e. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari wajib pajak yang sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Direktur jenderal pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan penghapusan nomor pokok
wajib pajak dalam jangka waktu 6 enam bulan utnuk wajib pajak orang pribadi atau 12 dua belas bulan untuk wajib pajak badan, sejak
tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud telah lewat dan direktur jenderal pajak tidak
memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan nomor pokok wajib pajak dianggap dikabulkan Mardiasmo 2008:26.
7. Sanksi Tidak Mendaftarkan Diri Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sehingga dapat merugikan pada pendapatan negara dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 enam tahun dan denda paling tinggi 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar
waluyo,2007.
C. Ekstensifikasi Pajak.
1. Pengertian Menurut surat edaran Ditjen Pajak No.SE-06PJ.72004 tanggal 6
Agustus 2004 yang dimaksud dengan ekstensifikasi pajak adalah :
22
“Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah wajib pajak dan atau pengusaha kena pajakPKP
terdaftar serta untuk menghitung besarnya angsuran pajak penghasilan PPh dalam tahun berjalan dan penyetoran pajak dalam suatu masa
pajak”.
Dengan kata lain ekstensifikasi pajak merupakan usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara meningkatkan jumlah wajib
pajak terdaftar. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.KMK- 94KMK.011994 tanggal 29 Maret 1994 pasal 273-pasal 276
menyebutkan bahwa Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI melalui Subseksi Penggalian potensi Pajak dan ekstensifikasi Wajib Pajak
P3EWP pada kantor pelayanaan pajak mempunyai tugas untuk melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian
potensi perpajakan serta mencari data untuk ekstensifikasi wajib pajak. 2. Pemeriksaan Sederhana Lapangan PSL dalam Rangka Ekstensifikasi
Wajib Pajak Sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan ekstensifikasi
wajib pajak baru dalam rangka pemerataan kewajiban perpajakan, berdasarkan surat edaran Ditjen pajak No.SE-06PJ.72004 tanggal 6
Agustus 2004 maka perlu dilakukan melalui pemeriksaan Sederhana Lapangan PSL. PSL ekstensifikasi termasuk dalam jenis pemeriksaan
rutin. PSL ekstensifikasi dilaksanakan terhadap calon wajib pajak yang apabila lebih dari 14 hari sejak tanggal pengiriman SPT untuk
mendaftarkan diri:
23
a. Menanggapi dengan menyatakan tidak wajib mempunyai NPWP dan atau belum perlu dikukuhkan sebagai PKP.
b. Tidak menanggapi karena surat pemberitahuan kembali pos c. Menanggapi dengan menyatakan sudah memiliki NPWP dan atau
NPPKP tetapi berdasarkan Master File Ditjen Pajak ternyata tidak terdaftaratau nama dan alamatnya berbeda.
PSL dalam rangka ekstensifikasi ini dapat dilakukan oleh petugas KPP dan petugas lain yang ditunjuk oleh Kepala Kantor wilayah Ditjen pajak.
Jangka waktu pelaksanaan PSL adalah 2 minggu sejak Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3 diterbitkan dan tidak dapat diperpanjang. Hasil
pelaksanaan PSL ekstensifikasi harus dituangkan dalam Laporan Pemeriksaan Pajak LPP. Setiap LPP harus memuat kesimpulan dan
usulan tindak lanjut pemeriksaan antara lain berupa pemberian NPWP dan atau pengukuhan PKP secara jabatan beserta perkiraan penghitungan
besarnya angsuran PPh ps.25 dalam tahun berjalan dan setoran pemotonganpemungutan PPh dan PPN serta pajak lainnya atau usul untuk
dilakukan pemeriksaan khusus berdasarkan data yang ditemukan. 3. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak.
Untuk dapat memenuhi target penerimaan Negara dari sektor pajak, pemerintah akan mengupayakan peningkatan pajak terutama melalui
langkah ekstensifikasi perpajakan. Upaya ekstensifikasi antara lain dapat dilakukan melalui :
24
a. Canvassing terhadap pengusaha yang melakukan kegiatan di sntra- sentra ekonomi seperti mall, shopping center, plaza, took dan usaha
dagang penjual bahan-bahan bangunan dan lain-lain. b. Ekstensifikasi melalui kerjasama dengan RTRWKelurahan di daerah
pemukiman mewah atau masyarakat mampu supaya setiap kartu kelurga diberi NPWP sehinggadisetiap RT dapat diketahui dengan
cepat jumlah penduduk yang terdaftar sebagai wajib pajak. c. Ekstensifikasi melalui kerjasama dengan pihak instansi keimigrasian
supaya mewajibkan pemilik paspor untuk mempunyai NPWP dan demikian pula dengan instansi pemberi izin lainnya khususnya yang
berkenaan dengan pemberian izin atas sesuatu yang dapat dijadikaan petunjuk tingkat kemampuan membayar pajak.
d. Ekstensifikasi dengan mewajibkan pemegang kartu kredit mempunyai NPWP, namun dilaksanakan dengan menghindarkan pemberian
NPWP kepada pemegang kartu yang kewajiban pajaknya menjadi tanggungan anggota keluarga lainnya yang telah ber-NPWP.
e. Ekstensifikasi terhadap pembeli mobil dengan harga lebih dari Rp. 200 juta dan rumah dengan NJOP Rp. 1 M atau lebih untuk mempunyai
NPWP. f. Kewajiban bagi orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas
PTKP untuk menjadi wajib pajak, kecuali yang memperoleh penghasilan setingkat UMR.
25
Upaya-upaya tersebut diatas tentu saja akan berhasil apabila didukung oleh tindakan penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu. Hal
ini tidaklah mudah apabila tidak dilakukan oleh petugas pajak yang bersih dan professional. Dalam upaya penegakkan hukum untuk mendukung
kebijakan ekstensifikasi pajak telah dirumuskan kebijakan baik yang bersifat incentive maupun punitive. Insentive yang ditawarkan mencakup
pemberian reward bagi penunggak pajak yang kooperatif berupa: penghapusan sanksi administratif, pembetulan Surat Ketetapan Pajak
SKP, STP Surat Tagihan Pajak, penjadwalan kembali pembayaran utang pajak, dan lain-lain.
Dipihak lain cara yang lebih keras punitive terhadap wajib pajak yang membandel juga telah dipersiapkan, yaitu : penagihan utang pajak
seketika, pengumunan ke media massa, pencegahan wajib pajak ke luar negeri, lelang harta wajib pajak, sampai dengan ancaman bagi penggelap
pajak 6 tahun penjara di tambah denda sebesar 400 bagi yang melakukan dengan sengaja.
Untuk menunjang upaya penegakan hukum yang sedang dilakukan, maka telah di tuangkan ke dalam UU No.14 tahun 2002 tentang
pengadilan pajak. Efektivitas penegakan hukum dalam rangka ekstensifikasi pajak juga akan sangat bergantung kepada kesadaran
masyarakat, khususnya wajib pajak. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang terus menerus untuk mensosialisasikan baik ketentuan-ketentuan pajak
yang selama ini dirasakan sangat rumit oleh masyarakat maupun
26
pelaksana pemungutan dan atau penyetoran pajak yang praktis, mudah dan tidak berbelit-belit.
D. EFEKTIVITAS.