bahwa variabel arus kas bersih 12 bulan berpengaruh secara signifikan terhadap penahanan aset likuid bank. Kondisi ini berarti
hipotesis nol H diterima.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pengaruh Liabilitas Terhadap Penahanan Aset Likuid
Hasil pengujian secara parsial yaitu nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
0,10,172
dan nilai sign ifikansi lebih kecil dari α
0,10
dengan demikian hipotesis yang menyatakan liabilitas berpengaruh signifikan terhadap penahanan
aset likuid oleh bank diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh de Haan dan van den End 2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa liabilitas berpengaruh positif terhadap penahanan aset likuid. Hal yang dapat dijelaskan adalah semakin besar liabilitas yang dimiliki oleh bank
seperti giro, tabungan, dan deposito maka semakin besar pula aset likuid yang ditahan oleh bank untuk menahan likuiditas banknya. Penelitian de Haan dan van
den End 2013 menggunakan sampel bank-bank di Belanda dengan data bulanan periode selama 6 tahun, pada penelitian ini menggunakan data panel dengan
sampel 5 bank terbesar yang ada di satu negara yaitu Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Bonner et al. 2013 juga memiliki hasil yang sama dengan
penelitian ini dimana jumlah deposit berpengaruh positif terhadap jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank, sampel yang digunakan pada penelitian tersebut
adalah 7000 bank di 30 negara yang tergabung dalam OECD dengan periode waktu selama 10 setahun. Jika dikaitkan dengan peraturan BASEL III yang
dirumuskan kedalam LCR, maka bank-bank di Indonesia sudah memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
dimana bank harus menambah aset likuid ketika terjadi peningkatan liabilitas dalam jangka waktu pendek 1 bulan.
4.2.2 Pengaruh Arus Kas Masuk Terhadap Penahanan Aset Likuid
Hasil pengujian secara parsial yaitu nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
0,10,172
dan nilai signifikansi lebih besar dari α
0,10
dengan demikian hipotesis yang menyatakan arus kas masuk periode 1 bulan berpengaruh
signifikan terhadap penahanan aset likuid oleh bank ditolak. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh de Haan dan van den End
2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas masuk periode 1 bulan berpengaruh negatif terhadap penahanan aset likuid. Hal yang dapat dijelaskan
adalah semakin besar arus kas masuk periode 1 bulan ke depan maka akan semakin kecil jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank untuk menahan likuiditas
banknya. Jika dikaitkan dengan standar likuiditas yang disyaratkan oleh LCR, maka bank-bank di Indonesia secara umum masih belum memenuhi standar
likuiditas jangka pendek. Jika melihat sampel yang digunakan 3 dari 5 bank merupakan bank milik pemerintah, maka hal ini dapat disebabkan oleh bank milik
pemerintah yang cenderung berinvestasi kepada surat berharga jangka panjang seperti obligasi pemerintah yang ditahan hingga jatuh tempo. Selain itu, bank
milik pemerintah diatur untuk tidak berinvestasi di pasar saham baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bank
yang menjadi sampel tidak terlalu memperhatikan arus kas masuk dalam jangka 1 bulan untuk menentukan jumlah aset likuid yang ditahan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Pengaruh Arus Kas Keluar Terhadap Penahanan Aset Likuid