Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Terhadap Pengurusan Perseroan Terbuka

BAB IV TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBUKA DALAM

KERANGKA GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PASAR MODAL

A. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Terhadap Pengurusan Perseroan Terbuka

Direksi mempunyai tugas representative dan kepengurusanmanajemen. Yang dimaksud dengan tugas representasi adalah tugas dari direksi untuk mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Tugas mewakili perseroan di luar pengadilan adalah seperti mewakili perseroan dalam hal melakukan deal atau transaksi bisnis dengan pihak ketiga. Tugas mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 106 1. Dilakukan sendiri. 2. Dilakukan oleh pegawainya yang ditunjuk untuk itu. 3. Dilakukan oleh komisaris jika Direksi berhalangan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 4. Dilakukan oleh pihak ketiga sebagai agen dari perseroan. Tugas representasi di luar pengadilan adalah mewakili perseroan dalam menandatangani kontrak – kontrak, menghadap pejabat – pejabat Negara untuk dan atas nama perseroan, dan lain – lain. Baik tugas representasi maupun tugas kepengurusan dari Direksi adalah fenomena bagi tugas Direksi dalam suatu sistem hukum yang modern, dimana tata cara pelaksanaannya bervariasi satu sama lain. Tugas – tugas kepengurusan yang berwujud dalam kewajiban – kewajiban yang berdasarkan perundang – undangan yang berlaku dan anggaran dasar 106 Loc.Cit. Universitas Sumatera Utara perseroan banyak ragamnya dan sangat bervariasi dari 1 satu jenis perusahaan keperusahaan yang lain. Beberapa di antara kewajiban Direksi tersebut adalah: 107 1. Menentukan dan mewujudkan filosofi, visi dan misi perseroan. 2. Memastikan bahwa ketentuan dalam anggaran dasar telah dipenuhi. 3. Memastikan bahwa ketentuan dalam perundang – undangan yang berlaku telah dipenuhi. 4. Memastikan bahwa semua perhitungan keuangan dan pembukuan telah sesuai dengan prinsip – prinsip akutansi yang berlaku. 5. Memperhatikan kepentingan karyawan. 6. Memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan minoritas. 7. Memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, seperti kreditor, investor dan masyarakat. 8. Selalu memonitor perkembangan perserosan. 9. Melakukan disclosure terhadap kepentingannya yang potensial bertentangan dengan kepentingan perseroan. 10. Kewajiban meminta izin dan melakukan disclosure terhadap tindakan – tindakan perseroan terbatas. Izin dan disclosure tersebut dilakukan terhadap beberapa institusi tergantung kegiatan apa yang dimintakan izin atau disclose. 11. Kewajban memelihara dokumen perusahaan. 12. Kewajiban memelihara pembukuan perseroan, termasuk membuat neraca. 13. Pengisuan saham baru atas rekomendasi RUPS. 14. Pengangkutan akuntan atau akuntan publik bagi perusahaan terbuka. 15. Pengangkutan dan pemberhentian pegawai perusahaan. 16. Penentuan dan pembayaran gaji – gaji dan ongkos – ongkos. Dalam melaksanakan tugas Direksi, baik tugas kepengurusan maupun tugas representatif, Direksi dapat mewakili kepada pihak lain, baik pihak dalam maupun pihak luar perseroan. Hanya saja dalam hal ini berlaku prinsip – prinsip hukum perwakilan atau keagenan. Maka Direksi berkedudukan, baik sebagai badan pelaksana maupun sebagai badan pengambil inisiatif. Direksi dapat memberikan kuasa kepada anggota Direksi lain atau kepada pihak lain untuk melakukan tugas – tugas tertentu. Akan tetapi, berhubung diangkatnya sebagai Direksi Dewan Komisaris karena kualifikasi dan keahlian tertentu maka, baik direksi maupun dewan komisaris tidak dapat memberikan pada pihak direksi lain 107 Ibid. Universitas Sumatera Utara atau kepada pihak lain suatu kuasa umum tidak terbatas dalam menjalankan tugas dan kewenangannya dalam perseroan terbatas. 