sebenarnya biosintesis kebanyakan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Alkaloid banyak yang mempunyai kegiatan
fisiologi yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan Harbone, 1987.
2.2.1 Defenisi
Alkaloida adalah senyawa kimia yang secara khas diperoleh dari tumbuhan dan hewan, bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen
biasanya dalam cincin heterosiklik, dibiosintesis dari asam amino, banyak diantaranya memiliki aktivitas biologis pada manusia dan hewan Trease dan
Evans, 1983. Alkaloid merupakan senyawa yang berpengaruh terhadap susunan syaraf pusat, mempunyai atom nitrogen heterosiklis dan disintesis oleh tumbuhan
dari asam amino atau turunannya Waller dan Nowacki, 1978.
2.2.2 Sifat
Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian besar komponen tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya kation. Oleh karena itu senyawa ini
biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik dan sering ditangani di laboratorium sebagai garam dengan asam hidroklorida dan
asam sulfat. Garam ini, dan sering alkaloid bebas, berupa senyawa padat berbentuk kristal tanwarna. Beberapa alkaloid berupa cairan, dan alkaloid yang
berwarna pun langka berberina dan serpentina berwarna kuning Robinson, 1995.
2.2.3 Klasifikasi
Alkaloid dibagi menjadi dua golongan berdasarkan letak atom nitrogennya Trease and Evans, 1983, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
A. Non heterosiklis disebut juga protoalkaloida. Contohnya efedrin yang terdapat
pada tumbuhan Ephedra sinica. B.
Heterosiklis, dibagi dalam 12 golongan berdasarkan struktur cincinnya yaitu : 1.
Alkaloid golongan pirol dan pirolidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti pirol dan pirolidin dalam struktur kimianya. Contohnya higrin pada tumbuhan
Erythtroxylon coca. 2.
Alkaloid golongan pirolizidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti pirolizidin dalam struktur kimianya. Contoh retronesin pada tumbuhan Senecio jacobaea.
3. Alkaloid golongan piridin dan piperidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti
piridin dan piperidin dalam struktur kimianya. Contohnya nikotin pada tumbuhan Nicotiana tabaccum yang mempunyai inti piridin.
4. Alkaloid golongan tropan, yaitu alkaloid yang mengandung inti tropan dalam
struktur kimianya. Contohnya atropin pada tumbuhan Atropa belladonna. 5.
Alkaloid golongan kuinolin, yaitu alkaloid yang mengandung inti kuinolian dalam struktur kimianya. Contohnya kuinin pada tumbuhan Cinchona
officinalis. 6.
Alkaloid golongan isokuinolin, yaitu alkaloid yang mengandung inti isokuinolin dalam struktrur kimianya. Contohnya papaverin pada tumbuhan
Papaver somniferum. 7.
Alkaloid golongan aporfin, yaitu alkaloid yang mengandung inti aporfin dalam struktrur kimianya. Contohnya boldin pada tumbuhan Peumus boldus.
8. Alkaloid golongan norlupinan, yaitu alkaloid yang mengandung inti
norlupinan dalam struktrur kimianya. Contohnya sitisin pada tumbuhan Cytisus scoparius.
Universitas Sumatera Utara
9. Alkaloid golongan indo l atau benzopirol, yaitu alkaloid yang mengandung inti
indol dalam struktrur kimianya. Contohnya psilosin pada tumbuhan Psilocybe sp.
10. Alkaloid golongan imidazol atau glioksalin, yaitu alkaloid yang mengandung
inti imidazol dalam struktrur kimianya. Contohnya pilokarpin pada tumbuhan Pilocarpus jaborandi.
11. Alkaloid golongan purin, yaitu alkaloid yang mengandung inti purin dalam
struktrur kimianya. Contohnya kafein pada tumbuhan Coffea arabica. 12.
Alkaloid steroida, yaitu alkaloid yang mengandung inti steroida siklopentano perhidrofenantren dalam struktrur kimianya. Contohnya solanidin pada
tumbuhan Lycopersicon esculentum. Menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai:
a. Alkaloid sesungguhnya Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanapa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklis; diturunkan dari asam amino;
biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa perkecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yabg
bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklis dan alkaloid kuartener, yang bersifat agak asam daripada basa.
b. Protoalkaloid Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen
asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklis. Protoalkaloid diperoleh
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Contoh, adalah meskalin, ephedin, dan N,N-dimetiltriptamin.
c. Pseudoalkaloid Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam klas ini, yaitu alkaloid steroidal contoh konessin dan purin contoh kaffein Sastrohamidjojo,
1996.
2.3 Ekstraksi