Karakteristik Yuridis dalam Perjanjian Waralaba

BAB IV TINJAUAN YURIDIS MENGENAI WARALABA

A. Karakteristik Yuridis dalam Perjanjian Waralaba

Waralaba pada dasarnya melibatkan tiga elemen, yaitu merek, sistem bisnis, dan biaya, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 54 a. Merek Di dalam perjanjian waralaba, Pemberi Waralaba sebagai pemberi hak waralaba memberikan lisensi kepada Penerima Waralaba untuk dapat menggunakan merek dagang atau jasa dan logo yang dimiliki oleh Pemberi Waralaba. b. Sistem Bisnis Sistem bisnis ini berupa pedoman yang mencakup standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengolah produk atau metode jasa, standar rupa dari fasilitas bisnis, standar periklanan, sistem reservasi, sistem akuntansi, kontrol persediaan, kebijakan dagang, dan lain-lain. Penerapan sistem bisnis antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba merupakan ukuran keberhasilan dari suatu kegiatan waralaba. c. Biaya fee Dalam bisnis waralaba, Pemberi Waralaba menarik suatu pembayaran dari Penerima Waralaba atas penggunaan merek dagang dan atas partisipasi dalam siatem waralaba yang dijalankan. 54 Anonymous, Definisi Waralaba, http:www.franchise.org , 27 Februari 2010 Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah di uraikan di bab yang lalu, pembayaran meliputi pembayaran awal, pembayaran selama berlangsungnya waralaba, pembayaran atas pengalihan hak Penerima Waralaba kepada pihak ketiga dan penyediaan bahan baku. 55 Dari segi yuridis, dapat dikemukakan beberapa karakteristik dari suatu sistem waralaba yaitu : Karakteristik lain dari waralaba adalah pihak-pihak yang terkait dalam waralaba sifatnya berdiri sendiri. Maksudnya ialah Penerima Waralaba berhak atas laba dari usaha yang dijalankannya serta bertanggung jawab atas beban-beban usaha waralabanya sendiri, misalnya pajak dan gaji pegawai. Namun, Penerima Waralaba tetap terikat pada aturan dari perjanjian waralaba yang telah disepakati. 56 Produk bisnis yang di waralaba kan mengandung unsur-unsur yang unik. Maksudnya produk bisnis tersebut barang atau jasa belum dimiliki oleh pihak lain dan belum beredar di pasaran selain dari yang dimiliki oleh pihak Pemberi Waralaba sendiri. Yang lebih penting lagi, produk bisnis tersebut tidak mudah ditiru tapi juga mempunyai pasar yang baik. Dengan demikian, sistem, formula, 1. Unsur Dasar Dalam setiap waralaba terdapat unsur yang selalu ada, yaitu: a. adanya pihak Pemberi Waralaba; b. adanya pihak Penerima Waralaba dan c. bisnis waralaba itu sendiri. 2. Produk Bisnis Unik 55 Juajir Sumardi, Op.Cit, hal.47. 56 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2008, hal. 340. Universitas Sumatera Utara resep, konsep, ataupun racikan yang rahasia merupakan elemen terpenting dalam setiap waralaba, tidak peduli apa pun bentuk waralaba tersebut. Misalnya, Colonel Harlan Sander yang mempunyai resep rahasia untuk melapisi ayam sebelum digoreng dan berbagai sistem pemasakan yang khusus menjadikan ayam goreng dari Kentucky Fried Chicken berbeda dengan ayam goreng lainnya. 3. Konsep Bisnis Total Waralaba merupakan konsep bisnis total dengan penekanaan pada bidang pemasaran. Karena itu, konsep waralaba tidak jauh bergerak dari konsep P4 yakni product, price, place dan promotion. 4. Franchisee Memakai atau Menjual Produk Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah hak dari Penerima Waralaba untuk menggunakan atau menjual waralaba yang diperolehnya dari pihak Pemberi Waralaba kepada pihak lain Penerima Waralaba lanjutan atau subfranchisee. 