7 Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan serta Laboratorium Proses
Manufaktur, Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan
Analisa produk briket yang dihasilkan dilakukan di Laboratorium Penelitian, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan
dan Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 6 bulan dengan variabel-variabel sebagai berikut:
1. Variabel tetap:
a. Jenis bahan baku = sekam padi dan ketaman kayu
b. Jenis perekat = daun jambu mete
c. Suhu pengarangan = 400
o
C d.
Waktu pengarangan = 2 jam e.
Rasio sekam padi dengan ketaman kayu = 1:1 15 gram f.
Ukuran partikel = 100 mesh 2.
Variabel bebas: a.
Konsentrasi perekat = 10; 12,5; 15; 20 b.
Tekanan pengempaan = 85 kgcm
2
; 105 kgcm
2
c. Proses Pengarangan PP:
- PP 1: Masing-masing bahan baku diarangkan kemudian dicampur - PP 2: Kedua bahan baku dicampur kemudian diarangkan
Ketaman kayu mahoni yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari tempat pembuatan
furniture
di daerah Medan Johor sedangkan untuk bahan baku sekam padi diperoleh dari pasar di daerah Padang Bulan. Daun jambu mete yang
digunakan sebagai perekat dalam penelitian ini didapatkan dari Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara
Analisa yang dilakukan di dalam penelitian ini meliputi analisa pada produk yang dihasilkan terdiri dari:
1. Analisa kadar bahan volatil
2. Analisa kadar abu
3. Analisa kadar air basis kering
8 4.
Analisa
fixed carbon
5. Uji kalor
6. Uji tekan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIOMASSA Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari sektor
pertanian atau kehutanan yang diperkirakan berpotensi menghasilkan sekitar 25 dari kebutuhan energi global dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut oleh
masyarakat [17 dan 18]. Biomassa adalah materi organik yang merupakan sumber energi terbarukan yang mengandung karbon dan kadar hidrogen yang tinggi dan
dapat dikonversi menjadi bahan bakar [19]. Sumber biomassa ada beberapa macam antara lain biomassa pertanian dan
biomassa hutan. Biomassa pertanian merupakan limbah dari tanaman pertanian antara lain batang, cabang, daun serta produk samping dari hasil pertanian dimana
limbah tersebut dapat dijadikan sebagai sumber energi. Sedangkan biomassa hutan yang dapat digunakan sebagai penyumbang energi antara lain kayu, dan
penebangan kayu, serta produk samping industri kayu. Selain itu, biomassa juga dapat berasal dari lumpur pengolahan air, serta proses pembuatan makanan dan
pakan ternak hewan [17 dan 20]. Biomassa dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu :
a. Limbah pertanian : limbah hasil panen
b. Limbah hasil kehutanan : limbah kayu pabrik, sisa-sisa penebangan pohon
dan semak-semak. c.
Limbah kota dan industrial : limbah padat perkotaan, kotoran dan limbah industri.
Proses produksi biomassa menjadi energi terbagi menjadi dua kategori proses, yaitu :
a. Proses termokimia : pembakaran, pirolisis, pencairan dan gasifikasi
b. Proses biologi : biofotolisis langsung, biofotolisis tak langsung, reaksi
perpindahan air-gas secara biologi, foto-fermentasi dan
dark
-fermentasi [21].
10 Biomassa dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai sumber bahan baku
dalam menghasilkan energi terbarukan terkait dengan potensinya yang cukup menjanjikan untuk dijadikan bahan bakar yang meminimalkan masalah
lingkungan. Penggunaan limbah pertanian sebagai sumber energi merupakan prospek yang menjanjikan dalam pembangunan di sektor energi. Hal ini
berdasarkan hasil pertimbangan bahwa limbah pertanian bersifat ramah lingkungan dan tidak digunakan sebagai sumber pangan sehingga potensi limbah
pertanian fokus seluruhnya pada pengadaan energi alternatif. Limbah pertanian yang biasanya dihasilkan antara lain sekam padi, ampas tebu, tandan kosong
kelapa sawit dan jerami. Juninger dkk. 2001 dalam Barz 2011 mengatakan bahwa jika semua limbah proses pertanian digunakan, dapat memberikan
kontribusi antara 25 dan 40 dari total produksi energi komersial utama di berbagai negara Asia Tenggara [22].
2.1.1 Sekam Padi
Sekam padi merupakan lapisan keras yang menutupi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang saling bertautan yang disebut lemma dan palea [23].
Sekarang ini, penggunaan sumber energi terbarukan mulai populer dan terus meningkat yaitu sekitar 3 per tahun. Hal ini disebabkan kekhawatiran akibat
dampak lingkungan yang semakin meningkat karena penggunaan bahan bakar fosil secara terus menerus sehingga pemerintah di seluruh dunia menggalakkan
penggunaan sumber energi terbarukan karena sifatnya yang ramah lingkungan [24]. Sekam padi sebagai sumber energi dapat mengurangi dampak dari emisi gas
rumah kaca. Diketahui bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sekam padi lebih rendah daripada bahan bakar fosil [25].
Tabel 2.1 Data Produksi Padi dan Sekam Padi pada Tahun 2007-2010 [26]
Tahun Produksi juta ton
Padi Sekam Padi
2005 54
10,8 2006
54,45 10,89
2007 57,15
11,43 2008
60,33 12,07
2009 64,40
12,88 2010
66,41 13,28