Ha Ha Ha Ha

pada famili Anacardiaceae, Apocynaceae dan Leguminaceae dengan 1 ind0.3 Ha atau sebesar 3 jenisHa dengan 1.370 . Famili Rubiaceae memiliki jumlah individu dan jumlah jenis paling tinggi. Ini dikarenakan famili Rubiaceae dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Menurut Soerianegara dan indrawan 1978, menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat menguasai tutupan tajuk nantinya, yang nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat tumbuh karena daya toleransinya terhadap naungan.

4.2.2 Komposisi Vegetasi Sapling

Pada sapling ditemukan 23 famili dengan 113 jenis, perbandingan antara jumlah individu dan jumlah jenisnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.2 Tabel 4.2.2. Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Sapling NO Famili Jumlah Individu Persentase Jumlah Jenis Persentase

0.6 Ha Ha

0.6 Ha Ha

1 Acanthaceae 1 2 0.327 1 2 0.935 2 Anacardiaceae 9 15 2.941 4 7 3.738 3 Apocynaceae 3 5 0.980 1 2 0.935 4 Araliaceae 10 17 3.268 4 7 3.738 5 Burseraceae 2 3 0.654 1 2 0.935 6 Clusiaceae 3 5 0.980 2 3 1.869 7 Ebenaceae 3 5 0.980 1 2 0.935 8 Euphorbiaceae 46 77 15.033 14 23 13.084 9 Fagaceae 6 10 1.961 2 3 1.869 10 Lauraceae 42 70 13.725 16 27 11.215 11 Magnoliaceae 5 8 1.634 1 2 0.935 12 Meliaceae 9 15 2.941 4 7 3.738 13 Moraceae 44 73 14.379 16 27 14.953 14 Myristicaceae 3 5 0.980 1 2 0.935 15 Myrsinaceae 14 23 4.575 5 8 4.673 16 Myrtaceae 30 50 9.804 13 22 12.150 17 Rubiaceae 43 72 14.052 15 25 14.019 18 Rutaceae 7 12 2.288 1 2 0.935 19 Sapindaceae 3 5 0.980 1 2 0.935 20 Sapotaceae 7 12 2.288 3 5 2.804 21 Theaceae 6 10 1.961 2 3 1.869 22 Ulmaceae 2 3 0.654 2 3 0.935 23 Urticaceae 8 13 2.614 2 3 1.869 Jumlah 306 113 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.2.2 dapat dilihat bahwa jumlah individu terbanyak terdapat pada famili Euphorbiaceae dengan 46 ind0.6 Ha atau sebesar 77 indHa dengan 15.033. Untuk jumlah individu terendah terdapat pada famili Acanthaceae dengan ind0.6 Ha atau 2 indHa dengan 0.327 . Adapun untuk jumlah jenis tertinggi yaitu Moraceae dengan 16 ind0.6 Ha atau 27 jenisHa sebesar 14.953 . Sedangkan jumlah individu terendah terdapat pada famili Acanthaceae, Apocynaceae, Burseraceae, Ebenaceae, Magnoliaceae, Myristicaceae, Rutaceae, serta Sapindaceae dengan 1 ind0.6 Ha atau 2 jenisHa sebesar 0,935. Kemampuan beradaptasi dan lingkungan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan banyak tidaknya suatu jenis tumbuhan dalam suatu hutan. Menurut Soerianegara dan indrawan 1978, menyatakan bahwa tumbuh- tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat menguasai tutupan tajuk nantinya, yang nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat tumbuh karena daya toleransinya intoleran terhadap naungan. Soerianegara dan Indrawan 1978, menyatakan jika keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka ada kemungkinan cahaya atau bayangan naungan mengandung banyak cahaya infra merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu. Universitas Sumatera Utara

4.3 Luas Bidang Dasar Sapling di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 5 jenis sapling dengan luas bidang dasar tertinggi seperti gambar di bawah: Gambar 1. Luas Bidang Dasar Sapling di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa Luas Bidang Dasar tertitinggi ialah Actephila sp sebesar 0.0738 m dan yang terendah pada jenis Aporosa sp. sebesar 0.0484 m. Besarnya luas basal area suatu jenis pohon sangat berpengaruh pada jenis tanaman dan faktor unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Hortson 1976 dalam Yefri 1987, menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter batang adalah jenis dan umur pohon. Menurut Soerianegara dan indrawan 1978, menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat menguasai tutupan tajuk nantinya, yang nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat tumbuh karena daya toleransinya terhadap naungan. Keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka ada kemungkinan cahaya atau bayangan naungan mengandung banyak cahaya infra merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu. m Universitas Sumatera Utara