BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca merupakan proses pengenalan makna kata-kata dan frasa penyusun bacaan dan proses pemaduan atau penataan berbagai unsur makna menjadi kesatuan ide serta diiringi
dengan proses atau kegiatan memberikan reaksi kritis-kreatif terhadap bacaan dalam menemukan signifikasi, nilai, fungsi dan hubungan isi dari bacaan tersebut.
Inti dari pengertian Membaca dengan memperhatikan batasan tentang pengertian membaca di atas akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian membaca yang patut
diikuti adalah pengertian membaca secara luas sesuai dengan pengertian membaca menurut I Gusti Ngurah Oka dalam bukunya “ Pengantar Membaca dan Pengajarannya “ yaitu :
“Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu
dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.“
Memasuki zaman globalisasi seperti sekarang ini peranan bahasa mandarin sangatlah penting, disamping bahasa Inggris. Saat ini banyak perusahaan- perusahaan yang
membutuhkan karyawan yang mampu berbahasa Mandarin. Hal ini dapat dilihat pula pada iklan lowongan pekerjaan yang mensyaratkan kemampuan dalam bahasa mandarin sebagai
salah satu pertimbangan dalam memasuki dunia kerja.
Hampir setiap negara kini telah memasukkan bahasa mandarin ke dalam kurikulum
pendidikan sebagai bahasa asing selain bahasa inggris. Di Indonesia pun sejak tahun 2002 Departemen Pendidikan Nasional memulai penggunaan bahasa Mandarin sebagai bahasa
pilihan bahasa asing Soegiharto, http:blog.uki.ac.idsoegiharto201110189. Banyak sekolah negeri dan swasta memasukkan bahasa Mandarin ke dalam kurikulum sekolahnya.
Demi mencapai sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing di dunia internasional penguasaan bahasa asing terutama bahasa mandarin sangatlah penting untuk
meningkatkan daya saing. Seseorang yang menguasai bahasa Inggris dan Mandarin lebih berpeluang diterima untuk bekerja dibanding orang yang hanya menguasai bahasa inggris.
Di Indonesia, bahasa mandarin juga semakin berkembang. Perkembangan itu dimulai sejak jaman reformasi dimulai, tepatnya pada saat pemerintahan mantan Presiden
Abdurrahman Wahid, dimana budaya Tiongkok diperbolehkan untuk kembali berkembang. Sejak saat itu, Bahasa Mandarin semakin banyak digunakan secara luas. Muncul berbagai
lembaga untuk belajar bahasa mandarin. Selain itu, Bahasa Mandarin juga sudah mulai disisipkan sebagai salah satu mata pelajaran disekolah disamping Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Bahasa mandarin disebut bahasa yang berkembang dan selanjutnya menjadi bahasa kedua di dunia sesuai dengan kutipan dari sebuah artikel www.kompasiana.com :
Setelah bahasa inggris menjadi bahasa international didunia kini bahasa mandarin pun ikut menjadi bahasa international kedua didunia, Tak salah
lagi, Bahasa Mandarin adalah bahasa yang paling banyak dituturkan orang di seluruh dunia. Jumlah penduduk di ChinaTiongkok saat ini
diperkirakan hampir mencapai 1,4 milyar juta jiwa. Dari jumlah ini. Semuanya diwajibkan bertutur kata resmi dalam satu bahasa yaitu Bahasa
Mandarin. Belum lagi, para imigran Tionghoa di berbagai penjuru dunia yang setia menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari-harinya.
Kata mandarin dalam bahasa Indonesia sendiri sepertinya diserap dari bahasa Inggris yang mendeskripsikan bahasa cina juga sebagai bahasa
Mandarin. Namun sebenarnya, kata Mandarin ini diserap bahasa Inggris dari bahasa Cina sendiri.
Diakuinya bahasa Mandarin sebagai bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris sedikit banyak telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia terhadap bahasa
mandarin yang pada zaman Orde baru sempat dilarang keberadaannya. Terbukti kini dengan banyaknya lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yang ada di Indonesia
sekarang yang menjadikan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran pokok dalam kegiatan akademiknya mulai dari Play Group PG, Taman kanak – kanak TK, Sekolah dasar SD,
Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, sampai dengan Perguruan Tinggi PT atau Universitas.
Bahasa Mandarin adalah bahasa yang bernada. Pelafalan bahasa Mandarin pada dasarnya ada 4. Masing-masing menggunakan tanda nada yang dinyatakan :
“ ˉ”
( nada 1
) , ”
ˊ ” nada 2 ),
” ˇ ” nada 3
, ”
ˋ ” (
nada 4 )
. Nada digunakan untuk
membedakan makna kata.
