Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme Optimisme Kesembuhan

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Optimisme

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi optimisme menurut para ahli, yaitu : 1. Pesimis, banyak orang yang menyatakan mereka ingin bisa lebih positif, tetapi berfikir mereka terkutuk dengan sifat pesimistik, dan untuk dapat mengubah dirinya dari pesimis menjadi optimis dapat melalui rencana tindakan yang ditetapkan sendiri McGinnis, 1995 2. Pengalaman bergaul dengan orang lain, kemampuan untuk mengagumi dan menikmati hal pada diri orang lain merupakan daya yang sangat kuat, sehingga dapat membantu mereka memperoleh optimisme Clark dalam McGinnis, 1995 3. Prasangka, prasangkaan hanyalah prasangkaan, bisa merupakan fakta, bisa pula tidak Seligman, 2005. 4. Explanatory style yang menjadi petunjuk seseorang cenderung optimis atau pesimis dipengaruhi oleh genetika, orang tua, guru, media dan trauma Carver Scheier, dalam Synder Lopez, 2005. berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi optimisme seseorang adalah mereka yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, lingkungan pergaulan yang tidak baik, selalu memiliki prasangka yang tidak baik untuk dirinya maupun dengan orang lain.

2.1.8 Optimisme Kesembuhan

Dari penjelasan tentang optimis diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa optimisme adalah suatu pola berfikir yang positif dalam melihat suatu masalah dan dengan adanya keyakinan ini, akan menimbulkan harapan bahwa hasil yang baik, akan mudah datang dari pada hasil yang buruk. Unsur yang dapat membantu menciptakan pemikiran yang harmonis adalah optimisme atau pandangan positif positive Thinking mampu membantu seseorang agar dapat berfikir secara benar dan mempunyai kemampuan untuk bergerak ke arah kesempurnaan Sayyid, 1993. Menurut Indrawan 1999 sembuh adalah pulih menjadi sehat kembali dari sakit. Oleh karena itu maka dapat di ambil kesimpulan bahwa optimisme kesembuhan merupakan suatu harapan di dalam diri individu untuk sehat dari penyakitnya atau kembali ke kondisi normal.

2.2 Orientasi Masa Depan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di rehabilitas mandani mental Health Care

7 61 117

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING DI Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Optimisme Masa Depan Pada Mahasiswa Program Twinning Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING DI Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Optimisme Masa Depan Pada Mahasiswa Program Twinning Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI.

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA TUNA RUNGU HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA TUNA RUNGU.

1 5 15

HUBUNGAN ANTARA ALIENASI DIRI DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA WARIA Hubungan Antara Alienasi Diri dengan Optimisme Masa Depan pada Waria.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Alienasi Diri dengan Optimisme Masa Depan pada Waria.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar dan Kepercayaan Diri dengan Optimisme Masa Depan Pada Siswa Program Percepatan Belajar.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DAN

0 0 13

PERBEDAAN PROFIL KOGNITIF, ORIENTASI MASA DEPAN SERTA PRESTASI BELAJAR REMAJA PENGGUNA NAPZA DAN BUKAN PENGGUNA NAPZA TESIS

0 0 14