3.9 Pembuatan Plat KLT
Plat KLT untuk preparatif dibuat dengan cara menimbang 7 g silika gel GF
254
kemudian ditambahkan air suling dengan perbandingan 1:2, dihomogenkan dengan cara diaduk kemudian dituang ke atas plat kaca ukuran 20 x 20 cm yang
telah dibebaslemakkan dengan pelarut metanol dan diratakan kemudian dibiarkan hingga kering. Pengaktifan plat dilakukan dengan cara pemanasan dalam oven
pada suhu 100ÂșC selama 1 jam.
3.10 Pemisahan Ekstrak Alkaloid Kasar dengan KLT Preparatif
Ekstrak alkaloid kasar dipisahkan dengan KLT preparatif menggunakan fase diam silika gel GF
254
, fase gerak toluen-etilasetat 9:1 dan penampak bercak pereaksi Bouchardat.
Cara kerja : Ekstrak alkaloid kasar ditotolkan berupa pita pada plat KLT berukuran
20x20 cm lalu dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Setelah elusi selesai, plat dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan
kemudian bagian ujung plat disemprot dengan pereaksi Bouchardat. Bagian plat silika yang memberikan harga Rf sama dengan noda yang positif terhadap
pereaksi Bouchardat dikerok kemudian dielusi dengan pelarut metanol, filtrat diuapkan kemudian dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
3.11 Pemurnian Kristal Hasil Preparatif
Kristal hasil KLT preparatif dimurnikan dengan cara dicuci berulang- ulang dengan metanol dingin hingga diperoleh kristal berbentuk jarum.
Universitas Sumatera Utara
3.12 Uji Kemurnian Isolat Hasil Preparatif dengan KLT Satu Arah dan
Dua Arah Terhadap isolat A dan B hasil KLT preparatif dilakukan uji kemurnian
dengan KLT satu arah menggunakan berbagai macam fase gerak yaitu n-heksan- etilasetat 9:1, toluen-etilasetat 9:1, dan kloroform-metanol-amonia 85:15:1.
Fase diamnya adalah plat pra lapis silika gel GF
254
dan sebagai panampak bercak digunakan Bouchardat.
Cara kerja : Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF
254
, setelah kering dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh dengan uap fase gerak. Setelah
pengembangan selesai plat dikeluarkan dari chamber, diamati bercaknya kemudian disemprot dengan penampak bercak Bouchardat. Warna bercak yang
terjadi diamati dan dihitung harga Rf-nya. Kromatogram hasil KLT satu arah dapat dilihat pada lampiran 15-16 halaman 43-44. Uji kemurnian isolat A dan B
selanjutnya dilakukan dengan KLT dua arah menggunakan dua sistem pengembang yang berbeda yaitu fase gerak I kloroform- metanol-ammonia
85:15:1 dan fase gerak II toluen-etilasetat 9:1. Isolat ditotolkan pada plat KLT berukuran 20 x 20 cm lalu dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh
dengan uap fase gerak I. Setelah elusi selesai, plat dikeluarkan dari chamber dan dikeringkan. Setelah kering, plat dimasukkan kembali ke dalam chamber yang
telah jenuh dengan uap fase gerak II dan dielusi kembali. Setelah mencapai garis batas pengembangan, plat dikeluarkan dan dikeringkan, diamati bercaknya
kemudian disemprot dengan penampak bercak Bouchardat. Warna bercak yang terjadi diamati dan dihitung harga Rf-nya. Kromatogram hasil KLT dua arah
dapat dilihat pada lampiran 17-18 halaman 60-61.
Universitas Sumatera Utara
3.13 Karakterisasi Isolat