dilihat bahwa Pemerintah Timor Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan
berfungsi untuk
mempersiapkan tahapan-tahapan
menjadi keanggotaan
ASEAN.
114
C. Anggaran Dasar sebagai salah satu Syarat Sebuah Organisasi Internasional.
Pertumbuhan organisasi internasional telah dimulai sejak abad pertengahan. Misalnya negara-negara Eropa pada saat menghadapi Napoleon mendirikan
Holy Alliance
atas inisiatif Czar Alexander I, 26 September 1815, yang bertujuan untuk tetap mempertahankan kekuasaan absolut dari raja sebagai reaksi terhadap adanya
tekanan akibat adanya revolusi Prancis di mana kedaulatan ada di tangan rakyat dan bukan di tangan raja. Setelah perang dunia II, makin banyak organisasi
internasional yang didirikan. Diantaranya lahir
International Maritime Consultative Organization
IMCO pada tahun 1947,
World Meteorological Organization
WMO pada tahun 1951, dan organisasi-organisasi lainnya di
bidang telekomunikasi.
115
Menurut Pasal 2 ayat 1 i Konvensi wina 1969 tentang
Law of Treaties
Hukum Perjanjian, organisasi internasional adalah organisasi antar pemerintah. Defenisi yang diberikan konvensi ini adalah sempit, karena membatasi diri hanya
pada hubungan pemerintah
inter-
governmental oragnization’s – IGO’s.
114
Ibid.
115
Sri Setianingsih Suwardi, Op. Cit., hal.3.
Universitas Sumatera Utara
Perumusan defenisi yang sempit ini mungkin didasarkan atas kehati-hatian, karena dibuatnya defenisi yang baku akan melahirkan konsekuensi hukumnya
baik di tingkat teori maupun praktis. Defenisi yang sempit ini juga tidak berisikan penjelasan mengenai persyaratan-persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh
suatu organisasi untuk dapat dinamakan organisasi internasional dalam arti kata yang sebenarnya. Sebaliknya defenisi yang sempit ini mendapat tantangan dari
para penganut defenisi yang luas termasuk NGO’s.
116
Walaupun setiap organisasi itu berbeda dan dipahami secara terpisah, akan tetapi memiliki beberapa karakteristik yang mendasar, yaitu
117
: 1.
Establishment by treaty constituent treaty, although there are some exceptions
pendirian oleh adanya suatu perjanjian pokok, walaupun ada beberapa pengecualian.
2.
International legal personality separate from its members
personalitas yuridik internasioanl yang terpisah dari anggota-anggotanya.
3.
Financed by the members
pembiayaan melalui iuran yang berasal dari anggota.
4.
Permanent secretariats
sekretariat yang bersifat permanen. Leroy Bennet mengemukakan ada 5 lima ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu
oraginsasi internasional, yaitu :
116
Boer Mauna, Op. Cit., hal. 462.
117
Anthony Aust, Handbook of International Law, Cambridge : Cambridge University Press, 2005, hal.196-197.
Universitas Sumatera Utara
1.
A permanent organization to carry on a continuing set of functions
organisasi permanen
untuk melaksanakan
fungsi-fungsi yang
berkesinambungan. 2.
Voluntary membership of eligible parties
keanggotaan yang sukarela dari pihak-pihak yang memenuhi syarat.
3.
Basic instrument stating goals, structure, and methods of operation
anggaran dasar yang berisi tujuan, struktur, dan cara-cara bertindak. 4.
A broadly representative consultative conference organ
badan perwakilan, konsultatif, dan perundingan yang bersifat luas.
5.
Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research, and information functions
sekretariat permanen utnuk melaksanakan fungsi administratif, penelitian, dan informasi yang berkesinambungan.