汉语会话
301
句。
1989
年
3
页 Bagian dasar terbesar dari bahasa dalam bahasa Mandarin adalah suku kata
手 │
洗 │
民 │
失 . suku kata dan suku kata berkombinasi menjadi kata
(马+路 →
马路 │
开+关 →
开 关)
. Ada suku kata yang bisa berdiri sendiri sebagai kata 手,洗
, ada suku kata yang
tidak bisa berdiri sebagai kata, hanya bisa membentuk kata majemuk dengan bergabung dengan suku kata yang lain
民 →
人 民 │
失 →
丧 失 ) . Dalam bahasa Mandarin modern
proporsi sepasang suku kata merupakan yang paling besar. Sebagian besar pasangan suku kata tergantung pola
majemuk pembentuknya yang terletak di depannya Wikipedia Tiongkok
Orang Tionghoa di Medan lebih senang menggunakan kata Tionghoa, hal ini terlihat
dari broadcast melalui blackberry messages oleh PAGUYUBAN SOSIAL MARGA TIONGHOA INDONESIA oleh Eddy atas nama Ketua PSMTI kota Medan Halim Loe
yang intinya : Bahwa TIONGHOA tak mau dikatakan chinacina, karena china ada di China dengan ibu kota Beijing, bahwa Tionghoa bangsa Indonesia ibu kotanya Jakarta. Anak - anak
TIONGHOA dari Aceh sampai Papua dapat ditempatkan dimanapun di Indonesia. Penggunaan istilah Cina, China, dan Tiongkok adalah kontroversi penggunaan, istilah Cina,
China, dan Tiongkok secara resmi dan benar secara politis politically correct, dan ditinjau dari tata cara penggunaan bahasa serta hukum di Indonesia.
http:id.wikipedia.orgwikiPenggunaan_istilah_Cina,_China,_atau_Tiongkok_di_media_m assa_d i_Indonesia .
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan
mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas – kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk
belajar Lerner dalam Mulyono Abdurrahman 2003 : 200 Menurut Bormouth yang dikutip Darmiyati zuchdi
2007 : 22 , “kemampuan adalah seperangkat keterampilan yang digeneralisasi, yang
memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh dari kegiatan’’.
Pendapat lain dikemukakan oleh Jhonson yang dikutip Cece Wijaya dan Rusyana A. Tabrahi 2002 : 8 menjelaskan bahwa :
“kemampuan merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Membaca
merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anak pun akan berkembang kreativitas dan
kecerdasannya”. Ilmiah Tumbuh kembang Jiwa Anak dan Remaja.iqeq.web.id
Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor yang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan lingustik kebahasaan, minat, motivasi, dan
kumpulan membaca seberapa baik pembaca dapat membaca, sedangkan faktor dari luar diri pembaca salah satunya adalah faktor kesiapan guru dalam pembelajaran Jhonson dan
Pearson dalam Darmiyati Zuhdi,2007 : 23-24. Di kota Medan terdapat beberapa permukiman etnis tionghoa yaitu di kecamatan
medan area kelurahan suka ramai , kecamatan medan area kelurahan suka ramai II , dan kecamatan Medan polonia kelurahan Polonia . Dari beberapa kecamatan dan kelurahan yang
telah disebutkan oleh peneliti di atas maka peneliti memilih kecamatan Medan polonia kelurahan polonia tepatnya di jalan Ternak sebagai objek penelitian, karena menurut
pandangan peneliti banyak terdapat fenomena yang dapat dijadikan objek penelitian misalnya
kemampuan berbicara, kemampuan menulis, kemampuan membaca dan kemampuan mendengar , dan peneliti memlilih fenomena yang terdapat di jalan Ternak adalah tentang
bagaimana kemampuan membaca dan faktor yang ketidakmampuan mereka dalam membaca aksara han, faktor ketidakmampuan mereka meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu anak-anak yang berusia 7 – 11 tahun tidak pernah mengulang pelajaran di rumah , dan faktor eksternal yaitu pengaruh bahasa yang digunakan sehari-hari , materi
pengajaran disekolah dan materi penyampaian yang kurang jelas. Di jalan Ternak mayoritasnya adalah etnis tionghoa yang bejumlah ± 340 orang , ini dibuktikan dengan
peneliti mendatangi langsung rumah Bapak Ucok sebagai kepala lingkungan di jalan Ternak tersebut. Beliau mengatakan di jalan Ternak tersebut terdapat 48 kartu keluarga dan 1 kartu
keluarga terdiri dari ± 7 orang , maka 48 kartu keluarga x ± 7 orang = 336 orang dan di genap kan menjadi ±340 orang , jalan Ternak polonia terletak di pusat kota yaitu tepat nya di
kecamatan Medan Polonia dan kelurahan kampung Anggrung.
Gambar 1.1 Peta jalan Ternak Medan Polonia.
