juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban dan sinar matahari. Kondisi faktor fisik lingkungan mengalami perubahan terutama pada intensitas
cahaya. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu udara, suhu tanah, kelembaban dan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pertumbuhan jenis tumbuhan bawah.
4.6 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Seedling dan Sapling
Untuk mengetahui Indeks keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada sapling dan seedling yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6. Indeks Keanekeragaman dan Keseragaman Seedling dan Sapling Pada Lokasi Penelitian
H’ E
Seedling
4.242 0.989
Sapling
4.606 0.975
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa indeks kenakeragaman untuk sapling 4.606 lebih tinggi dari pada seedling 4.242. Untuk indeks keseragaman nilai
seedling 0.989 lebih tinggi dari pada sapling 0.975. Hal ini menunjukkan tingginya keanekaragaman dan keseragaman pada seedling dan sapling yang dipengaruhi oleh
faktor habitat dan tempat tumbuh. Ini memperlihatkan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat yang sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan serta masih
memungkinkannya untuk hidup. Menurut Irwanto 2008, ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda menyebabkan nilai keanekaragaman dan nilai
Indeks keseragaman bervariasi.
4.7 Faktor Fisik kimia Lokasi Penelitian
Dari lokasi penelitian didapatkan data faktor fisik kimia seperti suhu udara menunjukan angka 29°C, pH tanah 5.7, kelembaban udara 90 mmHg, intensitas
cahaya 6800 lux dan untuk suhu tanah sebesar 26°C.
Variasi dan keberadaan jenis pada tiap lokasi tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor lingkungan, iklim dan faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang
Universitas Sumatera Utara
sedikit pada hutan pegunungan. Daniel et al., 1992, menyatakan bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan
organisme lainnya dan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban dan sinar matahari. Kondisi faktor fisik lingkungan mengalami perubahan
terutama pada intensitas cahaya. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu udara, suhu tanah, kelembaban dan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pertumbuhan jenis
tumbuhan bawah
Krebs 1985 menyatakan hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu, selanjutnya keadaan hutan tersebut juga dipengaruhi oleh batuan yang menyusun
lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan kurang akan posfor dan nitrogen. Krebs 1985
juga menyatakan bahwa kelembaban tanah mempengaruhi penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan dan mempengaruhi kandungan atau
ketersediaan air tanah, dimana hubungannya dengan temperatur dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Lebih lanjut ia juga menyatakan angin mempengaruhi
kelembaban udara dan penyebaran biji tumbuhan pada hutan pegunungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian Struktur dan Komposisi Vegetasi Seedling dan Sapling di Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. a. Struktur vegetasi seedling didominasi oleh Nauclea sp dari famili Rubiaceae dengan Indeks Nilai Penting sebesar 9.675 , sedangkan Indeks Nilai Penting
terendah terdapat pada jenis Anthocephalus sp. sebesar 1.492 .
b. Struktur vegetasi sapling didominasi oleh Arthocarpus castaeicarpus
THWALTES dari famili Moraceae dengan Indeks Nilai penting sebesar 10.141
, sedangkan Indeks Nilai Penting terendah terdapat pada jenis Ruellia Sp dari famili Acanthaceae sebesar 0.694 .
c. Struktur vegetasi seedling secara vertikal adalah stratum E dengan jumlah 300 ind0.3 Ha atau sebesar 1000 indHa, untuk vegetasi sapling secara vertikal
adalah stratum C dengan jumlah 233 ind0.6 Ha atau sebesar 388 indHa dan stratum D dengan jumlah 73 ind0.6 Ha atau sebesar 122 indHa.
2. a. Komposisi jenis seedling ditemukan 73 jenis dengan17 famili. b. Komposisi jenis sapling ditemukan 113 jenis dengan 23 famili.
3. a.Indeks keanekaragaman H’ seedling sebesar 4,242, sedangkan Indeks keseragaman E sebesar 0.989.
Universitas Sumatera Utara
b. Indeks Keanekaragaman H’ untuk sapling sebesar 4.606, sedangkan Indeks keseragaman E sebesar 0.975.
5.2 Saran