Deskripsi Pembuatan Lemak Cokelat Mentah dari Biji Cokelat Kering Hasil Fermentasi

2.6 Deskripsi Pembuatan Lemak Cokelat Mentah dari Biji Cokelat Kering Hasil Fermentasi

Pembuatan lemak cokelat mentah dari biji cokelat kering hasil fermentasi dilakukan dengan beberapa tahap, adapun tahap – tahap tersebut adalah : 1. Tahap penghalusan biji cokelat. Biji cokelat terdiri dari 6 kulit biji dan 94 keping biji, ditempatkan dalam penyimpanan tertutup berupa gudang G-101. Melalui alur 1 menggunakan bucket elevator BE-101 biji cokelat kering diangkut dari gudang ke pengilingan hammer mill HM-01 untuk dihancurkan. Kulit biji dan keping biji telah terpisah, mengunakan kipas F-101 kulit biji dipisahkan beserta kotoran yang tidak dinginkan terpisah dari produk dan ditampung di bak penampung BP-01. Keping biji diangkut bucket elevator BE-102 ke hammer mill HM-102, menghasilkan cairan cokelat kental pasta cokelat. Hammer mill memiliki sebuah rotor yang dilengkapi dengan palu ayun, rotor berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah rumah chasing berbentuk silinder. Biji cokelat masuk pada bagian puncak chasing, lalu dihancurkan dan keluar melalui bukaan pada dasar chasing. Ukuran partikel dari pasta cokelat adalah 150 mikron. 2. Tahap Leaching. Pasta cokelat mengandung 54 lemak dan 46 padatan. Pasta cokelat masuk ke Tangki penampung T-103 melalui alur 3 dengan bantuan gravitasi, T-103 dilengkapi koil pemanas steam. Pasta cokelat dipanaskan pada temperatur 60 C dengan tujuan agar seluruh lemak yang terdapat didalam padatan cokelat mencair. Cokelat pasta keluar dari T-103 melalui alur 4 dengan bantuan gravitasi, mengalirkan ke Tangki pencampur MT-101 pada temperatur 60 o C. Pada saat yang bersamaan di alur 5, pelarut dari tanki T-101 masuk melalui pompa P-104 pada temperatur 28 o C. Pada MT-101 lama pengadukkan 8-10 menit, diharapkan seluruh lemak melarut kedalam pelarut, kelarutan lemak dalam n-pentana adalah 20 . II-8 Campuran pasta cokelat dan pelarut dikeluarkan dari Tangki pencampur MT-101 menuju filter press FP-101 dialur 6 menggunakan pompa P- 101, sehingga fasa cair dan fasa padat terpisah. Fasa cair berupa lemak dan pelarut keluar dari dialur 7, masuk kedalam separator S-101. S-101 dapat menampung volume campuran selama 10 menit, air dikeluarkan dialur 18. Padatan keluar pada bagian bawah filter press, masuk ke screw conveyor kemudian diangkut mengunakan bucket elevator BE-103 dialur 14. 3. Tahap pemisahan pelarut dari lemak cokelat. Fasa cair campuran pelarut dan lemak pada alur 8 melalui pompa P-102 dialirkan ke heat exchanger HE-101 kemudian ke menara evaporator EV- 101 dialur 9. Pelarut diuapkan dari lemak pada tekanan 1 atm dan temperatur 105 o C. Lemak keluar melalui pompa P-103 menuju tank lemak cokelat T- 102 di alur 10, dimana kandungan pelarut yang tertinggal pada lemak tidak lebih dari 5 ppm. Pada menara Evaporator uap pelarut keluar pada alur 11, dialirkan ke heat exchanger HE-101. Temperatur n-pentana turun tetapi masih dalam fasa uap. Lalu masuk ke condensor dialur 12, n-pentana menjadi cair pada temperatur 28 C dialur 13 Cairan pelarut mengalir ke T-101 dengan bantuan gravitasi. 4. Tahap pemisahan pelarut dari tepung cokelat Padatan dibawa melalui bucket elevator BE-103 pada alur 14 ke unit spray dryer SD-101. Udara panas masuk pada temperatur 150 C. Padatan kemudian masukkan ke unit cyclone C-101, Uap keluar dari C-101 pada alur 16, lalu dialirkan melalui condenser CD-02 untuk merubah n-pentana ke fasa cair. Mengalirkan cairan n-pentana dialur 17 menuju tank pelarut T- 101 dengan bantuan gravitasi. Padatan berupa bubuk cokelat cocoa powder keluar pada alur 15 menuju bak penampung BP-102. Bubuk cokelat cocoa powder mengandung lemak tidak lebih dari 2 dan 5 ppm pelarut dalam berat bubuk cokelat. II-9

2.7 Penentuan Kapasitas