5. Franchisor Menerima Fee dan Royalti Sebaliknya sebagai imbalannya, maka pihak Pemberi Waralaba berhak memperoleh “fee” imbalan dalam berbagai bentuk dan royalty atas waralaba yang diberikannya kepada Penerima Waralaba 6. Adanya Pelatihan Manajemen dan Keterampilan Khusus Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mendidik dan melatih para manager dari pihak waralaba tentang tata cara bagaimana mengelola bisnis waralaba tersebut. Di samping itu, juga diperlukan pelatihan terhadap pihak staf sehingga dihasilkan tenaga skill yang handal dalam memproduksi danatau memasarkan bisnis waralaba tersebut secara operasional. Universitas Sumatera Utara 7. Pendaftaran Merek Dagang, Paten, atau Hak Cipta Sering disebut-sebut bahwa hak milik intelektual ini merek dan paten merupakan inti dari seluruh konsep dagang tentang waralaba. Manfaat utama dari bisnis dengan sistem waralaba bagi Penerima Waralaba adalah terbukanya kemungkinan baginya untuk dapat berbisnis dengan menggunakan merek dagang yang biasanya sudah cukup terkenal atau hak paten yang sudah dikenal pasar, walaupun sebagai imbalannya untuk itu pihak Penerima Waralaba harus membayar biaya tertentu. Dengan demikian, pihak Penerima Waralaba dapat langsung menggunakan hak milik perindustrian tersebut tanpa perlu menghabiskan waktu untuk mempopulerkan sendiri hak-hak tersebut, yang biasanya sangat memerlukan waktu dan juga tidak ada kepastian akan keberhasilannya. Dengan demikian, pihak Pemberi Waralaba tetap merupakan pihak yang memiliki merek, paten, logo, tetapi pihak Penerima Waralaba dapat menggunakannya. 8. Bantuan Pendanaan Penerima Waralaba dari pihak Pemberi Waralaba Sering juga pihak Pemberi Waralaba sendiri atau dengan kerjasama suatu lembaga finansial menyediakan dana kepada pihak Penerima Waralaba agar Penerima Waralaba dapat menjalankan bisnis waralaba tersebut. Karena itu, tidak aneh jika pihak Pemberi Waralaba menginginkan juga keterbukaan pihak Penerima Waralaba, termasuk keterbukaan dari segi manajemen dan keuangannya, ini merupakan keuntungan lain dari pihak Penerima Waralaba mengingat jika dia mencari sendiri pihak penyandang dana tanpa ada campur tangan pihak Pemberi Waralaba belum tentu ditemukannya, karena sering juga Universitas Sumatera Utara pihak Pemberi Waralaba mempunyai hubungan yang baik dengan pihak penyandang dana ataupun karena dalam hal pendanaan, pihak Pemberi Waralaba bahkan dapat bertindak sebagai penjamin dari perolehan dana tersebut. 9. Pembelian produk langsung dari Pemberi Waralaba Biasanya sebagian atau seluruh produk akan diolah dengan sistem waralaba oleh Penerima Waralaba harus dipasok oleh pihak Pemberi Waralaba. Hal ini dilakukan dengan tujuan utama agar produk hasil waralaba dapat dijaga dari segi kualitasnya maupun dari segi keseragamannya. Juga dengan sistem demikian berarti biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang-barang yang akan diolah tersebut menjadi lebih ringan, mengingat adanya pembelian produk dalam jumlah yang besar oleh satu atau beberapa Penerima Waralaba Bahkan biasanya untuk jual beli yang demikian tersedia diskon khusus, diskon mana akan menjadi hak bersama antara Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba. 10. Bantuan Promosi dan Periklanan dari Pemberi Waralaba Agar suatu bisnis dapat berkembang dengan baik, maka bisnis tersebut harus menyisihkan sebagian dana untuk keperluan promosi, apapun bentuknya. Maka salah satu keuntungan dari bisnis dengan waralaba adalah bahwa biasanya produk dan trade name dari waralaba tersebut telah dikenal secara meluas di pasaran. Namun demikian, promosi tersebut perlu juga dilakukan terus-menerus untuk tetap, menjaga