Setiap organisasi internasional mempunyai aturan-aturan yang merupakan hukumnya sendiri. Bagaimana sutau organisasi internasional memperlakukan
hukumnya tergantung pada organisasi internasional itu sendiri. Sebagai contoh Uni Eropa hukumnya dpaat mempunyai dampak langsung pada hukum nasional
negara anggotanya. Dapat dipastikan suatu organisasi internasional mempunyai anggaran dasar
sebagai landasan
bekerjanya organisasi
internasional tersebut.
Untuk perkembangan hukum selanjutnya dari organisasi internasional tersebut
tergantung pada keputusan yang dibuat alat perlengkapanorgan dari organisasi internasional. Kewenangan dari suatu alat perlengkapanorgan untuk membuat
keputusan ditetapkan dlaam anggaran dasarnya.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian internasional yang dibuat antara negara-negara untuk membuat suatu organisasi internasional biasanya disebut anggaran dasar organisasi
internasional. PBB misalnya menyebutnya dengan
Charter
Piagam, Council Eropa menyebutnya dengan
Statute
statuta, LBB menyebutnya dengan
Covenant
Kovenan, ILO, UNESCO, WHO, FAO menyebutnya dengan
Constitution
Konstitusi, dan lain sebagainya. Anggaran dasar suatu organisasi internasional itu tidak selalu berbentuk
sebuah dokumen hukum yang tersendiri. Sebagai contoh anggaran dasar ICAO adalah bagian dari
Chicago Convention on International Civil Aviation.
Kovenen LBB dan anggaran dasar ILO adalah bagian dari perjanjian damai tahun 1919
peace treaties.
Anggaran dasar organisasi internasional pada umumnya adalah suatu perjanjian multilateral. Yang membedakan anggaran dasar suatu organisasi
internasional dengan perjanjian multilateral pada umumnya adalah
118
: 1.
Membentuk suatu badan hukum
creation of a legal person.
Tidak seperti perjanjian internasional pada umumnya, anggran dasar suatu organisasi internasional tidak hanya mengatur masalah hak dan
kewajiban negara pihak, tetapi yang penting anggaran dasar ini membentuk subjek hukum internasional baru. Sebagai subjek hukum internasional,
organisasi internasional mempunyai alat perlengkapanorgan sendiri serta mengambil sendiri bagian dalam hubungan internasional. Bahkan organisasi
internasional dapat menjadi pihak dalam suatu perjanjian internasional. Tujuan
118
Sri Setianingsih Suwardi, Op. Cit., hal.184-186.
Universitas Sumatera Utara
dari anggaran dasar organisasi internasional adalah menentukan struktur dan aturan fungsi suatu organisasi internasional.
2. Pembatasan untuk reservasi
limitation on reservation.
Walaupun pada perjanjian multilateral reservasi adalah hal yang diperbolehkan, tetapi untuk suatu anggaran dasar suatu organisasi internasional
reservasi tidak dikehendaki. Hal ini disebabkan karena negara anggota suatu organisasi internasional tidak hanya bekerjasmaa dnegan anggota yang lain
untuk berpartisipasi dalam suatu organisasi internasional, tetapi negara anggotanya bersama-sama memutuskan masalah-maslaah penting. Oleh karena
itu, negara-negara anggota membutuhkan aturan yang sama yang mengikat mereka untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Disamping itu, suatu
anggaran dasar bila diperlukan untuk disesuaikan dengan kebutuhan organisasi internasional dapat diadakan perubahan.
3. Pembaruan secara diam-diam
tacit renewal.
Suatu organisasi internasional harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada dalam masyarakat. Organisasi internasional mempunyai alat
perlengkapanorgan yang diberi wewenang untuk mengadakan perubahan anggaran dasar bila itu diperlukan. Anggaran dasar suatu organisasi
internasional biasanya telah menentukan bagaimana suatu anggaran dasar itu dapat diubah. Meskipun tidak ada ketentuan perubahan, konstitusi dapat
diubah. Alat perlengkapan utamaorgan dari suatu organisasi internasional dapat mengadakan penafsiran atas ketentuan dalam konstitusi sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
tujuan organisasi; bila penafsiran itu tidak ditolak berarti negara anggota menyetujuinya dan penafsiran itu akan mengikat.
