High Quality Liquid Assets HQLA Total Arus Kas Bersih Net Cashflow

kembali LCR ke dalam bentuk berikut : Standar ini mensyaratkan bahwa pada saat kondisi perekonomian yang sangat buruk menimpa dunia perbankan, nilai dari rasio tersebut tidak akan menjadi lebih rendah dari 100 persen yaitu persediaan HQLA atau aset likuid berkualitas tinggi setidaknya harus sama dengan jumlah arus kas bersih. Bank diharapakan untuk dapat memenuhi persyaratan ini secara berkelanjutan dan menahan persediaan aset likuid berkualitas tinggi sebagai pertahanan menghadapi potensi kesulitan likuiditas. Selama masa kesulitan likuiditas, bagaimanapun bank akan menggunakan aset likuid berkualitas tinggi hingga mendekati 100 persen atau lebih.

2.1.5.1 High Quality Liquid Assets HQLA

Pembilang dari LCR adalah jumlah stok HQLA yang ditahan. Berdasarkan standar tersebut, bank harus memegang stok HQLA untuk menutup total arus kas bersih selama periode 30 hari dalam kondisi stress. Syarat aset yang termasuk dalam kategori HQLA adalah, aset harus likuid di pasar selama masa krisis dan pada beberapa kasus khususnya aset tersebut harus dapat digunakan dalam operasi bank sentral. Yang termasuk dalam kategori HQLA level tertinggi adalah kas, cadangan pada bank sentral, dan sekuritas atau surat-surat berharga yg mudah dijual. Jenis aset ini biasanya dari kualitas tertinggi dan paling likuid, dan bank tidak dibatasi jumlah atas kepemilikan dari aset jenis ini untuk memenuhi kebutuhan LCR. Universitas Sumatera Utara

2.1.5.2 Total Arus Kas Bersih Net Cashflow

Penyebut dari LCR adalah total arus kas bersih. Komponen ini didefiniskan dengan jumlah arus kas keluar yang diharapkan dikurangi dengan total arus kas masuk yang diharapkan selama periode 30 hari kalender. Jumlah arus kas keluar yang diharapkan dihitung dengan menambahkan berbagai macam komponen atau kategori dari neraca bank yang mengharuskan bank mengeluarkan dana. Jumlah arus kas masuk dihitung dengan menjumlahkan berbagai macam piutang yang diharapkan menjadi pendapatan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Leo de Haan dan Jan Willem van den End 2013 Bank Liquidity, The Maturity Ladder, and Regulation Variabel Independen : Liabilities, Cash Outflow, Cash Inflow, dan Net Cashflow. Variabel Dependen : Penahanan Aset Likuid Penahanan aset likuid dipengaruhi oleh jumlah Liabilities yang dimiliki serta Cash Outflow yang akan datang. Namun secara rata-rata Cash Inflow yang akan datang tidak mempengaruhi aset likuid. Sedangkan untuk Net Cashflow lebih dari satu bulan berpengaruh terhadap aset likuid. 2. Clemens Determinants of Variabel Penahanan aset Universitas Sumatera Utara Bonner, Iman van Lelyveld, dan Robert Zymek 2013 Banks’ Liquidity Buffers and the Role of Liquidity Regulation Independen : Model bisnis bank, ukuran bank, profit bank, jaminan simpanan, dan jangka waktu pengumuman laporan keuangan Variabel Dependen : Penahanan Aset Likuid likuid secara signifikan dipengaruhi oleh setiap variabel independen. Bank dengan model bisnis investasi menahan lebih banyak aset likuid dibandingkan dengan bank perkreditan. Sedangkan ukuran, profit, jaminan simpanan, dan jangka waktu pengumuman laporan keuangan bank memiliki hubungan positif terhadap penahanan aset likuid. 3. Corrine Delechat, Camila Henao, Priscilla Muthoora, dan Svetlana Vtyurina 2012 The Determinants of Banks Liquidity Buffers in Central America Variabel Independen : Ukuran bank, permodalan, Net Interest Margin, tingkat kredit terhadap GDP, dan Loan-loss reserve Variabel Dependen : Aset likuid Ukuran bank memiliki hubungan positif terhadap penahanan aset likuid. Sedangkan Net Interest Margin dan Loan-loss reserve berhubungan negatif terhadap penahanan aset likuid. Tingkat kredit dan permodalan juga memiliki hubungan negatif terhadap Universitas Sumatera Utara penahanan aset likuid, namun tidak signifikan. 4. Andrea Schertler 2010 Insight on Banks’ Liquidity Management: Evidence from Regulatory Liquidity Data Variabel Independen : Payment Obligations Variabel Dependen : Liquid Assets Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada bank komersial berukuran kecil payment obligations berpengaruh positif terhadap penahanan aset likuid, sedangkan pada bank komersial besar tidak.

