Penyakit Periodontal Pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK

14

BAB 3 BUKTI KLINIS ADANYA HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT

PERIODONTAL DENGAN PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN Kolonisasi patogen pernafasan pada rongga mulut biasanya terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit, khususnya pasien yang mendapat perawatan ruang intensif, orang tua dengan kondisi kesehatan yang lemah, ataupun yang tinggal di panti jompo. 12 Kesehatan rongga mulut yang buruk dan penyakit periodontal dapat membentuk kolonisasi patogen pernafasan di orofaring. Patogen pernafasan yang potensial dapat hidup dan berkembang pada flora rongga mulut pasien yang mengalami penyakit periodontal. Selain itu, pasien yang mendapat perawatan antibiotik memiliki jumlah patogen pernafasan yang lebih besar yang terdapat pada plak subgingiva. 13 Pada bab ini, akan dibicarakan tentang adanya penyakit periodontal pada penderita penyakit infeksi saluran pernafasan seperti penyakit paru obstruksi kronik PPOK dan pneumonia.

3.1 Penyakit Periodontal Pada Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK

Penyakit paru obstruksi kronik PPOK ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang berkaitan dengan bronkitis kronik dan emfisema. 1,21 Bronkitis kronis merupakan kondisi peradangan yang berhubungan dengan peningkatan produksi dari Universitas Sumatera Utara mukus hingga menyebabkan batuk berdahak selama 3 bulan dalam jangka waktu 2-3 tahun. Sedangkan emfisema merupakan kondisi pelebaran ruang udara pada paru yang disertai dengan destruksi jaringan paru. Penyakit paru obstruksi kronik dapat berkaitan dengan adanya penyakit periodontal dan rendahnya tingkat kebersihan mulut individual. 12,13 Beberapa bukti penelitian menunjukkan penyakit periodontal yang terjadi pada pasien penderita penyakit paru obstruksi kronik yang dikutip oleh Scannapieco, adalah : 12 1. Hayes dkk mengemukakan bahwa penyakit periodontal yang dinilai sebagai kehilangan tulang alveolar pada gambaran radiografi periapikal, menjadi faktor risiko yang independen terhadap laki-laki berusia tua. Penderita dengan riwayat PPOK rata-rata mengalami kehilangan perlekatan klinis KPK 1.48 ± 1.35 mm, rata-rata ± SD dibandingkan pasien tanpa PPOK KPK 1.17 mm ± 1.09. Risiko PPOK secara signifikan tampak meningkat dengan rata-rata kehilangan perlekatan KP ≥ 2,0 mm, dibandingkan dengan orang yang sehat KP 2,0 mm. Dalam hal ini, tingkat fungsi paru-paru yang berkaitan dengan status periodontal juga dipertimbangkan. Telah tercatat juga sebelumnya bahwa fungsi paru tampak berkurang dengan meningkatnya kehilangan perlekatan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa penyakit mulut seperti periodontitis dapat berhubungan dengan PPOK. 2. Garcia dkk melakukan penelitian pada partisipan yang terdaftar dalam Normatif VA Aging Study . Mereka memeriksa risiko berkembangnya PPOK dengan menggunakan spirometri pada 1112 orang, 279 di antaranya mengalami PPOK. Mereka menemukan bahwa partisipan yang memiliki kesehatan periodontal yang Universitas Sumatera Utara terburuk diukur dengan radiografi ataupun kedalaman probing memiliki risiko lebih besar untuk perkembangan PPOK bila dibandingkan dengan partisipan lain, setelah faktor merokok dikendalikan. Lebih jauh lagi, status periodontal yang buruk meningkatkan risiko PPOK pada perokok. Selain itu, I Leuckfeld dkk melakukan penelitian cross-sectional pada keseluruhan sampel dari semua pasien yang dievaluasi menjalani transplantasi paru pada Rikshospitalet Medical Center di Oslo, Norway, yang diselenggarakan dari tahun 1990-2005. Sebanyak 180 pasien yang termasuk dalam penelitian ini, dimana 130 pasien kelompok PPOK dan 50 pasien non-PPOK. Untuk mempelajari efek periodontitis, digunakan orthopantomogram rahang dalam menilai pengurangan level tepi tulang. Pencatatan kondisi rongga mulut, termasuk jumlah gigi, gambaran inter- radikular, radiolusen yang melibatkan furkasi, dan level tepi tulang Gambar 4. 14 Gambar.4 Orthopantomogram dengan kehilangan tepi tulang yang signifikan pada pasien dengan PPOK berat. ABC: alveolar bone crest puncak tulang alveolar; CEJ: cemento-enamel junction ; MBL: marginal bone level level tepi tulang; FUR: furkasi kehilangan tulang interradikular. Leuckfeld I dkk. R Med.2008;102:489 Universitas Sumatera Utara Dari penelitian tersebut tercatat bahwa rata-rata pengurangan level tepi tulang yang dialami 80 dari 130 pasien dengan PPOK dan 41 dari 50 pasien yang non- PPOK. Keterkaitan furkasi yang mungkin terjadi sebanyak 85 dari 130 pasien PPOK dan 43 dari 50 pasien yang non-PPOK. Perbedaan rata-rata level tepi tulang sebesar 1.3mm p0.001 dan periodontitis diartikan sebagai pengurangan level tepi tulang ≥4mm, yaitu sebesar 43.8 pada pasien PPOK, sedangkan pasien non-PPOK sebesar 7.3 p0.001. 14

3.2 Penyakit periodontal pada penderita pneumonia