BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH TAKASHI DALAM NOVEL JERITAN LIRIH
KARYA KENZABURO OE
3.1 Ringkasan Novel
Jeritan Lirih adalah suatu novel yang menceritakan tentang kehidupan dua bersaudara Mitsusaburo dan Takashi setelah kembali ke desa mereka dahulu di Shikoku. Berbagai
konflik dialami kedua kakak beradik ini di desa tempat mereka dilahirkan dulu. Konflik dimulai ketika sang adik Takashi ingin melakukan pemberontakan di desa mereka seperti
yang dilakukan adik kakek buyutnya terdahulu. Sang kakak Mitsu tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh adiknya, tetapi Takashi terus memaksakan kehendaknya dan
menceritakan tentang kenangan-kenangan buruk yang dirasakannya terhadap para penguasa desa tersebut yang dirasakan berbeda oleh Mitsusaburo.
Berbagai tindakan dilakukan oleh Takashi untuk melakukan pemberontakan terhadap kaisar seperti yang pertama sekali dilakukan ialah melatih para pemuda desa untuk bermain
sepak bola di lapangan, melakukan penjarahan supermarket Kaisar bersama sekelompok pemuda desa dan menghasut masyarakat desa untuk melakukan hal serupa agar membuat
bisnis supermarket milik Kaisar bangkrut. Takashi menduga setelah melakukan penjarahan supermarket dan menimbulkan kerugian yang besar terhadap Kaisar dan terakhir memainkan
musik Nembutsu dengan sangat keras untuk mengingatkan masyarakat desa pada pemberontakan tahun 1860.
Setelah melakukan penjarahan di supermarket Kaisar Takashi berharap gerombolan anak buah Kaisar akan datang ke desa dan akan menyulut api peperangan diantara pemuda
desa dan Kaisar. Namun, tidak ada tanda-tanda Kaisar dan anak buahnya datang ke desa. Itu
membuat Takashi berfikir ia telah gagal melakukan pemberontakan melawan Kaisar dan melampiaskan kemarahannya kepada Mitsusaburo yang selalu menentang segala tindakannya.
Dan pada akhirnya Takashi meniduri istri Mitsu, bahkan setelah peristiwa itu diketahui oleh Hoshio anak buahnya sendiri dan Hoshio melarang Takashi untuk menghentikan kejadian itu,
Takashi tidak peduli malah menyuruh Hoshio untuk melaporkan apa yang dilihatnya itu kepada Mitsu.
Setelah Hoshio melaporkan apa yang dilihatnya kepada Mitsu, Mitsu hanya bisa terdiam dalam amarah yang dipendamnya, dan ketika Mitsu bertanya apakah istrinya itu
diperkosa dan Hoshio menjawab sepertinya istrinya tidak diperkosa karena ia melihat istrinya menuruti apa yang dilakukan oleh Takashi. Mitsu terdiam kembali dan sedikit mengerti
tentang istrinya karena sudah sangat lama sejak istrinya melahirkan anak cacat dan Natsumi istrinya, sejak saat itu selalu trauma untuk melakukan hubungan seksual dengan Mitsu.
Tak cukup dengan meniduri istri kakak kandungnya sendiri, Takashi bahkan memperkosa gadis desa dan membunuhnya. Setelah peristiwa itu diketahui oleh Mitsu,
Mitsu tidak percaya bahwa Takashi yang membunuh gadis itu karena menurutnya Takashi ialah orang yang tidak pemberani apalagi sampai membunuh seseorang. Namun, Takashi
malah menjawab bahwa ia membunuh gadis itu dengan menghempaskan kepala gadis itu ke batu besar karena gadis itu melawan ketika Takashi hendak memerkosanya. Lalu Mitsu balik
bertanya mengapa Takashi tidak melarikan diri dan sepertinya berusaha untuk membuat dirinya sendiri digantung atau dihukum mati. Takashi hanya terdiam dan membenarkan
pendapat kakaknya bahwa memang benar ia ingin dihukum mati. Dan kemudian Takashi membuat pengakuan kepada Mitsu tentang cerita bagaimana adik perempuannya itu bisa
bunuh diri. Pada awalnya Takashi dan adik perempuannya itu tinggal bersama dengan paman
mereka. Takashi sangat perhatian kepada adiknya itu dan sangat melindunginya, sampai
suatu ketika saat Takashi sedang mabuk dan pamannya mengusirnya dari rumah. Lalu Takashi bertemu dengan adiknya dan berhubungan badan dengannya. Takashi mengakui
bahwa mabuk bukan alasan satu-satunya ia meniduri adiknya karena pada hari berikutnya ia melakukan hal yang sama kepada adiknya. Takashi berkata pada adiknya untuk tidak
memberi tahu kepada siapapun tentang apa yang mereka lakukan karena Takashi bercerita jika mereka ketahuan mereka akan dibakar di tiang. Namun kemudian adiknya itu hamil dan
Takashi menjadi setengah gila karena cemas setelah mendapat kabar itu. Takashi menyuruh adiknya untuk mengatakan bahwa dia telah diperkosa oleh pemuda tak dikenal dari desa.