108 Secara umum, tugas Direksi dalam melaksanakan prinsip fiduciary duty adalah untuk mengurus dan menjalankan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta usaha perseroan. Oleh karena itu, implementasi prinsip tersebut dalam UUPT masih bersifat umum. 109 Sebagai bahan acuan kiranya patut diketahui bahwa sebenarnya dalam setiap saat. Direktur harus bertindak jujur honestly dan bertugas menggunakan ketekunan reasonable diligence dalam melaksanakan tugas dan jabatannya. Tugasnya dapat dikelompokkan menjadi tiga 3, yaitu: 110 1. Tugas yang berdasarkan kepercayaan fiduciary duties – trust and confidence, 2. Tugas yang berdasarkan kecakapan, kehati – hatian dan ketekunan duties of skill, care and diligence, tugas – tugas ini hanya merupakan aspek dari tugas – tugas Direktur agar tidak lalai negligent dalam pelaksanaan fungsinya. Perlu diketahui secara konsep the duty to be skillful berbeda dengan the duty to be careful dan the duty to be diligence. 3. Tugas yang berdasarkan ketentuan Undang – Undang statutoryduties. Diamanatkan oleh Undang – Undang by the act seperti Direktur harus melaksanakan reasonable diligence dalam tugas jabatannya atau disclosure Sebagai organ perseroan terbatas, Direksi bertanggung jawab penuh atas kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dalam mencapai tujuan perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala tindakannya, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam melaksanakan kepengurusan terhadap perseroan tersebut, Direksi tidak hanya bertanggung jawab terhadap perseroan dan para pemegang saham perseroan melainkan juga terhadap setiap pihak ketiga yang berhubungan hukum, baik langsung maupun tidak langusng dengan 108 Ibid. 109 Try Widyono, op.cit.,hlm. 12 110 I.G. Ray Widjaya, Op.Cit.,hlm.72 Universitas Sumatera Utara perseroan. 111 Secara umum tanggung jawab Direksi dapat dibedakan dalam: Setiap anggota Direksi dapat menjadi controller terhadap yang lainnya, walau demikian pada prakteknya fungsi control dan check and ballance sulit dilakukan. Untuk itu diperlukan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas, dengan adanya pembagian tersebut maka masalah pembuktian anggota Direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas tindakannya yang merugikan kepentingan perseroan menjadi lebih mudah. 112 1. “Tanggung Jawab internal Direksi yang meliputi tugas dan tanggung jawab Direksi terhadap perseroan dan pemegang saham perseroan”. 2. “Tanggung Jawab eksternal Direksi, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab direksi kepada pihak ketiga yang berhubungan hukum langsung maupun tidak langsung dengan perseroan”. Setiap anggota Direksi yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya tersebut diatas memberikan hak kepada pemegang saham perseroan untuk, secara sendiri- sendiri atau bersama – sama yang mewakili jumlah sepersepuluh pemegang saham perseroan melakukan gugatan, untuk dan atas nama perseroan, terhadap Direksi perseroan, yang kesalahannya dan kelalaiannya telah merugikan perseroan derivative action. Secara sendiri – sendiri melakukan gugatan langsung, untuk dan atas nama pribadi pemegang saham terhadap direksi 111 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit., hlm. 104-107 112 Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,20030, hlm. 69-71 Universitas Sumatera Utara perseroan, atas setiap keputusan atau tindakan Direksi perseroan yang merugikan pemegang saham. 113 Selanjutnya, Pasal 104 UUPT menjelaskan tentang kesalahan dan kelalaian Direksi dalam perseroan: 114 1. Direksi tidak berwenang mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga sebelum memperoleh persetujuan RUPS, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang – Undang tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang. 2. Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. 3. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dengan pada ayat 2 berlaku juga bagi anggota Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu 5 lina tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. 4. Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 apabila dapat membuktikan: a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati – hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan. e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 berlaku juga bagi Direksi dari perseroan yang dinyatakan pailit berdasarkan gugatan pihak ketiga. Rumusan yang diberikan dalam UUPT tersebut bertujuan untuk menegaskan kembali fungsi Direksi sebagai suatu organ dan bukan masing – masing pribadi anggota Direksi yang berkewajiban untuk dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. 