Analisa Uji Tekan [56] PROSEDUR ANALISA

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS KUALITAS BRIKET

Briket merupakan salah satu sumber energi alternatif yang penting. Namun sebelum digunakan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas briket yang dihasilkan. Analisa kualitas briket yang dihasilkan adalah terhadap kadar air, kadar senyawa volatil, kadar abu, kandungan fixed carbon serta nilai kalor briket.

4.1.1 Analisis Kadar Air

Pada bagian ini, akan dibahas pengaruh konsentrasi perekat, tekanan pengempaan, dan proses pengarangan terhadap kadar air briket. Konsentrasi perekat yang digunakan adalah 10, 12,5, 15, dan 20 dengan tekanan pengempaan 85 kgcm 2 dan 105 kgcm 2 . Proses pengarangan dilakukan dengan dua proses yaitu proses pengarangan 1 dan proses pengarangan 2. Proses pengarangan 1 dilakukan dengan mengarangkan masing-masing bahan baku yaitu sekam padi dan ketaman kayu pada cawan yang berbeda dan setelah menjadi arang kedua bahan baku tersebut dicampur. Sedangkan proses pengarangan 2 dilakukan dengan mencampurkan kedua bahan baku yaitu sekam padi dan ketaman kayu terlebih dahulu kemudian diarangkan pada cawan yang sama. 4.1.1.1 Analisis Pengaruh Konsentrasi Perekat terhadap Kadar Air Pengaruh konsentrasi perekat terhadap kadar air dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa kadar air briket pada masing-masing perlakuan mengalami kenaikan dan penurunan seiring dengan penambahan konsentrasi perekat. Meskipun demikian, pada beberapa titik dihasilkan penurunan kadar air briket seiring penambahan konsentrasi perekat. Kadar air briket tertinggi mencapai angka 13 yaitu pada briket dengan perlakuan PP2, TP=105 kgcm 2 dan konsentrasi perekat 20. Secara umum, briket dengan perlakuan PP2 dan TP=105 kgcm 2 rata-rata memiliki kandungan air yang besar dibandingkan dengan sampel lainnya. 27 Keterangan : TP = Tekanan Pengempaan PP = Proses Pengarangan Gambar 4.1 Pengaruh Konsentrasi Perekat terhadap Kadar Air Briket Pada briket yang dikempa dengan tekanan 85 kgcm 2 dan 105 kgcm 2 menunjukkan peningkatan kadar air seiring dengan peningkatan konsentrasi perekat daun jambu mete. Sebagian besar kandungan dalam daun jambu mete adalah asam anakardat. Asam anakardat memiliki sifat higroskopik atau menyerap air [57]. Karena sifat higroskopik tersebut menyebabkan perekat daun jambu mete menyerap uap air dari udara. Oleh karena itu semakin banyak perekat daun jambu mete yang digunakan semakin banyak kandungan asam anakardat dan tannin yang bersifat higroskopis sehingga menyebabkan semakin tinggi kandungan air. Kandungan air bahan baku untuk setiap run adalah sama tetapi memiliki kadar air yang berbeda setelah dicetak menjadi briket. Perekat daun jambu mete dibuat dengan 100 gram daun jambu mete yang dihaluskan dan dilarutkan dalam 200 ml air. Setelah selesai perekat tersebut dicampurkan ke dalam bahan baku dengan konsentrasi 10, 12,5, 15, dan 20. Selain itu, kandungan air pada daun jambu mete cukup banyak sekitar 63,83. Hal itu juga menyebabkan semakin banyak perekat yang dicampurkan pada bahan baku maka semakin banyak pula kadar air yang terkandung di dalam perekat. 2 4 6 8 10 12 14 10 12,5 15 20 K adar A ir Konsentrasi Perekat TP=85 kgcm2; PP1 TP=105 kgcm2; PP1 TP=85kgcm2;PP2 TP=105kgcm2;PP2 TP = 85 kgcm 2 ; PP1 TP = 105 kgcm 2 ; PP1 TP = 85 kgcm 2 ; PP2 TP = 105 kgcm 2 ; PP2