Walaupun amandemen telah ditentukan alat perlengkapan utamaorgan utama mana dalam organisasi internasional itu yang berhak mengadakan
amandemen, kadang-kadang masih dibutuhkan adanya suatu sidang khusus
special review conference
, gunanya adalah mendapatkan suatu pandangan yang komprehensif untuk suatu perubahan.
119
Sebagai contoh ketentuan dalam Pasal 109 Piagam PBB. Pasal 109 1 menentukan :
“a general conference of the members of the United Nations for the purpose
of reviewing the present Charter may be held at a date and place to fixed by two thirds vote of the members of the general assembly and by vote of nine
members of the Security Council. Each member of the United Nations shall
have one vote in the conference.”
120
perubahan Piagam PBB harus dengan sidang Majelis Umum PBB yang diusulkan oleh dua per tiga anggota Majelis Umum dan suara sembilan
anggota Dewan Keamanan. Setiap negara anggota memiliki satu hak suara. Ada beberapa prinsip yang mendasari berlakunya suatu amandemen
anggaran dasar
121
: 1.
Prinsip kesepakatan
concent principle.
Kebutuhan akan adanya kesepakatan dari para anggota untuk berlakunya suatu amandemen dari suatu anggaran dasar merupakan prinsip yang telah
lama dianut oleh masyarakat internasional. Sevagai contoh, pada ICAO, dalam konvensinya Pasal 94 a menentukan :
“any proposed amendment to this convention must be ap
proved by a two thirds vote of the Assembly and shall then come into force in respect of
119
Ibid, hal.186.
120
United Nations Charter, San Fransisco, 26 Juni 1945.
121
Sri Setianingsih Suwardi, Op. Cit., hal.187-189.
Universitas Sumatera Utara
States which have ratified such amendment when ratified by a number of contracting StatesSpecified by the assembly. The number of so specified
shall not less than two-
thirds of the total number of contracting States.” Menurut ketentuan Pasal 94 a Konvensi ICAO tersebut, amandemen itu
harus disetujui oleh dua per tiga suara pada majelis, dan untuk dapat berlaku harus diratifikasi oleh tidak kurang dari dua per tiga anggota
assembly,
dan hanya
in respect of states
yang meratifikasi amandemen tersebut.
2.
Prinsip Legislatif
The Legislative Principles
Dalam prinsip legislatif ini diperlukan suara mayoritas untuk menentukan amandemen yang akan mengikat anggota yang tidak setuju minoritas. Prinsip
ini dianut dalam Pasal 108 Piagam PBB, menentukan : “amandments to the present charter shall come into force for all members
of the United Nations when they have been adopted by a vote of two thirds of the members of the General Assembly and ratified in accordance with
their respective constitutional processes by two-thirds of the members of the United Nations, including all the permanent members of the Security
Counsil.” Jadi menurut Pasal 108 Piagam PBB suatu amandemen di setujui dua per
tiga anggota Majelis Umum dan diratifikasi oleh dua per tiga anggota PBB termasuk semua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, amandemen lalu
berlaku bagi semua anggota. Dari ketentuan tersebut dapat dimengerti mengapa sampai saat ini perubahan piagam sebaimana ditentukan pada Pasal 108
Piagam PBB ini belum pernah terjadi. Persyaratan harus adanya kesepakatan dari semua anggota tetap Dewan Keamanan inilah yang menjadi kendala.
Universitas Sumatera Utara
3. Kombinasi antara kedua prinsip.
Selain kedua prinsip di atas ada amandemen yang dibedakan antara amandemen minor dan mayor, minor amandemen perubahannya cukup dengan
prinsip legislatif
legislative principle
, sedangkan mayor amandemen perubahannya memerlukan kesepakatan
concent principle
. Sebagai contoh Pasal 20 Konstitusi FAO
Food and Agriculture Organization
yang membedakan antara perubahan yang menyangkut kewajiban-kewajiban baru
bagi para anggota dan perubahan-perubahan yang tidak menyangkut kewajiban baru bagi para anggota. Bagi perubahan yang tidak menyangkut kewajiban
para anggota harus disahkan oleh dua per tiga anggota
conference
, sedangkan untuk perubahan yang menyangkut kewajiban baru anggota diperlukan
pengesahan dua per tiga anggota
conference
diikuti oleh ratifikasi dua per tiga anggota dan berlaku untuk semua anggota yang meratifikasi.
Kapan berlakunya suatu amandemen ditentukan oleh anggaran dasar itu sendiri. Biasanya amandemen untuk penambahan suatu alat perlengkapanorgan
utama biasanya berlaku efektif sehari setelah amandemen sah.
122
Ada kemungkinan suatu anggota menolak amandemen, hal ini bisa terjadi dalam amandemen dengan prinsip kesepakatan atau pada penerapan prinsip
legislatif tetapi anggota menolak untuk menerima kehendak mayoritas. Dalam hal ini ada kemungkinan anggota yang menolak dapat mengundurkan diri.
123
122
Ibid, hal.189.
123
Ibid, hal.190.
Universitas Sumatera Utara
D.
Perkembangan ASEAN
Setelah berjalan lebih kurang 40 tahun, ASEAN sebagai sebuah organisasi internasional yang bersifat regional telah menunjukkan kemajuan yang pesat.
Kemajuan tersebut dicapai baik melalui kerjasama dalam berbagai bidang di antara negara-negara anggotanya maupun melalui kerjasamanya dengan
organisasi internasional lainnya dari berbagai kawasan. ASEAN juga telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai satu organisasi internasional yang sangat
berhasil dan mempunyai peranan yang kuat dan penting dalam masyarakat dunia. Pada tahun 1967, negara-negara yang membentuk ASEAN belum atau
sangat sedikit mempunyai pengalaman dalam masalah kerjasama regional yang dapat menguntungkan semua pihak. Singapura baru saja dua tahun memisahkan
diri dari Federasi Malaysia, hal yang mewarisi rasa kepahitan yang meracuni hubungan Malaysia-Singapura. ASA dan MAPHILINDO yang baru saja berhasil
dibentuk pada tahun 1961 dan 1963, tidak mampu bertahan lama, dan akhirnya hancur berantakan, masing-masing sebagai akibat sengketa Sabah antara Malaysia
dan Filipina dan konfrontasi yang dilancarkan Indonesia. Pendek kata, tidaklah mengherankan jika pada saat-saat pembentukan ASEAN, hubungan antara kelima
negara Asia Tenggara itu dikecam oleh rasa kecurigaan jika tidak permusuhan.
124
Dalam suasana beginilah ASEAN dilahirkan. Oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa ASEAN harus melalui masa pertumbuhannya demikian
lama. Kerjasama regional ASEAN sejak dibentuknya 1967 telah melewati tahap-tahap pertumbuhan.
124
M. Sabir, Op. Cit., hal.57.
Universitas Sumatera Utara
Kemajuan ASEAN tidak menonjol dalam proyek-proyek raksasa, tetapi lebih banyak menjelma dalam bentuk rasa kesetiakawanan yang sangat
dibutuhkan oleh setiap kerjasama regional. Agar ASEAN dapat berkembang mencapai sasarannya seperti yang diamanatkan Deklarasi Bangkok memang tidak
dapat dihindarkan tanggung jawab menanggulangi proyek-proyek raksasa yang sesuai martabat dan kedudukan ASEAN sebagai kerjasama regional yang
mencakup kawasan dan penduduk tidak kurang dari kawasan dan penduduk Masyarakat Ekonomi Eropa.
