3
BAB 2 KETERKAITAN ANTARA PENYAKIT PERIODONTAL DENGAN
PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN
Penyakit periodontal merupakan suatu kondisi progresif yang pada umumnya diawali dengan infeksi bakteri. Bakteri yang terdapat pada plak gigi mulanya
berkolonisasi pada jaringan gingiva yang menyebabkan respon inflamasi merusak jaringan pendukung gigi.
2
Pada bab ini, akan dibicarakan tentang beberapa hal mengenai keterkaitan terjadinya infeksi saluran pernafasan, dimana penyakit periodontal merupakan salah
satu faktor penyebab infeksi. Beberapa hal yang dapat dijelaskan antara lain mengenai bakteri-bakteri yang terlibat dalam terjadinya penyakit saluran pernafasan,
pengaruh usia serta kebiasaan merokok yang dapat dijadikan sebagai faktor modifikasi terhadap infeksi penyakit. Pada keadaan higiene oral yang buruk dapat
dijumpai kolonisasi bakteri periodontal maupun patogen pernafasan yang nantinya akan berperan dalam terjadinya infeksi saluran pernafasan.
2.1 Bakteri-bakteri yang terlibat dalam terjadinya penyakit saluran
pernafasan
Secara umum, infeksi saluran pernafasan terjadi karena terhirupnya droplet yang mengandung bakteri dari mulut ke dalam paru-paru.
2,3
Telah lama diketahui bahwa infeksi anaerob berat yang terjadi pada paru-paru diikuti oleh aspirasi dari
Universitas Sumatera Utara
sekresi saliva, terutama pada pasien dengan penyakit periodontal, dimana gigi dan periodonsium berperan sebagai reservoir bagi bakteri penyebab infeksi pernafasan,
dengan pelepasan bakteri oral dari plak gigi ke sekresi saliva yang kemudian diaspirasi ke saluran pernafasan bawah sehingga menyebabkan terjadinya
pneumonia.
3
Berbagai spesies anaerob fakultatif rongga mulut yang telah dikultur dari paru-paru yaitu, Porphyromonas gingivalis,
3,4
Bacteroides gracillus, Bacteroides oralis
, Bacteroides buccae, Eikenella corrodens,
3,4
Fusobacterium nucleatum,
3,4
Prevotella intermedia ,
Fusobacterium necrophorum ,
Actinobacillus actinomycetemcomitans
, Peptostreptococcus, Clostridium dan Actinomyces.
3
Bakteri yang terdapat pada saku periodontal memanfaatkan cairan crevicular gingiva sebagai sumber nutrisi unsur hara karbon dan nitrogen, serta faktor-faktor
pertumbuhan penting seperti mineral dan vitamin, sehingga dapat berkembang biak dan berkomunikasi dengan menggunakan sinyal biokimiawi satu dengan yang
lainnya.
4
Selain bakteri yang terdapat pada rongga mulut, kita juga perlu mengetahui bakteri patogen pernafasan yang mungkin terdapat pada saluran pernafasan.
Umumnya bakteri yang diisolasi pada pneumonia nosokomial adalah Streptococcus pneumoniae
, Moraxella catarrhalis
, Haemophilus influenzae
, Chlamydia
pneumoniae , Legionella pneumophila, dan Mycoplasma pneumoniae.
4
Penelitian yang dilakukan oleh Yasunori Sumi dkk pada 138 pasien dengan mengisolasi bakteri dari dental plak Gambar 1, menunjukkan deteksi tingkat
patogen respirasi potensial yang dominan yaitu Staphylococcus aureus 25,4,
Universitas Sumatera Utara
Klebsiella pne umoniae 18,1, P. aerugionosa 18,1, dan E. cloacae 11,6.
Sebanyak 89 kasus dari 138 subjek, 64,5 potensi patogen pernafasan berkolonisasi di plak gigi.
5
Gambar. 1 Deteksi tingkat patogen respirasi yang potensial pada dental plak Sumi Y, dkk.