115 113 Ibid. 114 Pasal 104 UUPT yang berhubungan dengan kelalaian direksi dalam menjalankan perseroan 115 Lihat Pasal 97 ayat 2 UUPT. Meskipun masing – masing anggota Direksi berwenang untuk Universitas Sumatera Utara bertindak mewakili untuk dan atas nama perseroan baik di dalam dan di luar pengadilan. 116 UUPT memberikan ketentuan sanksi berupa sanksi perdata yang sangat berat kepada setiap anggota Direksi perseroan atas setiap kesalahan atau kelalaiannya, namun pelaksanaan pemberian sanksi ini sendiri sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, selama anggota Direksi yang bersangkutan bertindak sesuai dengan dan tidak menyimpang dari aturan main yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Para pemegang saham perseroan maupun pihak ketiga yang merasa dirugikan oleh tindakan Direksi harus membuktikan apakah memang benar kerugian tersebut terjadi sebagai kesalahan dan kelalaian Direksi. Dengan pertanggung jawaban ini di harapkan dapat terjadi saling mengawasi diantara sesama anggota Direksi perseroan atas setiap perbuatan direksi yang dapat merugikan, baik perseroan, pemegang saham maupun pihak ketiga yang beritikad baik. 117 Direksi dalam menjalankan tugasnya bertindak untuk atas nama perseroan, oleh karena itu konsekuensi baik atau buruk sebagai akibat perbuatannya itu pada prinsipnya dipikul perseroan sendiri. Prinsip ini berlaku baik dalam sistem hukum Amerika Serikat maupun dalam sistem hukum Indonesia. 118 116 Lihat Pasal 98 ayat 1 UUPT. 117 Lihat Pasal 97 ayat 6 UUPT. Menurut hukum Amerika Serikat yang menganut common law system, Direktur akan bertanggung jawab secara pribadi jika dia menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan standar tertentu. Misalnya, Direktur dengan sengaja menyalahgunakan wewenang atau menyalahgunakan dana perusahaan, akan bertanggung jawab secara pribadi jika dia mengisukan Universitas Sumatera Utara saham sebagai saham yang disetor penuh padahal secara factual, saham tersebut belum disetor. Di samping itu menurut hukum di Amerika Serikat, tanggung jawab Direktur secara pribadi tidaklah hanya terjadi karena kedudukannya sebagai Direktur. Tetapi untuk dibebankan tanggung jawab, Direksi tersebut harus telah melakukan hal – hal sebagai berikut ini terhadap tindakan perusahaan, yaitu: 1. Direktur mengizinkan perbuatan tersebut, 2. Direktur meratifikasi perbuatan tersebut atau 3. Ikut berpatisipasi dengan cara apapun dalam perbuatan tersebut. Terhadap transaksi yang dilakukan atas nama dewan Direksi, dalam keadaan tertentu di Amerika Serikat seorang Direktur bahkan bertanggung jawab pribadi sungguhpun dia keberatan dan voting menolaknya. Sistem huku m di Indonesia tidak mengenal pranata “fiduciary relation”. Sehingga hubungan Direktur dengan perusahaan tidak merupakan hubungan antara “trustee” dengan “beneficiary” seperti dalam common law system. Dalam sistem hukum civil law seperti di Indonesia, hubungan tersebut hanya merupakan hubungan antara pemberi kuasa perusahaan dengan penerima kuasa Direktur. Pengaturan tentang Direksi dalam UUPT menyediakan beberapa pasal yang khusus mengatur tentang direksi perusahaan. Setidak – tidaknya ada 12 dua belas pokok pengaturan perseroan terbatas terhadap direksi perseroan, yaitu: 1. Pengaturan mengenai kualifikasi direksi Pasal 93 ayat 1. 2. Pengaturan mengenai kuantitas Direksi Pasal 92 ayat 4. 3. Pengaturan mengenai pengangkatan dan pemberhentian direksi Pasal 94, 95, 105 106. 4. Pengaturan mengenai tugas dan wewenang direksi Pasal 92 ayat 2, 5, 6, Pasal 96 ayat 2, pasal 98 ayat 2, 3, 4, dan pasal 99. Universitas Sumatera Utara 5. Pengaturan mengenai besarnya gaji atau tunjangan direksi Pasal 96 ayat 1, 3. 6. Pengaturan mengenai kepengurusan dan perwakilan Pasal 98 ayat 1, 2 dan pasal 99. 7. Pengaturan mengenai tanggung jawab pribadi dari direksi Pasal 97 ayat 3. 8. Pengaturan mengenai gugatan derivatif terhadap direksi Pasal 97 ayat 6. 9. Pengaturan mengenai kewajiban direksi untuk membuat dan memelihara dokumen perusahaan pasal 100. 10. Pengaturan mengenai kewajiban keterbukaan direksi terhadap perseroan pasal 101. 11. Pengaturan mengenai prosedur penjualan sebagian besar atau seluruh aset perseroan oleh direksi pasal 102 12. Pengaturan mengenai kedudukan direksi jika perusahaannya pailit pasal 104.

B. Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbuka Dalam Kerangka Good Corporate Governance Di Pasar Modal