– Hubungan Eksternal. Pengaruh ASEAN Charter (Piagam ASEAN) terhadap Yurisdiksi Negara Anggotanya

Kepemimpinan chairmanship ASEAN akan dipegang secara berotasi berdasarkan abjad dan dipegang selama satu tahun. Ketua ASEAN akan mengetuai pertemuan: 1. KTT ASEAN dan KTT terkait lainnya. 2. ASEAN Coordinating Council. 3. ASEAN Community Council. 4. Pertemuan tingkat Menteri Sektoral yang relevan. 5. Committee of Permanent Representatives. 12. Bab XI – Identitas dan Simbol. Mengatur motto, bendera, lambang, hari ASEAN dan lagu ASEAN ASEAN Anthem. 13.

Bab XII – Hubungan Eksternal.

Menegaskan bahwa ASEAN akan menjadi primary driving force dalam tatanan kerjasama regional yang dilakukannya. 14. Bab XIII – Ketentuan Umum dan Penutup. Mengatur tentang ketentuan-ketentuan umum yang terkait dengan ASEAN Charter yang antara lain menjelaskan bahwa semua negara anggota ASEAN wajib menandatangani dan meratifikasi ASEAN Charter yang dilakukan sesuai dengan mekanisme internal masing-masing. 142 Piagam ASEAN memiliki tujuan-tujuan tertentu, yaitu 143 : 1. Mendorong peningkatan berbagai kerjasama di tingkat sektoral oleh berbagai pemangku kepentingan serta peningkatan interaksi masyarakat dalam 142 ASEAN Charter, 15 Desember 2008. 143 Universitas Sumatera Utara kerjasama politik, ekonomi, sosial dan budaya. 2. Menjadikan ASEAN sebagai organisasi rule-based, komitmen-komitmen yang dihasilkan wajib dilaksanakan. 3. Mendorong ASEAN untuk memiliki mekanisme dan prosedur penyelesaian sengketa yang lebih jelas sehingga mampu menjamin terwujudnya tujuan ASEAN. 4. Merubah mekanisme kerja dan struktur organisasi ASEAN yang lebih jelas dan efektif. 5. Meningkatkan aktivitas pertemuan-pertemuan ASEAN yang diadakan sebagai akibat perluasan organisasi dan pembentukan Komite Tetap ASEAN dan penunjukan Duta Besar negara mitrawicara untuk ASEAN. Dalam menjalin hubungan satu sama lain, ASEAN memiliki prinsip- prinsip 144 : 1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN; 2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan; 3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan- tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional; 4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai; 144 http:www.deplu.go.idDocumentsKenali20ASEAN20Kita.doc , 20 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara 5. Tidak campur tangan urusan dalam negeri Negara-Negara Anggota ASEAN; 6. Penghormatan terhadap hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan; 7. Ditingkatkannya konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius mempengaruhi kepentingan bersama ASEAN; 8. Berpegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik, prinsip- prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional; 9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial; 10. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota ASEAN; 11. Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN atau Negara non- ASEAN atau subjek non-negara mana pun, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN; 12. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN, dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman; 13. Sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar, inklusif dan non-diskriminatif; dan Universitas Sumatera Utara 14. Berpegang teguh pada aturan-aturan perdagangan multilateral dan rezim-rezim yang didasarkan pada aturan ASEAN untuk melaksanakan komitmen- komitmen ekonomi secara efektif dan mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan, dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar. Piagam ASEAN mereformasi struktur dan mekanisme organisasi yang lebih jelas, termasuk Pemantauan pasal 27, penyelesaian sengketa secara damai pasal 22-26, pengambilan keputusan pasal 20 dan 21, serta hak dan kewajiban anggota pasal 5. 145 Mengenai keistimewaan dan kekebalan ASEAN, sekjen serta staff misalnya, Piagam hanya memberikan jaminan sedangkan implementasinya diserahkan kepada perjanjian yang dibuat antara ASEAN dengan negara anggota Pasal 17 18. Sangat mungkin jaminan atas hak tersebut berbeda di tiap negara . Padahal keistimewaan dan kekebalan dibutuhkan oleh ASEAN untuk menjalankan fungsi dan tugasnya. Piagam juga membatasi ASEAN untuk membuat perjanjian dengan entitas lain. Sinyalemen ini dapat dilihat dari penggunaan kata “May” dan bukan “Shall” pada Pasal 41 7 Piagam mengenai pembuatan perjanjian dengan pihak di luar anggota. Pembentukan perjanjian antara ASEAN dengan entitas lain ini diperlukan untuk mewujudkan tujuan yang telah diamanahkan negara anggota kepada ASEAN. Bunyi klausul tersebut membuktikan keengganan negara anggota 145 http:www.unisosdem.orgkliping_detail.php?aid=9645coid=1caid=27, 11 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara untuk melepaskan sebagian kedaulatannya kepada ASEAN. Masalah kedaulatan negara inilah yang juga menyulitkan ASEAN untuk membahas permasalahan penyelesaian sengketa diantara mereka. 146 146 http:senandikahukum.wordpress.com20090606quo-vadis-piagam-aseanmore-123, 11 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBERLAKUAN PIAGAM ASEAN DAN PENGARUHNYA