125
Secara resmi, para menteri Luar Negeri ASEAN bertemu sekurang- kurangnya sekali setahun dan jika dianggap perlu dapat lebih sering. Pertemuan-
pertemuan tersebut tidak saja tambah memperkenalkan satu sama lain, tetapi juga menimbulkan rasa perlu memperkenalkan. ASEAN menjadi sarana komunikasi
sosial antara negara dalam sejarah Asia Tenggara. ASEAN memberikan dorongan hebat terhadap pertumbuhan berbagai
prakarsa yang datang dari berbagai sektor kehidupan bermasyarakat. Kegiatan tersebut ada yang bekerjasama dengan erat dengan Panitia Tetap, dan ada yang
bergerak atas prakarsa sendiri-sendiri. Adanya berbagai kegiatan tersebut menunjukkan bahwa ASEAN sedang mengalami suatu proses pemasyarakatan,
yaitu tumbuhnya suatu cita-cita ASEAN akan dapat menjadi realita, apabila seluruh sektor kegiatan masyarakat di negara-negara ASEAN ikut aktif
berpartisipasi. Perkembangan ini merupakan pertanda bagi ASEAN telah menjadi
125
M. Sabir, Op. Cit., hal.62
Universitas Sumatera Utara
suatu organisasi regional yang memiliki hak hidup dan kepercayaan seluruh lapisan bangsa.
126
ASEAN melangkah dalam perkembangannya sejak Konferensi Tingkat Tinggi Bali tahun 1976. KTT Bali dicatat sebagai titik puncak dalam sejarah
ASEAN.
Pertama,
karena buat pertama kalinya para kepala negara ASEAN bersedia ikut hadir dalam konferensi ASEAN, sedang sebelumnya KTT paling
tinggi hanya dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri.
Kedua,
dalam KTT Bali diambil keputusan-keputusan pokok yang berjangkauan jauh.
127
KTT Bali berhasil membuat sejarah dengan menandatangani tiga dokumen penting
128
: 1.
Treaty of Amity and Cooperation
Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama. Perjanjian persahabatan ini merumuskan enam prinsip yang harus dipatuhi
penandatangan : a.
Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, persamaan derajata, integritas teritorial, dan identitas nasional semua bangsa.
b. Hak masing-masing negara untuk hidup bebas dari campur tangan luar,
subversi atau paksaan. c.
Tidak mencampuri urusan dalm negeri. d.
Penyelesaian sengketa dengan cara-cara damai. e.
Berjanji tidak melakukan ancaman atau menggunakan kekerasan. f.
Mengadakan kerjasama efektif di kalangan mereka.
126
M. Sabir, Op. Cit., hal.63-65.
127
Ibid, hal.66.
128
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2.
Declaration of ASEAN Concord
Deklarasi Kesepakatan ASEAN. Deklarasi ini mempunyai implikasi praktis dari cita-cita kepada aksi unutk mewujudkan
kerjasama politik, ekonomi, dan sosial budaya ASEAN yang lebih meluas dan mendasar. Deklarasi Kesepakatan dimuali dengan pengakuan bahwa kelima
negara telah berjanji akan melaksanakan Deklarasi Bandung, Deklarasi Bangkok, Deklarasi Kuala Lumpur, dan Piagam PBB.
129
3. Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN
.
Sidang Menlu pada tahun 1974 di Jakarta menetapkan Sekretariat Pusat mengambil tempat di Jakarta. Pada
persetujuan ini juga diatur mengenai fungsi dan kekuasaan Sekretaris Jenderal. KTT Bali dianggap sebagai titik balik dalam perkembangan ASEAN.
Pemimpin-peminpin ASEAN yang telah berkumpul di Bali telah bertekad untuk melangkah lebih jauh lagi dengan memberi isi kepada cita-cita kerjasama politik.
Oleh karena itu, KTT Bali akan dicatat dalam sejarah sebagai peristiwa penting yang sangat menentukan.
Pada KTT ASEAN ke-11 di Kula Lumpur bulan Desember 2005, para pemimpin negara-negara ASEAN menegaskan kembali komitmen mereka untuk
menciptakan suatu Piagam ASEAN. Komitmen tersebut dituangkan dalam
The Kuala Lumpur Declaration on the Establishmentof the ASEAN Charter.
Dalam deklarasi tersebut, para pemimpin ASEAN juga mengumumkan pembentukan
the Eminent Persons Groups on the ASEAN Charter
EPG, yang diberi mandat untuk mempelajari ASEAN dan membuat rekomendasi mengenai hal-hal apa saja yang
harus dituangkan dalam Piagam ASEAN.
129
Ibid, hal.69.
Universitas Sumatera Utara
EPG melaporkan hasil kerjanya pada KTT ASEAN ke-12 di Cebu , Philipina pada Januari 2007. Para pemiimpin ASEAN kemudian menyerahkan
tugas untuk merumuskan Piagam ASEAN kepada sebuah grup perseorangan yaitu
the High Level Task Force on the Drafting of the ASEAN Charter
HLTF yang dibentuk oleh para Menteri Luar Negeri ASEAN. Dalam melaksanakan tugasnya,
HLTF menerima masukan dari 4 empat sumber utama, yaitu : 1.
Laporan dan rekomendasi dari EPG. 2.
Petunjuk dari para pemimpin ASEAN. 3.
Komitmen-komitmen ASEAN yang tercantum dalam berbagai dokumen sejarah dan perjanjian-perjanjian ASEAN sejak tahun 1967.
4. Arahan dari para Menteri Luar Negeri ASEAN.
Setelah menyelesaikan tugasnya, HLTF menyerahkan rancangan Piagam ASEAN diserahkan kepada KTT ASEAN. Pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura
pada November 2007, Piagam ASEAN hasil rumusan HLTF ditandatangani oleh para pemimpin negara ASEAN.
Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk sutau komunitas negara-negara
Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis. Harapan tersebut dituangkan dalam Visi
ASEAN 2020 di tahun 1997. Untuk merealisasikan harapan tersebut, ASEAN mengesahkan Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali pada tahun 2003
Universitas Sumatera Utara
yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN
ASEAN Community
dan target pembentukan tersebut dipercepat menjadi tahun 2015
.
130
Sekretaris Jenderal ASEAN saat ini adalah DR. Surin Pitsuwan dari Thailand. Seorang Sekretaris Jenderal menjabat selama 5 tahun secara bergiliran
dan dipilih berdasarkan urutan abjad. Perkembangan dari segi struktural organisasi ASEAN juga mengalami
banyak pengembangan
dan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia
131
: 1.
Sebelum KTT di Bali 1976. Struktur organisasi ASEAN sebelum KTT di Bali 1976 didasarkan pada
Deklarasi Bangkok, yaitu : 1.
Sidang Tahunan Para Menteri; 2.
Standing comittee;
3. Komite-komite Tetap dan Khusus;
4. Sekretariat Nasional ASEAN pada setiap ibukota negara anggota
ASEAN. 2.
Sesudah KTT Bali 1976. Setelah berlakunya KTT di Bali 1976, susunan organisasi ASEAN
mengalami perubahan sebagai berikut : 1.
Pertemuan Kepala Pemerintahan
Summit Meeting.
130
http:www.deplu.go.idPagesAsean.aspx?IDP=6l=id, 19 Januari 2010.
131
Hasnil Basri Siregar, Op Cit, hal.146.
Universitas Sumatera Utara
Pertemuan para Kepala Pemerintahan merupakan kekuasaan tertinggi didalam ASEAN. Pertemuan ini diadakn apabila dianggap perlu unutk
memberikan pengarahan terhadap ASEAN. 2.
Pertemuan Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN
Annual Ministerial Meeting.