Adiknya menuruti apa yang dikatakannya, dan seketika itu paman membawanya ke kota dan tidak hanya melakukan aborsi, tapi juga mensterilkannya.
Pada suatu malam adiknya sangat ketakutan hingga tak bisa menenangkan diri karena teringat pada operasi yang dilakukan pada dirinya. Ia berharap Takashi dapat
menenangkannya. Karena seks sudah menjadi kebiasaan mereka, maka adiknya mencoba mengajak Takashi. Namun Takashi tahu bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan
segera setelah adiknya mengalami berbagai operasi untuk kemaluannya. Takashi merasa takut membayangkan organ-organ seksualnya terluka jauh di dalam dan juga timbul suatu
perasaan jijik secara fisik dan mental. Karena itu Takashi menolak permintaan adiknya itu namun adiknya tetap mencoba merayu Takashi lalu Takashi memukulnya. Itu adalah pertama
kali sepanjang hidupnya ia dipukul. Lalu dengan sangat terkejut dan sedih adiknya berkata “Semua tidak benar, apa yang kau katakan, Taka. Itu salah, meskipun kita
merahasiakannya...” dan keesokannya ia bunuh diri. Setelah membuat pengakuan untuk yang pertama kalinya kepada kakaknya Takashi
menjadi semakin bersalah dan mengatakan kepada Mitsu bahwa jika besok dia digantung atau dihukum mati karena melakukan pembunuhan, ia ingin memberikan retina matanya
untuk Mitsu. Namun Mitsu menolak dengan penuh emosional dan mengatakan bahwa
Takashi tidak akan digantung besok pagi, juga tidak ada pengadilan yang akan memberinya hukuman mati.
Pada malam itu Takashi dan Mitsu terlibat pertengkaran adu mulut. Takashi mengatakan mengapa Mitsu sangat membenci dirinya padahal hanya sisa mereka berdua
keluarga dari Nekodoro. Setelah mereka bertengkar, Takashi memanggil Mitsu dari lantai dua rumah. Takashi berkata bahwa ia ingin menguji kekuatan dan arah sebar beberapa
selongsong peluru untuk pertempuran esok pagi. Setelah mendengar beberapa tembakan Mitsu memanggil Takashi dari anak tangga namun Takashi hanya diam saja. Mitsu langsung
berlari menaiki tangga dan melihat darah yang licin di atas kakinya dan terlihat tubuh Takashi tergeletak tak berdaya dengan peluru menembus kepalanya.
Setelah kejadian itu Istri Mitsu mengatakan bahwa ia telah hamil anak dari Takashi, dan ia ingin membesarkan kedua anaknya itu. Takashi terkejut dan hanya bisa terdiam
mendengar pengakuan dari istrinya. Dengan menyimpan rasa sakit di hatinya Mitsu pun menyetujui untuk kembali ke Tokyo untuk menjemput anak mereka di institusi dan mengurus
bayi Takashi yang ada di kandungan istrinya. Meskipun cerita terfokus pada dua karakter hubungan kakak-adik Takashi dan
Mitsusaburo yang penuh persoalan psikologis, mereka ternyata terlibat dengan persoalan lain yang tak kalah krusial : melawan ancaman dari kekuatan luar dengan dukungan modal dan
kekuatan bergelut dengan persoalan duniawi, seperti seksual, kekerasan, rasa bersalah, juga moralitas dan heroisme.
3.2 Analisis Psikologi Tokoh Takashi Cuplikan halaman 43