BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2010 di kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser. Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode
Purposive Sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif.
3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak dan Luas
Di Taman Nasional Gunung Leuser termasuk iklim tipe A. Temperatur rata- rata minimum 21,1
C dan maksimum 27,5 C. Dengan curah hujan rata-rata berkisar
antara 1300–4600 mmtahun, pada musim kemarau curah hujan tidak pernah berkurang dari 100 mmbulan, dengan kelembaban nisbi 80 – 100 .
Kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser TNGL memiliki luas area 5000 Ha. Secara administratif hutan Telagah terletak di Desa Telagah dan
termasuk Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat. Secara geografis terletak pada 03
14”-04 13” BT dan 97
52”-98 45” LU, terletak pada ketinggian 700-910 mdpl.
Berjarak ± 90 km dari kota Medan.
Kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser TNGL: a.
Sebelah Utara : Desa Rumah Galoh
Universitas Sumatera Utara
b. Sebelah Selatan : Kawasan ekosistem Leuser
c. Sebelah Barat
: Kawasan Ekosistem Leuser d.
Sebelah Timur : Desa Tanjung Gunung
3.2.2 Topografi
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya memiliki topografi relatif rata sampai dengan curam serta memiliki kemiringan sekitar 35
yang rawan akan bahaya erosi.
3.2.3 Curah Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG terdekat di Kecamatan Sei Bingei, diperoleh data curah hujan kawasan hutan Telagah Taman
Nasional Gunung Leuser adalah rata-rata 2674 mm pertahunnya.
3.2.4 Tipe Iklim
Tipe iklim di kawasan hutan Telagah Taman Nasional Gunung Leuser adalah tipe B dengan rata-rata curah hujan bulanan di Desa Telagah sekitar 105-406 mm dan jumlah
hari hujan setiap tahunnya berkisar 170-210 hari serta penyebaran hujan bulanan hampir merata setiap tahun.
3.2.5 Vegetasi
Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu dari famili Euphorbiaceae, Moraceae, Rubiaceae, Myrtaceae, Lauraceae,
Fagaceae, Meliaceae, Theaceae, Urticaceae dan Myrsinaceae
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metode Penelitian
Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Pengambilan data pada areal penelitian dilakukan dengan menggunakan
Metode Kwadrat pada plot-plot 5 x 5 m dan 2 x 2 m.
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Di Lapangan
Pada lokasi penelitian dibuat petak pengamatan dengan ukuran 40 x 300 m dengan menggunakan metode Purposive Sampling , kemudian di dalam petak pengamatan
tersebut tersebut dibuat plot dengan ukuran 5x5 m untuk sapling, dan subplot 2x2 m untuk seedling dengan menggunakan metode kwadarat, sehingga terdapat 120 subplot
untuk seedling dan 120 plot untuk sapling pada lokasi penelitian. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh pohon yang berdiameter 10 cm dengan
mengukur diameter batang setinggi dada 1.5 m, dan mulai dari kecambah sampai ketinggian 1, 5 m, memberi nomor tagging pada semua pohon yang diukur
tersebut, mencatat jenis seedling dan sapling, serta jumlah individu dari setiap jenis seedling dan sapling yang dijumpai pada lokasi pengamatan.
Spesimen dari seluruh individu diberi tanda tagging, dikoleksi dan diberi label gantung setelah lebih dahulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian
dilakukan pengawetan spesimen yaitu spesimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70. Udara
dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan.
Faktor abiotik yang diukur meliputi suhu udara dengan termometer, kelembaban udara dengan higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan soiltester,
suhu tanah dengan soil termometer, intensitas cahaya dengan luxmeter, dan ketinggian dengan altimeter.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Di Laboratorium
Spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven yang selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain :
a. Malayan Wild Flowers Dicotyledon Henderson, 1959
b. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 1 Whitmore, 1972
c. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 2 Whitmore, 1973
d. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 3 Phil, 1978
e. A Field Guide to Common Sumatran Trees Draft Wulf, 1978
f. Latihan Mengenal Pohon Hutan : Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis Sutarno
Soedarsono, 1997 g.
Malesian Seed Plants Volume 1 – Spot-Characters An Aid for Identification of Families and Genera. Balgooy, 1997.
h. Malesian Seed Plants Volume 2 – Portraits of Tree Families Balgooy, 1998.
i. Collection Of Illustrated Tropical Plant, Oleh E. J. H. Corner and Prof. Dr.
Watanabe. j.
Taxonomy Of Vascular Plants. Lawrence, 1958. k.
Flora Dr. C. G. G. J. Van Steenis, 1987. l.
Plant Classification. L. Berson , 1957.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Struktur Vegetasi Seedling dan Sapling
Struktur vegetasi seedling dan sapling dianalisis secara horizontal dan vertikal menurut Irwanto 2006 dalam Indriyanto 2008. Struktur vegetasi seedling secara
horizontal dianalisis berdasarkan besarnya Indeks Nilai Penting, sedangkan sapling dihitung berdasarkan besarnya luas bidang dasar dan besarnya Nilai Indeks Penting
yang didalamnya meliputi Kerapatan Relatif KR, Dominansi Relatif DR, Indeks Nilai Penting INP, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman dari masing-
masing lokasi. Struktur vegetasi seedling dan sapling secara vertikal dianalisis berdasarkan ketinggian pohon, untuk keperluan analisis struktur vegetasi digunakan
rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Kerapatan
Kerapatan Mutlak KM =
Kerapatan Relatif KR = x100
b. Frekuensi
Frekuensi Mutlak FM =
Frekuensi Relatif FR =
x 100
c. Luas Basal Area
Luas Basal Area = π r
2
atau π d
2
π = 3,14
d. Dominasi
Dominansi Mutlak DM =
Dominansi Relatif DR = x 100
Kerapatan mutlak suatu jenis Jumlah total kerapatan mutlak
Seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis Frekuensi total seluruh jenis
Jumlah dominansi suatu jenis Jumlah dominansi seluruh jenis
Jumlah individu suatu jenis Luas Plot contoh Plot pengamatan
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Jumlah seluruh plot pengamatan
Luas basal area suatu jenis Luas area penelitian
1
4
Universitas Sumatera Utara
e. Indeks Nilai Penting