Dari penjelasan tentang optimis diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa optimisme adalah suatu pola berfikir yang positif dalam melihat suatu
masalah dan dengan adanya keyakinan ini, akan menimbulkan harapan bahwa hasil yang baik, akan mudah datang dari pada hasil yang buruk.
Unsur yang dapat membantu menciptakan pemikiran yang harmonis adalah optimisme atau pandangan positif positive Thinking mampu membantu seseorang
agar dapat berfikir secara benar dan mempunyai kemampuan untuk bergerak ke arah kesempurnaan Sayyid, 1993.
Menurut Indrawan 1999 sembuh adalah pulih menjadi sehat kembali dari sakit. Oleh karena itu maka dapat di ambil kesimpulan bahwa optimisme
kesembuhan merupakan suatu harapan di dalam diri individu untuk sehat dari penyakitnya atau kembali ke kondisi normal.
2.2 Orientasi Masa Depan
2.2.1 Pengertian Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan menurut Sadarjoen 2008, adalah upaya antisipasi terhadap harapan masa depan yang menjanjikan. Sedangkan Menurut Agustian
2001, orientasi masa depan adalah bagaimana seseorang merumuskan dan menyusun visi kedepan dengan membagi orientasi jangka pendek, menengah dan
jangka panjang. Trommsdorf dalam Desmita, 2005 mengemukakan bahwa pengertian
orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks,
yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan.
Sedangkan Nurmi dalam McCabe Bernett, 2000 mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan yang terbentuk
dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk harapan mengenai
masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada kejadian di masa depan.
Sebagai suatu fenomena kognitif motivasional yang kompleks, orientasi masa depan berkaitan erat dengan skemata kognitif, yaitu suatu organisasi
perceptual dari pengalaman masa lalu beserta kaitannya dengan pengalaman masa
kini dan di masa yang akan datang Chaplin dalam Desmita, 2005. Skemata kognitif memberikan suatu gambaran bagi individu tentang hal-hal yang dapat
diantisipasi di masa yang akan datang, baik tentang dirinya sendiri maupun tentang lingkungannya, atau bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks
dari berbagai aktivitas di masa depan Desmita, 2005. Selanjutnya Desmita 2005 menjelaskan bahwa skemata kognitif berisikan
perkembangan sepanjang rentang hidup yang diantisipasi, pengetahuan kontekstual, ketrampilan, konsep diri dan gaya atribusi. Dari skemata yang dihasilkan, individu
berusaha mengantisipasi peristiwa-peristiwa di masa depan dan memberikan makna pribadi terhadap semua peristiwa tersebut, serta membentuk harapan-harapan baru
yang hendak diwujudkan dalam kehidupan di masa yang akan datang.
Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks
masa depan. Gambaran ini terbentuk dari sekumpulan skemata, sikap atau asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan
untuk membentuk harapan dan cita-cita baru demi menggapai masa depan yang lebih baik.
2.2.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan