Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Infalation Factor dan toleransi. Pengujian dilakukan dengan SPSS 16. nilai VIF serta toleransi dari variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF Constant 11.388 2.949 3.861 .001 Ln_DAU .559 .108 .730 5.191 .000 .868 1.152 1 Ln_PAD .004 .103 .006 .040 .968 .868 1.152 a. Dependent Variable: Ln_B_langsung Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulakan penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 tolerance 0.1. dengan demikian disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran diolah dari SPSS,2010 Dari scatterplot diatas terliahat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengidikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regrei sehingga model regresi layak dipakai. Universitas Sumatera Utara

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. autokorelasi muncul karena obsevasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi posotif, 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .732 a .536 .502 .22811 1.322 a. Predictors: Constant, Ln_PAD, Ln_DAU b. Dependent Variable: Ln_B_langsung Sumber : Lampiran diolah dari SPSS,2010 Dari tabel diatas memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,322. angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapatt disimpulkan bahwa tidak ada terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

3. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 85 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Di Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 40 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo

13 325 66

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu

1 40 81

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 45 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 12