Plot Alur Cerita Setting dalam Novel Jeritan Lirih

adalah kondisi psikologis tokoh Takashi dalam pencapaiannya melakukan pemberontakan terhadap kaisar.

b. Plot Alur Cerita

Plot atau alur cerita pada karya sastra adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapantahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan para pelaku dalam sebuah cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian suatu peristiwa yang berbagai macam Aminuddin, 2000:83. Alurplot dibedakan menjadi alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan. Menurut kualitasnya alur dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam cerita. Alur ganda ialah yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi pengurutan waktu alurplot dibedakan ke dalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus adalah alurplot yang melukiskan peristiwaperistiwa berurutan dari awal sampai akhir. Sedangkan alur tidak lurus adalah alurplot yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik flash back. Alur cerita dalam novel Jeritan Lirih termasuk ke dalam alur longgar. Lalu dilihat dari kualitasnya termasuk alur ganda. Dan dari segi pengurutan waktu termasuk ke dalam alur tidak lurus flash back. Pada awal novel diceritakan kondisi Takashi, di pertengahan menceritakan tindakantindakan tidak normal yang dilakukan Takashi dalam pencapaiannya untuk melakukan pemberontakan terhadap Kaisar, dan diakhir cerita Takashi tidak dapat menahan beban psikologisnya dan memutuskan untuk bunuh diri.

c. Tokoh

Tokoh cerita, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1998:165, adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Fananie 2000:86 mengatakan tokoh tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan menyampaikan ide, motif, plot, dan tema. Tokoh dalam cerita tentu mempunyai karakter dan sifatsifat yang sesuai dengan yang dimainkan. Tokoh juga mempunyai posisi dalam sebuah cerita tergantung dimana ia ditempatkan, hal inilah yang disebut dengan penokohan. Tokoh dan penokohan merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Tokoh secara langsung menunjuk pada orang atau pelakunya. Sedangkan penokohan memiliki arti yang lebih luas dari tokoh, seperti yang dikatakan oleh Jones dalam Nurgiyantoro 1995:165 bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Jadi, penokohan dalam karya sastra menunjuk pada pelaku atau tokoh ceritanya. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas satu tokoh saja dalam novel Jeritan Lirih yang bernama Takashi, yang dimana tokoh Takashi banyak disoroti tentang proses pencapaian pemberontakannya, tindakan kejam yang dilakukan hingga membunuh anak buahnya sendiri. Walaupun demikian, tokoh tidak terlepas dari interaksinya dengan tokoh pendamping lainnya yang ada di dalam novel tersebut.

2. Unsur Ekstrinsik Novel

Menurut Padi 2013:9 unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri yang menyangkut aspek psikologis, sosiologis, dan lainnya. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra.

2.3 Setting dalam Novel Jeritan Lirih

Latar atau setting adalah penggambaran situasi tempat dan waktu serta suasana yang terjadi dalam cerita novel. Latar berfungsi sebagai pendukung alur dan penokohan, memberi nuansa makna tertentu serta mampu menciptakan suasana-suasana tertentu yang menggerakkan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya. Gambaran situasi yang jelas akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang dikemukakan pengarang Aminuddin, 2000 : 68. Menurut Abrams dalam Zainuddin 2001 : 99 secara garis besar latar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

2.3.1 Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas Nurgiyantoro, 1995:227. Dalam novel Jeritan Lirih ini, lokasi berlangsungnya peristiwa adalah di desa Shikoku. Namun tidak semua peristiwa yang ada dalam novel tersebut terjadi di desa Shikoku, namun terdapat juga beberapa tempat penting lain seperti, Tokyo dan Amerika.

2.3.2 Latar Waktu

Latar waktu menggambarkan kapan terjadinya sebuah peristiwa terjadi. Masalah kapan waktu tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah Nurgiyantoro, 1995:230. Novel Jeritan Lirih Menggambarkan latar waktu cerita Jepang pasca perang dunia ke-II tahun 1960.

2.3.3 Latar Sosial

Latar sosial mengarah kepada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi maupun nonfiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, serta bersikap Nurgiyantoro, 1995:233. Jika dilihat dari latar sosialnya novel Jeritan Lirih ini, pengarang banyak mengggambarkan tentang kehidupan sosial masyarakat Jepang pada zaman Meiji. Kemerosotan tradisin pasca perang dunia ke-II dan pemberontakan-pemberontakan yang masih dilakukan terhadap kaisar dan itu dipelopori oleh tokoh Takashi.

2.4 Psikoanalisa Sigmun Freud