kesan kepada masyarakat, apalagi jika ada pesaing pendatang baru. Di samping itu, sering juga dilakukan promosi terhadap pembukaan outlet baru, baik yang dilakukan oleh Penerima Waralaba baru ataupun Penerima Waralaba lama. Universitas Sumatera Utara 11. Pelayanan Pemilihan Lokasi oleh Pemberi Waralaba Biasanya letak lokasi dari bisnis waralaba tersebut juga sangat penting. Masing-masing Pemberi Waralaba mempunyai kriteria sendiri untuk penentuan lokasi ini. Misalnya, ada waralaba yang lebih memilih lokasinya di pusat perbelanjaan. Bahkan, terkadang lokasi juga menentukan produk waralaba untuk sedikit diberi variasi. Misalnya, Kentucky Fried Chicken di negara-negara Asia tertentu dilengkapi dengan hidangan nasi, apa yang tidak dilakukan di negara lain termasuk di negara asalnya, yaitu Amerika. 12. Daerah Pemasaran yang Eksklusif Pemberi Waralaba sering kali memberikan hak pemasaran kepada pihak Penerima Waralaba dalam suatu daerah yang eksklusif, dalam arti hak tersebut tidak diberikan untuk 2 dua orang Penerima Waralaba dalam lokasi yang sama. 13. Pengendalian dan Penyeragaman Mutu Ada karakteristik lain yang juga sangat penting dalam suatu bisnis waralaba, yaitu pengendalian bahan penyeragaman mutu dari produk output dan pelayanan karena mutu yang lebih rendah dari produk dan pelayanan dari suatu Penerima Waralaba dapat merusak citra pada masyarakat atau konsumen yang mungkin sudah cukup lama dibangun oleh pihak Pemberi Waralaba. Oleh karena itu, pihak Pemberi Waralaba sangat berkepentingan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap pasokan bahan baku, proses pengolahan, pelayanan, dan hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi mutu produk dan pelayanan tersebut. Universitas Sumatera Utara 14. Mengandung Unsur Merek dan Sistem Bisnis Selain merek dagang trade mark danatau nama dagang trade name yang dimiliki oleh Pemberi Waralaba yang diserahkan pemakaiannya kepada pihak Penerima Waralaba, unsur lainnya yang terkandung dalam suatu bisnis waralaba adalah apa yang disebut dengan istilah “sistem bisnis”. Di dalam sistem bisnis ini, termasuk pula pertimbangan akan menggunakan ramuan khusus untuk diperdagangkan, pengontrolan kualitas, marketing, appearance termasuk pemilihan lokasi, bentuk bangunan dan sebagainya. Karakteristik perjanjian waralaba dapat dilihat dari isi perjanjian yang tidak hanya menggunakan perjanjian lisensi tetapi juga perjanjian lainnya yang berkaitan di dalam klausul perjanjian. Dapat dilihat dari uraian mengenai sistem waralaba bahwa perjanjian waralaba juga berkaitan dengan: 1. Perjanjian tentang hutang-piutang Pasal 1131 KUH Perdata Seorang calon Penerima Waralaba mempunyai kemungkinan melakukan pinjaman untuk membayar berbagai biaya waralaba. Adakalanya, pinjaman ini diperoleh dari pihak lain ataupun juga berasal dari pihak Pemberi Waralaba sendiri sebagai modal kerja. 57 2. Perjanjian sewa menyewa 1548 KUH Perdata Apabila tempat usaha warlaba didapat dengan suatu sewa maka, diatur pula mengenai perjanjian sewa menyewa karena wilayahtempat usaha yang strategis itu mungkin disewa ataupun dibeli oleh Pemberi Waralaba yang kemudian disewakan kepada Penerima Waralaba. 