kromatografi

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan migrasi dari komponen-komponen senyawa diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak Depkes, 1995. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair, Jika fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan adsorpsi, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi pembagian. Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan, baik untuk analisis kualitatif, kuantitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, industri dan sebagainya Rohman, 2007.

2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis termasuk kromatografi adsorpsi, dimana sebagai fase diam digunakan zat padat yang disebut adsorben penyerap dan fase gerak adalah zat cair yang disebut sebagai larutan pengembang Gritter dkk., 1991. Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi dimana fase diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan bidang datar yang Universitas Sumatera Utara didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik Rohman, 2007. Bila KLT dibandingkan denngan KKt, kelebihan khas KLT ialah keserbagunaan, kecepatan dan kepekaannya Harbone, 1987. Pada kromatografi lapis tipis , sifat yang penting dari penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi terhadap penyokong sangat tergantung pada dua sifat tersebut. Besar partikel yang biasa digunakan adalah 1- 21 mikron. Partikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu alasan untuk menaikkan hasil pemisahn adalah menggunakan penyerap yang butirannya halus. Beberapa contoh penyerap yang digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam kromatografi lapis tipis antara lain silika gel, alumina, kieselguhr, bubuk selulose dan pati Sastrohamidjojo, 1985. Fase gerak ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut dan bergerak di dalam fase diam karena ada gaya kapiler. Bila diperlukan sistem pelarut multi komponen, harus berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen Stahl, 1985. Sistem pelarut untuk KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar Gritter, 1991. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like, artinya untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar digunakan sistem pelarut yang bersifat nonpolar juga Adnan, 1997. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. Universitas Sumatera Utara Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua desimal. Angka hRf ialah Rf dikalikan faktor 10 h, menghasilkan nilai berjangka 0 sampai 100 Stahl, 1985. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf pada KLT, antara lain: a. Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan. b. Sifat dari penyerap dan derajat aktivitasnya. c. Tebal dan kerataan lapisan penyerap. d. Derajat kemurnian fase gerak. e. Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana. f. Jumlah cuplikan. g. Suhu Sastrohamidjojo, 1991.

2.4.2 KLT Preparatif