Archives of Gerontology and Geriatrics 2007;44:122
Bakteri rongga mulut yang dilepaskan dari plak gigi melalui sekresi saliva
dapat masuk ke saluran pernapasan bawah dan menyebabkan pneumonia Gambar 2. Bakteri patogen periodontal seperti Porphyromonas gingivalis, Fusobacterium
nucletum , dll dapat berasosiasi dengan bakteri patogen pernafasan seperti
Pseudomonas aeruginosa , Klebsiella pneumonia, dll. Selain itu, sitokin dari jaringan
periodontal yang tidak sehat masuk ke saliva melalui cairan crevicular kemungkinan dapat merangsang perkembangan proses inflamasi lokal dan menyebabkan infeksi
pada paru.
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2 Mekanisme terjadinya infeksi saluran pernafasan
Scannapieco FA.J Periodontol 1999;70:795
Bakteri P.gingivalis dan T denticola dapat meningkat jumlahnya pada penyakit periodontal kronis. Penelitian yang dilakukan oleh Nelson dkk yang dikutip
oleh Okuda dkk menunjukkan bahwa P.gingivalis menyebabkan peradangan di paru- paru dan dapat berkembang menjadi bronkopneumonia yang parah dan abses paru.
Hal ini mungkin terjadi karena adanya simbiosis yang saling menguntungkan antara P.gingivalis
dan T.denticola yang berperan pada beberapa penyakit paru.
4
Untuk mengetahui patogenesis bakteri patogen anaerob pada pneumonia, Nelson dkk melakukan penelitian mengenai penggabungan bakteri P.gingivalis dan
Universitas Sumatera Utara
T.denticola yang menyebabkan pneumonia berat pada binatang percobaan yaitu tikus
tua.
4
Tikus tersebut dianestesi, dan dibuat insisi di atas sternum. Trakea yang telah terpapar setelah dilakukan pembedahan memungkinkan masuknya bakteri yang
diinokulasi ke dalam bronkus. Peneliti tersebut menemukan bahwa infeksi gabungan bakteri patogen periodontal ini disebabkan keterlambatan pembersihan paru dari
P.gingivalis pada Broncho Alveolar Lavage Fluids BALF dibandingkan dengan
infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri tunggal.
4
Infeksi gabungan juga menjadi penyebab bronkopneumonia yang lebih berat dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi tunggal P.gingivalis
p0,05. Setelah bakteri anaerob dimasukkan ke dalam trakea tikus percobaan, diteliti pelepasan interleukin IL-1
β, IL-6, TNFα, dan KC yang dikenal sebagai chemoattractant
yang spesifik bagi neutrofil yang menyerupai IL - 8 pada manusia di dalam BALF.
4
Produksi TNF α dan KC di dalam BALF setelah infeksi gabungan yang
dilakukan pada tikus percobaan Gambar 3. Tikus dengan infeksi gabungan antara P.gingivalis
dengan T.denticola menunjukkan peningkatan level TNF α yang
signifikan dalam waktu 24 jam setelah inokulasi dan mengalami penurunan setelah 48 jam. Level TNF
α dengan infeksi gabungan dalam waktu 24 jam setelah inokulasi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi tunggal pada bakteri
P.gingivalis dan T.denticola. Level KC secara signifikan lebih tinggi pada tikus yang
terinfeksi dengan gabungan bakteri P.gingivalis dan T.denticola dibandingkan infeksi tunggal salah satu dari bakteri tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 3
Produksi TNF α dan KC pada BALF tikus tua sebagai chemoattractant
spesifik bagi neutrofil yang menyerupai IL-8 pada manusia terhadap infeksi gabungan P.gingivalis dan T.denticola Okuda dkk. J
Periodontol 2005;76:2156
Data tersebut menunjukkan adanya produksi sitokin yang berlebihan yang disebabkan oleh infeksi gabungan dari P. gingivalis dengan T. denticola yang
berperan dalam merespon peradangan paru-paru dan pneumonia.
4
2.2 Pengaruh usia terhadap penyakit periodontal dan penyakit saluran