57 Adrian Sutendi, Op.Cit, hal.91. Universitas Sumatera Utara 3. Perjanjian untuk melakukan pekerjaan 1601 KUH Perdata Undang-undang membagi perjanjian untuk melakukan pekerjaan dalam 3 tiga bagian yaitu: a. perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu b. perjanjian kerjaperburuhan c. perjanjian pemborongan pekerjaan. Jika dilihat dalam suatu karakteristik sistem waralaba, maka terdapat beberapa ketentuan mengenai perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu yaitu mengenai Penerima Waralaba melakukan suatu jasa dengan memberikan pelatihan manajemen dan keterampilan khusus agar Penerima Waralaba dapat mengelola waralaba tersebut dengan baik, sekaligus adanya bantuan pelayanan dari Pemberi Waralaba untuk memilih lokasi kepada Penerima Waralaba yang dilihat dari keadaan penduduk sekitar dan jarak dengan Penerima Waralaba lainnya. 4. Perjanjian jual beli 1457 KUH Perdata Pada dasarnya, dalam suatu usaha waralaba keseragaman produk merupakan ciri khas dari waralaba. Misalnya, di bidang restoran cepat saji KFC, yaang melakukan penyeragaman bahan makanan yang dijualnya agar sama kualitas rasa yang diberikan. Standarisasi produk tersebut mengakibatkan Pemberi Waralaba menentukan tempat penjualan, sehingga Penerima Waralaba membeli bahan-bahan tersebut kepada Pemberi Waralaba. Universitas Sumatera Utara Perjanjian-perjanjian di atas merupakaan perjanjian yang diatur di dalam KUH Perdata yang terdapat pula di dalam suatu perjanjian waralaba. Dalam hal ini, terlihat bahwa perjanjian waralaba merupakan perjanjian campuran contractus sui generis. Perjanjian campuran ialah “perjanjian yang mengandung berbagai unsur perjanjian.” 58 Perjanjian waralaba yang mencakup beberapa perjanjian lainnya dianggap menimbulkan praktik usaha tidak sehat yang diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, karena di dalamnya terkandung unsur-unsur yang dilarang didalam UU Antimonopoli tersebut, misalnya mengenai penetapan harga barang yang diatur di dalam Pasal 5 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa setiap pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang danatau jasa yang harus dibayar oleh konsumenpelanggan pada pasar bersangkutan yang sama, ataupun biasanya Perjanjian waralaba yang mencakup pula beberapa perjanjian dapat terjadi karena adanya asas kebebasan berkontrak oleh para pihak menurut Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa persetujuan yang dibuat oleh para pihak merupakan undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Jadi, para pihak bebas menentukan hal-hal apa saja yang akan diatur di dalam kontrak yang mereka buat selama tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan dan juga memperhatikan mengenai syarat sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. 58 Mariam Darus II, Op.Cit, hal 69 Universitas Sumatera Utara Penerima Waralaba meminta Penerima Waralaba untuk membeli produk dari pelaku usaha tertentu yang ditentukan oleh Pemberi Waralaba. Perjanjian-perjanjian di atas dilindungi oleh Pasal 50 huruf b UU Antimonopoli yang mengecualikan berlakunya ketentuan undang-undang tersebut terhadap perjanjian yang berkaitan dengan HaKI, dan perjanjian yang berkaitan dengan waralaba karena pada prinsipnya, hal tersebut dilakukan sebagai suatu penyeragaman barang atau jasa. Mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual ini, diatur pula di dalam TRIPs Trade Related aspects of Intellectual Property Rights Including in Counterfeit Goods yang memberikan hak eksklusif untuk memonopoli pemakaiannya yang diberikan oleh Negara pada pemilik terdaftar dalam jangka waktu tertentu. 59 Hubungan hukum antara pihak yang satu dengan pihak lainnya tidak dapat timbul dengan sendirinya. Hubungan ini tercipta karena adanya tindakan hukum yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga adanya satu pihak yang diberi hak oleh pihak lain untuk memperoleh prestasi, sedangkan pihak lain itu dibebani dengan kewajiban untuk menunaikan prestasi.

B. Hak dan Kewajiban Para Pihak