Penanganan Kebocoran dan Tumpahan

5. Mengingatkan antara karyawan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya. 6. Mengontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance.

5.2.2. Penanganan Kebocoran dan Tumpahan

Ketika kebocoran atau tumpahan n-pentana terjadi, pekerja yang tidak memakai peralatan pengaman dijauhkan dari area. Langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi kebocoran dan tumpahan adalah OSHA US Department of Labor, 2006 : 1. Memberitahukan kepada pekerja-pekerja yang lain mengenai kebocoran atau tumpahan yang terjadi. 2. Jauhkan semua sumber panas atau sumber api dari kebocoran atau tumpahan. 3. Apabila n-pentana dalam bentuk gas, hentikan laju gas yang keluar di tempat. Lubang ventilasi dibuka untuk membiarkan gas n-pentana yang bocor keluar ke udara lepas. 4. Apabila n-pentana dalam bentuk cairan, gunakan debu pemadan dengan basis natrium hidrogen karbonat bertindak sebagai inhibitor dalam reaksi kimia. 5. Tidak menyentuh bahan kimia yang tumpah tersebut, dan coba hentikan kebocoran apabila memungkinkan. 5.2.3. Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Ledakan A. Pencegahan Bahaya Kebakaran dan Ledakan Untuk mencegah bahaya kebakaran dan ledakan dapat dilakukan hal-hal berikut : 1. Tangki larutan n-pentana harus tidak tembus cahaya. 2. Tangki larutan n-pentana disimpan ditempat khusus yang aman dan dikontrol secara teratur. Tempat penyimpanan dilengkapi dengan monitor nozzles dan sprinkler untuk menghentikan api secara otomatis. V-11 3. Alarm dipasang di tempat-tempat strategis tertentu yang memungkinkan terjadinya kebocoran gas n-pentana yaitu area proses, area penyimpanan tangki n-pentana dan laboratorium. 4. Sistem perlengkapan pipa untuk saluran udara, air, dan gas-gascairan proses dibedakan menurut warna pipa dan letaknya tidak mengganggu karyawan. 5. Mobil pemadam kebakaran ditempatkan di fire station dan harus dalam keadaan siap setiap saat.

B. Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Ledakan

Apabila terjadi kebakaran di areal pabrik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah OSHA US Department of Labor, 2006 : 1. Kebakaran kecil dapat ditangani secara langsung dengan menggunakan debu pemadam saja. 2. Api yang melibatkan n-pentana harus ditangani dari jarak semaksimal mungkin. 3. Jauhkan karyawan dari areal kebakaran. Isolasi area yang berbahaya. 4. Isolasi area seluas ½ mil dari segala arah jika tangki, atau truk tangki n- pentana terlibat dalam kebakaran. 5. Pakaian khusus yang menutupi seluruh tubuh dan alat bantu pernafasan harus dipakai selama penanganan kebakaran. V-12

BAB VI UTILITAS

Utilitas dalam suatu pabrik adalah sarana penunjang utama di dalam kelancaran proses produksi. Agar proses produksi tersebut dapat terus berkesinambungan, haruslah didukung oleh sarana dan prasarana utilitas yang baik. Sarana utilitas yang terdapat pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Lemak Cokelat Mentah ini adalah : 1. Kebutuhan uap steam 2. Kebutuhan air 3. Kebutuhan udara panas 4. Kebutuhan bahan kimia 5. Kebutuhan bahan bakar 6. Kebutuhan listrik

6.1 Kebutuhan Uap Steam

Dari perhitungan neraca panas diketahui kebutuhan steam adalah: • Tangki Pemanas = 128,632 kgjam • Evaporator = 546,442 kgjam + Total = 675,074 kgjam Tambahan untuk faktor keamanan diambil 30 maka: Total uap yang harus dihasilkan = 1,3 x 675,074 = 877,596 kgjam

6.2 Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam suatu pabrik meliputi kebutuhan air dalam suatu pabrik meliputi air pendingin, air umpan ketel, air domestik, dan air tambahan untuk keperluan lain-lain. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan lemak cokelat mentah adalah sebagai berikut: VI-1