BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Barat 1. Kondisi Geografis
Wilayah Sumatera Barat terletak antara 0 Lintang Utara hingga 3
Lintang Selatan, serta 98 dan 101
Bujur Timur. Wilayah Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa garis lintang nol derajat, tepatnya berada di kecamatan
Bonjol kabupaten Pasaman Barat. Luas wilayah sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 dari luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia, dengan
luas perairan laut diperkirakan 186.500 Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km. Batas-batas wilayah Sumatera Barat meliputi :
Sebelah Utara : Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Selatan : Provinsi Bengkulu dan Jambi Sebelah Timur : Provinsi Jambi dan Riau
Sebelah Barat : Samudra Hindia
2. Potensi Iklim dan Topografi
Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa garis lintang nol derajat, sehingga menyebabkan wilayah Sumatera Barat beriklim tropis. Suhu udara rata-
rata di pantai Sumatera Barat berkisar antara 21 -38
celcius, daerah perbukitan berkisar antara 15
-34 derajat celcius, sedangkan pada daerah datar di sebelah
timur Bukit Barisan dengan suhu antara 19 -34
celcius. Hampir setiap tahun di Sumatera Barat terjadi dua puncak curah hujan maksimum, yaitu pada bulan
Universitas Sumatera Utara
Maret dan Desember. Curah hujan paling rendah terjadi pada bulan JuniJuli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai 4000 mmtahun terutama di
wilayah pantai barat, sedangkan di beberapa tempat di bagian timur curah hujan
relatif kecil antara 1500 sampai 2000 mmtahun.
Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi, mulai dari wilayah datar, landai, bergelombang serta wilayah dengan kondisi alam yang terjalcuram
dan berbukit. Dengan kondisi topografi ini, di Sumatera Barat banyak sekali didapati obyek wisata alam.
3. Kondisi Demografi
Penduduk Sumatera Barat terdiri dari suku Minangkabau, Mandailing, Jawa, Tionghoa dan Mentawai. Walaupun berbeda agama dan adat istiadat,
kehidupan bersama berlangsung rukun dan damai dengan Pancasila sebagai
pedoman hidup. 4. Potensi Wilayah
Sumatera Barat memiliki potensi ekonomi yang cukup banyak. Perairan pantai barat serta kawasan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut
yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ikan kerapu, udang, rumput laut, kepiting, dan mutiara merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir
pantai, terutama kawasan Kepulauan Mentawai menghasilkan banyak kelapa. Di daerah perbukitan dan pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkeh, dan lada.
Kawasan pegunungan yang ditutupi hutan juga menghasilkan kayu. Medan yang berat karena banyaknya lereng perbukitan atau pegunungan yang curam
Universitas Sumatera Utara
merupakan tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di
provinsi Sumatera Barat ini.
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di Kabupaten Sawah Lunto
Sijunjung. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah
kabupaten Sawah Lunto sijunjung, Solok, 50 Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten kota di Sumatera
Barat, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil sedangkan di Padang Pariaman terdapat obsidian dan batu andesit.
Salah satu yang telah banyak memberi manfaat bagi Sumatera Barat adalah batuan kapur sebagai bahan dasar industri semen. PT Semen Padang di
Padang telah memanfaatkan kekayaan alam Sumatera Barat ini selama puluhan tahun. Batu kapur banyak terdapat di sekitar Padang, daerah sekitar Danau
Singkarak dan Padang Panjang. Di Padang Panjang saja, deposit batu kapur yang dapat dieksploitasi mencapai 43 juta ton.
Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri
kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah di Sumatera Barat mencapai Rp
3.052 milyar, atau 95,60 dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40 saja dari total investasi. Nilai
produksi industri besar menengah Sumatera Barat tahun 2001 mencapai Rp. 1.623
Universitas Sumatera Utara
milyar, yaitu 60 dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40 dari total nilai produksi. Pada negara-negara
maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat sumbangsih dari industri kecil ini dapat mencapai 80 dari total nilai produksi.
Sumatera Barat kaya akan sumber air yang melimpah juga telah banyak memberi manfaat bagi pembangunan daerah ini. Perairan danau Singkarak dan
Maninjau telah lama dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sumber air ini juga memiliki potensi besar untuk diolah dan dikemas menjadi air mineral.
Keindahan alam dan budaya Minangkabau di provinsi Sumatera Barat sudah terkenal dan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai objek
pariwisata. Umumnya tiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat mempunyai obyek pariwisata minimal satu kategori yang potensi untuk dijadikan daerah
tujuan wisata alam dan budaya. Kategori dari obyek pariwisata ini dapat berupa obyek pemandangan alam dari pantai seperti Teluk Bayur, wilayah pegunungan
yang sangat mempesona, danau, ngarai dan lembah atau obyek kebudayaan. Tujuan wisata budaya di Sumatera Barat mempunyai prospek yang tinggi
untuk dikembangkan, dimana kekayaan budaya Minangkabau seperti rumah Gadang maupun kebudayaan suku Mentawai termasuk salah satu yang unik di
nusantara dan dapat menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Provinsi Sumatera Barat memiliki berbagai jenis daearah dan tempat
wisata antara lain: Danau Singkarak terbesar di Sumatera Barat, Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Lembah Anai, Lembah Harai maupun
pulau Cubadak.
Universitas Sumatera Utara
B. Data Penelitian