Kerangka Konseptual TINJAU AN PUST AK A

penahanan aset likuid, namun tidak signifikan. 4. Andrea Schertler 2010 Insight on Banks’ Liquidity Management: Evidence from Regulatory Liquidity Data Variabel Independen : Payment Obligations Variabel Dependen : Liquid Assets Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada bank komersial berukuran kecil payment obligations berpengaruh positif terhadap penahanan aset likuid, sedangkan pada bank komersial besar tidak.

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam sistem perekonomian yang semakin kompleks dimana perbankan memiliki peranan penting dalam menghubungkan sisi-sisi perekonomian baik dari sisi investasi maupun konsumsi yang akhirnya menghasilkan perputaran roda perekonomian suatu negara. Oleh karena pentingnya keberadaaan perbankan dalam suatu perekonomian, maka dibutuhkan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk dapat memastikan aktivitas perbankan tetap pada kondisi yang seharusnya yakni melancarkan arus dana dalam sistem perekonomian. Upaya yang dilakukan untuk memastikan hal tersebut, pembuat regulasi memperketat peraturan mengenai ketahanan likuiditas perbankan. Likuiditas perbankan berkaitan dengan kebutuhan dana, sumber dana, dan arus dana baik masuk maupun keluar. Oleh karena itu perbankan membutuhkan manajemen Universitas Sumatera Utara likuiditas yang baik. Ketiga faktor utama likuiditas tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dana yang dibutuhkan perbankan secara teori memiliki dua tujuan yang harus dipertimbangkan yakni kebutuhan dana untuk diinvestasikan demi mencapai keuntungan dan kebutuhan dana untuk memenuhi permintaan pencairan simpanan oleh nasabah. Biasanya dana yang digunakan untuk tujuan investasi akan cenderung berubah menjadi aset yang tidak likuid illiquid assets. Dilain hal agar dapat memenuhi pencairan dana nasabah, bank dituntut harus memiliki dana likuid yang cukup, oleh karenanya bank berpotensi menghasilkan lebih sedikit keuntungan atau malah tidak dapat menghasilkan keuntungan sama sekali dengan terlalu banyak menahan kas. Berdasarkan hal di atas, kebutuhan dana yang bisa terjadi setiap saat demi memenuhi pencairan simpanan nasabah dapat dikatakan berpengaruh terhadap manajemen aset likuid perbankan. Menurut hasil penelitian De Han dan Van Den End 2013 menunjukkan bahwa tingkat kewajiban liabilities yang dimiliki oleh perbankan secara signifikan mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Kedua fakta tersebut mendorong peneliti untuk menguji apakah teori dan hasil penelitian yang telah ada mengenai hubungan tingkat liabilitas dengan penahanan aset likuid berpengaruh dalam manajemen likuiditas perbankan di Indonesia. Arus dana masuk dan arus dana keluar dalam aktivitas perbankan merupakan faktor manajemen likuiditas perbankan, dimana bank harus dapat memprediksi atau memproyeksikan arus dananya. Agar dapat memenuhi Universitas Sumatera Utara pencairan simpanan atau deposito yang jatuh tempo, bank harus menyediakan sejumlah kas. Kas yang digunakan untuk menyelesaikan pencairan simpanan dan deposito yang jatuh tempo merupakan arus kas keluar bagi bank. Sumber arus kas keluar bank akan berasal dari aset yang termasuk dalam kategori likuid seperti kas, simpanan pada bank lain, atau surat-surat berharga yang mudah dilikuidasi. Dari teori tersebut, maka dapat dikatakan bahwa arus kas keluar bank dapat sangat berpengaruh terhadap jumlah aset likuid yang dimiliki oleh bank. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh De Han dan Van Den End 2013 dimana arus kas keluar yang akan datang mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Arus dana yang masuk merupakan sumber keuntungan bagi bank. Karena bank akan memanfaatkan dana yang masuk untuk kembali diinvestasikan baik dalam bentuk penyaluran kredit atau pembelian surat-surat berharga. Jika dilihat dari manfaat adanya arus dana atau kas masuk bank, ini dapat diartikan bahwa bank akan mengubah aset likuid yang telah ada menjadi aset yang kurang likuid untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa arus kas masuk berpengaruh negatif terhadap jumlah aset likuid yang ditahan oleh manajemen bank. Namun jika melihat hasil penelitian De Han dan Van Den End 2013 ternyata arus kas masuk secara rata-rata tidak mempengaruhi jumlah aset likuid yang ditahan oleh bank. Dalam konsep BASEL III yang dirumuskan ke bentuk Liquidity Coverage Ratio, perlakuan arus kas masuk dan arus kas keluar adalah dalam jangka waktu 1 bulan. Namun untuk mengetahui view of point manajemen bank di Indonesia Universitas Sumatera Utara Bank Liquid Assets dalam menentukan time frame manajemen likuiditasnya, diperlukan penelitian pengaruh arus kas dalam jangka waktu lebih dari 1 bulan. Hal ini disebabkan oleh masih banyak bank yang memiliki view of point likuiditasnya dalam rentang waktu yang lebih dari sebulan hingga lebih dari setahun. Oleh karena itu, peneliti akan menguji hubungan antara arus kas keluar dan arus kas masuk dalam konsep LCR dengan penahanan aset likuid serta pengaruh arus kas bersih dalam jangka waktu lebih dari sebulan terhadap penahanan asset likuid. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Liability, Cash Outflow, Cash Inflow, dan Net Cashflow. Sedangkan variabel dependen dari penelitian ini adalah jumlah Liquid Assets yang dimiliki oleh Bank. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Liability 1 month range Cash inflow 1 month range Cash outflow 1 month range Net Cashflow 3 months Net Cashflow 6 months Net Cashflow 12 months Net Cashflow 12 months Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Konseptual