Pertemuan tahunan para menteri luar negeri ASEAN merupakan badan tertinggi yang mempunyai peranan dan tanggungjawab untuk merumuskan
kebijaksanaan-kebujaksanaan dan koordinasi kegiatan ASEAN, serta meninjau kembali pelaksanaan ndari negara-negara anggota ASEAN. Sidang tahunan ini
juga memeriksa implikasi politis dan diplomatik. Dalam situasi khusus, para menteri luar negeri dapat mengadakn sidang atau pertemuan istimewa labih
dari sekali dalam setahun jika dianggap perlu. 3.
Sidang para Menteri Ekonomi. Pertemuan para Menteri Ekonomi merupakan badan tertinggi dalam
menentukan kebijaksanaan dan koordinasi khusus yang menyangkit masalah dalam kerjasama ekonomi ASEAN serta menilai hasil-hasil yang telah
diperoleh komite dibawahnya. Pertemuan ini diadakan setahun sekali. 4.
Pertemuan para Menteri Lainnya Non-Ekonomi. Pertemuan ini merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut
bidangnya masing-masing, seperti pendidikan, kesehatan, sosial budaya, penerangan, perburuhan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Komite Tetap
Standing Committee.
Universitas Sumatera Utara
Komite tetap bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan selama setahun dan tugasnya adalah membuat keputusan-keputusan dan melanjutkan
pekerjaan ASEAN serta menjalankan pekerjaan tugas-tugas perhimpunan dalam jangka waktu diantara dua sidang para Menteri Luar Negeri ASEAN.
Ketua Panitia Tetap ASEAN ini secara bergilir dijabat oleh Menteri Luar Negeri negara anggota ASEAN.
6. Komite-komite ASEAN.
Komite-komite permanen ASEAN yang banyaknya 11 sebelas buah sebelum KTT Bali, dilebur menjadi 2 dua bidang, yaitu bidang ekonomi dan
bidang nnon-ekonomi
yang menangani
kerjasama fungsional
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata ASEAN.
Susunan struktural organisasi ASEAN berdasarkan Piaagam ASEAN
132
: 1.
Konperensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN sebagai pengambil keputusan utama, yang akan memberikan
policy-guidances. KTT
diselenggarakan minimal 2 kali setahun;
2.
Dewan Koordinasi ASEAN
ASEAN Coordinating Council
yang terdiri dari para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan tugas mengkoordinasi
Dewan Komunitas ASEAN
ASEAN Community Councils
; 3.
Dewan Komunitas ASEAN
ASEAN Community Councils
dengan ketiga pilar komunitas ASEAN yakni Dewan Komunitas Politik-Keamanan
ASEAN
ASEAN Political-Security Community Council APSCC
, Dewan Komunitas
Ekonomi ASEAN
ASEAN Economic
Community
132
Bab IV dan Bab V Piagam ASEAN.
Universitas Sumatera Utara
CouncilAECC
, dan Dewan Komunitas Sosial-Budaya
ASEAN Socio- Cultural Community CouncilASCC.
4. Badan-badan Sektoral tingkat Menteri
ASEAN Sectoral Ministerial Bodies.
5. Komite Wakil Tetap
Committee of Permanent Representatives
yang terdiri dari Wakil Tetap negara ASEAN, pada tingkat Duta Besar dan
berkedudukan di Jakarta. 6.
Sekretaris Jenderal ASEAN, yang dibantu oleh 4 empat orang Wakil Sekretaris Jenderal dan Sekretariat ASEAN.
7. Sekretariat Nasional ASEAN yang dipimpin oleh pejabat senior untuk
melakukan koordinasi internal di masing-masing negara ASEAN. 8.
ASEAN Human Rights Body
, yang akan mendorong perlindungan dan
promosi HAM di ASEAN. 9.
Yayasan ASEAN
ASEAN Foundation
, yang akan membantu Sekjen ASEAN dalam meningkatkan pemahaman mengenai ASEAN, termasuk
pembentukan identitas ASEAN.
10. Entities associated with ASEAN.
E. Piagam ASEAN sebagai Anggaran Dasar ASEAN