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam sistem perekonomian yang semakin kompleks dimana perbankan memiliki peranan penting dalam menghubungkan sisi-sisi perekonomian baik dari sisi investasi maupun konsumsi yang akhirnya menghasilkan perputaran roda perekonomian suatu negara. Oleh karena pentingnya keberadaaan perbankan dalam suatu perekonomian, maka dibutuhkan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk dapat memastikan aktivitas perbankan tetap pada kondisi yang seharusnya yakni melancarkan arus dana dalam sistem perekonomian. Upaya yang dilakukan untuk memastikan hal tersebut, pembuat regulasi memperketat peraturan mengenai ketahanan likuiditas perbankan. Likuiditas perbankan berkaitan dengan kebutuhan dana, sumber dana, dan arus dana baik masuk maupun keluar. Oleh karena itu perbankan membutuhkan manajemen Universitas Sumatera Utara likuiditas yang baik. Ketiga faktor utama likuiditas tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dana yang dibutuhkan perbankan secara teori memiliki dua tujuan yang harus dipertimbangkan yakni kebutuhan dana untuk diinvestasikan demi mencapai keuntungan dan kebutuhan dana untuk memenuhi permintaan pencairan simpanan oleh nasabah. Biasanya dana yang digunakan untuk tujuan investasi akan cenderung berubah menjadi aset yang tidak likuid illiquid assets. Dilain hal agar dapat memenuhi pencairan dana nasabah, bank dituntut harus memiliki dana likuid yang cukup, oleh karenanya bank berpotensi menghasilkan lebih sedikit keuntungan atau malah tidak dapat menghasilkan keuntungan sama sekali dengan terlalu banyak menahan kas. Berdasarkan hal di atas, kebutuhan dana yang bisa terjadi setiap saat demi memenuhi pencairan simpanan nasabah dapat dikatakan berpengaruh terhadap manajemen aset likuid perbankan. Menurut hasil penelitian De Han dan Van Den End 2013 menunjukkan bahwa tingkat kewajiban liabilities yang dimiliki oleh perbankan secara signifikan mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Kedua fakta tersebut mendorong peneliti untuk menguji apakah teori dan hasil penelitian yang telah ada mengenai hubungan tingkat liabilitas dengan penahanan aset likuid berpengaruh dalam manajemen likuiditas perbankan di Indonesia. Arus dana masuk dan arus dana keluar dalam aktivitas perbankan merupakan faktor manajemen likuiditas perbankan, dimana bank harus dapat memprediksi atau memproyeksikan arus dananya. Agar dapat memenuhi Universitas Sumatera Utara pencairan simpanan atau deposito yang jatuh tempo, bank harus menyediakan sejumlah kas. Kas yang digunakan untuk menyelesaikan pencairan simpanan dan deposito yang jatuh tempo merupakan arus kas keluar bagi bank. Sumber arus kas keluar bank akan berasal dari aset yang termasuk dalam kategori likuid seperti kas, simpanan pada bank lain, atau surat-surat berharga yang mudah dilikuidasi. Dari teori tersebut, maka dapat dikatakan bahwa arus kas keluar bank dapat sangat berpengaruh terhadap jumlah aset likuid yang dimiliki oleh bank. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh De Han dan Van Den End 2013 dimana arus kas keluar yang akan datang mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Arus dana yang masuk merupakan sumber keuntungan bagi bank. Karena bank akan memanfaatkan dana yang masuk untuk kembali diinvestasikan baik dalam bentuk penyaluran kredit atau pembelian surat-surat berharga. Jika dilihat dari manfaat adanya arus dana atau kas masuk bank, ini dapat diartikan bahwa bank akan mengubah aset likuid yang telah ada menjadi aset yang kurang likuid untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa arus kas masuk berpengaruh negatif terhadap jumlah aset likuid yang ditahan oleh manajemen bank. Namun jika melihat hasil penelitian De Han dan Van Den End 2013 ternyata arus kas masuk secara rata-rata tidak mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Dalam konsep BASEL III yang dirumuskan ke bentuk Liquidity Coverage Ratio, perlakuan arus kas masuk dan arus kas keluar adalah dalam jangka waktu 1 bulan. Namun untuk mengetahui view of point manajemen bank di Indonesia Universitas Sumatera Utara Bank Liquid Assets dalam menentukan time frame manajemen likuiditasnya, diperlukan penelitian pengaruh arus kas dalam jangka waktu lebih dari 1 bulan. Hal ini disebabkan oleh masih banyak bank yang memiliki view of point likuiditasnya dalam rentang waktu yang lebih dari sebulan hingga lebih dari setahun. Oleh karena itu, peneliti akan menguji hubungan antara arus kas keluar dan arus kas masuk dalam konsep LCR dengan penahanan aset likuid serta pengaruh arus kas bersih dalam jangka waktu lebih dari sebulan terhadap penahanan asset likuid. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Liability, Cash Outflow, Cash Inflow, dan Net Cashflow. Sedangkan variabel dependen dari penelitian ini adalah jumlah Liquid Assets yang dimiliki oleh Bank. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Liability 1 month range Cash inflow 1 month range Cash outflow 1 month range Net Cashflow 3 months Net Cashflow 6 months Net Cashflow 12 months Net Cashflow 12 months Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Konseptual

Pada p enelitian yang dibuat oleh peneliti dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penahanan Aset Likuid Sebagai Dasar Penerapan BASEL III Pada Sektor Perbankan”, hipotesis konseptual disusun sebagai berikut : H 1 : Liability memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. H 2 : Cash Outflow kurang dari sebulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. H 3 : Cash Inflow kurang dari sebulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. H 4 : Net Cashflow kurang dari tiga bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. H 5 : Net Cashflow kurang dari enam bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. H 6 : Net Cashflow kurang dari dua belas bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. Universitas Sumatera Utara H 7 : Net Cashflow lebih dari dua belas bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah Liquid Asset yang ditahan oleh 5 bank terbesar di Indonesia sebagai dasar penerapan Liquidity Coverage Ratio. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penellitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono 2008 : 8 mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi. Dengan metode ini, penulis dapat menganalisa dan mengintrepetasikan data yang telah dikumpulkan untuk selanjutnya menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Hasil rumusan akan dibandingkan dengan data hasil temuan dan diolah dengan menggunakan rumus statistik.

3.2 Batasan Operasional

Batasan Operasional pada penelitian ini, yaitu : 1. Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas independent variable yaitu, Liabilitas liability, Arus Kas Keluar Cash Outflow, Arus Kas Masuk Cash Inflow, dan Arus Kas Bersih Net Cashflow. Variabel Universitas Sumatera Utara terikat dependent variable pada penelitian ini adalah Aset Likuid Liquid Assets. 2. Sebagai objek dalam penelitian ini terdiri dari 5 lima bank terbesar di Indonesia Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia. Dan Bank CIMB Niaga yang diharapkan dapat menjadi pelopor pengimplementasian regulasi standar ketahanan perbankan yang lebih baik. 3. Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan oleh masing-masing bank objek penelitian dengan rentang waktu bulanan mulai Januari 2012 – Desember 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian