Keanggotaan ASEAN PIAGAM ASEAN SEBAGAI ANGGARAN DASAR DALAM

memiliki populasi sekitar 560 juta dengan luas wilayah 4,5 juta kilometer persegi. 96

B. Keanggotaan ASEAN

Masalah keanggotaan merupakan masalah yang penting dalam suatu organisasi internasional. Setiap konstitusi organisasi internasional akan memuat masalah keanggotaan. Maslaah keanggotaan merupakan masalah hukum yang penting bagi suatu organisasi internasional. 97 Mengenai keanggotaan ASEAN telah menganut apa yang disebut prinsip kedekatan wilayah principle of geographic proximity di dalam wilayah atau kawasan Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok : “..the association is open for participation to all states in the South -east Asian Region...” 98 Ketika ASEAN dibentuk pada tahun 1967 anggotanya hanya terdiri dari bekas anggota MAPHILINDO dan ASA ditambah dengan Singapura. 99 Dengan kata lain keanggotaan ASEAN pada awal terbentuknya hanya terdiri dari 5 lima negara, yaitu : Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura, yang juga merupakan negara-negara penandatangan Deklarasi Bangkok. Kemudian pada 96 www.deplu.go.idpagesAsean.aspx?IDP=6I=id, 10 Januari 2010. 97 Sri Setianingsih Suwardi, Op. Cit., hal.39. 98 Isi Deklarasi Bangkok, Bangkok, 8 Agustus, 1967. 99 M. Sabir, Op. Cit., hal.31. Universitas Sumatera Utara tahun 1984 Brunei Darussalam telah diterima sebagai anggota baru, sehingga dengan demikian keanggotaan ASEAN menjadi 6 negara. 100 Mengenai keanggotaan Vietnam dalam ASEAN secara resmi telah diajukan pada tanggal 17 Oktober 1994 dan pemerintah Vietnam menyatakan akan memenuhi kewajiban-kewajibannya antara lain melakukan aksesi terhadap Deklarasi ASEAN 1967, deklarasi mengenai ZOPFAN tahun 1971, Deklarasi ASEAN Concord 1976, dan persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN tahun 1976. 101 Akhirnya dalam Sidang Menteri ASEAN yang diadakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada tanggal 28 Juli 1995 telah memutuskan untuk menerima Vietnam sebagai negara anggota ASEAN yang ke-7. 102 Mengenai keanggotaan ketiga negara lainnya yaitu Kamboja, Laos, dan Myanmar, ASEAN telah mengadakan sidang khusus Menteri ASEAN di Kuala Lumpur pada tanggal 31 Mei 1997 untuk membahas laporan Sekjen ASEAN mengenai kesiapan ketiga negara tersebut untuk menjadi negara anggota ASEAN. Sidang khusus tersebut setelah memperhatikan bahwa ketiga negara telah memenuhi persyaratan-persyaratan secara teknis dan melaksanakan kewajiban- kewajiban mereka sebagai anggota untuk melakukan aksesi berbagai persetujuan- persetujuan ASEAN, maka menteri-menteri ASEAN telah menyetujui bahwa ketiga negara tersebut akan diterima dalam bulan Juli 1997. 103 Namun menjelang diterimanya ketiga negara tersebut, telah terjadi pertentangan politik di Kamboja yang mengakibatkan gejolak politik di negara 100 Sumaryo Suryokusumo, Op. Cit., hal.85. 101 Ibid, hal.86. 102 Ibid, hal.87. 103 Ibid. Universitas Sumatera Utara tersebut. Dalam menghadapi situasi ini, menteri ASEAN mengadakan lagi sidang Khusus di Kuala Lumpur pada tanggal 10 Juli 1997 dan kemudian menyetujui hanya permintaan keanggotaan Laos dan Myanmar sebagaimana dijadwalkan dan menunda keanggotaan Kamboja sampai pada waktu yang memungkinkan. 104 Akhirnya dalam sidang ke-30 Menteri-Menteri ASEAN yang diadakan di Kuala Lumpur tanggal 20-23 Juli 1997 telah diputuskan secara resmi penerimaan Laos dan Myanmar sebagai negara anggota ke-8 dan ke-9 ASEAN. 105 Kamboja kemudian menyusul menjadi anggota ASEAN pada tanggal 30 April 1999. Walaupun ASEAN tidak memiliki instrumen pokok constituent instrument yang mengatur tersendiri tentang keanggotaan, tetapi dalam Deklarasi Bangkok 1967 disebutkan bahwa persekutuan tersebut terbuka keanggotaanya bagi negara- negara di wilayah Asia Tenggara dengan syarat-syarat bahwa negara tersebut akan melaksanakan dan menghormati prinsip-prinsip dan tujuan yang terkandung di dalam Deklarasi Bangkok termasuk perjanjian-perjanjian lainnya yang dibuat dalam kerangka ASEAN. Di dalam Piagam ASEAN pada Pasal 4 mengenai Negara Anggota, langsung dicantumkan negara-negara yang menjadi anggota dari ASEAN. Namun pada Pasal 6 Piagam ASEAN tersebut, ditetapkan juga ketentuan mengenai penerimaan anggota baru. “Negara-Negara Anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Rakyat Demokratik Laos, Malaysia, Uni 104 Ibid. 105 Ibid, hal.88. Universitas Sumatera Utara Myanmar, Republik Filipina, Republik Singapura, Kerajaan Thailand, dan Republik Sosialis Vietn am.” 106 ASEAN dapat melakukan penerimaan anggota baru, dimana prosedur dan penerimaan keanggotaan tersebut diatur oleh Dewan Koordinasi ASEAN. 107 Seperti kita ketahui bahwa ASEAN merupakan suatu organisasi regional yang tertutup closed regional organization , jadi tidak semua negara dapat masuk untuk menjadi anggota ASEAN. Menurut Piagam ASEAN, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota ASEAN 108 , yaitu : 1. Letaknya secara geografis diakui berada di wilayah Asia Tenggara; 2. Pengakuan oleh seluruh negara anggota ASEAN; 3. Kesepakatan untuk tunduk dan terikat pada Piagam; dan 4. Kesanggupan dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban keanggotaan. Penerimaan anggota baru wajib diputuskan secara konsensus oleh Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi ASEAN. Negara pemohon wajib diterima ASEAN pada saat penandatanganan Instrumen Aksesi Piagam. 109 Selanjutnya mengenai penangguhan keanggotaan ASEAN juga pernah terjadi. Pada saat Kamboja, Laos, dan Myanmar menyatakan keinginan untuk menjadi anggota ASEAN, dan melalui Sidang Khusus Menteri ASEAN di Kuala Lumpur pada tanggal 31 Mei 1997 ditetapkan bahwa ketiga negara tersebut telah 106 Isi Pasal 4 Piagam ASEAN. 107 Pasal 6 1 Piagam ASEAN. 108 Pasal 6 2 Piagam ASEAN. 109 Pasal 6 3 4 Piagam ASEAN. Universitas Sumatera Utara memenuhi persyaratan-persyaratan secara teknis dan telah melaksanakan kewajiban mereka sebagai anggota untuk melakukan aksesi berbagai persetujuan- persetujuan ASEAN, maka menteri-menteri ASEAN telah menyetujui bahwa ketiga negara tersebut akan diterima dalam bulan Juli 1997. Namun menjelang diterimanya negara tersebut, terjadi pertentangan politik di Kamboja antara Perdana Menteri Pertama Ranariddh dan Perdana Menteri Kedua Hun Sen yang menyebabkan tersingkirnya Pangeran Ranariddh dan menimbulkan gejolak politik di negara tersebut. Dalam menghadapi situasi di Kamboja para Menteri ASEAN mengadakan lagi Sidang Khusus di Kuala Lumpur pada tanggal 10 Juli 1997 dan kemudian menyetujuia hanya permintaan keanggotaan Laos dan Myanmar sebagaimana dijadwalkan dan menunda keanggotaan Kamboja sampai pada waktunya yang memungkinkan. 110 Dalam Deklarasi Bangkok maupun Piagam ASEAN, tidak ada ketentuan yang mengatur tentang klausula mengenai penarikan diri ataupun pemecatan dari keanggotaan ASEAN. Ada pihak yang menganggap bahwa tidak dicantumkannya hak untuk menarik diri adalah bertentangan dengan hak negara berdaulat untuk ikut atau tidak dalam suatu organisasi internasional. Namun pada kenyataanya sampai pada saat ini, tidak ada negara anggota ASEAN yang benar-benar mempermasalahkan hal ini. Disamping ke-10 negara anggota ASEAN tersebut, terdapat 2 dua negara lain yang memiliki status sebagai Observer pemerhati. Kedua negara tersebut adalah Papua Nugini dan Timor Leste. Papua Nugini manjadi observer pada 110 Sumaryo Suryokusumo, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara ASEAN pada tahun 1976. 111 Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah propinsi di Indonesia, memperoleh status Observer dalam ASEAN setelah menuai protes dari berbagai negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Awalnya, Myanmar menentang pemberian status observer kepada Timor Leste karena dukungan Timor-Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. 112 Sejak restorasi kemerdekaan Timor Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor Leste. Timor Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor Leste masih tetap berstatus observer . Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor Leste dinilai bukan negara Asia Tenggara, melainkan negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum . 113 Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura, dan lain-lain. Hal ini dapat 111 http:www.bing.comreferencesemhtmlASEAN?src=abopfwd=1q=aseanqpvt=ase an, 10 Januari 2010. 112 http:id.wikipedia.orgwikiASEAN, 10 Januari 2010. 113 Ibid. Universitas Sumatera Utara dilihat bahwa Pemerintah Timor Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN. 114

C. Anggaran Dasar sebagai salah satu Syarat Sebuah Organisasi Internasional.