Dengan ada nya data tersebut peneliti akan lebih mudah menentukan 40 jumlah informan yang akan dijadikan sample penelitian. Peneliti akan mengambil objek penelitian
pada anak yang berusia 7 – 11 tahun dengan latar belakang pendidikan SD . Banyak diantara etnis tionghoa yang berada di jalan Ternak mereka fasih dalam berbicara bahasa mandarin ,
namun tidak dapat menulis dan membaca aksara han. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana kemampuan mereka dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membacakan
aksara han dan objek yang akan diteliti oleh peneliti adalah anak – anak yang berusia 7 – 11 tahun dengan latar belakang pendidikan SD dan jumlah informan sebanyak 40 anak,
dikarenakan anak – anak yang berusia 7 – 11 tahun atau SD mereka masih belajar pada tahap pengenalan aksara han terbukti dengan adanya beberapa buku yang banyak terdapat teks
untuk melatih kemampuan mereka dalam membacakan aksara han contoh nya terdapat pada buku yang berjudul
小学华文 penerbit People’s Education Press, China 2007. Di dalam
buku tersebut banyak sekali terdapat teks – teks bacaan untuk menggenalkan aksara han pada anak usia 7 – 11 tahun dengan teks – teks tersebut anak – anak yang berusia 7 – 11 tahun
mereka melatih daya ingat mereka dalam membacakan aksara han. Tujuan dari analisis kemampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa di kota
medan adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membaca aksara han yang berusia 7 – 11 tahun dengan latar
belakang pendidikan SD. Untuk itu penelitian ini diberi judul Analisis Kemampuan Membaca Aksara han
Pada Etnis Tionghoa di Kota Medan Jalan Ternak Medan Polonia. 1.2
Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang tidak terarah, maka permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini hanya difokuskan pada data yang sesuai
dengan judul skripsi, yaitu; Analisis kemampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa di kota Medan. Penulis memfokuskan objek penelitian pada anak-anak yang berusia 7 – 11
tahun dengan latar belakang pendidikan SD, dengan adanya batasan usia pada objek yang akan diteliti maka peneliti akan lebih terarah dalam proses penyusunan skripsi ini, dan untuk
lebih terarah lagi peneliti akan memfokuskan meneliti tentang bagaimanakah kemampuan dan faktor ketidakmampuan mereka dalam membacakan aksara han . karena di dalam proses
belajar mengajar dan masalah itu merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan membacakan aksara han, dikarenakan anak –
anak masih harus menggingat bagaimana cara membacakan aksara han tersebut, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya.
Menurut Dasmiati, 1994:15 hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, faktor yang dapat menghambat atau
memberi pengaruh buruk terhadap belajar anak dapat diklasifikasikan menjadi 2 faktor yaitu faktor internal menyangkut seluruh diri pribadi dan faktor eksternal yang bersumber dari luar
individu. Suyatmi 1997:11 menjelaskan beberapa faktor penunjang kemampuan membaca , faktor internal meliputi kompetensi bahasa, minat, motivasi,konsentrasi,ketekunan, kesehatan
jasmani dan rohani. Kemampuan menetralkan titik kelemahan, memiliki latar belakang pengetahuan yang sesuai dan penguasaan kosa kata yang memadai serta kemampuan
memahami maksud bacaan secara cepat dan cermat. Faktor eksternal meliputi pengadaan buku – buku bacaan yang baik sesuai dengan kebutuhan,menarik dan menimbulkan
keasyikan dan harga yang terjangkau masyarakat luas, unsur – unsur dalam bacaan dan sifat- sifat lingkungan baca atau faktor keterbacaan, kondisi situasi lingkungan yang merangsang
kegemaran membaca, termasuk didalamnya pengadaan tempat belajar, suasana keluarga, sekolah, masyarakat sekitar,teman,dan guru.
1.3 Rumusan Masalah
Oleh karena itu, beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitan antara lain:
1. Bagaimanakah kemampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa anak – anak
usia 7 – 11 tahun di jalan Ternak kota madya Medan ? 2.
Apakah faktor ketidakmampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa anak – anak usia 7 – 11 tahun di jalan Ternak kota madya Medan ?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan kemampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa anak – anak usia 7 -11 tahun di jalan Ternak kota madya Medan
2. Mendeskripsikan faktor ketidakmampuan pada etnis tionghoa anak – anak usia 7-11 tahun dalam membacakan aksara han di jalan Ternak
kota madya Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian terdiri atas dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi kepada peneliti lain khususnya di bidang penelitian kemampuan berbahasa. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan
tentang pembelajaran bahasa mandarin terutama kualitas dalam
meningkatkan kemampuan membaca aksara han. 1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian tentang analisis kemampuan membaca aksara han pada etnis tionghoa di
jalan Ternak secara praktis diharapkan mampu memperkenalkan kepada kemajuan generasi muda agar mereka mampu membaca aksara han dengan baik dan benar, karena mampu
membacakan aksara han adalah kemampuan yang sangat luar biasa, dimana mereka harus menggingat semua aksara han agar mampu membacakan aksara han dengan baik dan benar,
selain mereka mampu membaca aksara han mereka juga mampu berbicara bahasa mandarin, dan memberikan maanfaat kepada peneliti selanjutnya untuk dijadikan bahan refensi
penelitian.
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI